Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PETROLOGI: BATUAN PIROKLASTIK DAN VULKANISME

Diajukan untuk memenuhi tugas petrologi

Imam Jafar Shodiq


270110150052
Kelas C

Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Jawa Barat
(022) 84288889

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulisan ucapkan atas kehadirat ALLAH.SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya,sholawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi
Muhamad SAW.yang telah menuntun umatnya kejalan yang di perintahkan dan merupakan
insan panutan umatnya di mana di dunia ini untuk kebahagiaan dunia dan akhirat sehingga
penulis tentunya dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul "MAKALAH PETROLOGI: BATUAN PIROKLASTIK DAN
VULKANISME"
Makalah ini penulis selesaikan untuk memenuhi format resmi untuk mengikuti ujian
praktikum petrologi,ada pun kekurangan dalam laporan ini penulis ucapkan mohon maaf
karena masih dalam tahap pembelajaran dan bimbingan dalam proses penyusunan laporan ini
tentunya penulis mendapatkan bimbingan dan arahan yang tentunya sangat beramanfaat bagi
selesainya laporan ini.
Demikian laporan ini penulis selesaikan semoga dapat bermanfaat untuk
pembelajaran kedepannya.

Imam Jafar Shodiq


27010150052

penyusun

Batuan Piroklastik dan Vulkanisme


1.1 Pengertian Vulkanisme
Vulkanisme diartikan sebagai semua bentuk manifestasi volkanik dan fenomena
fenomena yang menyertainya. Batuan beku volkanik (batuan beku effusif) menempati
permukaan yang sangat luas di benua serta di dasar samudra (kerak samudra, pematangan
tengah samudra). Studi tentang batuan ini meliputi analisis mineralogi dan kimia batuan
secara teliti, gas serta genesis dan evolusi magma yang menghasilkannya, dinamika
pergerakannya menuju permukaan atau didekat permukaan serta penyebarannya secara umum
di atas bumi.
1.2 Keterjadian Batuan Vulkanik
Lava adalah batuan volkanik yang berasal dari solidifikasi magma yang mengalir ke
permukaan, sedangkan batuan piroklastika merupakan batuan vulkanik yang disusun oleh
material-material pecahan hasil aktivitas letusan volkanik (explosive volcanic activity).
Terdapat dua macam endapan batuan piroklastika, yaitu:
a. Endapan jatuhan, terjadi bila material material piroklastika dierupsikan ke udara
dan jatuh kembali ke permukaan, kemudian menumpuk disekitar gunung api.
b. Aliran-aliran piroklastika, merupakan fragmen-fragmen padat dalam suatu matrix
fluaida (gas atau liquid) yang terbawa jauh dari gunung api.

(gambar 1.1 endapan jatuhan dan aliran piroklastika)

Seperti

halnya

dengan

lava,

endapan-endapan piroklastika tipe aliran


tersebut,

biasanya

terkonsentrasikan

disekitar lembah-lembah dan depresidepresi (cekungan) disekitar gunung api.


Batuan

vulkanik

yang

tidak

memiliki tekstur berbutir halus yang


uniform disebut porfiritik. Tekstur ini
berarti

bahwa

kristal-kristal

yang

berbutir lebih kasar tertanam dalam


massa dasar yang disusun oleh mineralmineral yang berbutir halus. Kristal yang
kasar disebut fenokris.
Tekstur

afanitik

terjadi

jika

batuan disusun oleh mineral mineral yang berbutir halus atau berukuran kurang dari 1mm.
Pada beberapa batuan individu-individu mineralnya hanya dapat dibedakan dengan bantuan
mikroskop.
Jika pendinginan lava berlangsung secara cepat, atom-atom hanya bisa bergerak
dalam jarak yang dekat. Sehingga atom-atom tersebut hanya membentu kristal-kristal yang
kecil, selanjutnya apabila pendinginan lavatersebut terjadi dalam waktu yang sangat cepat,
individu atom-atom hanya mendingin di tempat sehingga membentuk gelas dan hasilnya
berupa obsidian yang mempunyai tekstur glassy.

(Gambar 1.2 tekstur batuan)


Berdasarkan Granulitas, tekstur batuan beku terbagi menjadi :

1.

Tekstur Faneritik

Tersusun atas kristal besar yang dapat dilihat dengan mata dengan atau tanpa

loup/mikroskop binokuler.

Umumnya berukuran mm sampai beberapa cm.

Terbentuk akibat pendinginan magma lambat di bawah permukaan bumi.

2.

Tekstur Porfiritik
Tersusun atas paling sedikit 2 mineral dimana ukuran kristalnya berbeda. Ukuran yang

besar disebut fenokris, sedangkan yang kecil disebut massadasar.

Tekstur ini terjadi 2 tahap pendinginan; satu di kedalaman dimana yang lebih besar

terbentuk terlebih dahulu sementara yang kedua terbentuk dekat permukaan.


3.

Tekstur Afanitik
Tersusun atas kristal- kristal berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata

dengan atau tanpa lensa. Ukuran kristal < 1/2 mm


.

Tektur ini hasil dari pendinginan magma yang cepat dalam lingkungan volkanik

maupun hipabisal.
Tekstur glassy (non kristalin).

Tekstur ini hasil pendinginan yang sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk

kristal.

Terjadi ketika magma atau lava kontak dengan cepat dengan material material dekat

permukaan bumi.

Material dengan komposisi gelas semuanya dikenal dengan nama obsidian

Menurut Rosenbusch (1877-1976)


a) Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Terjadinya :

Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.

Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.

Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang
(1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan
vulkanik.

b) Klasifikasi Kandungan Mineral, Kandungan Silika dan Tekstur :


Tabel rosenbusch digunakan dalam melakukan pendeterminasian batuan beku.
Tabel Rosenbusch berisi tentang komposisi mineral pada batuan beku yang kemudian
dihubungkan dengan tekstur pada batuan beku. Dengan mencocokan takstur batuan dan
mineral penyusun batuan yang sedang diuji dengan data-data yang terdapat pada tabel
rosenbusch maka kita dapat dengan mudah mendeterminasikan batuan beku.

Struktur Batuan Beku


Struktur yang dimaksud adalah struktur primer, yang terjadi saat terbentuknya batuan
beku tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan
(dimensinya sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga dalam hand specimen.
Berikut struktur-struktur yang berhubungan dengan aliran magma,
Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau
memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
Segregasi: struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang
mengakibatkan

perbedaan

komposisi

mineral

dengan

batuan

induknya.

Lava bantal: struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi dengan
lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas cembung dan
bagian bawah cekung.

(Gambar 1.3 lava bantal)

Dan berikut struktur-struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma.

-Vesikuler: lubang-lubang
batuan

beku

-Amigdaloidal:

bekas

gas

lubang

bekas

pada

(lava).
lubang-

gas

pada batuan beku (lava),

yang telah diisi oleh

mineral sekunder, seperti

zeolit, kalsit, kuarsa.

-Kekar

berbentuk

kolom:

kekar

arah

tiang

dimana sumbunya tegak

lurus

aliran.

-Kekar berlembar: kekar

berbentuk lembaran,

biasanya pada tepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban, atau pada lava.

Batuan Piroklastik
2.1 Pengertian Batuan Piroklastik
Batuan Piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh serangkaian
proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi. Material penyusun tersebut terendapkan
dan terbatukan/terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi (reworked) oleh air atau es
(William, 1982). Pada kegiatannya batuan hasil kegiatan gunungapi dapat berupa aliran lava
sebagaimana diklasifikasikan dalam batuan beku atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari
material yang bersifat padat, cair ataupun gas yang terdapat dalam perut gunung.
2.2 Struktur Batuan Piroklastik
Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik mempunyai struktur vesikuler,
scoria dan amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan keudara dan kemudia terendapkan dalam
kondisi masih panas, berkecenderungan mengalami pengelasa antara klastika satu dengan lainnya.
Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur Batuan Piroklastik yang lain adalah
1.

Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam.

2.

Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm.

3.

Berlapis : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan lebih dari 1 cm.

2.3 Struktur Batuan Piroklastik

Cara pendiskripsian tekstur batuan piroklastik hampir sama dengan batuan sedimen klastik,
tetapi yang membedakan adalah Ukuran Butir yang disesuaikan untuk mencari nama batuan
piroklastik tersebut.
1.

Ukuran Butir Pada Piroklastik

Tabel . Ukuran Butir Pada Batuan Piroklastik


Ukuran Butir

Nama Klastika Pijarnya

Keterangan
Membulat

Bom
256 64 mm
Blok
64 2 mm

Meruncing

Lapilus
Kasar

2 0,04 mm

Debu
Halus

Ukuran butir pada piroklastika tersebut merupakan salah satu criteria untuk menamai batuan
piroklastik tanpa mempertimbangkan cara terjadi endapan piroklastik tersebut. Adatiga cara kejadian
endapan piroklastik:
Piroklastik jatuhan adalah : Pengendapan yang dikarenakan gaya beratnya dikenal dengan. Jenis
piroklastik ini biasanya terjadi disetiap gunung api. Struktur dan teksturnya menyerupai batuan
endapan.
Piroklastik aliran dan piroklastik hembusan adalah : kelompok piroklastik yang lain adalah.
2.

Derajat pembundaran
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi butiran pada batuan

sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi menjadi :


a.

Membundar sempurna (well rounded), hampir semua permukaan cembung.

b.

Membundar (rounded), pada umumnya memiliki permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi

butiran cekung.

c. Agak membundar (subrounded), permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang


memmbundar.
d.

Agak menyudut (subangular), permukaan datar dengan ujung-ujung yang tajam.

e.

Menyudut (angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung butir runcing dan tajam.

3.

Derajat Pemilahan (Sortasi)

Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan endapan / sedimen. Dalam
pemilahan dipergunakan pengelompokan sebagai berikut :
a.

Terpilah baik (well sorted). Kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar butir yang seragam

pada semua komponen batuan sedimen.


b.

Terpilah buruk (poorly sorted). Merupakan kenampakan pada batuan sedimen yang memiliki

besar butir yang beragam dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah.
c.

Selain dua pengelompokan tersebut adakalanya seorang peneliti menggunakan pemilahan sedang

untuk mewakili kenampakan yang agak seragam.


4.

Kemas (Fabric)

Kemas terbuka : Butiran tidak saling bersentuhan

Kemas tertutup : Butiran saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.

2.4 Komposisi Batuan Piroklastik


Komposisi batuan piroklastik dibadi menjadi empat bagian yaitu menurut kandungan :
Mineral-mineral sialis, Mineral ferromagnesian, Mineral tambahan, dan Mineral ubahan.
1.
a.

Mineral-mineral Sialis, Mineral-mineral sialis terdiri dari :


Kuarsa (SiO2), ditemukan hanya pada batuan gunung api yang kaya kandungan silica atau

bersifat asam.
b.
c.

Feldspar, baik alkali maupun kalsium feldspar (Ca).


Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang tejadi jika kondisi larutan magma dalam

keadaan tidak atau kurang jenuh silica.

2.

Mineral Ferromagnesian, Merupakan kelompok mineral yang kaya kandungan Fedan Mg silikat

yang kadang-kadang disusul oleh Ca silikat. Mineral tersebut hadir berupa kelompok mineral :
a.

Piroksen, mineral penting dalam batuan gunung api.

b.

Olivine, merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan miskin silica.

c.

Hornblende, biasanya hadir dalam andesit.

d.

Biotit, merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan volkanik berkomposisi intermediet

hingga asam.
3.

Mineral Tambahan, Yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit. Keduanya merupakan

mineral bijih. Selain itu sering kali didapati mineral senyawa sulfide atau sulfur murni.
4.

Mineral Ubahan, Dalam batuan piroklastik mineral ubahan seringkali muncul saat batuan

terlapukan atau terkena alterasi hdrotermal. Mineral tersebut seperti : Klorit, epidot, serisit, limonit,
montmorilonit, lempung, dan kalsit.
Tabel . Komposisi mineral batuan piriklastik
Ukuran

Butir

Bentuk Butir

Nama Klastika

Nama Endapan Piroklastik

(mm)
Belum Terbatukan

Terbatukan

Aglomerat

Membulat

Bom

Tepra bom

Runcing

Blok

Tepra blok

Lapilus

Tepra lapili

Batu lapili

Debu kasar

Debu kasar

Tuff kasar

Debu halus

Debu halus

Tuff halus

64 256

2 64

Breksi
piroklastik

0,04 2

Daftar Pustaka
1. Carlson, Plumer,et al. 2011. Physycal Geology : Earth Revealed, Ninth Edition. New York:
The McGraw Hill Companies, Inc.
2. Pimkin,B.W., Trent, D.D.,Monroe, J.S. dan Wicander. 2001, Exploring Geology., Thomson
Learning 560p.
3. Smith,G.A dan Pun, A., 2006 How Does Earth Work, Physical Geology and The Process of
Science. ,Pearson Preniice Hall,640p.
4. www.britannica.com/science/igneous-rock [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
5. www.petroclanlaboratory.weebly.com/pyroclastic-rocks.htm l [Diakses pada tanggal 5 April
2016]
6. www.britannica.com/science/petrology [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
7. https://lithosphere.univie.ac.at/petrology/ [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
8. www.science.marshall.edu/elshazly/Igmet.htm [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
9. https://plengdut/petrology/ [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
10. http://geologypage/igneous-rock/ [Diakses pada tanggal 5 April 2016]

Anda mungkin juga menyukai