Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Jawa Barat
(022) 84288889
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulisan ucapkan atas kehadirat ALLAH.SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya,sholawat serta salam penulis ucapkan kepada junjungan Nabi
Muhamad SAW.yang telah menuntun umatnya kejalan yang di perintahkan dan merupakan
insan panutan umatnya di mana di dunia ini untuk kebahagiaan dunia dan akhirat sehingga
penulis tentunya dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul "MAKALAH PETROLOGI: BATUAN PIROKLASTIK DAN
VULKANISME"
Makalah ini penulis selesaikan untuk memenuhi format resmi untuk mengikuti ujian
praktikum petrologi,ada pun kekurangan dalam laporan ini penulis ucapkan mohon maaf
karena masih dalam tahap pembelajaran dan bimbingan dalam proses penyusunan laporan ini
tentunya penulis mendapatkan bimbingan dan arahan yang tentunya sangat beramanfaat bagi
selesainya laporan ini.
Demikian laporan ini penulis selesaikan semoga dapat bermanfaat untuk
pembelajaran kedepannya.
penyusun
Seperti
halnya
dengan
lava,
biasanya
terkonsentrasikan
vulkanik
yang
tidak
bahwa
kristal-kristal
yang
afanitik
terjadi
jika
batuan disusun oleh mineral mineral yang berbutir halus atau berukuran kurang dari 1mm.
Pada beberapa batuan individu-individu mineralnya hanya dapat dibedakan dengan bantuan
mikroskop.
Jika pendinginan lava berlangsung secara cepat, atom-atom hanya bisa bergerak
dalam jarak yang dekat. Sehingga atom-atom tersebut hanya membentu kristal-kristal yang
kecil, selanjutnya apabila pendinginan lavatersebut terjadi dalam waktu yang sangat cepat,
individu atom-atom hanya mendingin di tempat sehingga membentuk gelas dan hasilnya
berupa obsidian yang mempunyai tekstur glassy.
1.
Tekstur Faneritik
Tersusun atas kristal besar yang dapat dilihat dengan mata dengan atau tanpa
loup/mikroskop binokuler.
2.
Tekstur Porfiritik
Tersusun atas paling sedikit 2 mineral dimana ukuran kristalnya berbeda. Ukuran yang
Tekstur ini terjadi 2 tahap pendinginan; satu di kedalaman dimana yang lebih besar
Tekstur Afanitik
Tersusun atas kristal- kristal berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
Tektur ini hasil dari pendinginan magma yang cepat dalam lingkungan volkanik
maupun hipabisal.
Tekstur glassy (non kristalin).
Tekstur ini hasil pendinginan yang sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk
kristal.
Terjadi ketika magma atau lava kontak dengan cepat dengan material material dekat
permukaan bumi.
Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang
(1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan
vulkanik.
perbedaan
komposisi
mineral
dengan
batuan
induknya.
Lava bantal: struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi dengan
lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas cembung dan
bagian bawah cekung.
-Vesikuler: lubang-lubang
batuan
beku
-Amigdaloidal:
bekas
gas
lubang
bekas
pada
(lava).
lubang-
gas
-Kekar
berbentuk
kolom:
kekar
arah
tiang
lurus
aliran.
berbentuk lembaran,
biasanya pada tepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban, atau pada lava.
Batuan Piroklastik
2.1 Pengertian Batuan Piroklastik
Batuan Piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh serangkaian
proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi. Material penyusun tersebut terendapkan
dan terbatukan/terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi (reworked) oleh air atau es
(William, 1982). Pada kegiatannya batuan hasil kegiatan gunungapi dapat berupa aliran lava
sebagaimana diklasifikasikan dalam batuan beku atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari
material yang bersifat padat, cair ataupun gas yang terdapat dalam perut gunung.
2.2 Struktur Batuan Piroklastik
Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik mempunyai struktur vesikuler,
scoria dan amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan keudara dan kemudia terendapkan dalam
kondisi masih panas, berkecenderungan mengalami pengelasa antara klastika satu dengan lainnya.
Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau welded. Struktur Batuan Piroklastik yang lain adalah
1.
2.
Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm.
3.
Berlapis : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan lebih dari 1 cm.
Cara pendiskripsian tekstur batuan piroklastik hampir sama dengan batuan sedimen klastik,
tetapi yang membedakan adalah Ukuran Butir yang disesuaikan untuk mencari nama batuan
piroklastik tersebut.
1.
Keterangan
Membulat
Bom
256 64 mm
Blok
64 2 mm
Meruncing
Lapilus
Kasar
2 0,04 mm
Debu
Halus
Ukuran butir pada piroklastika tersebut merupakan salah satu criteria untuk menamai batuan
piroklastik tanpa mempertimbangkan cara terjadi endapan piroklastik tersebut. Adatiga cara kejadian
endapan piroklastik:
Piroklastik jatuhan adalah : Pengendapan yang dikarenakan gaya beratnya dikenal dengan. Jenis
piroklastik ini biasanya terjadi disetiap gunung api. Struktur dan teksturnya menyerupai batuan
endapan.
Piroklastik aliran dan piroklastik hembusan adalah : kelompok piroklastik yang lain adalah.
2.
Derajat pembundaran
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi butiran pada batuan
b.
Membundar (rounded), pada umumnya memiliki permukaan bundar, ujung-ujung dan tepi
butiran cekung.
e.
Menyudut (angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung butir runcing dan tajam.
3.
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan endapan / sedimen. Dalam
pemilahan dipergunakan pengelompokan sebagai berikut :
a.
Terpilah baik (well sorted). Kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar butir yang seragam
Terpilah buruk (poorly sorted). Merupakan kenampakan pada batuan sedimen yang memiliki
besar butir yang beragam dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah.
c.
Selain dua pengelompokan tersebut adakalanya seorang peneliti menggunakan pemilahan sedang
Kemas (Fabric)
bersifat asam.
b.
c.
2.
Mineral Ferromagnesian, Merupakan kelompok mineral yang kaya kandungan Fedan Mg silikat
yang kadang-kadang disusul oleh Ca silikat. Mineral tersebut hadir berupa kelompok mineral :
a.
b.
Olivine, merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan miskin silica.
c.
d.
Biotit, merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan volkanik berkomposisi intermediet
hingga asam.
3.
Mineral Tambahan, Yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit. Keduanya merupakan
mineral bijih. Selain itu sering kali didapati mineral senyawa sulfide atau sulfur murni.
4.
Mineral Ubahan, Dalam batuan piroklastik mineral ubahan seringkali muncul saat batuan
terlapukan atau terkena alterasi hdrotermal. Mineral tersebut seperti : Klorit, epidot, serisit, limonit,
montmorilonit, lempung, dan kalsit.
Tabel . Komposisi mineral batuan piriklastik
Ukuran
Butir
Bentuk Butir
Nama Klastika
(mm)
Belum Terbatukan
Terbatukan
Aglomerat
Membulat
Bom
Tepra bom
Runcing
Blok
Tepra blok
Lapilus
Tepra lapili
Batu lapili
Debu kasar
Debu kasar
Tuff kasar
Debu halus
Debu halus
Tuff halus
64 256
2 64
Breksi
piroklastik
0,04 2
Daftar Pustaka
1. Carlson, Plumer,et al. 2011. Physycal Geology : Earth Revealed, Ninth Edition. New York:
The McGraw Hill Companies, Inc.
2. Pimkin,B.W., Trent, D.D.,Monroe, J.S. dan Wicander. 2001, Exploring Geology., Thomson
Learning 560p.
3. Smith,G.A dan Pun, A., 2006 How Does Earth Work, Physical Geology and The Process of
Science. ,Pearson Preniice Hall,640p.
4. www.britannica.com/science/igneous-rock [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
5. www.petroclanlaboratory.weebly.com/pyroclastic-rocks.htm l [Diakses pada tanggal 5 April
2016]
6. www.britannica.com/science/petrology [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
7. https://lithosphere.univie.ac.at/petrology/ [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
8. www.science.marshall.edu/elshazly/Igmet.htm [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
9. https://plengdut/petrology/ [Diakses pada tanggal 5 April 2016]
10. http://geologypage/igneous-rock/ [Diakses pada tanggal 5 April 2016]