Anda di halaman 1dari 9

M-I

PREPARASI

1.1 Pembuatan Sampel Semen


1.1.1 Tujuan
Tujuan dari preparasi (persiapan) sampel berupa pembuatan sampel
semen adalah pembuatan sampel yang akan digunakan untuk pengujian
selanjutnya. Sampel yang akan digunakan merupakan cetakan semen berbentuk
silinder dengan diameter dan ukuran sampel yang berbeda-beda,diantaranya:
1. Sampel A (kecil) = 4,9 cm
2. Sampel B (sedang) = 6,2 cm

1.2 Landasan Teori


1.2.1 Pengertian
Teknik preparasi adalah bagian dari proses analisis yang sangat penting,
dikarenakan preparasi merupakan proses yang dilakukan untuk menyiapkan
sampel sehingga siap untuk dianalisis dengan menggunaka instrumen yang
sesuai. Secara umum proses analisis ini memiliki minimal 5 proses yang sesuai
dengan standar yang ada, diantaranya sampling, preservasi data, preparasi
sampel, analisis, dan interpretasi data. jika proses kurang maka akan merusak
hasil analisi atau akan dihasilkan data analisis yang tidak vaild. Teknik preparasi
sampel ini dilakukan untuk memisahkan material dari matriks sample yang sangat
kompleks, sehingga diperoleh material dengan konsentrasi yang sangat tinggi, dan
mengubah material lain yang dapat dianalisis dengan instrumentasi yang tersedia.
1.2.2 Bentuk Preparasi Sampel
Ada beberapa contoh bentuk preparasi sample diantaranya:
1. Proses penggerusan merupakan cara untuk mendapatkan sample yang
homogen dan mudah dilarutkan. Terlebih bila sample adalah padatan yang
memiliki ukuran besar.
2. Pelarutan,Sample yang berupa padatan dilarutkan dengan pelarut
tertentu sesuai dengan sifat kelarutan sample.

MI - 1
MI- 2

3. Pengenceran,Penggunaan instrument seperti spektrofotometer, HPLC,


dan GC membutuhkan konsentrasi sample yang kecil untuk pemeriksaan. Oleh
karena itu, pengenceran dilakukan dilakukan menggunakan pelarut hingga
didapatkan konsentrasi yang dapat terbaca oleh instrument.
4. Penambahan pereaksi,Asam lemak berantai panjang tentunya lebih sulit
dianalisis dengan kromatografi gas (GC) karena titik didihnya relatif tinggi. Untuk
menurunkan titik didihnya maka asam lemak tersebut direaksikan dengan alkohol
(metanol atau etanol) sehingga terbentuk metil ester atau etil ester yang titik
didihnya lebih rendah.
5. Penyaringan,Pada pengukuran menggunakan instrument dibutuhkan
sample yang bebas noise agar tidak mempengaruhi data analisis. Oleh karena itu
filtrasi digunakan bertujuan pemurnian dengan menghilangkan pengotor pada
sample.
1.2.3 Tahapan Pengerjaan Preparasi
Tahap-tahap preparasi sample adalah sebagai berikut :
1. Pengeringan udara/Air Drying, Pengeringan udara pada gross sample
dilakukan jika sample tersebut terlalu basah untuk diproses tanpa menghilangnya
moisture atau yang menyebabkan timbulnya kesulitan pada crusher atau mill.
Pengeringan udara dilakukan pada suhu ambient sampai suhu maksimum yang
dapat diterima yaitu 400C. Waktu yang diperlukan untuk pengeringan ini bervariasi
tergantung dari tipical batubara yang akan dipreparasi, hanya prinsipnya batubara
dijaga agar tidak mengalami oksidasi saat pengeringan.
2. Pengecilan ukuran butir, Pengecilan ukuran butir adalah proses
pengurangan ukuran atas sample tanpa menyebabkan perubahan apapun pada
massa sample. Contoh alat mekanis untuk melakukan pengecilan ukuran butir
adalah : Jaw Crusher, Rolls Crusher, Swing Hammer Mills.
Jaw Crusher atau Roll Crusher biasa digunakan untuk mengurangi ukuran
butir dari 50 mm sampai 11,2 mm; 4,75 mm atau 2,36 mm. Roll Crusher lebih
direkomendasikan untuk jumlah/massa sample yang besar. Swing Hammer Mill
digunakan untuk menggerus sample sampai ukuran 0,2 mm yang akan digunakan
untuk sample yang akan dianalisa di Laboratorium.
3. Mixing atau Pencampuran, Mixing / pencampuran adalah proses
pengadukan sample agar diperoleh sample yang homogen. Pencampuran dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
MI - 3

a. Metode manual ; menggunakan riffle atau dengan membentuk dan


membentuk kembali timbunan berbentuk kerucut
b. Metode Mekanis : menggunakan Alat Rotary Sample Divider (RSD)
4. Pembagian atau Dividing, Proses untuk mendapatkan sample yang
representatif dari gross sample tanpa memperkecil ukuran butir. Sebagai aturan
umum, pengurangan sample ini harus dilakukan dengan melakukan pembagian
sample. Pembagian dilakukan dengan metode manual (riffling atau metode
increment manual) dan metode mekanis (Rotary Sample Divider).

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Alat
1. Paralon Plastik
2. Ember
3. Sendok semen
4. Tali rapia
5. Jangka sorong
6. Cutting Machine

Sumber : Dokumentasi Praktikum Geomekanika,2018


Foto 1.1
Cutting Machine
7. Alat uji kerataan
MI - 4

Sumber : Dokumentasi Praktikum Geomekanika,2018


Foto 1.2
Alat Uji Kerataan

1.3.2 Bahan
1. Semen
2. Pasir
3. Air.

1.4 Prosedur
1.4.1 Pembuatan Sampel Semen
1. Siapkan paralon yang telah disediakan untuk masing-masing ukuran.
2. Mencampur semen dengan pasir dan air untuk membuat adonan semen.
3. Masukan adonan semen tersebut kedalam peralon sesuai ukuran dan
perbandingan komposisi semennya.
4. Diamkan 2 hari untuk selanjutnya dikeluarkan dari cetakan paralon

1.4.2 Pemotongan Sampel Semen


1. Core diletakan horizontal disesuaikan dengan alat yang ada pada setting
mesin.
2. Kemudian batuan dijepit sehingga ketika melakukan pemotongan core
silinder tidak bergerak.
3. Air dialirkan dengan debit yang konstan sesuai dengan jenis batuan yang
akan dipotong.
2. Dapatkan cutting edge dengan batuan secara perlahan-lahan serta
memperhatikan kemajuan edge dalam pemotongan specimen.
MI - 5

Sumber : Dokumentasi Praktikum Geomekanika,2018


Foto 1.3
Proses Pemotongan Sampel

3. Perhatikan kondisi pemotongan sampai sampel yang akan diambil


sesuai dengan ukuran yang sesuai untuk pengujian
1.4.3 Pengukuran Kerataan Sampel
1. Sampel diletakan horizontal disesuaikan dengan bentuk letak roda-roda
yang ada pada alat tersebut.
2. Kemudian sampel dihimpitkan dengan panel kerataan yang ada dekat
dial gauge.

Sumber : Dokumentasi Praktikum Geomekanika,2018


Foto 1.4
Pengujian Kerataan Sampel

3. Perhatikan angka yang ditunjukan dengan dial gauge, kemudian setel


gauge sehingga menunjukan angka 0.
4. Putar sampel sedikit demi sedikit dan perhatikan perubahan kerataanya
dilihat dari perubahan jarum gauge.
5. Syarat utama, jangan sampai dial gauge melebihi satu putaran atau
kemiringan sampel melebihi 1 mm.
6. Jika uji kerataan diperoleh nilai melebihi dari 2 mm atau lebih, maka
dilakukan perataan dengan diampelas atau dihaluskan menggunakan
mesin grinding jika terlalu besar dilakukan pemotongan ulang.
7. Lakukan prosedur 1 hingga 6 sampai didapatkan kerataan sampel
maksimal kurang dari 1 mm.
1.4.4 Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel
1. Lakukan pengukuran panjang sampel sebanyak 3 kali pengukuran untuk
pada 3 posisi yang berbeda untuk setiap sampel.
2. Kemudian lakukan pengukuran diameter sampel, minimal 3 kali
pengukuran setiap ujungnya.
3. Hasil pengukuran dilihat kembali, jika ada yang melebihi dari ukuran yang
diizinkan, maka dilakukan pemotongan kembali atau cukup diampelas jika
hanya sedikit.

1.5 Rumus yang Digunakan


1. Kuat tekan, kuat geser, triaxsial
t = 2 x diameter.........................(1)

2. Point load, kuat Tarik


𝟏
t = 𝟐 x diameter...........…..........(2)

1.6 Data Hasil Percobaan


Tabel 1
Data sampel awal uji UCS
NO Jenis Ukuran
D (cm) T (cm)
1 Semen 7,1 14,2
2 Agregat 6,7 13,4
3 Triaksial 5,4 10,8
Sumber : Hasil Pengolahan data Praktikum Geomekanika Kel.3 Shift II, 2018
MI - 6

Tabel 2
Data sampel Uji awal KTTL
Ukuran
No Jenis D (cm) T (cm)

1 Sampel 7,3 3,65


Sumber : Hasil Pengolahan data Praktikum Geomekanika Kel.3 Shift II, 2018

1.7 Pengolahan Data


1. Hasil pengolahan berdasarkan rumus-rumus yang digunakan :
7 cm + 7,3cm + 7cm
a. Semen : D= = 7,1 cm
3

T = 7,1 cm x 2 = 14,2 cm

7,4 cm+7,2 cm+7,3 cm


b. KTTL : D= = 7,3 cm
3

1.8 Analisa
Proses preparasi merupakan proses atau tahapan persiapan dalam
pengujian sampel,dalam proses preparasi ini mempunyai tujuan agar sampel yang
digunakan dalam pengujian presentatif dan sampel dapat digunakan sesuai
dengan dimensi alat uji yang akan dilakukan.
Pada preparasi ini sampel yang digunakan merupakan sampel campuran
semen dengan material lain dan sampel yang merupakan sampel semen tanpa
campuran material lain.
Dalam pengujian juga mempunyai syarat uji contohnya dalam pengujian
sifat mekanik harus memiliki tinggi dua kali dari diameter hal ini bertujuan agar saat
diberikan tekanan sampel tidak mudah rusak atau hancur.
Setelah proses pemotongan sampel bagian sampel yang tidak rata harus
dilakukan perataan dengan cara pengamplasan, agar saat pengujian tekanan
pada permukaan sampel merata pada dua ujung sampel tersebut.

1.9 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktikum preparasi dapat disimpulkan bahwa
preparasi adalah proses penyiapan sampel sebelum dilakukan pengujian,hal ini
bertujuan agar sampel sesuai dengan standar atau syarat sampel pengujian dan
ukuran sampel dapat disesuaikan dengan ukuran mesin pengujian.
MI - 7

Dalam kegiatan preparasi ini dilakukan beberapa proses yaitu, pembuatan


sampel, pemotongan sampel, perataan ujung sampel dan pengukuran sampel.
didapatkan diameter sampel semen (UCS) yaitu 7,1 cm dengan tinggi 14,2 cm,
sampel Agregat (UCS) dengan diameter 6,7 cm dan tinggi 13,4 cm, untuk sampel
Triaksial (UCS) dengan diameter 5,4 cm dan tinggi 10,8 cm dan untuk sampel uji
KTTL dengan diameter 7,3 cm dan tinggi 3,65 cm. dengan rata-rata diameter
sampel UCS yaitu 7,1 cm dan tinggi 14,2 cm. Sedangkan untuk sampel uji KTTL
rata-rata mempunyai diameter 7,3 cm.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad,istiwa, 2016, "Preparasi" istiwaahmad.blogspot.co.id. Diakses pada


tanggal 17 Februari 2018 pukul 22.30 WIB.

2. Eka,setiawan. 2012. "Teknik Preparasi" http://Ekaseti.blogspot.co.id. Diakses


pada tanggal 17 Februari 2018 pukul 23.12 WIB.

3. Rai,Made.Astawa.dkk. 2011. "Mekanika Batuan" . Bandung:Laboratorium


Geomekanika dan Peralatan Tambang ITB.

Anda mungkin juga menyukai