KOMINUSI
1.1 Tujuan
Memperkecil ukuran bahan baku atau bahan galian yang berbentuk
bongkah, sehingga bisa dilakukan pemisahan dengan alat-alat pengolahan pada
ukuran tertentu.
1.2 Landasan Teori
1.2.1 Pengertian
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian
menjadi lebih kecil,hal ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan
galian tersebut dari mineral pengotor yang melekat bersamanya. Kominusi
merupakan tahap awal dalam proses pengolahan bahan galian. Proses kominusi
ini dilakukan untuk tujuan melepaskan bijih atau mineral berharga dari
pengotornya, menghasilkan ukuran dan bentuk sesuai kebutuhan, memperluas
permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain. Kominusi
terdiri dari tiga tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing dan fine
crushing.
A. Primary Crushing
Primary crushing merupakan tahap pertama dalam penghancuran agar
dapat mendapatkan memperkecil bongkah menjadi 10 cm/ 4 inchi. Alat yang
digunakan pada tahap pertama yaitu, Jaw crusher, Gyratory crusher.
B. Secondary Crushing
Secondary Crushing merupakan tahap lanjutan dari proses penghancuran.
Pada tahapan ini pengecilan ukuran bijih menjadi 0,5 inchi dengan menggunakan
alat-alat seperti, Jaw crusher (kecil), Gyratory crusher (kecil), dan Cone crusher.
C. Fine Crushing
Fine crushing merupakan tahap selanjutnya yang bertujuan memperhalus
/menggerus bijih agar lebih halus. Alat yang digunakan adalah Grinding Mill, Rolls,
Dry Ball Mills, Disc Mills dan Ring Mills.
Sumber : ardra.biz,2010
Gambar 1
Diagram Operasi Kominusi
Sumber : Kingsoncrusher,2012
Foto 2
Jaw Crusher
2. Cone Crusher
Cone Crusher cocok untuk menghancurkan berbagai macam bijih dan batu
dengan kekerasan menengah. Hal ini merupakan keunggulan yang dapat
diandalkan konstruksi, produktivitas yang tinggi, penyesuaian yang mudah dan
kurang biaya operasi. Cone Crusher masih digunakan untuk proses penghancuran
atau crushing. Alat ini merupakan pengembangan dari Gyratory Crusher.
Spesifikasi dari Cone Crusher yaitu :
Baik digunakan sebagai alat penghancur sekunder (secondary crusher)
Ukuran umpan: 0.8 -14.3 inch
Ukuran produk antara 0.5 inch - 20 mesh (0,033 inch)
Ukuran standard Cone Crushers : Table 20-12 dan 20-13, Perry 7th ed.
Sumber : ShanghaiMinggong,2010
Foto 3
Cone Crusher
3. Ball Mill
Ball mill merupakan alat yang paling sangat dibutuhkan untuk hasil yang
maksimal dalam kategori penghancuran tingkat halus karena mesin grinding ball
mill ini menggunakan teknologi Balls ( bola – bola ) yang di rancang sehingga
memiliki luas permukaan per unit lebih dari rod untuk menghasilkan bahan baku
material yang lebih halus. Prinsip kerja Ball mill adalah memutarkan tabung berisi
dengan peluru besi seperti bola – bola yang sudah diisikan di dalam mesin grinding
tersebut terbuat dari baja. Proses penghaluskan terjadi karena mesin grinding
yang berputar sehingga ball di dalamnya ikut menggelinding, menggerus dan
menggiling seluruh material di dalam grinding sampai halus.
Sumber : feedmasternfs,2011
Foto 4
Ball Mill
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
a. Mesin screen
b. Screen (6, 8, 12, 16, 18, 20, 35, 40, 70 mesh)
c. Timbangan
d. Sendok
e. Nampan
f. Kantong plastik
g. Penggaris
h. Splitter
i. Jaw crusher
j. Cone crusher
k. Double roll mill
l. Disk mill
m. Ball mill
n. Rod mill
1.3.2 Bahan
a. Batu gamping ukuran ± 10 cm.
1.4 Prosedur
1. Ukur dengan jangka sorong ukuran umpan (batugamping).
2. Hidupkan motor jaw crusher dan masukkan batu gamping satu per satu ke
dalam feeder.
3. Selesai pengumpanan matikan motor jaw crusher.
4. Produkta jaw crusher dikumpulkan ke nampan dan ukur dimensinya
dengan jangka sorong.
5. Hidupkan motor Impact crusher dan masukkan umpan sedikit demi sedikit
ke dalam feeder.
6. selesai pengumpanan matikan motornya, dan hitung ukuran produkta
Impact crusher tersebut dengan jangka sorong.
7. Hidupkan motor Ball mill dan masukkan umpan sedikit demi sedikit ke
dalam feeder.
8. Selesai pengumpanan matikan motornya, dan hitung berapa ukuran
produkta Ball mill dengan screen.
9. Hasil produkta yang dihasilkan di ball mill tuangkan ke nampang screen
kemudian sheive Shaker diletakan dikunci kemudian dinyalakan alatnya
10. Hitung berat setiap mesh setelah mengalami penggunaan alat sheive
shaker
11. Hitung Reduction Ratio untuk masing-masing alat.
𝑉 𝑓𝑒𝑒𝑑
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑉 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑎
DAFTAR PUSTAKA