SHAKING TABLE
7.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum Shaking Table ini yaitu :
1. Untuk memisahkan suatu mineral berharga dengan pengotornya
berdasarkan dari perbedaan berat jenis dengan menggunakan alat
Shaking Table.
2. Untuk menentukan nilai recovery mineral berharga menggunakan alat
Shaking Table.
3. Untuk menentukan data dari ratio of concetration pada suatu mineral
berharga menggunakan alat Shaking Table.
Sumber : Riyandi,2012
Foto 7.1
Shaking Table
M VII - 1
M VII - 2
Pada alat shaking table sendiri memiliki tiga gaya yang dihasilkan oleh
partikel – partikel yang bergerak, dimana gaya – gaya tersebut ialah sebagai
berikut ini :
1. Gaya gravitasi.
Gaya gravitasi akan mempengaruhi pergerakan suatu partikel karena
adanya suatu berat jenis dari suatu material. Material yang memiliki berat
jenis yang lebih berat akan tertahan pada meja terdekat atau lubang yang
berada disisi dalam, sedangkan yang memiliki berat jenis lebih ringan
akan terlempar menuju keluar dari mejanya.
2. Gaya dorong yang disebabkan oleh air yang merupakan gaya yang
berfungsi untuk menggerakan suatu material.
3. Gaya gesek partikel karena bersentuhan dengan alas dari alat shaking
table. alas dari shaking table akan mempengaruhi dari suatu gesekan
antara material dengan alasnya, semakin kasar alasnya maka akan besar
juga pengaruh gaya gesek yang dihasilkan, maka dari hal tersebut pula
akan menghasilkan konsentrat yang lebih baik.
Sumber : Riyandi,2012
Gambar 7.2
Bagian-bagian alat Shaking Table
Pada shaking table atau meja goyang didalam proses pemisahannya,
pemisahan mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh
headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water. Mineral berat
karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar
kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran halus
akan terlempar kesamping lebih jauh disbanding dengan mineral yang berukuran
MMVIIVII- 2- 3
kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh
dari pada mineral berat berukran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja
akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan mineral
berat dan ringan. pemasangan riffle sendiri dilakukan untuk membentuk
turbulensi pada aliran sehingga material yang ringan memiliki kesempatan
berada pada bagian atas dan material yang berat berada pada bagian bawah.
Shaking table sendiri merupakan suatu pengembangan yang berasal dari
flowing film concentration yang mana pada shaking table disini di tambahkan dua
macam batuan mekanis yaitu pergerakan bolak – balik yang memiliki arah
searah ataupun juga tegak lurus kepada aliran cairan pada bidang horizontalnya
yang mana gerakan maju yang cepat tiba – tiba tertahan dan lalu mundur yang
mengakibatkan material – material tertahan di bagian atas meja, terdorong maju
sedikit demi sedikit menuju arah ujung dari keberadaan konsentrat.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dari kerja shaking
table yaitu sebagai berikut :
1. Operasi
2. Perbedaan dari SG pada mineral – mineral
3. SG rata – rata mineral
4. Ukuran feed.
Pada shaking table ini dalam proses pemisahannya terjadi karena adanya
gaya sentakan pada meja yang di timbulkan dari headmotion dan juga aliran tipis
dari air. Karena material berat memiliki gaya gesek yang lebih besar dari pada
material ringan yang telah di jelaskan sebelumnya maka material berat tersebut
akan terlempar pada bagian samping dari alat shaking table. Dimana dari proses
tersebut akan mengakibatkan terbentuknya aliran turbulensi yang akan
membentuk pola suatu perlapisan material mineral antara mineral yang memiliki
sifat berat dan juga ringan yaitu sebagai berikut :
1. Sifat dari riffle yang digunakan
2. Permukaan dari dechk
3. Water supply
4. Perbedaan dari bentuk dan juga ukuran dari suatu material mineral.
5. Pemeriksaan keberadaan material yang termasuk kedalam middling,
ataupun juga metrial interlog yang merupakan percampuran anatara
material berat dan juga ringan.
MMVIIVII- 2- 4
7.4 Prosedur
Dalam proses pemisahan mineral dengan menggunakan alat shaking
table dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut ini:
1. Lakukan pengukuran pada debit air yang digunakan.
2. Campurkan kasiterit dan juga kuarsa dengan merata.
3. Hidupkan motor shaking table.
4. Masukan feed di bagian atas shaking table setiap 15 detik.
5. Atur kecepatan air hingga feed habis.
6. Matikan motor shaking table.
7. Lakukan pengambilan konsentrat dan lakukan penyaringan.
8. Keringkan sampel pada pan pemanas hingga suhu 100° - 105° hingga air
hilang.
9. Lakukan penimbangan terhadap berat dari konsentrat.
MMVII
VII- -26
10. Tentukan kadar dari konsentrat pada kasiterit dengan metode grain
counting.
11. Tentukan berat dari Tailing (T) dan juga kadarnya (t).
Prosedur dari pemisahan mineral dengan menggunakan alat shaking
table dapat dilihat pada halaman selanjuntnya atau pada gambar 7.4
M VII - 7
M VII - 2
MMVII
VII- -82
M VII - 9
6 10 8 31 7 8
7 6 1 32 4 7
8 7 4 33 10 7
9 8 4 34 6 7
10 4 5 35 4 3
11 10 7 36 8 2
12 5 2 37 9 6
13 12 4 38 8 3
14 8 4 39 11 4
15 5 3 40 7 3
16 5 4 41 6 4
17 16 6 42 5 5
18 15 5 43 6 3
19 17 3 44 6 1
20 11 4 45 8 3
21 5 3 46 7 4
22 8 5 47 8 1
23 7 3 48 5 5
24 8 2 49 6 3
25 9 4 50 7 4
Sumber: Data Kegiatan Praktikum PBG 2018 Kelompok I
7.7 Hasil Pengolahan Data
Data – data yang didapatkan dari percobaan, dilakukan perhitungan
sebagai berikut :
a. Perhitungan Kadar SnO2 (Konsentrat)
n SnO 2 x ρ SnO 2
K SnO 2 = x 100%
( n SnO2 x ρSnO 2 ) + (nSiO 2 x ρ SnO 2 )
336 x 7
K SnO 2 = x 100%
( 336 x 7 ) + ( 191 x 2,65)
K SnO 2 = 83,5 %
b. Perhitungan Kadar SiO2 (Konsentrat)
K SiO 2 = 100%- 83,5%
= 16,5 %
c. Berat Kadar SnO2 ( Konsentrat )
C SnO2 = 83,5 % x 282 gr
= 235,47 gr
d. Berat Kadar SiO2 (konsentrat)
C SnO2 = 282 – 235,47
M VII - 2
M VII - 10
= 46,53 gr
Berat Tailing
Berat Tailng = Berat feed – Berat konsentrat
= 500 – 280
= 220 gr
( 500 x 50,4)-(28 2 X83,5)
t SnO 2 =
218
= 7,5 %
t SiO2 = 100%-7,5 = 92,5%
T SnO2 = 7,5% x 218 gr = 16,35 gr
T SiO2 = 92,5% x 218 gr = 201,65 gr
e. Recovery ( SnO2)
C.c
R = x 100 %
F.f
= 282 gram x 83,5 %
500 gram x 50,4 %
= 93,4 %
f. Ratio Of Consentrat
K =F
C
= 500 gram
282 gram
= 1,7
Tabel 4.2
Pengolahan Data Grain Counting
Feed (F) Konsentrat (C) Tailing (T)
Miner Kad
Kadar Kadar
al Berat (gr) Berat (gr) ar Berat (gr)
(%) (%)
(%)
235,
SnO2 252 83,5 83,5 16,35 92,5
500 282 47 218
SiO2 248 16,5 46,5 16,5 201,65 7,5
Sumber: Data Hasil Praktikum PBG,2018.
7.8 Analisa
Metode pemisahan mineral berharga dari pengotornya dengan
menggunakan alat shaking table,metode ini menggunakan prinsip perbedaan
M –VII
M VII 11- 2
berat jenis pada mineral dan gaya-gaya yang bekerja pada mineral tersebut.
Metode shaking table diterapkan pada penambangan timah,tembaga,emas, dan
pasir besi. Pada mekanismenya sendiri shaking table disini memiliki mekanisme
sluicing effect dan gaya tegak lurus dengan aliran fluida yang berupa hentakan
head motion yang berasal dari aliran air. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi dari kerja shaking table yaitu sebagai berikut :
Operasi,Perbedaan dari SG pada mineral – mineral,SG rata – rata
mineral,Ukuran feed. Pada shaking table ini dalam proses pemisahannya terjadi
karena adanya gaya sentakan pada meja yang di timbulkan dari headmotion dan
juga aliran tipis dari air. Karena material berat memiliki gaya gesek yang lebih
besar dari pada material ringan yang telah di jelaskan sebelumnya maka material
berat tersebut akan terlempar pada bagian samping dari alat shaking table.
7.9 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dengan menggunakan alat shaking table yang
telah dilakukan didapat kadar konsentrat yaitu 83,5 % dengan recovery 93,4 %
dan ratio of concentration 1,7. Dan juga berat konsentrat yang didapat sebesar
235,47 gram dari total berat feed 500 gram. Apabila dibandingkan dengan alat
pemisahan mineral lain shaking table memiiliki kadar yang cukup tinggi tetapi
nilai tersebut didaptkan karena prosesnya yang dilakukan secara berulang dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantarnya yaitu SG mineral,SG rata-rata pada
mineral,dan ukuran feed. Pada shaking table ini dalam proses pemisahannya
terjadi karena adanya gaya sentakan pada meja yang di timbulkan dari
headmotion dan juga aliran tipis dari air,pengaturan debit air juga cukup
mempegaruhi hasil yang akan di dapatkan.
M VII - 2
DAFTAR PUSTAKA