Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH OLAHRAGA PANJAT TEBING

PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN


KESEHATAN
2016/2017

Nafsi Hananti
X MIPA 4 (15)
SMA 1 WONOSARI
Jalan Brigjen Katamso No.04, Wonosari, Gunungkidul
Kode pos 55813
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan
sesuai waktu yang telah ditentukan.

Saya tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan berbagai pihak
yang terkait . Dengan demikaian, saya ucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang Maha Esa.


2. Yerry Mias selaku patner belajar saya di pelajaran PENJAS.
3. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung.
4. Teman – teman kelas X MIPA 4

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, maka dari itu, saya
selaku penulis menerima segala kritik, saran, dan segala bentuk tanggapan. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca maupun saya sendiri.

Wonosari, Agustus 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

1. Halaman Judul
2. Kata Pengantar 2
3. Daftar Isi 3
4. BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang 4
b) Tujuan 4
5. BAB II PANJAT TEBING
a) Sejarah Panjat Tebing 5
b) Panjat Tebing 6
c) Manfaat Panjat Tebing 9
6. BAB III PENUTUP
a) Kesimpulan 10
b) Daftar Pustaka 10

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia memiliki dataran yang bermacam macam. Terdapat dataran
tinggi dan juga dataran rendah. Untuk memanfaatkan dataran tinggi yang identik
dengan tebing, perbukaiatan, dan pegununga sebagai maka dibuatlah olahraga
memanjat tebing dengan sistem memanjat yang disebut Rock Climbing atau panjat
tebing.

B. TUJUAN
Makalah ini dibuat bertujuan sebagai bahan pembelajaran dan juga sebagai
pengetahuan tentang salah satu olahraga yang menggunakan tali.

4
BAB II PANJAT TEBING

A. Sejarah Panjat Tebing


Panjat tebing sudah dikenal sejak sebelum zaman PD I (Perang Dunia ), terutama oleh
kalangan militer namun, dalam perkembangannya kegiatan ini menjadi kegemaran di kalangan
masyarakat umum.

 Sejarah Panjat Tebinng Dunia

1910  Kegiatan panjat tebing mulai dikenal pertama kali di kawasan Eropa, tepatnya di
pegunungan Alpen, sebelum PD I di Austria. Teknik pemanjatan tebing dengan menggunakan tali
baru dikenal pada tahun 1920. Tahun 1930 adalah tahun keemasan pemanjatan di kawasan Alpen.
Mulai dari tebing kecil, menengah hingga puncak -puncak tertinggi. Puncaknya pada saat PD II
meletus. PD menyebabkan banyaknya pemanjatan menurun, akan tetapi setelah PD berakhir
membawa pengaruh pesat pada penciptaan dan pengadaan peralatan panjat tebing yang semakin
mudah didapatkan.

1970  Panjat Tebing , ketika para pemanjat Amerika mengembangkan teknik-teknik baru
di kawasan Yosemite. Teknik-teknik ini sampai saat ini masih digunakan dalam pemanjatan tebing-
tebing besar. Rata – rata yang mendomisili pengembangan dunia olahraga ini adalah pemanjat
Amerika dan Inggris yang kemudian menggunakan sistem dan teknik yang sama, yang sebelumnya
terbagi menurut negaranya masing masing. Selain itu juga turut berperan dalam pengembangan
kegiatan ini adalah negara Perancis yang menawarkan teknik pemanjatan yang mengarah pada
olahraga murni.

1980 Perkembangan panjat tebing semakin meluas mulai dari Eropa, Amerika hingga
Asia. Sehingga membuatnya terlepas dari induknya (mendaki gunung) dan membentuk wujudnya
sendiri yaitu ola raga panjat tebing.

 Sejarah Panjat Tebing Indonesia

1960  Di Indonesia panjat tebing dikenal sejak tahun 60`an dimana berdiri beberapa
perkumpulan/kelompok Pecinta Alam Universitas Indonesia dan Wanadri yang mempunyai akar
kegiatan mendaki gunung.

1975  Kegiatan panjat tebing secara utuh dan tersendiri . Waktu itu beberapa orang yang
sekarang dikenal sebagai tonggak kebangkitan Panjat Tebing Indonesia antara lain Harry Suliztiarto,
Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy Hikmat mulai latihan di tebing Citatah, Jawa Barat.

1988  Kantor Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Pusat
Kebudayaan Perancis (CCF) mengundang 3 pemanjat profesional Perancis yaitu; Patrick Bernhault,
Jean Baptise Tribout dan Corrine Lebrune serta seorang instruktur Teknis Panjat Tebing Jean Harau
yang kemudian memunculkan inspirasi untuk mendirikan FGTI

1989  Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia (FPTGI) dengan melalui ikrar yang
dikeluarkan oleh sekitar40`an orang dari perkumpulan PA yang ada di Jakarta, Bandung, Padang,
Medan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Ujung Pandang di Tugu Monas tanggal 21 April 1988.

5
1992 FPTGI kemudian berubah nama hanya menjadi Federasi Panjat Tebing Indonesia
(FPTI) dan FPTI diakui menjadi anggota Union Internationale des Assosiations d`Alpinisme (UIAA)
yang mewadahi organisasi panjat tebing dan gunung internasional. UIIA merupakan organisasi
olahraga dunia yang bertaggungjawab pada semua kegiatan olahraga dunia termasuk Olimpiade.

1994 Secara resmi FPTI diakui sebagai induk olahraga panjat tebing oleh KONI (Komite
Olahraga Nasional Indonesia)

1996  Sejak itu Olahraga Panjat Tebing diikutkan dalam PON

B. Panjat Tebing

 Definisi Panjat Tebing


Pada dasarnya Panjat Tebing adalah suatu olahraga yang mengutamakan kelenturan dan
kekuatan tubuh, kecerdikan serta keterampilan baik menggunakan peralatan maupun tidak dalam
menyiasati tebing itu sendiri dengan memanfaatkan cacat batuan.

 Kategori Tebing Berdasarkan Pijakan


 Face yaitu Permukaan tebing yang berbentuk datar.
 Hang yaitu Bentuk sisi miring pada tebing.
 Roof yaitu relief tebing yang berbentuk seperti teras terbalik.
 Top yaitu puncak Tebing.

 Pelaku Dalam Pemanjatan


 Climber yaitu orang yang melakukan pemanjatan.
 Belayer yaitu orang yang mengamankan pemanjat.

 Motto Panjat Tebing


- Otak yaitu seorang pemanjat membutuhkan keterampilan khusus dalam penguasan teknik
teknik pemanjatan dan peralatan.
- Otot yaitu seorang pemanjat membutuhkan kekuatan khusus dalam pemanjatan dengan ini di
butuhkan latihan-latihan seperti latihan fisik, beban, dan senam kebugaran panjat tebing.
- Hoki yaitu keberuntungan dalam pemanjatan baik itu keselamatan maupun suksesnya
pemanjatan.

 Aba-Aba Dalam Pemanjatan


- On Belay yaitu aba-aba yang diucapkan oleh seorang pemanjat bahwa ia telah melakukan
pemanjatan.
- Belay On yaitu aba-aba yang diucapkan oleh seorang Belayer bahwa ia telah siap melakukan
pemanjatan.

6
- Full yaitu aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada Belayer untuk mengencangkan tali
pemanjatan.
- Slag yaitu aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada seorang belayer untukmengendurkan
tali pemanjatan.

 Sistem Pemanjatan
-Alpine Tactics yaitu Sistem Pemanjatan yang ditempuh dengan tujuan mencapai puncak dengan
membawa seluruh prlengkapan dan peralatan pemanjatan biasanya climber bermalam diatas
tebing/Flying Camp, tanpa kembali lagi ke shelter induk. Biasanya pada sistem ini seorang
climber harus mempunyai kemampuan khusus dalam penguasaan teknik-teknik pemanjatan
karena resiko pemanjatannya sangat tinggi.
-Himalayan Tactics yaitu Sistem pemanjatan yang dilakukan setahap demi setahap hingga
mencapai puncak tanpa membawa seluruh perlengkapannya dan pemanjat kembali ke shelter
induk.

 Teknik Pemanjatan
-Free Climbing yaitu teknik memanjat yang hanya menggunakan keterampilan tangan dan kaki,
sedangkan peralatan hanya digunakan untuk mengamankan diri pemanjat itu sendiri bila jatuh
dan tidak digunakan untuk menambah ketinggian. Biasanya digunakan pada lomba memanjat.
- Bouldering yaitu teknik pemanjatan yang dilakukan pada tebing-tebing pendek secara rutinitas,
biasanya dilakukan untuk melatih kemampuan seorang climber.
- Soloing yaitu teknik pemanjatan yang dilakukan baik tebing pendek maupun tinggi dengan
sendiri tanpa menggunakan peralatan.
- Aid (Artificial) Climbing yaitu biasanya pada teknik pemanjatan ini, pemanjat menggunakan
secara langsung peralatan untuk menambah ketinggian pemanjatannya. Biasanya digunakan
pada pembuatan jalur.

 Gerakan Memanjat
Ada beberapa jenis gerakan yang digunakan pada dinding vertikal :
1. Lay Back yaitu diantara dua tebing yang membentuk sudut tegak lurus, sering dijumpai
retakan yang memanjang dari bawah ke atas. Gerakan ke atas untuk kondisi tebing seperti ini
adalah dengan mendorong kaki pada tebing dihadapan kita dan menggeser-geserkan tangan
pada retakan tersebut keatas secara bergantian pada saat yang sama. Gerakan ini sangat
membutuhkan tenaga yang sangat besar.
2. Chimey yaitu bila kita menemui dua tebing berhadapan yang membentuk suatu celah yang
cukup besar untuk memasukkan tubuh, cara yang dilakukan adalah dengan menyandarkan
tubuh pada tebing yang satu dan menekan atau mendorong kaki dan tangan pada dinding yang
lain. Chimey terbagi atas beberapa macam yaitu Wriggling, Backing Up dan Bridging.
Wriggling yaitu dilakukan pada celah yang tidak terlalu luas sehingga hanya cukup
untuk tubuh saja.
Backing Up yaitu dilakukan pada celah yang sangat luas, sehingga badan dapat
menyusun dan bergerak lebih bebas.
Bridging yaitu dilakukan pada celah yang sangat lebar sehingga hanya dapat dicapai
apabila merentangkan kaki dan tangan selebar-lebarnya.
3. Traversing yaitu gaya pemanjatan yang dilakukan ke kiri ataupun ke kanan pada saat
melakukan perpindahan gerak jalur pemanjatan.
4. Undercling yaitu dilakukan apabila menghadapi pegangan terbalik, dimana tangan
memegangnya secara terbalik dan menarik badan keluar, kemudian kaki naik mendorong

7
badan keluar. Antara dorongan kaki dan tangan saling berlawanan arah sehingga dapat
menimbulkan gerakan keatas.
5. Cheval yaitu dilakukan pada batu yang yang biasa disebut punggungan (arete), pemanjat yang
menggunakan cara ini mula-mula duduk seperti penunggang kuda pada arete, lalu dengan
kedua tangan menekan bidang batu dibawahnya, ia mengangkat atau memindahkan tubuhnya
keatas atau kedepan.
6. Slab Climbing yaitu pemanjatan yang dilakukan pada tebing licin yang kondisinya tidak
terlalu curam.
7. Mantleshelf yaitu dilakukan apabila menghadapi suatu tonjolan datar (flat) yang luas sehingga
dapat menjadi bidang untuk berdiri.

 Jenis Pijakan
1. Friction step yaitu cara menempatkan kaki pada
permukaan tebing dengan menggunakan bagian bawah
sepatu (sol) dan mengandalkan gesekan karet sepatu.
2. Edging yaitu cara kerja kaki dengan menggunakan sisi luar
kaki (sepatu). Normalnya daerah penggunaan edging pada
kaki sebelah kiri.
3. Smearing yaitu teknik berdiri pada seluruh pijakan di
tebing.
4. Heel Hooking yaitu tehnik yang digunakan untuk
mengatasi pijakan-pijakan yang menggantung ataupun
sulit dijangkau oleh tangan, Dengan kata lain kaki dapat di
gunakan sebagai pengganti tangan.

 Jenis Pegangan
1. Open grip yaitu pegangan biasa yang mengandalkan tonjolan pada tebing, biasanya di
tonjolan tebing yang agak datar dan lebar.
2. Cling grip (I) yaitu jenisnya sama dengan di atas namun pegangannya agak sedikit lebih kecil
dan mirip dengan mencubit.
3. Cling grip (II) yaitu jenisnya sama dengan diatas tetapi ditambah dengan menggunakan ibu
jari untuk menahan kekuatan tangan.
4. Vertikal grip yaitu pegangan veritkal yang menggunakan berat badan untuk menariknya
kebawah.
5. Pocket grip yaitu pegangan yang biasa digunakan pada tebing batuan limestone (kapur) yang
sering banyak lubang.
6. Pinch grip yaitu pegangan yang digunakan untuk memegang tonjolan pada tebing, bentuknnya
seperti mencubit.

 Peralatan Panjat Tebing


1. Tali/Carnmantel berfungsi sebagai pengaman pemanjat apabila terjatuh.
2. Webbing.
3. Carabiner
4. Piton
5. Runners
6. Prusik/sling
7. Harness
8. Hammer

8
9. Tangga
10. Chock stopper
11. Chock hexentricFriend
12. Tri Cam
13. Bolt
14. Jummar
15. Helm
16. Sky Hook/Fifi Hook
17. Chalk bag

 Beragam Tali Temali dalam Panjat Tebing


a) Simpul
Simpul adalah hubungan tali dengan tali. bisa satu tali dengan tali yang lain maupun dengan
tali itu sendiri.
b) Tali
Tali adalah bendanya atau tali itu sendiri atau nama benda. sedangkan tali temali adalah
bermain tali.
c) Ikatan
Ikatan adalah hubungan tali dengan benda. benda di sini biasa kayu, batu, ranting, besi
ataupun hewan.

1. Simpul Pita
Simpul Pita berfungsi untuk menyambung 2 tali pipih (Webbing) yang berguna sebagai
alternatif Harness ( Tali Tubuh ) di akhir simpul yang harus dipakai
simpul pita ini. Simpul pita dibuat dengan menyimpulkan kedua ujung
tali pipih baik tali pipih satu dengan tali pipih yang lain atau dengan tali
pipih itu sendiri menjadi satu.
2. Overhand Knot / Simpul Mati
Simpul mati berfungsi untuk menyambung 2 tali yang berdiameter sama.
Simpul ini dapat dibuat dengan mensejajarkan dua ujung tali lali
menyimpulkan menjadi satu. berbeda dengan simpul pita pada webbing atau
tali pipih, simpul mati dikhususkan untuk menyambung 2 tali.
3.  Figure Eight Loop / Simpul Delapan
Simpul Delapan berfungsi sebagai simpul wajib pada pemanjat
(Dikenakan pada cincin harness / tali tubuh) dan juga sebagai
penambat back up pada sistem penambatan pada saat membuat pitch
pada suatu pemanjatan.
4. Simpul Bowline 
Simpul Bowline / simpul kambing berfungsi sebagai simpul wajib pada
pemanjat (Dikenakan pada Tali harness / tali tubuh) akan tetapi
perlu digaris bawahi untuk pemula tidak dianjurkan untuk memakai
simpul ini karena simpul ini harus benar–benar teliti dalam
penyimpulannya apabila kurang teliti maka simpul ini akan mudah
terlepas sehingga akan terjadi hal yang sangat fatal nantinya.
5. Simpul Fisherman / Nelayan Gaand
Simpul Fisherman / Nelayan ganda simpul ini berfungsi untuk
menyambungkan 2 tali yang diameternya sama. Dan perbedaan dengan
simpul mati jelas lebih safety memakai simpul ini apabila anda ingin
menyambung 2 tali yang diameternya sama.

9
6. Clove hitch / Simpul Pangkal
Simpul pangkal adalah simpul utama yang berfungsi untuk
membuat penambatan baik itu dalam pemanjatan dan untuk
membuat aktivitas yang berhubungan dengan abseling /
rappelling maupun kenapa harus simpul pangkal yang dipakai
karena simpul pangkal mudah dalm pembuatnnya dan pengaturannya.
7.   Italian hitch / Simpul Italia
Simpul Italia berfungsi sebagai pengganti alat – alat belay device yang pada
artinya simpul Italia ini untuk membelay pada saat tertentu atau kondisi kritis.
8. Prusik Knot / Simpul Prusik
Mungkin ada diantara kita yang mengenal prusik sebagai nama sebuah tali
atau alat itu tidaklah benar karena prusik adalah nama
simpul yakni simpul prusik. Simpul Prusik ini berfungsi
sebagai pengganti alat ascendeur karena simpul ini pada awalnya 
untuk menaiki tali kermantle yang lebih besar diameternya. 
9. Slip Knot
Slip Knot adalah simpul kombinasi antara simpul pangkal dan simpul mati yang berfungsi
sebagai pengunci simpul pangkal.

10. Alpine Butterflay Knot / Simpul Kupu – kupu


Simpul kupu – kupu berfungsi sebgai penyambung dua tali yang friksi
khususnya untuk tali kermantle.

 Manfaat Panjat Tebing


1. Mengembangkan Otot nada
2. Meningkatkan fleksibilitas
3. Menjamin keseimbangan
4. Meningkatkan koordinasi
5. Meningkatkan fisik fokus
6. Membantu membakar kalori

10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Olahraga panjat tebing sudah dikenal dunia sejak sebelum perang dunia I
dikalangan militer. Sedangkan mulai dikenal di Indonesia sejak tahun ± 1960.
Olahraga panjat tebing memerlukan berbagai alat untuk memperlancar kegiatan dan
juga untuk menjaga keselamatan climber dan belayer.

B. Daftar Pustaka
1. https://infowanapal.wordpress.com/divisi/tebing/sejarah-panjat-tebing/
2. http://himmpas-sidoarjo.blogspot.com/p/blog-page_14.html?m=1
3. http://yunusba.blogspot.co.id/2008/11/physical-and-mental-benefits-of-rock.html?
m=1

11

Anda mungkin juga menyukai