DISUSUN OLEH :
NAMA : Vian Ariadi
KELAS : XII TKR II
Seorang atlet merupakan pejuang untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. Oleh karena itu,
dituntut usaha keras, semangat juang, dan rasa percaya diri tinggi untuk menjadi juara. Jika
secara mental pelari siap, maka selama bertanding, seorang pelari harus memegang teguh
etika yang berlaku, baik sebelum berada dalam posisi start, ketika di lintasan lari, ataupun
sesudah melewati garis finis. Jangan melakukan curi start, karena itu adalah bentuk
kecurangan. Hargai dan hormatilah lawan selama di lintasan, jangan menjegal atau
menghalang-halangi pergerakannya.
Pelaksanaan perlombaan lari gawang harus mengikuti peraturan yang telah ditentukan oleh
PASI. Berikut ini beberapa peraturan perlombaan lari gawang yang penting untuk diketahui.
a. Semua perlombaan lari gawang, yang dimulai dari garis start hingga melewati garis
finis, harus dilakukan pada jalurnya masing-masing yang sudah ditentukan.
1. peserta menarik kakinya di luar bidang horizontal atas gawang pada saat
melampauinya,
c. Jumlah gawang yang dilewati peserta dalam perlombaan lari gawang ada 10 buah,
baik lari gawang jarak 100 m, 110 m, atau 400 m, sesuai ketentuan pada tabel
berikut.
Pelaksanaan perlombaan lari gawang harus mengikuti peraturan yang telah ditentukan oleh
PASI. Berikut ini beberapa peraturan perlombaan lari gawang yang penting untuk diketahui.
a. Semua perlombaan lari gawang, yang dimulai dari garis start hingga melewati garis
finis, harus dilakukan pada jalurnya masing-masing yang sudah ditentukan.
1. peserta menarik kakinya di luar bidang horizontal atas gawang pada saat
melampauinya,
2. peserta melompati gawang yang tidak berada di lintasannya,
3. peserta dengan sengaja menjatuhkan gawang dengan menggunakan tangan atau kaki.
c. Jumlah gawang yang dilewati peserta dalam perlombaan lari gawang ada 10 buah,
baik lari gawang jarak 100 m, 110 m, atau 400 m, sesuai ketentuan pada tabel
berikut.
a. Teknik Dasar
Berikut ini teknik dasar untuk melakukan lari gawang 100 meter untuk putri dan 110 meter
untuk putra.
2. Berlari dengan cepat ke arah gawang, dengan posisi badan agak miring ke depan saat
melompat dan kaki yang memimpin diluruskan.
3. Posisi tangan pada sisi tubuh yang berlawanan dengan kaki yang memimpin,
mengayun ke depan dan mengimbangi gerakan tubuh.
6. Melakukan sprint dengan kuat dan cepat di antara gawang satu dengan gawang
selanjutnya.
7. Posisi bahu dan pinggul dijaga untuk tetap paralel dengan gawang, sedangkan posisi
tubuh sedikit naikturun ketika melintasi gawang.
8. Gerakan diakhiri pendaratan dimana posisi kaki diluruskan, sedangkan kaki belakang
diangkat tinggi.
b. Pengenalan Teknik Lari Gawang
Faktor penting pada lari gawang antara lain pengaturan langkah, tempo, dan panjang langkah
yang mendukung teknik lari. Teknik lari gawang berhubungan erat dengan teknik sprint,
karena pelari gawang yang berhasil haruslah seorang sprinter yang handal. Selain itu, kedua
teknik ini memiliki kesamaan pada beberapa hal seperti tekanan pada pengangkatan lutut,
pelurusan kaki, dan gerakan tangan. Setiap fase memerlukan koordinasi gerakan yang baik
dari tiap komponen tersebut.
b. Lutut diangkat tinggi, mengangkat paha kaki yang memimpin di atas garis
horizontal, menendangkan tumit ke depan untuk meluruskan kaki, serta
meluruskan lutut melintasi gawang.
a. Diawali dengan gerakan kaki cepat dan mengangkat lutut saat mendekati gawang.
e. Menarik ke depan, kaki yang digunakan untuk menolak. Caranya dengan memutar
kaki tersebut ke samping, dalam posisi diangkat tinggi.
f. Setelah kaki yang memimpin melewati gawang, dalam posisi tetap lurus, maka
segera diturunkan, dan disusul oleh kaki yang mengikuti.
3. Fase pendaratan
b. Kaki yang mengikuti (kaki belakang) tetap diangkat tinggi. Tujuannya agar dapat
bergerak bebas menjangkau ke depan untuk membuat langkah panjang. Pada
posisi ini lutut kaki belakang ditekuk.
a. Pelari menggunakan 8 langkah dari start ke gawang pertama. Pada posisi start, ia
harus menempatkan kaki yang memimpin di belakang dan kaki yang mengikuti di
depan.
b. Pelari menggunakan 7 langkah dari start ke gawang pertama. Cara ini biasanya
dipilih oleh pelari yang memiliki kaki panjang, dimana kaki yang memimpin
diletakkan di depan.
c. Pelari mengunakan 9 langkah, biasanya diterapkan bagi pemula.
b. Gerakkan tangan dan kaki yang mengikuti melewati gawang secepat mungkin.
c. Setelah kaki yang memimpin mendarat, segera melakukan tiga langkah di antara
gawang.
e. Fase akhir
Fase ini dimulai setelah kaki yang memimpin (kaki depan) berhasil melewati gawang
terakhir dan mendarat. Langkah selanjutnya dijelaskan berikut ini.
Nomor lari gawang 400 m didasari oleh sprint panjang (400 m) dan lari gawang sprint (100
dan 110 m). Oleh karena itu, pelari harus mampu melompati gawang dengan kaki mana pun,
menempuh 400 m pada lintasan mana pun, melompat dengan efisien tanpa memperhitungkan
ketajaman tikungan, dan mengubah pola langkah di antara gawang ketika rasa lelah mulai
terasa.
a. Teknik Dasar
Teknik lari gawang 400 m hampir sama dengan lari gawang 100/110 m, tetapi tidak begitu
1. Posisi badan lebih tegak lurus dan tidak terlalu dimiringkan saat melompati gawang.
3. Kaki yang mengikuti ditekukkan pada lutut dan diputar ke depan secara horizontal
untuk melompati gawang. Selanjutnya, lutut kaki yang mengikuti diputar ke atas
dalam setelah kaki dijejakkan ke atas lintasan untuk mengambil langkah berikutnya.
Gerakan yang dilakukan kaki, tangan, lutut, dan sikap tubuh untuk lari gawang 400 m pada
tiap fasenya sama dengan teknik yang digunakan pada lari gawang 100 m dan 110 m. Yang
perlu diperhatikan adalah teknik dalam mengganti kaki yang memimpin untuk melompati
gawang yang berada di tikungan, karena pada nomor ini beberapa gawang berada di tikungan
lintasan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan posisi kaki yang
memimpin untuk melompati gawang di tikungan agar dapat melakukan lompatan dengan
benar dan aman.
1. Akan lebih efisien dan nyaman menggunakan kaki kiri sebagai pemimpin untuk
melompati gawang yang berada pada tikungan. Khususnya ketika pelari berada pada
lintasan dalam yang lebih ketat.
2. Kemiringan tubuh ke sisi dalam kiri saat berlari akan membantu mengangkat kaki
kanan (kaki yang mengikuti).
3. Panduan dengan kaki kanan menjadi canggung dilakukan tapi seringkali terpaksa
digunakan, khususnya pada tikungan terakhir, ketika merasa sangat lelah. Pastikan
untuk berlari langsung ke gawang sehingga kaki yang memimpin melintasi gawang
dengan baik ke arah sisi luar gawang. Dengan demikian, kaki yang mengikuti akan
sepenuhnya melintasi gawang. Jika tidak, pelari yang bersangkutan akan
didiskualifikasi.