Dosen Pengampu
Kelompok 9
Universitas Jambi
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini yang berjudul “Atletik (Lompat Jauh, Lompat Jangkit,
Lompat Tinggi)” bisa selesai pada waktunya.Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
( Penulis )
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................3
2.1 Pengertian Lompat Jauh..............................................................................................3
2.2 Pengertian Lompat Tinggi............................................................................................7
2.3 Pengertian Lompat Jangkit..........................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................11
3.1 PERMAINAN LOMPAT JAUH...................................................................................11
BAB IV PENUTUP................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan di jenjang pendidikan dasar
dan menengah (Permendiknas, 2006). Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs), sedangkan jenjang pendidikan menengah meliputi Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat
jasmani rohani, dan sosial serta menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai
melalui muatan dan/atau kegiatan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan dalam bentuk terstruktur formal dan muatan lokal.
Atletik adalah cabang olahraga yang harus dipelajari peserta didik melalui
mata pelajaran PJOK, sesuai dengan SK Mendikbud No.0413/U/87. Atletik
merupakan olahraga yang mencerminkan berbagai kegiatan berupa jalan, lari,
lompat dan melempar. Atletik sering disebut sebagai induk dari segala cabang
olahraga dikarenakan tiap cabang olahraga tidak pernah terlepas dari kegiatan
atletik sebagai program pelatihannya (Rahmani, 2014:43). Lompat merupakan salah
satu nomor dari cabang olahraga atletik, yang terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit,
lompat tinggi, dan lompat tinggi galah. Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan
melompat yang diawali dengan gerakan horizontal dan diubah ke gerakan vertical
dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki yang terkuat untuk memperoleh
jarak yang sejauh-jauhnya. Dalam lompat jauh terdapat 4 teknik dasar gerakan,
yaitu: (1) awalan, (2) tolakan/tumpuan, (3) sikap badan saat melayang di udara, (4)
mendarat. Sikap tubuh saat melayang ditentukan oleh gaya dalam lompat jauh yaitu
gaya jongkok, gaya menggantung di udara(hang/snapper), dan gaya berjalan di
udara (hitchkick) (Giri, 2013:31). Kecepatan merupakan salah satu aspek
kemampuan yang diperlukan dalam cabang olahraga tertentu. Kecepatan adalah
kemampuan melakukan gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu
yang singkat, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya (Widiastuti, 2017:125). Kecepatan juga merupakan salah satu
karakter lari awalan yang baik pada nomor lompat. Power atau daya ledak atau daya
1
eksplosif adalah hasil penggabungan dari kekuatan dan kecepatan. Komponen daya
ledak merupakan suatu kemampuan yang sangat penting untuk menunjang aktivitas
pada setiap cabang olahraga. Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengatasi
tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat. Daya ledak sangat penting untuk
cabang-cabang olahraga yang eksplosif seperti sprint, lari gawang, nomor lempar
dan lompat dalam atletik
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga
atletik. Lompat jauh menurut Aip Syarifuddin (1992 : 90) didefinisikan sebagai suatu
bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin diudara (melayang diudara) yang
dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dalam lompat jauh terkandung
unsur-unsur kondisi fisik yang meliputi : kecepatan, tenaga ledak otot tungkai yang
mengarah pada ketrampilan.
3
Lompat jauh mempunyai empat fase gerakan, yaitu awalan, tolakan,
melayang dan mendarat serta terdapat tiga macam gaya yang membedakan antara
gaya yang satu dengan gaya yang lainnya pada saat melayang diudara. Uraian
mengenai keempat fase gerakan dalam lompat jauh adalah sebagai berikut:
a. Awalan
4
momentum dari bagian dipindahkan kepada keseluruhan). Ayunan kaki ke atas
mengunci sendi panggul karena kerjanya Ligamenta iliofemoral.
Pada waktu menumpu seharusnya badan sudah condong kedepan, titik berat
badan harus terletak agak dimuka titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu pada saat
pelompat menumpu, letak titik berat badan ditentukan oleh panjang langkah terakhir
sebelum melompat (Yusuf Adisasmita, 1992 : 67-68). Dikatakan pula oleh Soegito
dkk (1994 : 146) cara bertumpu pada balok tumpuan harus dengan kuat, tumit
bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki, pandangan mata
tetap lurus kedepan agak ke atas.
c. Melayang di Udara
Sikap melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan
sudah terangkat tinggi keatas. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 92/93) sikap dan
gerakan badan di udara sangat erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan
kekuatan tolakan. Karena pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si
pelompat akan dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi (gaya penarik
bumi).
Untuk itu, kecepatan lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus
dilakukan oleh pelompat untuk mengetahui daya tarik bumi tersebut. Dengan
demikian jelas bahwa pada nomor lompat jauh kecepatan dan kekuatan sangat
besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi, dengan mengadakan suatu
perbaikan bentuk dan cara-cara melompat serta mendarat, maka akan memperbaiki
hasil lompatan. Perubahan dan perbaikan bentuk tersebut dinamakan “gaya
lompatan” yang sifatnya individual. Pada nomor lompat (khususnya lompat jauh)
perubahan bentuk akan gaya-gaya lompatan itu tidak akan mempengaruhi parabola
dari titik berat badan, tetapi berguna untuk menjaga keseimbangan serta pandaratan
yang lebih baik.
Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) sikap badan di udara adalah badan
harus diusahakan melayang selama mungkin di udara serta dalam keadaan
seimbang. Dalam hal yang sama Yusuf Adisasmita (1992 : 68) berpendapat bahwa
pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan sikap tubuh untuk
menjaga keseimbangan dan untuk memungkinkan pendaratan lebih sempurna.
5
Kalaupun mengadakan gerak yang lain harus dijaga agar gerak selama melayang itu
tidak menimbulkan perlambatan. Pada lompat jauh, waktu melayang di udara
berprinsip pada 3 hal sebagai berikut : 1) bergerak ke depan semakin cepat semakin
baik: 2) menolak secara tepat dan kuat; 3) adapun gerakan yang dilakukan selama
melayang di udara tidak akan menambah kecepatan gerak selama melayang dan
hanya berperan untuk menjaga keseimbangan saja.
Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok menurut Aip Syarifuddin (1992 :
93) pada waktu lepas dari tanah (papan tolakan) keadaan sikap badan di udara
jongkok dengan jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk, kedua
tangan ke depan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan
kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bagian tumit lebih dahulu, kedua
tangan ke depan.
Pada prinsipnya sikap badan diudara bertujuan untuk berada selama mungkin
diudara menjaga keseimbangan tubuh dan untuk mempersiapkan pendaratan.
Sehubungan dengan itu diusahakan jangan sampai menimbulkan perlambatan dari
kecepatan yang telah dicapai. Dengan demikian tubuh akan melayang lebih lama.
d. Mendarat
Mendarat adalah sikap jatuh dengan posisi kedua kaki menyentuh tanah
secara bersama-sama dengan lutut dibengkokkan dan mengeper sehingga
memungkinkan jatuhnya badan kearah depan. Seperti dikatakan Yusuf Adisasmita
(1992 : 68) pada saat mendarat titik berat badan harus dibawa kemuka dengan jalan
membungkukkan badan hingga lutut hampir merapat, dibantu pula dengan juluran
tangan kemuka. Pada waktu mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga
memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan di atas kaki. Mendarat
merupakan suatu gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Sikap
mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat jauh gaya jongkok, gaya
menggantung maupun gaya jalan di udara adalah sama, yaitu : pada waktu akan
mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan cara mengangkat paha ke
atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan, kemudian mendarat
dengan kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut ditekuk,
berat badan dibawa kedepan supaya tidak jatuh dibelakang, kepala ditundukkan,
kedua tangan ke depan (Aip Syarifuddin, 1992 : 95).
6
Gerakan mendarat dapat disimpulkan sebagai berikut : sebelum kaki
menyentuh pasir dengan kedua tumit, kedua kaki dalam keadaan lurus ke depan,
maka segara diikuti ayunan kedua lengan ke depan. Gerakan tersebut dimaksudkan
supaya secepat mungkin terjadi perpindahan posisi titik berat badan yang semula
berada di belakang kedua kaki berpindah ke depan, sehingga terjadi gerakan yang
arahnya sesuai dengan arah lompatan dengan demikian tubuh akan terdorong ke
depan setelah menginjak pasir. Untuk lebih jelasnya, gambar dibawah ini
menunjukkan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok dari take-off sampai
sikap mendarat.
7
kegagalan terkecil selama perlombaan dan ketinggian yang terakhir yang
dilewatinya.
Setiap pelompat akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan
lompatan. Jika pelompat tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-
turut, dia dinyatakan gagal. Untuk menentukan kemenangan, para pelompat harus
berusaha melompat setinggi mungkin yang dapat ia lakukan. Pemenang ditentukan
dengan lompatan tertinggi yang dilewati.
Gaya guling (Straddle) merupakan gaya dimana badan kita melewati tiang dengan
cara diputar dan dibalikkan lagi sehingga sikap badan kita saat di atas mistar
tertelungkup. Cara untuk melakukan gaya guling adalah pelompat harus mengambil
awalan terlebih dahulu dari samping antara 3, 5, 7, atau 9 langkah. Tumpuan
terletak pada kaki yang paling kuat, kemudian ayunkan ke depan. Setelah kaki
diayunkan, dengan cepat badan kita balikkan untuk bisa melewati mistar sehingga
sikap badan kita di atas mistar telungkup. Pantat kita usahakan lebih tinggi dari
kepala kita, jadi kepala agak menunduk. Pada waktu mendarat gunakan kaki kanan
dan tangan kanan jika tumpuan menggunakan kaki kiri, begitu pula sebaliknya.
8
Cara lainnya adalah dengan mengambil jarak awalan dari samping antara 4,
6, 8, atau 10 langkah tergantung pada ketinggian target yang ingin dilewati. Jika
meng-gunakan kaki kiri sebagai tumpuan, ayunkan kaki kanan ke belakang menuju
depan. Setelah kaki ayunan melewati mistar, kemudian posisi badan saat di udara
atau di atas mistar dalam keadaan tengkurap. Posisi pinggang usahakan lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi kepala. Ketika posisi terjatuh, tumpuan berada di kedua
tangan dan kaki ayunan yang pertama mendarat, lalu dilanjutkan dengan meng-
gulingkan badan yang pertama (bagian punggung tangan) dan berakhir pada bahu.
9
a. Ancang-ancang
b. Jingkat
Kaki penolak harus mendarat dengan aktif dan siap menyerang ; ayunkan paha kaki
bebas keposisi horizontal, bertolak ke depan dan ke atas. Untuk Jingkat yang
panjang & datar, tariklah kaki penolak ke depan atas dan tarik kaki-bebas ke bawah
dan ke belakang. Pertahankan tubuh tetep gerak.
c. Langkah
Bertolak dangan cepat; luruskan mata kaki, sendi dan lutut dan pinggang,
ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal. Pada waktu gerak Langkah, posisi
bertolak dipertahankan, untuk mempersiapkan gerak Lompat, luruskan kaki-bebas
ke depan dan ke bawah.
d. Lompat
e. Mendarat
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PERMAINAN LOMPAT JAUH
Kegiatan diawali dengan pendahuluan selama 10 menit. Pendahuluan : 10
menit, siswa dibariskan, berhitung, berdoa, presensi, kemudian melakukan
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu kemudian melakukan
pemanasan. Setelah selesai pemanasan dilanjutkan dengan inti. Kegiatan inti
dilakukan selama 45 menit. Pada si kegiatan inti yang dilakukan melakukan
pembelajaran atletik lompat jauh dengan permainan. Pemberian permainan yang
mengarah pada atletik lompat jauh. Tujuan yang akan di capai adalah
memperkenalkan lompat jauh melalui model permainan. Pelaksanaan
pembelajarannya, siswa dibagi dalam 4 kelompok dengan ketentuan tiap kelompok
terdiri dari 6 siswa. Guru menyiapkan alat pembelajaran seperti kardus. Melakukan
permainan melompati kardus yang berjumlah 6 buah, diatur dengan jarak 2,5
sampai 3 meter. Setiap siswa bergantian melompati kardus. Kegiatan diulang
sampai semua siswa melakukan. Setelah semua selesai melakukan kegiatan
dilanjutkan dengan materi masih sama tetapi dilombakan. Siswa dibagi menjadi 2
kelompok. Melakukan permainan yang tercepat melompati kardus. Setelah selesai
inti kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir selama 5 menit. Kegiatan yang
dilakukan di kegiatan akhir, pendinginan dengan jalan ditempat formasi siswa
lingkaran, kemudian berhenti. Selanjutnya siswa dikumpulkan, dibariskan, kemudian
melakukan koreksi, berdoa, dan dibubarkan.
11
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atletik sering disebut sebagai induk dari segala cabang olahraga dikarenakan
tiap cabang olahraga tidak pernah terlepas dari kegiatan atletik sebagai program
pelatihannya (Rahmani, 2014:43). Lompat merupakan salah satu nomor dari cabang
olahraga atletik, yang terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan
lompat tinggi galah. Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat yang
diawali dengan gerakan horizontal dan diubah ke gerakan vertical dengan jalan
melakukan tolakan pada satu kaki yang terkuat untuk memperoleh jarak yang
sejauh-jauhnya.
3.2 Saran
Kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran apabila terdapat
kesalahan kata dalam penulisan ini. Kritik dan saran yang membangun akan
menjadikan kami lebih baik kedepannya dalam penulisan makalah. Harapan kami
dengan ditulisnya makalah ini bisa berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu
pengetahuan terutama dibidang pendidikan. Kurang dan lebihnya tentang makalah
ini kami selaku penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14