Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SD

“Atletik (Lompat Jauh, Lompat Jangkit, Lompat Tinggi)”

Dosen Pengampu

Drs. Arsil, M.Pd

Kelompok 9

Ipinda Intan Saliya (A1D119149)

Ratu Amalia Sari (A1D119140)

Dasma Prasetyo (A1D119149)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jambi

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini yang berjudul “Atletik (Lompat Jauh, Lompat Jangkit,
Lompat Tinggi)” bisa selesai pada waktunya.Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Muara Bulian, Februari 2021

( Penulis )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................3
2.1 Pengertian Lompat Jauh..............................................................................................3
2.2 Pengertian Lompat Tinggi............................................................................................7
2.3 Pengertian Lompat Jangkit..........................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................11
3.1 PERMAINAN LOMPAT JAUH...................................................................................11
BAB IV PENUTUP................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan di jenjang pendidikan dasar
dan menengah (Permendiknas, 2006). Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs), sedangkan jenjang pendidikan menengah meliputi Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat
jasmani rohani, dan sosial serta menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai
melalui muatan dan/atau kegiatan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan dalam bentuk terstruktur formal dan muatan lokal.

Atletik adalah cabang olahraga yang harus dipelajari peserta didik melalui
mata pelajaran PJOK, sesuai dengan SK Mendikbud No.0413/U/87. Atletik
merupakan olahraga yang mencerminkan berbagai kegiatan berupa jalan, lari,
lompat dan melempar. Atletik sering disebut sebagai induk dari segala cabang
olahraga dikarenakan tiap cabang olahraga tidak pernah terlepas dari kegiatan
atletik sebagai program pelatihannya (Rahmani, 2014:43). Lompat merupakan salah
satu nomor dari cabang olahraga atletik, yang terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit,
lompat tinggi, dan lompat tinggi galah. Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan
melompat yang diawali dengan gerakan horizontal dan diubah ke gerakan vertical
dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki yang terkuat untuk memperoleh
jarak yang sejauh-jauhnya. Dalam lompat jauh terdapat 4 teknik dasar gerakan,
yaitu: (1) awalan, (2) tolakan/tumpuan, (3) sikap badan saat melayang di udara, (4)
mendarat. Sikap tubuh saat melayang ditentukan oleh gaya dalam lompat jauh yaitu
gaya jongkok, gaya menggantung di udara(hang/snapper), dan gaya berjalan di
udara (hitchkick) (Giri, 2013:31). Kecepatan merupakan salah satu aspek
kemampuan yang diperlukan dalam cabang olahraga tertentu. Kecepatan adalah
kemampuan melakukan gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu
yang singkat, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya (Widiastuti, 2017:125). Kecepatan juga merupakan salah satu
karakter lari awalan yang baik pada nomor lompat. Power atau daya ledak atau daya
1
eksplosif adalah hasil penggabungan dari kekuatan dan kecepatan. Komponen daya
ledak merupakan suatu kemampuan yang sangat penting untuk menunjang aktivitas
pada setiap cabang olahraga. Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengatasi
tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat. Daya ledak sangat penting untuk
cabang-cabang olahraga yang eksplosif seperti sprint, lari gawang, nomor lempar
dan lompat dalam atletik

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud lompat jauh ?


2. Apa yang dimaksud lompat jangkit ?
3. Apa yang dimaksud lompat tinggi ?
4. Bagaimana permainan yang bisa diterapkan pada lompat tinggi, jangkit dan
lompat jauh ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa itu lompat jauh.


2. Untuk mengetahui apa itu lompat jangkit.
3. Untuk mengetahui apa itu lompat tinggi.
4. Untuk mengetahui permainan yang bisa diterapkan pada lompat tinggi, jangkit
dan lompat jauh.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu
informasi bagi mahasiswa untuk mengetahui mengenai jenis jenis lompat di mata
olahraga atletik, kemudian sebagai referensi bagi calon guru sekolah dasar untuk
lebih dalam mengetahui dan memperdalam materi mengenai jenis-jenis lompat
dalam atletik.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga
atletik. Lompat jauh menurut Aip Syarifuddin (1992 : 90) didefinisikan sebagai suatu
bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya
membawa titik berat badan selama mungkin diudara (melayang diudara) yang
dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan


satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tujuan lompat jauh
adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin kesebuah letak pendaratan
atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat
dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Menurut Engkos Kosasih
(1985:67) bahwa yang menjadi tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan
yang sejauh-jauhnya yang mempunyai empat unsur gerakan yaitu : awalan; tolakan;
sikap badan di udara; sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat. Dalam hal yang
sama Yusuf Adisasmita (1992:65) berpendapat bahwa keempat unsur ini merupakan
suatu kesatuan, yaitu urutan gerakan lompat yang tidak terputus.

Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang umum


dipergunakan oleh para pelompat, yaitu : gaya jongkok, gaya menggantung atau
disebut juga gaya lenting dan gaya jalan di udara. Perbedaan antara gaya lompatan
yang satu dengan yang lainnya, ditandai oleh keadaan sikap badan si pelompat
pada waktu melayang di udara (Aip Syarifuddin, 1992 : 93). Jadi mengenai awalan
tumpuan / tolakan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada
prinsipnya sama. Salah satu gaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya
jongkok. Disebut gaya jongkok karena gerak dan sikap sewaktu badan berada
diudara seperti orang jongkok ( Tamsir Riyadi, 1985: 98).

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dalam lompat jauh terkandung
unsur-unsur kondisi fisik yang meliputi : kecepatan, tenaga ledak otot tungkai yang
mengarah pada ketrampilan.

A. Teknik Lompat Jauh

3
Lompat jauh mempunyai empat fase gerakan, yaitu awalan, tolakan,
melayang dan mendarat serta terdapat tiga macam gaya yang membedakan antara
gaya yang satu dengan gaya yang lainnya pada saat melayang diudara. Uraian
mengenai keempat fase gerakan dalam lompat jauh adalah sebagai berikut:

a. Awalan

Awalan adalah langkah utama yang diperlukan oleh pelompat untuk


memperoleh kecepatan pada waktu akan melompat. Seperti dikatakan Aip
Syarifuddin (1992 : 90) awalan merupakan gerakan permulaan dalam bentuk lari
untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan (lompatan).
Jarak awalan yang biasa dan umum digunakan oleh para pelompat (atlet) dalam
perlombaan lompat jauh adalah : 1) untuk putra antara 40 m sampai 50 m; 2) untuk
putri antara 30 m sampai dengan 45 m. Akan tetapi di dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, terutama di SD hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak-
anak SD. Misalnya antara 15 m sampai 20 m atau antara 15 m sampai 25 m.
Menurut Engkos kosasih (1985 : 67) awalan harus dilakukan dengan secepat-
cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat melompat. Menurut Aip
Syarifuddin (1992 : 91) agar dapat menghasilkan daya tolakan yang besar, maka
langkah dan awalan harus dilakukan dengan mantap dan menghentak-hentak
(dinamis step). Untuk itu dalam melakukan lari awalan, bukan hanya kecepatan lari
saja yang dibutuhkan, akan tetapi ketepatan langkah juga sangat dibutuhkan
sebelum melakukan tolakan.

b. Tumpuan atau Tolakan

Tumpuan atau tolakan adalah gerakan menolak sekuat-kuatnya dengan


kaki yang terkuat, yaitu meneruskan kecepatan horizontal ke kekuatan vertical yang
dilakukan secara cepat. Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) tolakan yaitu menolak
sekuat-kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas (tinggi dan ke
depan). Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa melakukan tolakan berarti jarak
merubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertical.

Mengenai tolakan, Soedarminto dan Soeparman (1993 : 360) mengemukakan


sebagai berikut : untuk membantu tolakan ke atas, lengan harus diayun ke atas dan
kaki yang melangkah diayunkan setinggi mungkin (prinsipnya adalah bahwa

4
momentum dari bagian dipindahkan kepada keseluruhan). Ayunan kaki ke atas
mengunci sendi panggul karena kerjanya Ligamenta iliofemoral.

Pada waktu menumpu seharusnya badan sudah condong kedepan, titik berat
badan harus terletak agak dimuka titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu pada saat
pelompat menumpu, letak titik berat badan ditentukan oleh panjang langkah terakhir
sebelum melompat (Yusuf Adisasmita, 1992 : 67-68). Dikatakan pula oleh Soegito
dkk (1994 : 146) cara bertumpu pada balok tumpuan harus dengan kuat, tumit
bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki, pandangan mata
tetap lurus kedepan agak ke atas.

c. Melayang di Udara

Sikap melayang adalah sikap setelah gerakan lompatan dilakukan dan badan
sudah terangkat tinggi keatas. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 92/93) sikap dan
gerakan badan di udara sangat erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan
kekuatan tolakan. Karena pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si
pelompat akan dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi (gaya penarik
bumi).

Untuk itu, kecepatan lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus
dilakukan oleh pelompat untuk mengetahui daya tarik bumi tersebut. Dengan
demikian jelas bahwa pada nomor lompat jauh kecepatan dan kekuatan sangat
besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi, dengan mengadakan suatu
perbaikan bentuk dan cara-cara melompat serta mendarat, maka akan memperbaiki
hasil lompatan. Perubahan dan perbaikan bentuk tersebut dinamakan “gaya
lompatan” yang sifatnya individual. Pada nomor lompat (khususnya lompat jauh)
perubahan bentuk akan gaya-gaya lompatan itu tidak akan mempengaruhi parabola
dari titik berat badan, tetapi berguna untuk menjaga keseimbangan serta pandaratan
yang lebih baik.

Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) sikap badan di udara adalah badan
harus diusahakan melayang selama mungkin di udara serta dalam keadaan
seimbang. Dalam hal yang sama Yusuf Adisasmita (1992 : 68) berpendapat bahwa
pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan sikap tubuh untuk
menjaga keseimbangan dan untuk memungkinkan pendaratan lebih sempurna.

5
Kalaupun mengadakan gerak yang lain harus dijaga agar gerak selama melayang itu
tidak menimbulkan perlambatan. Pada lompat jauh, waktu melayang di udara
berprinsip pada 3 hal sebagai berikut : 1) bergerak ke depan semakin cepat semakin
baik: 2) menolak secara tepat dan kuat; 3) adapun gerakan yang dilakukan selama
melayang di udara tidak akan menambah kecepatan gerak selama melayang dan
hanya berperan untuk menjaga keseimbangan saja.

Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok menurut Aip Syarifuddin (1992 :
93) pada waktu lepas dari tanah (papan tolakan) keadaan sikap badan di udara
jongkok dengan jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk, kedua
tangan ke depan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan
kemudian mendarat pada kedua kaki dengan bagian tumit lebih dahulu, kedua
tangan ke depan.

Pada prinsipnya sikap badan diudara bertujuan untuk berada selama mungkin
diudara menjaga keseimbangan tubuh dan untuk mempersiapkan pendaratan.
Sehubungan dengan itu diusahakan jangan sampai menimbulkan perlambatan dari
kecepatan yang telah dicapai. Dengan demikian tubuh akan melayang lebih lama.

d. Mendarat

Mendarat adalah sikap jatuh dengan posisi kedua kaki menyentuh tanah
secara bersama-sama dengan lutut dibengkokkan dan mengeper sehingga
memungkinkan jatuhnya badan kearah depan. Seperti dikatakan Yusuf Adisasmita
(1992 : 68) pada saat mendarat titik berat badan harus dibawa kemuka dengan jalan
membungkukkan badan hingga lutut hampir merapat, dibantu pula dengan juluran
tangan kemuka. Pada waktu mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga
memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan di atas kaki. Mendarat
merupakan suatu gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Sikap
mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat jauh gaya jongkok, gaya
menggantung maupun gaya jalan di udara adalah sama, yaitu : pada waktu akan
mendarat kedua kaki dibawa ke depan lurus dengan cara mengangkat paha ke
atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan, kemudian mendarat
dengan kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut ditekuk,
berat badan dibawa kedepan supaya tidak jatuh dibelakang, kepala ditundukkan,
kedua tangan ke depan (Aip Syarifuddin, 1992 : 95).

6
Gerakan mendarat dapat disimpulkan sebagai berikut : sebelum kaki
menyentuh pasir dengan kedua tumit, kedua kaki dalam keadaan lurus ke depan,
maka segara diikuti ayunan kedua lengan ke depan. Gerakan tersebut dimaksudkan
supaya secepat mungkin terjadi perpindahan posisi titik berat badan yang semula
berada di belakang kedua kaki berpindah ke depan, sehingga terjadi gerakan yang
arahnya sesuai dengan arah lompatan dengan demikian tubuh akan terdorong ke
depan setelah menginjak pasir. Untuk lebih jelasnya, gambar dibawah ini
menunjukkan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok dari take-off sampai
sikap mendarat.

2.2 Pengertian Lompat Tinggi


Lompat tinggi adalah olahraga yang menguji ketrampilan melompat melewati
tiang mistar. Lompat tinggi merupakan salah satu bagian dari cabang olahraga
atletik. Tujuan lompat tinggi adalah untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya
saat melewati mistar tersebut dengan ketinggian tertentu. Tinggi tiang mistar yang
harus dilewati pelompat minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15
meter. Lompat tinggi dilakukan di arena lapangan atletik dan tanpa bantun alat.

Lompat tinggi termasuk dalam cabang olahraga atletik. Menurut Aip


Syarifuddin, atletik berasal dari bahasa Yunani, Athlon, yang artinya pertandingan,
perlombaan, pergulatan, atau perjuangan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
cabang olahraga meliputi nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Atletik
merupakan dasar untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan yang terdapat di
dalam cabang olahraga lainnya. Dengan mengikuti olahraga atletik, akan diperoleh
berbagai pengalaman yang sangat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan karena
melatih kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, daya tekan,
koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan, dan percaya diri, serta bertanggung jawab.

A. Peraturan Lompat Tinggi

Sebelum perlombaan dimulai, ketua juri harus mengumumkan kepada


segenap peserta lomba mengenai tinggi mistar permulaan dan tinggi berikutnya.
Mistar lompat akan dinaikkan pada akhir tiap babak/ronde sampai hanya tersisa satu
orang peserta lompat tinggi yang memenangkan perlombaan, atau terjadi hasil sama
untuk kedudukan pertama. Apabila terjadi hasil sama, pemenang dilihat dari

7
kegagalan terkecil selama perlombaan dan ketinggian yang terakhir yang
dilewatinya.

Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah pelompat berhasil


melewati ketinggian mistar. Pelompat boleh mulai melompat pada ketinggian
permulaan yang disukainya dengan ketinggian minimal 2,5 m. Lompatan dianggap
batal apabila pelompat menyentuh palang atau tidak melompat. Pelompat yang
menjatuhkan palang atau menyentuh tanah termasuk daerah pendaratan di balik
bidang tegak dari sisi dengan lebih dekat tiang lompat, baik itu diantara atau di luar
tiang lompat dengan salah satu bagian dari tubuhnya, tanpa pertama kali melewati
mistar lompat dianggap gagal.

Setiap pelompat akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan
lompatan. Jika pelompat tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-
turut, dia dinyatakan gagal. Untuk menentukan kemenangan, para pelompat harus
berusaha melompat setinggi mungkin yang dapat ia lakukan. Pemenang ditentukan
dengan lompatan tertinggi yang dilewati.

B. Teknik Lompat Tinggi

Dalam permainan lompat tinggi, dibutuhkan penguasaan akan teknik-teknik


yang ada guna mencapai hasil yang maksimal atau hasil yang diharapkan. Ada
empat jenis gaya lompat tinggi yang umumnya digunakan oleh peserta lompat tinggi,
antara lain sebagai berikut.

1. Teknik Gaya Guling (Straddle)

Gaya guling (Straddle) merupakan gaya dimana badan kita melewati tiang dengan
cara diputar dan dibalikkan lagi sehingga sikap badan kita saat di atas mistar
tertelungkup. Cara untuk melakukan gaya guling adalah pelompat harus mengambil
awalan terlebih dahulu dari samping antara 3, 5, 7, atau 9 langkah. Tumpuan
terletak pada kaki yang paling kuat, kemudian ayunkan ke depan. Setelah kaki
diayunkan, dengan cepat badan kita balikkan untuk bisa melewati mistar sehingga
sikap badan kita di atas mistar telungkup. Pantat kita usahakan lebih tinggi dari
kepala kita, jadi kepala agak menunduk. Pada waktu mendarat gunakan kaki kanan
dan tangan kanan jika tumpuan menggunakan kaki kiri, begitu pula sebaliknya.

8
Cara lainnya adalah dengan mengambil jarak awalan dari samping antara 4,
6, 8, atau 10 langkah tergantung pada ketinggian target yang ingin dilewati. Jika
meng-gunakan kaki kiri sebagai tumpuan, ayunkan kaki kanan ke belakang menuju
depan. Setelah kaki ayunan melewati mistar, kemudian posisi badan saat di udara
atau di atas mistar dalam keadaan tengkurap. Posisi pinggang usahakan lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi kepala. Ketika posisi terjatuh, tumpuan berada di kedua
tangan dan kaki ayunan yang pertama mendarat, lalu dilanjutkan dengan meng-
gulingkan badan yang pertama (bagian punggung tangan) dan berakhir pada bahu.

Teknik awalan yang digunakan untuk teknik Straddle adalah mengambil


posisi ancang-ancang yang tidak terlalu jauh, berlari dengan kecepatan sedang,
posisi awalan dari samping sekitar 30º atau 40º dengan posisi tiang lompatan, dan
berlari agak serong dari mistar; sedangkan teknik tolakan Straddle adalah
menggunakan tumpuan kaki yang tersekat dengan mistar, posisi badan agak
merebah atau sedikit condong ke belakang ketika akan melakukan tolakan, posisi
kaki tumpuan menolak ke atas hingga kedua lutut kaki lurus dan kedua tangan dan
kaki diayunkan dengan tenaga penuh ke depan. Teknik Straddle saat di atas mistar
adalah posisi badan tengkurap dan posisi kaki harus segera diluruskan ke belakang
ketika badan sudah mulai turun; sedangkan teknik mendarat Straddle adalah jika
menggunakan tumpuan kaki yang kiri, maka posisi pendaratan memakai kaki kanan
terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan posisi berguling.

2.3 Pengertian Lompat Jangkit


Pengertian lompat jangkit adalah lompat yang menggunakan lompatan tiga
kali yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat-lompat-lompat.
Pengertian lompat jangkit seperti ini karena Lompat jangkit atau sering disebut juga
lompat tiga, hal ini karena lompat jangkit terdiri dari tiga lompatan jangkit, langkah
dan lompat. Ada tiga tipe dalam lompat jangkit, yaitu pelompat datar, terjal, dan
pelompat alamiah.

B. Teknik Lompat Jangkit

Untuk mendapatkan gerakan yang sempurna dalam melakukan lompat jangkit


kita harus dapat menguasai teknik dasar dalam melakukan lompat jangkit. Dalam
melakukan lompat jangkit itu sendiri dapat dibagi dalam beberapa tahap gerakan
diantaranya adalah ancan-ancang, jingkat, langkah, lompat dan mendarat.

9
a. Ancang-ancang

Tergantung dari tingkat prestasi, lari ancang-ancang bervariasi antara 10


langkah (untuk atlet pemula) dan 20 langkah (untuk atlet prifesional) Kecepatan lari
ancang-ancang semakin dipercepat sampai saat bertolak.

b. Jingkat

Kaki penolak harus mendarat dengan aktif dan siap menyerang ; ayunkan paha kaki
bebas keposisi horizontal, bertolak ke depan dan ke atas. Untuk Jingkat yang
panjang & datar, tariklah kaki penolak ke depan atas dan tarik kaki-bebas ke bawah
dan ke belakang. Pertahankan tubuh tetep gerak.

c. Langkah

Bertolak dangan cepat; luruskan mata kaki, sendi dan lutut dan pinggang,
ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal. Pada waktu gerak Langkah, posisi
bertolak dipertahankan, untuk mempersiapkan gerak Lompat, luruskan kaki-bebas
ke depan dan ke bawah.

d. Lompat

Bertolaklah dengan cepat; ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal.


Untuk lompat jauh, tahap melayang melibatkan teknik menggantung atau teknik
melangkah. Tarik tubuh ke depan-bawah untuk mendarat, bawa lengan ke depan.

e. Mendarat

Mendaratlah dengan kedua kaki sejajar di pasir, Biarkan tubuh mendarat di


pasir di sampng kaki.

10
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 PERMAINAN LOMPAT JAUH
Kegiatan diawali dengan pendahuluan selama 10 menit. Pendahuluan : 10
menit, siswa dibariskan, berhitung, berdoa, presensi, kemudian melakukan
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu kemudian melakukan
pemanasan. Setelah selesai pemanasan dilanjutkan dengan inti. Kegiatan inti
dilakukan selama 45 menit. Pada si kegiatan inti yang dilakukan melakukan
pembelajaran atletik lompat jauh dengan permainan. Pemberian permainan yang
mengarah pada atletik lompat jauh. Tujuan yang akan di capai adalah
memperkenalkan lompat jauh melalui model permainan. Pelaksanaan
pembelajarannya, siswa dibagi dalam 4 kelompok dengan ketentuan tiap kelompok
terdiri dari 6 siswa. Guru menyiapkan alat pembelajaran seperti kardus. Melakukan
permainan melompati kardus yang berjumlah 6 buah, diatur dengan jarak 2,5
sampai 3 meter. Setiap siswa bergantian melompati kardus. Kegiatan diulang
sampai semua siswa melakukan. Setelah semua selesai melakukan kegiatan
dilanjutkan dengan materi masih sama tetapi dilombakan. Siswa dibagi menjadi 2
kelompok. Melakukan permainan yang tercepat melompati kardus. Setelah selesai
inti kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir selama 5 menit. Kegiatan yang
dilakukan di kegiatan akhir, pendinginan dengan jalan ditempat formasi siswa
lingkaran, kemudian berhenti. Selanjutnya siswa dikumpulkan, dibariskan, kemudian
melakukan koreksi, berdoa, dan dibubarkan.

11
BAB IV

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atletik sering disebut sebagai induk dari segala cabang olahraga dikarenakan
tiap cabang olahraga tidak pernah terlepas dari kegiatan atletik sebagai program
pelatihannya (Rahmani, 2014:43). Lompat merupakan salah satu nomor dari cabang
olahraga atletik, yang terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan
lompat tinggi galah. Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat yang
diawali dengan gerakan horizontal dan diubah ke gerakan vertical dengan jalan
melakukan tolakan pada satu kaki yang terkuat untuk memperoleh jarak yang
sejauh-jauhnya.

Pada si kegiatan inti yang dilakukan melakukan pembelajaran atletik lompat


jauh dengan permainan. Pemberian permainan yang mengarah pada atletik lompat
jauh. Tujuan yang akan di capai adalah memperkenalkan lompat jauh melalui model
permainan. Pelaksanaan pembelajarannya, siswa dibagi dalam 4 kelompok dengan
ketentuan tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Guru menyiapkan alat pembelajaran
seperti kardus. Melakukan permainan melompati kardus yang berjumlah 6 buah,
diatur dengan jarak 2,5 sampai 3 meter. Setiap siswa bergantian melompati kardus.
Kegiatan diulang sampai semua siswa melakukan. Setelah semua selesai
melakukan kegiatan dilanjutkan dengan materi masih sama tetapi dilombakan.
Siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Melakukan permainan yang tercepat melompati
kardus.

3.2 Saran
Kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran apabila terdapat
kesalahan kata dalam penulisan ini. Kritik dan saran yang membangun akan
menjadikan kami lebih baik kedepannya dalam penulisan makalah. Harapan kami
dengan ditulisnya makalah ini bisa berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu
pengetahuan terutama dibidang pendidikan. Kurang dan lebihnya tentang makalah
ini kami selaku penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

H. Js Husdarta, Manajemen pendidikan jasmani: Alfabeta Bandung 2009

Sukintaka, Teori pendidikan jasmani : Nuansa cendekia Bandung 2004 UU RI No.3


Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pada BAB II, Pasal 4

Abdulkadir Ateng.1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani.Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga pendidikan

13
14

Anda mungkin juga menyukai