Anda di halaman 1dari 4

Hukum Kesetimbangan I 

"Badan selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi titik berat badan tersebut jatuh dalam
bidang tumpuannya" 

Cobalah berdiri rapat pada dinding tembok. Saat berdiri, proyeksi titik berat badan jatuh pada
tumpuan kaki. Sekarang lanjutkan dengan membungkukkan badan ke depan. Titik berat badan akan
bergeser ke depan (sebab bagian badan pindah ke depan) dan sedikit turun ke bawah (sebab tubuh
bagian atas turun). Proyeksi titik berat badan akan jatuh diluar tumpuan kaki. Pada posisi ini kita
akan terjatuh.

        Kalau kita membungkuk di tempat yang bebas (tidak rapat ke dinding), tidak akan terjatuh
sebab saat titik berat badan bergeser ke depan, pantat kita bergeser ke belakang. Pergeseran pantat
ini, menyebabkan proyeksi titik berat badan tetap berada dalam bidang tumpuan kaki.

Hukum Kesetimbangan II

"Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya. Artinya makin luas bidang tumpuan,
makin besar stabilitasnya; sebaliknya makin kecil bidang tumpuannya makin kecil pula
stabilitasnya" 

Cobalah berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar 30cm. Kemudian buka kaki lebih lebar lagi menjadi
60cm. Ternyata, makin lebar atau luas tumpuan kaki kita, makin stabil posisi kita.

Hukum Kesetimbangan III

 
"Stabilitas berbanding lurus dengan berat benda/badan. Artinya semakin berat badan seseorang,
semakin besar stabilitasnya; sebaliknya semakin ringan badan seseorang, semakin kecil
stabilitasnya" 

Pada pertandingan tinju, ada kelas-kelas berdasarkan katagori berat badannya. Berat badannya yang
sesuai akan sesuai pula stabilitasnya sehingga tidak akan terjadi kecelakaan yang fatal, bila salah
seorang kalah dalam pertandingan.

Hukum Kesetimbangan IV 

"Stabilitas berbanding lurus dengan jarak horizontal  dari titik berat badan terhadap sisi bidang
tumpuan ke arah benda/badan bergerak. Artinya makin besar jarak horizontal kearah tertentu,
makin besar stabilitasnya kearah tersebut. Sebaliknya makin kecil jarak horizontal, makin kecil pula
stabilitasnya" 
Perhatikan orang-orang yang sedang melakukan tarik tambang.  Mereka membuat posisi sehingga
bagian badan dan kepala condong ke belakang, sedangkan kaki yang satu dijulurkan jauh ke depan.
Posisi yang demikan menyebabkan titik berat badannya jauh dari kaki tumpuan yang didepan.
Sebaliknya perhatikan orang yang saling mendorong. Badannya dicondongkan ke depan, sedangkan
sebelah kakinya jauh berada di belakang. Posisi ini juga menyebabkan titik berat badannya jauh dari
kaki tumpuan yang dibelakang.

        Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa agar stabilitas menjadi besar, seseorang berusaha
agar jarak datar (horizontalnya) menjadi sebesar-besarnya. Orang yang saling tarik-menarik tidak
akan mungkin jatuh ke depan, jadi jarak horizontal kearah depan harus besar, sedangkan orang yang
saling dorong-mendorong tidak mungkin jatuh ke belakang, jadi jarak horizontal kearah belakang
harus lebih besar.

  
        Sebaliknya orang yang akan lari harus dalam keadaan labil. Contohnya pada permainan soft ball,
pelari yang akan lari ke base berikutnya, sebelum lari memindahkan berat badannya ke tumpuan
kaki yang didepan. Ini berarti titik berat badannya didekatkan ke sisi tumpuan, jadi jarak
horizontalnya diperkecil.

Hukum Kesetimbangan V

"Stabilitas berbanding terbalik dengan jarak vertikal dari titik berat badan terhadap bidang alasnya.
Artinya makin besar jarak vertikalnya, makin kecil stabilitasnya; sebaliknya makin kecil jarak
vertikalnya makin besar stabilitasnya"        

Contoh  pada disain bentuk mobil balap dan bandingkan dengan mobil untuk kepentingan angkutan
biasa. Mobil balap selalu dibuat serendah-rendahnya. Dengan kecepatan yang tinggi jika akan
melakukan tikungan yang tajam mobil akan tetap stabil dan tidak kuatir akan terbalik (dengan
asumsi tetap berkendara secara benar). Perhatikan pula pertandingan gulat. Lawan yang akan dibalik
selalu berusaha agar badannya rapat ke matras, sehingga jarak vertikalnya menjadi sekecil-kecilnya.
Jarak vertikal yang kecil, berarti stabilitasnya besar. 

Prinsip Kesetimbangan Tumpuan Kaki

Setiap sikap atau gerakan kerja kaki (foot work) yang dilakukan oleh seorang atlet bergantung dari
tumpuan kakinya. Tumpuan kaki ini akan menentukan luasnya bidang tumpuan dan luas bidang
tumpuan ini akan menentukan kesetimbangan seseorang.

        Yang dimaksud dengan luas bidang tumpuan pada kaki adalah besarnya permukaan yang paling
luas dari setiap titik tumpunya. 

Prinsip Kesetimbangan Sikap Siap, Waspada atau Kuda-kuda 


Agar dapat mengantisipasi gerakan lawan atau peralatan yang dimanipulasi lawan, atlet harus selalu
waspada, siap menghadapi segala kemungkinan. Berdiri pada situasi demikian disebut
"sikap siap atau sikap sedia". Sikap sedia dalam keadaan berdiri, haruslah berdiri dalam keadaan
seimbang (balance)  pada kedua kaki. Jadi tumpuan pada kedua kaki haruslah cukup lebar.

Dilihat dari esensinya, kesetimbangan tersebut ada dua jenis, yaitu:

1. Kesetimbangan yang memerlukan waktu agak lama dalam keadaan stabil (enduring


stability), misalnya pada cabang olahraga Panahan, Menembak.
2. Kesetimbangan yang dilakukan dalam waktu cepat dan segera harus berubah
sikap (momentary stability),  misalnya pada cabang olehraga Basket, Badminton.
Kesiap-siagaan pada olahraga beladiri, harus stabil bila hendak dijatuhkan dan harus labil  bila
hendak bergerak (menghindar dan menyerang). Usahakan jarak kedua kaki cukup lebar tetapi tidak
mengganggu untuk bergerak cepat. Badan agak condong, lutut ditekuk sehingga otot disekitar
persendian akan berkontraksi. Tegangan otot ini akan membuat reaksinya cepat.

Prinsip Kesetimbangan dari Sikap Diam ke Gerak 

Kalau hendak bergerak dengan seketika/cepat ke suatu arah, badan harus dalam posisi labil. Jadi titik
berat badan harus dipertinggi (jarak vertikal diperbesar) dan titik berat badan didekatkan ke sisi
tumpuan (jarak horizontal diperkecil).

        Perhatikan seorang atlet yang melakukan start jongkok. Saat aba-aba "awas"  pantat di angkat,
berarti titik berat badan dinaikkan (jarak vertikal diperbesar); badan dicondongkan ke depan (Jarak
horizontal diperkecil).

          Menurut penelitian Slater-Hammil, sikap atau posisi untuk dapat bergerak dengan cepat ke
suatu arah adalah dengan cara:

 Kedua kaki jaraknya selebar bahu 


 Tidak goyah (stagger)
 Berat badan terbagi rata pada kedua tumpuan kaki
 Berat pada masing-masing tumpuan kaki tersebar rata antara bola kaki sampai tumit
 Lutut ditekuk antara 90-120; besar sudut ini tergantung pada unsur kekuatan otot
quadriceps, makin kuat otot ini, makin dalam tekukan lutut/makin mendekati 90.

Prinsip Kesetimbangan dari Bergerak ke Diam 

Kalau kita dalam keadaan bergerak (lari) dan tiba-tiba hendak berhenti (dengan seketika), maka
badan kita dari keadaan labil harus menjadi stabil. Pada base/soft ball misalnya, bila hendak
mendekati base kita sliding. Badan dicondongkan ke belakang, berarti jarak horizontal diperbesar.
Badan direndahkan berarti jarak vertikal diperkecil. Pada saat bergeser ditanah, paha dan seluruh
badan dikenakan ke permukaan tanah, berarti bidang tumpuan diperbesar dan gesekan diperbesar
juga. Kadang-kadang langsung merebahkan badan telungkup kedepan.

        Pada dribble basketball, kalau hendak berhenti dengan seketika, kaki jaraknya diperbesar,
berarti bidang tumpuan diperbesar, badan direndahkan dan kaki depan dijulurkan. Artinya jarak
vertikal diperkecil dan jarak horizontal diperbesar. Semua manuver ini untuk membuat badan
menjadi stabil.
Prinsip Kesetimbangan Mempertahankan Kesetimbangan Dalam Keadaan Bergerak  

Kerja kaki (foot work) pada permainan bulutangkis, tennis atau beladiri selalu harus
memperhatikan prinsip-prinsip kesetimbangan. 

         Contoh yang lebih jelas misalnya pada gerakan dasar kaki saat melakukan tinju bayangan
(shadow boxing) yang menitik beratkan bergesernya kaki secara tepat menurut prinsip
kesetimbangan diatas. Kalau akan bergerak kekiri, kaki kiri bergeser kekiri lebih dahulu. Pergerakan
kaki ini akan memperluas bidang tumpuan. Kalau sebaliknya yang dilakukan (kalau kaki kanan yang
bergeser kekiri lebih dahulu), maka bidang tumpuannya menjadi lebih kecil, stabilitasnya kecil dan
akibatnya fatal kalau kena pukul.

        Berdasarkan keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam status setimbang/Balance,
apabila gaya yang bekerja saling meniadakan dan tubuh tetap dalam keadaan istirahat. Bilamana
ditinjau dari segi titik berat/pusat gravitasi dan luas kontak.    

Kesetimbangan Tubuh bisa dicapai dan ditingkatkan bila:

1. Letak pusat gravitasi direndahkan, misalnya pada posisi tidur/duduk.


2. Peningkatan luas permukaan penyangga, misalnya dari posisi tidur, duduk, kedua kaki
dilebarkan. 
Kesetimbangan Tubuh dapat dikurangi dengan cara: 

1. Meningkatkan pusat gravitasi dengan cara angkat tangan keatas, menjunjung beban diatas
kepala.
2. Mengurangi dasar permukaan penyangga dengan cara menjinjit atau berdiri dengan satu
kaki.

Anda mungkin juga menyukai