Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEDAGOGI OLAHRAGA

GAYA MENGAJAR

DISUSUN OLEH :

NAMA : Agung pranata

KELAS : 3-A

NIM : 1903100015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI

SEKOLAH TINGGI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BINAGUNA 2020


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis telah
mampu menyelesaikan makalah berjudul “Gaya-gaya Mengajar Pedidikan Jasmani”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Belajar dan Pembelajar Pendidikan Jasmani..

Dalam proses belajar-megajar, kegiatan yang paling strategis adalah sangat tergantung pada pemilihan
dan penetapan strategi pembelajaran. Strategi mengajar dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan tindak-tanduk, perilaku atau perbuatan mengajar.

Strategi pengajaran yang berpusat pada guru, menunjukan cirri yang khas yaitu guru yang mendominasi
semua proses belajar-mengajar, artinya semua kegiatan dimulai dari inisiatif dan keputusan semua
terletak pada guru. Sedangkan strategi pengajaran yang berpusat pada siswa menunjukan cirri bahwa
siswalah yang berinisiatif dalam proses belajar-menngajar termasuk juga siswa berperan dalam
menentukan keputusan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan
makalah ini. Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda. Diharapkan dengan disusunnya
makalah ini, pembaca dapat  memahami tentang organisasi olahraga di masyarakat. Akhir kata, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Amin.

MEDAN,  24 September 2020

Agung Pranata

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.. Latar Belakang Masalah

1.2.. Batasan Masalah

1.3 . Rumusan Masalah

1.4 . Tujuan Penulisan Makalah

1.5.. Manfaat Penulisan Makalah

BAB II GAYA-GAYA MENGAJAR

2.1.. Pengertian Gaya Mengajar

2.2.. Jenis-Jenis Gaya Mengajar

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

3.1 . Simpulan

3.2 . Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar tidak ada satu ketentuan yang melandaskan bahwa hanya satu strategi
yang paling efektif untuk pengajaran pendidikan jasmani. Jadi dalam menerapkan strategi pengajaran
selalu harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada waktu proses  belajar mengajar berlangsung.

Gaya mengajar berkaitan dengan pembuatan keutusan yang dilakukan guru baik sebelum, selama,
maupun setelah proses pembelajaran. Pembuatan keputusan tersebut berdampak pada cara belajar siswa.
Belajar pada hakikatnya adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, dan membuat
keputusan. Semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin banyak informasi yang diolah, dan
semakin banyak keputusan yang dibuat, berarti semakin banyak belajar.

Makalah ini akan membahas tentang pengertian gaya mengajar, variasi gaya mengajar. Selain itu makalah
ini akan membahas tentang jenis-jenis gaya mengajar.

1.2    Batasan Masalah

Pada makalah ini, permasalahan akan dibatasi mengenai gaya-gaya mengajar yang dikemukakan oleh
Mosston.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan gaya mengajar?


2. Apa saja jenis-jenis gaya mengajar?
3. Apa saja variasi dalam gaya mengajar?

1.4 Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan yang hendak dicapai melaluui penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1) Gaya mengajar
2)  Jenis-jenis gaya mengajar
3) Variasi dalam gaya mengajar

1.5  Manfaat Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan terhadap:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan mengenai gaya-gaya mengajar penjas


2. Pembaca, sebagai media informasi tentang gaya-gaya mengajar penjas

BAB II
GAYA-GAYA MENGAJAR
2.1    Pengertian Gaya Mengajar

Gaya mengajar adalah pedoman khusus untuk struktur episode belajar atau pembelajaran.
Mosston beranggapan bahwa mengajar adalah serangkaian hubungan yang berkesinambungan
antara guru dengan siswa, yaitu:

1.Mencoba mencapai keserasian antara apa yang diniatkan dengan apa yang sebenarnya terjadi
MAKSUD = PERBUATAN (INTENT = ACTION).

2.Masalah yang bertentangan tentang metode mangajar

Salah satu masalah yang berlanjut dalam menentukan bagaimana mengajarkan sesuatu adalah “
Cara apakah yang terbaik?”. Dari sini muncul banyak perdebatan mengenai metode mana yang
lebih baik. Pengajaran individual vs. Pengajar kelompok; memecahkan masalah vs. menghafal.
Pandangan yang mempertentangkan suatu pendekatan terhadap pendekatan yang lain adalah
hanya dalih yang dibuat-buat. Pertanyaan yang sebenarnya adalah: “Pendekatan-pendekatan
mana yang dapat mencapai sasaran guru?”. Guru harus berdasar pilihannya atas:

A. kemampuan guru
B. kebutuhan siswa
C. besarnya kelas
D. alat dan fasilitas yang tersedia
E. media yang ada
F. tujuan yang ingin dicapai
G. materi yang dipelajari
H. lingkungannya.

Tujuan yang akan menentukan gaya apa yang akan digunakan dari pada memilih metode atau
gaya karena diharapkan akan baik.

3. Kita juga harus dapat mengatasi kecenderungan-kecenderungan pribadi seorang guru

Seringkali kita tidak dapat membedakan antara sifat-sifat pribadi dengan gaya mengajar. Seorang
guru yang sifatnya sangat otoriter seringkali kelihatan seperti sangat bisa mengatur, padahal
dalam kenyatannya ia sangat terbuka dalam gaya-gaya mengajarnya. Struktur pengajaran
mengatasi

4.      Mengajar-Belajar-Tujuan

Interaksi antara guru dan siswa mencerminkan perilaku mengajar dan relajar tertentu. Apabila
merencanakan pembelajaran, berbagai gaya didasarkan atas interaksi antara perilaku siswa dan
perilaku guru, serta hubungannya dalam mencapai suatu sasaran tertentu.

PG = perilaku guru
PS= perilaku siswa

T = tujuan

Ini merupakan statu unit pedagogis, dan juga akan memungkinkan kita bertanya mengenai ketiga
komponen dan hubungan mereka. Ini perlu diingat untuk menghindari pertentangan yang selalu
diperdebatkan pada waktu memilih sarana untuk mengajar.

5.  Mooston memakai perilaku guru sebagai titik masuk

Hal ini dapat dinyatakan bahwa perilaku guru akan mengarahkan perilaku siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

PERILAKU GURU MERUPAKAN RANGKAIAN KEPUTUSAN

Setiap tindakan mengajar merupakan hasil dari keputusan yang telah diambil sebelumnya:

1.  Kita perlu memahami hakikat keputusan-keputusannya

2.  Kita perlu memahami penggolongan keputusan-keputusan yang telah dibuat, yaitu:

a. Keputusan mengenai pokok bahasan, organisasi, dan sasaran


b. Kesemuanya ini diatur dalam tiga perangkat yang merupakan urutan dalam proses
pembelajaran

2.2    Jenis-Jenis Gaya Mengajar

Uraian gaya mengajar menurut Moska Mostton menggambarkan bahwa setiap gaya mengajar terdapat
tujuan dan hakikat yang mendasarinya. Hakikat setiap gaya mengidentifikasikan bahwa penerapan pada
gaya yang diberikan sangatlah fleksibel terhadap rintangan yang harus dilalui oleh setiap gaya. Hakikat
tersebut memberikan gambaran yang jelas pada setiap gaya. Pengurangan yang terjadi akan
menghilangkan pelaksanaan gaya tersebut yang pada akhirnya mempengaruhi pencapaian tujuan. Selain
itu, perilaku waspada, yaitu perilaku yang wajar pada setiap struktur gaya akan menjamin pencapaian
tujuan kegiatan belajar mengajar. Ketika guru menjadi ahli menggunakan setiap gaya tersebut, dia akan
lebih fleksibel dan mampu mengubah gaya tersebut, sehingga mencapai lebih banyak tujuan dan
mendapatkan lebih banyak siswa yang berhasil.

1. Gaya A: Komando (Command).


Gaya komando adalah pendekatan mengajar yang paling bergantung pada guru. Tujuannya adalah
penampilan yang cermat. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran dan ia sepenuhnya bertanggung
jawab dan berinisiatif terhadap pengajaran dan memantau kemajuan besar dari perkembangan siswanya.
Pada dasarnya gaya ini ditandai dengan penjelasan, demonstrasi, dan latihan. Lazimnya, gaya itu dimulai
dengan penjelasan tentang teknik baku, dan kemudian siswa mencontoh dan melakukannya berulang kali.
Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Siswa dibimbing ke suatu tujuan yang sama
bagi semuanya. Memang Gaya Mengajar Komando kebanyakan terbukti efektif karena ilmu yang
diperoleh oleh siswa akan cepat diserap dan dapat dimengerti, inilah peran guru dibutuhkan sepuasnya.
Guru menyiapkan semua aspek pengajaran yang mendukung dan yang efektif.

Sasaran Gaya Komando

 respons langsung terhadap petunjuk yang diberikan


 penampilan yang sama/seragam
 mengikuti model yang telah ditentukan
 ketepatan dan kecermatan respons
 meningkatkan semangat kelompok
 penggunaan waktu secara efisien

Penerapan Gaya Komando :

o Ingin diajarkan ketrampilan khusus atau khas


o Menangani kelas yang sulit dikendalikan
o Ingin mencapai kemajuan yang lebih cepat
o Sekelompok anak yang memerlukan bantuan khusus

Peran guru pada pembelajaran ini sangat dominan, yaitu sebagai pembuat keputusan pada semua tahap,
karena pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi sepenuhnya dilakukan oleh guru,
sedangkan peserta didik/siswa hanya berperan sebagai pelaku ataupun pelaksana saja yang sepenuhnya
harus tunduk terhadap pengarahan, penjelasan, dan segala perintah dari guru. Esensi dari gaya komando
adalah adanya hubungan yang langsung dan cepat antara stimulus guru dan respon murid. Stimulus
berupa tanda/komando yang diberikan guru, akan mengawali setiap gerakan peserta didik/siswa dalam
menampilkan gerakan sesuai dengan contoh dari guru.Gaya komando sangat sesuai untuk kegiatan
pembelajaran stretching, kalestenik dan teknik dasar

Kelemahan dan Kelebihan Gaya Komando

a) Kekurangan Gaya Komando adalah :

 Kurang mengembangkan penalaran


 Kurang mengembangkan pembentukan sifat
 Tidak demokratis Penyaluran aspek sosial, emosional, dan kognitif sangat terbatas

b) Kelebihan Gaya Komando adalah :

 Keseragaman gerak
 Jika dilakukan oleh banyak orang dapat membuat suasana indah dan
menyenangkan
 Mengembangkan perilaku disiplin
 Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi
2. Gaya C Timbal Balik (Resiprocal)

Pada gaya resiprokal, kelas diorganisir dan dikondisikan dalam peran-peran tertentu (dibagi menjadi dua
kelompok), ada peserta didik/siswa yang berperan sebagai pelaku, dan sebagai observer (pengamat)
terhadap aktivitas yang dilakukan oleh kelompok pelaku, sedangkan guru sebagai fasilitator. Kelompok
siswa yang bertindak sebagai observer mengamati tampilan/aktivitas yang dilakukan oleh temannya
(pelaku) dfengan membawa lembar observasi (pengamatan) yang telah disusun oleh guru, selanjutnya
observer tersebut mengevaluasi tampilan dari kawannya yang bertindak sebagai pelaku. Dalam hal ini
evaluasi dilakukan oleh peserta didik/siswa sendiri secara bergantian. Melalui upaya mengevaluasi
aktivitas temannya, diharapkan siswa juga mengetahui konsep pelaksanaan yang benar, karena setiap
siswa akan berperan sebagai observer (pengamat), maka mereka akan berupaya untuk menguasai konsep
geraknya yang benar. Tanggungjawab dan pemberian umpan balik diberikan kepada siswa. Untuk
pelaksanaan gaya resiprokal, siswa terlebih dahulu harus mempelajari teknik dasar, dan gaya resiprokal
ini dilaksanakan pada pembelajaran teknik lanjutan. Gaya resiprokal juga memberikan kesempatan
kepada teman sebaya untuk memberikan umpan balik dan peranan ini memungkinkan: 1. peningkatan
interaksi sosial antar teman sebaya 2. umpan balik secara langsung.

Sasaran Gaya Resiprokal

1. Tugas (Materi Pembelajaran):

a. Memberi kesempatan untuk latihan berulang kali dengan seorang pengamat


b. Siswa menerima umpan balik langsung
c. Sebagai pengamat, siswa memperoleh pengetahuan penampilan tugas

2. Peranan Siswa:

 Memberi dan menerima umpan balik


 Mengamati penampilan teman dan mengoreksi
 Menumbuhkan kesabaran dan toleransi
 Memberikan umpan balik

Akibat Ada Interaksi Sosial Antara Siswa Dengan Pasangannya :

Umpan balik langsung


 Guru mengamati pelaku dan pengamat, tapi hanya berkomunikasi dengan pengamat

Guru memberikan kriteria perilaku yang harus ditampilkan sebelum pelaksanaan pembelajaran

Peranan Guru

 Menjawab pertanyaan dari pengamat


 Berkomunikasi dengan pengamat
 Memantau pelaksanaan pembelajaran

Hal Hal Yang Dilakukan Guru Sesudah Pembelajaran:

 Menerima criteria perilaku


 Mengamati penampilan perilaku
 Membandingkan dan mendiskusikan penampilan dengan kriteria perilaku
 Menyimpulkan hal hal mengenai penampilan kepada perilaku
 Menyimpulkan posisi atau level penampilan disbanding dengan kriteria
 Guru harus menjawab / mengomentari pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan siswa.

Hal Yang Perlu Ditekankan Kepada Pengamat :

o Pengamat harus berperilaku sesuai dengan kriteria perilaku pengamat


o Pastikan bahwa pengamat memberikan umpan balik sesuai dengan kriteria perilaku

Kelebihan atau Kekurangan.

Gaya ini memberikan kelebihan antara lain sebagai berikut:

 memberikan umpan balik seketika tanpa di tunda tunda yang mempunyai pengaruh nyata
terhadap proses belajar siswa. Umpan balik ini berupa informasi tentang apa yang
diperbuatnya baik yang benar atau yang keliru.
 dapat mengembangkan cara kerja dalam tim kecil. Sehingga aspek sosialnya berkembang.
  meningkatkan proses belajar mengajar dengan cara mengamati secara sistematik gerakan
atau pokok bahasan dari teman. Pada dasarnya, mengamati kegiatan belajar teman itu
merupakan suatu proses belajar mengajar juga.

Kekurangan itu dapat dikemukakan sebagai berikut:

 Sering menimbulkan situasi yang emosional antar apelaku dan pengamat yang disebabkan
pengamat berlaku berkelebihan dalam menyampaikan informasi yang bersangkutan.
Perilaku yang berkelebihan antara alain menyampaikan dengan nada mengejek,
menghakimi, bergaya mengurui yang serba tahu.
 Pada umumnya pelaku tidak tahan terhadap kritik siswa pengamat sehubungan dengan hasil
belajar yang pemah dilakukan sebelumnya. Siswa pelaku tidak mau terima hasil
pengamatan temannya. Situasi ini sering menimbulkan ketegangan anatara siswa pelaku dan
siswa pengamat.
 Sering juga terjadi pasangan ini justru memantapkan suatu perilaku belajar yang sama,
disebabkan mereka salah menafsirkan deskripsi gerakan atau pokok bahasan yang tertera
dalam lembaran kerja.

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Gaya mengajar adalah hal yang sangat penting untuk menentukan bagaimana cara mengajar yang tepat
atau yang terbaik. Untuk memilih gaya mengajar yang tepat biasanya dilihat dari karakteristik guru dan
muridnya juga dan didasarkan atas interaksi antara perilaku siswa dan perilaku guru, serta hubungannya
dalam mencapai suatu sasaran tertentu. Guru harus bisa memilih gaya yang benar atau pas untuk materi
pembelajaran yang akan diberikan terhadap muridnya. Dalam satu pertemuan tidak hanya satu gaya
mengajar saja yang digunakan, akan tetapi harus banyak variasinya dalam gaya mengajar supaya murid
atau siswa tertarik terhadap penampilan mengajar guru.

3.2 Saran                  

Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.

Diharapkan dalam memilih gaya yang tepat, penting dipertimbangkan karakter sosial, emosional, fisikal,
mental, dan karakteristik lainnya yang melekat pada anak dan relatif berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Tite Juliantine. 2013. Belajar dan Pembelajaran Penjas.  FPOK-UPI. Bandung.

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CGQQFjAH&url=http%3A%2F
%2Frepository.upi.edu%2Foperator%2Fupload
%2Fs_jkr_0804139_chapter2.pdf&ei=xBVMUZ3IEoLprQehsIG4Cw&usg=AFQjCNHwE6nWXMk0Yz
7pcyKP0Jot52O8GA&bvm=bv.44158598,d.bmk

http://onopirododo.wordpress.com/2012/12/14/10-gaya-mengajar-menurut-moska-mosston/

http://mjeducation.co/gaya-mengajar-menurut-hersy-blanchard/

http://danang-leo-handoko.blogspot.com/2012/01/variasi-gaya-mengajar.html

http://beni64.wordpress.com/2008/12/30/keterampilan-mengadakan-variasi-gaya-nengajar/

http://ubay-thereds.blogspot.com/2011/04/gaya-mengajar-penjas.html
http://guruidaman.blogspot.com/2012/07/variasi-dalam-gaya-mengajar.html

http://0ocky0.wordpress.com/2010/01/06/gaya-atau-metode-mengajar-pembelajaran-pendidikan-jasmani/

http://liafitriani-berkarya.blogspot.com/2012/01/pemilihan-dan-pengembangan-media.html

Anda mungkin juga menyukai