Anda di halaman 1dari 16

DIVISI RIMBA GUNUNG (MOUNTAINEERING)

A. SEJARAH MOUNTAINEERING
Pendakian gunung sebenarnya telah dilakukan oleh para nenek moyang kita yang
dimulai dengan bapak manuasia Nabi Adam AS yang menjelajahi bukit Tursina untuk
mencari cintanya Siti Hawa. Siti Hajar yang telah lintas dari bukit marwah ke bukit Safa
ditemani dengan sherpa JIBRIL untuk mencari air bagi ismail yang lagi kehausan. Dan
pendakian demi pendakian hingga saat ini masih terus berlangsung dan kelak (tak lama lagi)
giliran kalian untuk melanjutkan amanah menjaga kelanggengan kemanusian.
B. PENGERTIAN MOUNTAINEERING
Mendaki gunung (Mountaineering) adalah suatu kegiatan keras, berbahaya, penuh
petualangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi.
Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli, merupakan daya tarik dari kegiatan
ini.Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah menguji kemampuan dirinya untuk
bersekutu dengan alam yang keras, keberhasilan suatu pendakian yang sukar dan sulit berarti
keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan dirinya
sendiri.
Banyak alasan orang melakukan kegiatan mountaineering namun pada dasarnya
keitan itu dilakukan untuk:
1. Mata pencaharian
2. Adat Istiadat
3. Agama /Kepercayaan
4. Ilmu Pengetahuan
5. Petualangan
6. Olahraga
7. Rekreasi
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi
tiga bagian:
1. Hill Walking / Fell Walking yaitu Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan
yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis,
biasanya bukit atau gunung memiliki medan yang tidak terlalu tinggi dengan derajat
kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat.
2. Scrambling yaitu pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif
landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya
dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan. Scrambling merupakan kegiatan mendaki
gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit)
yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat).
3. Climbing, yaitu kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus.
Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. kegiatan climbing ini menggunakan
wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 deraja. Climbing umumnya tidak
memakan waktu lebih dari satu hari. Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. Rock Climbing yaitu pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik
pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing yaitu pendakian pada es dan salju.
4. Expedition merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa
berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai
teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai
manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.

C. MANAJEMEN PERJALANAN
Dalam merencanakannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Medan yang akan dituju (hutan, pegunungan, rawa, pantai, dsb).
2. Tujuan kegiatan (perjalanan, latihan, penelitian, kemanusiaan/SAR, dll).
3. Lama kegiatan.
4. Keterbatasan kemampuan fisik untuk membawanya (dianjurkan berat total yang
dibawa tidak melebihi 1/3 berat badan).
5. Hal-hal khusus (penyakit, obat-obatan, dsb).
Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat memilih perlengkapan dan
perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, namun dengan beban yang tidak melebihi
kemampuan kita untuk membawanya (maximum utility in minimum weight). Perhitungan
berat total untuk perorangan tidak boleh melebihi sepertiga (1/3) berat badannya.
Agar perjalanan di alam bebas dapat berjalan sesuai dengan rencana kita, ada beberapa
hal yang perlu dilakukan :
1. Tujuan, Tujuan haruslah disesuaikan dana yang telah tersedia, kemampuan anggota, dan
waktu. Setiap anggota harus mengetahui dengan jelas tujuan perjalanannya, hal ini untuk
menghindari kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi.
2. Waktu, Apakah waktu yang ditetapkan bisa diikuti oleh semua anggota. Hal lain yang
harus diperhatikan adalah musim pada saat pelaksanaan perjalanan alam bebas tsb.
3. Peserta Jumlah anggota yang ikut haruslah ditetapkan dengan beberapa pertimbangan,
berapa orang yang dapat dilibatkan.
4. Anggaran Keuangan, Dalam menyusun keuangan, beberapa hal harus diperhitungkan,
antara lain kemungkinan situasi ekonomi negara kita, seperti inflasi, perubahan kurs
mata uang asing.
5. Perizinan, Setiap daerah atau negara mempunyai peraturan perijinan yang berbeda. Izin
ini tergantung juga pada sifat ekspedisi yang akan dilakukan:untuk penelitian, wisata,
pembuatan film, atau petualangan.
6. Pembukuan Perjalanan, Pembukuan sebaiknya dilakukan secepatnya, kalau perjalanan
itu dilakukan pada masa liburan, pembukuan harus dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum
kehabisan tiket.
7. Sponsor dan Publikasi, Adakalanya pencantuman seorang penasehat atau pelindung
dalam organisasi perjalanan dilakukan dengan pertimbangan diplomatis, yaitu untuk
mendukung organisasi itu dalam usaha untuk mencari kemudahan fasilitas atau
lainnya.Publikasi di media massa seringkali penting dan berkaitan erat dengan usaha
pengumpulan dana.
8. Penelitian dan Perencanaan Perjalanan, Perencanaan terperinci harus dilakukan oleh
setiap bidang. Kalau memang memungkinkan ada baiknya mengirimkan satu kelompok
pendahulu untuk dilakukan survey lokasi, yang bertugas mencari informasi tentang
lokasi
9. Perencanaan di Lapangan, Kegiatan di lapangan harus sudah jauh-jauh hari disiapkan.
Dirumuskan secara terperinci dalam schedule. Susunlah rencana itu dalam suatu jadwal
khusus hari per hari. Tetapkanlah waktu yang diperlukan untuk mencapai target/ tujuan
perjalanan, serta strategi yang akan digunakan dan rute yang akan ditempuh, serta tempat
menginap/ bivoak.
10. Briefing, Seluruh anggota perjalanan akhirnya dikumpulkan untuk menerima briefing.
Pada kesempatan ini, pimpinan perjalanan menjelaskan segala sesuatu yang berkenaan
dengan perjalanan.
11. Check Kesehatan Pastikan semua anggota telah melakukan check kesehatan. Usahakan
mendapat vaksinasi untuk mencegah demam, tuberculoses, serta anti tetanus.
12. Pelaksanaan di Lapangan, Dalam tahap ini pemimpin perjalanan langsung menangani
pelaksanaan perjalanan. Pimpinan harus pandai menekankan kepada anggota-anggotanya
bahwa keberhasilan suatu perjalanan ditentukan oleh kemampuan setiap anggota untuk
belajar tinggal dan bekerjasama sebagai suatu kelompok yang utuh, pada setiap
kesempatan lakukanlah pertemuan untuk mengadakan evaluasi dan diskusi mengenai
masalah-masalah yang dihadapi.
13. Setelah Perjalanan (Evaluasi), Tahap ini adalah anti klimaks, sehingga kegiatannya
seringkali terulur-ulur, bahkan tak jarang dilupakan. Baiknya membuat laporan
perjalanan.
Dalam penyusunan, yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban, bagaimana kita
menumpukan berat beban pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja secara
efisien. Dalam batas-batas tertentu, rangka yang dimiliki oleh ransel banyak memberikan
kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh lebih menyenangkan saat menggendong
beban. Namun bagaimanapun desain ransel yang dimiliki akan sedikit artinya apabila anda
tidak mampu menyusun barang-barang anda dengan baik.

Beberapa hal yang harus diperhatikan :


 Tempatkan barang-barang yang lebih berat paling atas dan sedekat mungkin dengan
badan.
 Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan di
bagian bawah.
 Letakkan barang-barang yang sewaktu-waktu diperlukan pada bagian paling atas atau
pada kantong luar ransel (ponco, alat P3K, kamera, dll).
 Kelompokkan barang-barang dan masukkan ke dalam kantong-kantong plastik yang
tidak tembus air, terutama pakaian tidur/ cadangan, pakaian dalam, kertas-kertas.
 Sekali lagi, buatlah check list dari semua perlengkapan. Kalau mungkin dengan
beratnya agar dapat dengan mudah menyusunnya
D. NAVIGASI DARAT
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau
di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum
digunakan adalah navigasi darat. Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara
seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan
permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta, kompas, dan
proktator. Pelakunya disebut Navigator.
1. PETA
Peta adalah Gambaran permukaan fisik bumi yang diproyeksikan pada bidang datar
dengan ukuran yang diperkecil dan menggunakan perbandingan skala yang akurat, agar
penggunanya mendapat gambaran dan informasi yang tepat mengenai daerah/medan
dalam peta tersebut. Jenis peta berdasarkan
a. PETA GEOGRAFI : Peta yang memuat informasi fisik bumi dan dibuat dalam skala
kecil ( 1 : 1.500.000 dll), seperti Atlas
b. PETA TEKNIK : Peta yang memberikan gambaran tentang informasi penting dalam
suatu pekerjaan yang sifatnya teknis, seperti Peta Jaringan Rel Kereta Api, Peta
Geologi dll
c. PETA TEMATIK : Peta yang memuat informasi tentang tema tertentu. Contoh: Peta
Lahan Pertanian, Peta Kepadatan Peduduk dll
d. PETA TOPOGRAFI : Peta yang digunakan untuk kepentingan navigasi, karena
memuat informasi yang lengkap mencakup 4 ciri yaitu Relief permukaan daratan;
Perairan; Vegetasi; Hasil Budaya Manusia.
2. KOMPAS
Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berasarkan sifat magnetik
kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N (north=utara), S
(south=selatan), E (east= timur) dan W (west= barat), serta arah mata angin lainnya yaitu
NE (north east= timur laut), SE (south east= tenggara), SW (south west= barat daya) dan
NW (north west=barat laut). Jenis kompas yang umum digunkan adalah kompas sylva,
kompas orientasi dan kompas bidik atau prisma.
3. PROTAKTOR
4. ALTIMETER
Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan
perbedaan tekanan udara.
5. GPS (Global Positioning System)
GPS adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri dari beberapa satelit dan stasiun
bumi. Fungsinya adalah menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu okasi menuju
lokasi lain), tracking (memonitor pergerakan seseorang atau benda), membuat peta
diseluruh permukaan bumi dan menentukan waktu yag tepat di tempat manapun.
6. Alat Tulis
RESECTION DAN INTERSECTION
Resection
Resection merupakan suatu teknik dalam menentukan titik koordinat kedudukan di peta
saat berada di lapangan dengan menggunakan bantuan dua tanda medan atau lebih yang
kelihatan di lapangan dan diketahui di peta yang akan digunakan untuk sasaran bidikan
kompas.
Langkah-langkah Resection
1. Orientasikan peta dengan benar, kemudian lakukan orientasi medan terhadap tanda
dan bentuk medan yang ada dengan tepat.
2. Tandai kedudukan dari dua titik tanda medan atau lebih yang sudah diamati baik di
lapangan maupun di peta, misalnya tanda medan A dan tanda medan B.
3. Bidikkan kompas ke titik ‘A’ dan ‘B’, catat nilai azimuthnya.
4. Hitung nilai back azimuth dari kedua titik tersebut.
5. Tarik garis (plotting) dari titik A sebesar nilai back azimuth A dengan meletakkan
pusat simetris (indeks) protractor pada titik A yang telah ditentukan di peta dengan
menggunakan benang tengah protractor.
6. Tarik lagi garis dari titik B sebesar nilai back azimuth B seperti yang dilakukan
terhadap titik A dan akan terjadi perpotongan antara garis back azimuth A dengan garis
back azimuth B.
7. Titik perpotongan dari dua nilai garis back azimuth titik A dan B tersebut adalah
tempat kedudukan kita berada, misalnya titik ‘C’.
Intersection
Intersection merupakan suatu teknik dalam menentukan posisi sesuatu (benda, tempat
lain, kebakaran, pesawat jatuh dan lainnya) pada peta topografi dengan menggunakan dua
tempat yang sudah diketahui koordinatnya di peta maupun di lapangan. Intersection
membutuhkan dua tempat yang berbeda yang masing-masing telah diketahui dengan pasti
titik koordinatnya di peta. Kita harus berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya
pada posisi sudut ideal antara 300 sampai 900.
Langkah-langkah Intersection
1. Orientasikan peta dengan benar dan pastikan kedudukan posisi koordinat pengamat di
peta, beri tanda, misalnya titik A. Jika posisi belum diketahui lakukan resection terlebih
dahulu.
2. Bidik sasaran dengan kompas, misalnya pesawat jatuh dan menimbulkan asap. Catat
nilai azimuthnya.
3. Pindahkan dan tarik sudut kompas (nilai azimuth tanpa dirubah ke back azimuth)
yang telah didapat dari titik A ke peta dengan menjadikan pusat simetris protractor
berhimpitan dengan titik A (posisi pengamat). Plotting peta pertama telah didapat.
4. Bergerak ke posisi lain (titik B) dan pastikan posisi koordinat tempat tersebut di peta,
lakukan kembali langkah 1 dan 2.
5. Perpotongan dua garis plotting peta yang dibuat pada peta adalah lokasi koordinat
sasaran yang dicari.
6. Tentukan koordinatnya dengan menggunakan koordinat geografis (cara mekasis atau
matematis), dan atau koordinat UTM (menggunakan sistem 6 angka, 8 angka, 10 angka
atau lengkap 14 angka).
7. Sebutkan atau tulis koordinatnya dengan standar penulisan koordinat peta yaitu
menyebutkan judul, lembar peta dan titik koordinatnya.

E. PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT


Menurut dr. Niluh Swasanti dan Winkanda Satria Putra dalam bukunya yang berjudul
Pertolongan Pertama pada Kedaruratan (P3K) yang dimaksud pertolongan pertama adalah
pemberian pertolongan segera atau secepatnya kepada korban (sakit, cedera, luka,
kecelakaan) yang membutuhkan pertolongan medis dasar. Pertolongan medis dasar adalah
Tindakan pertolongan berdasarkan ilmu kedokteran sederhana yang dapat dimiliki orang
awam.
Tindakan pertolongan pertama pada korban merupakan langkah vital dengan tujuan
(Niluh Swasanti dan Winkanda Satria Putra16):
1. Menyelamatkan jiwa korban
2. Mencegah cacat berkelanjutan
3. Memberikan rasa nyaman pada korban.
4. Menunjang proses penyembuhan korban
Macam-macam Penolong pada Keadaan Darurat
Pada saat keadaan darurat ada tiga golongan penolong berdasarkan pengetahuan dan
kemampuannya dalam menolong, yaitu (Niluh Swasanti dan Winkanda Satria Putra14-15;
Pedoman Pertolongan Pertama PMI 2):
1. Orang awam: kelompok ini tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan
pertama atau hanya meniru apa yang pernah dilihat atau didengarnya.
2. Penolong pertama: kelompok ini adalah penolong terlatih yang merupakan orang pertama
atau orang yang pertama kali datang ke lokasi. Kualifikasi ini yang ingin dicapai oleh
PMI.
3. Penolong khusus atau tenaga khusus: kelompok ini berupa tenaga yang dilatih secara
khusus untuk menanggulangi kedaruratan di lapangan seperti paramedic dan sejenisnya.
Mereka dapat melakukan tindakan yang lebih banyak disbanding penolong pertama.
Kewajiban Penolong
Adapun kewajiban sebagai seorang penolong adalah (Niluh Swasanti dan Winkanda
Satria Putra):
1. Menjaga keselamatan diri.
2. Meminta bantuan.
3. Memberikan pertolongan sesuai dengan keadaan korban.
4. Mengupayakan transportasi menuju fasilitas medis terdekat.
Etika Penolong
Agar penolong dan korban merasa nyaman dalam melakukan tindakan ada beberapa etika
Tindakan pertolongan, antara lain:
1. Menganalisis kondisi lingkungan di sekitar korban..
2. Penolong wajib memperkenalkan diri kepada korban.
3. Sebelum melakukan tindakan pertolongan, penolong harus meminta izin kepada
korban jika korban sadar, atau kerabat/keluarga atau orang terdekat dengan korban.
4. Seorang penolong wajib merahasiakan kondisi korban, terutama yang bersifat pribadi
dan privasi seperti menjaga kerahasiaan medis penderita.
5. Meminta bantuan dan kesaksian orang lain.
Risiko Ketika Pendakian dan Cara Penanganannya
1. Keracunan
Beberapa gas yang terdapat di gunung dapat menyebabkan keracunan, seperti gas
yang mencekik pernapasan (gas koolzuur dan gas tambang); meracuni tubuh (CO, LPG,
Asam Sianat) dan yang bersifat menyebabkan pembengkakkan (Amoniak dan Fosfor).
Selain itu keracunan juga dapat terjadi melalui pencernaan karena penderita memakan
makanan yang mengandung racun, misalnya: singkong, jengkol, tempe bongkrek, oncom,
makanan kaleng yang kadaluarsa. Dapat juga karena makan bahan makanan yang tidak
dipersiapkan dengan baik (termasuk tercemar).
2. Heat Cramps (Kram Otot)
Heat Cramps atau kram karena panas, adalah kejang otot hebat akibat keringat
berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Heat
Cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam (termasuk natrium, kalium
dan magnesium) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan
aktivitas fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat Cramps bisa menyebabkan Heat
Exhaustion.
Gejala : Kram yang tiba-tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki. Otot
menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.
Penangana : Dengan meminum atau memakan minuman/makanan yang
n mengandung garam.
3. Heat Exhaustion
Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi akibat
terkena/terpapar panas selama berjam-jam, dimana hilangnya banyak cairan karena
berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Jika tidak
segera diatasi, Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke.
Gejala : 1. Kelelahan.
2. Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena
berkeringat.
3. Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul
di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
4. Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
5. Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
6. Penderita menjadi linglung/bingung terkadang pingsan.
Penanganan : 1. Istarahat di daerah yang teduh.
2. Berikan minuman yang mengandung elektrolit.
4. Heat Stroke
Heat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat
terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan
keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat
Stroke bisa menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41°C adalah
sangat serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal. Kerusakan permanen pada
organ dalam (misalnya otak) bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian.
Gejala : 1. Sakit kepala.
2. Perasaan berputar (vertigo).
3. Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
4. Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit
(normal 60-100 kali/menit).
5. Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah
jarang berubah.
6. Suhu tubuh meningkat sampai 40° – 41° Celsius, menyebabkan
perasaan seperti terbakar.
7. Penderita bisa mengalami disorientasi (bingung) dan bisa
mengalami penurunan kesadaran atau kejang.
Penangana : 1. Pindahkan korban dengan segera ke tempat yang sejuk, buka
n seluruh baju luarnya.
2. Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan
agar selimut tetap basah.
3. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 38° Celcius.
4. Saat temperatur mencapai 38° Celcius, ganti selimut basah dengan
yang kering, lanjutkan perawatan pada korban secara hati-hati.
5. Hypothermia
Hypothermia adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh tidak dapat menghasilkan
panas disertai menurunnya suhu inti tubuh dibawah 35°C. Hal tersebut disebabkan
beberapa faktor, diantaranya: Suhu yang ekstrim dan pakaian yang tidak cukup sehingga
mengenakan pakaian basah, serta kurangnya makanan yang mengandung kalori tinggi.
Gejala : 1. Menggigil.
2. Dingin, pucat, kulit kering.
3. Bingung, sikap-sikap tidak masuk akal, lesu, ada kalanya ingin
berkelahi.
4. Jatuh kesadaran.
5. Bernapas pelan dan pendek.
6. Denyut nadi yang pelan dan melemah.
Penanganan : 1. Jangan biarkan orang yang terkena Hypothermia tidur, karena
hal ini dapat membuatnya kehilangan kesadaran sehingga tidak
mampu lagi menghangatkan badannya sendiri.
2. Berilah minuman hangat dan manis kepada si penderita.
3. Bila baju yang di pakai basah segera mungkin gantilah dengan
baju yang kering.
4. Usahakan untuk mencari tempat yang aman dari hembusan
angin, misalnya dengan mendirikan tenda atau pelindung
lainnya.
5. Jangan baringkan si penderita di tanah dan usahakan agar
memakai alas kering dan hangat.
6. Masukkanlah si penderita ke dalam kantong tidur. Usahakan
agar kantong tidur tersebut di hangatkan terlebih dahulu ke
dalam kantong tidur tersebut.
7. Letakkan benda yang di isi dengan air hangat (bukan panas) ke
dalam kantong tidur untuk membantu memanaskan kantong
tidur.
8. Bila kantong tidur cukup lebar, maka panas badan orang yang
masih sehat dapat membantu si penderita secara langsung, yaitu
dengan tidur berdampingan di dalam satu kantong tidur. Kalau
mungkin, dua orang masih sehat masuk ke dalam kantong tidur
rangkap dua, kemudian si penderita di selipkan di tengah
tengahnya.
9. Kalau dapat buatlah perapian di kedua sisi si penderita.
10. Segera setelah si penderita sadar berikanlah makanan dan
minuman manis, karena hidrat arang merupakan bahan bakar
yang cepat sekali menghasilkan panas dan energi.

F. SEARCH AND RESCUE


DEFINISI SEARCH AND RESCUE
SEARCH AND RESCUE adalah pencarian dan pertolongan yang meliputi usaha
mencari, menyelamatkan, memberian pertolongan terhadap orang atau material yang
dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam suatu musibah. Baik musibah
pelayaran, penerbangan, serta musibah / kecelakaan rekreatif atau bencana alam.
FALSAFAH SEARCH AND RESCUE
SAR adalah kewajiban yang beraspek penuh kemanusiaan, karenanya dilaksanakan
dengan suka rela tanpa pamrih apapun. SAR diberikan kepada siapa saja, kapan saja, dimana
saja, tanpa membedakan kebangsaan, ras, kepercayaan,kedudukan, dan asal-usul mereka
yang membutuhkan pertolongan
SASARAN SEARCH AND RESCUE
Sasaran utamanya adalah keselamatan jiwa manusia, baru kemudian keselamatan
harta benda.
RUANG LINGKUP SAR
SAR mempunyai ruang lingkup Nasional dan Internasional.
TUJUAN SEARCH AND RESCUE
a. Menyelamatkan jiwa manusia dan harta benda serta barang yang ditimpa musibah
kecelakaan / bencana sebanyak mungkin dengan cara yang effisien dan effektif
b. Memberi rasa aman. Rasa pasti , dan rasa tidak was-was pada orang yang terkena
musibah.
c. Memenuhi dan melaksanakan kewajiban internasional dalam rangka kerja sama dan
hubungan antar bangsa dan keluarga dunia
WEWENANG SEARCH AND RESCUE
SAR mempunyai wewenang sebatas pada usaha pencarian, pertolongan, serta
evakuasi, sampai korban musibah diserahkan kepada pihak yang lebih berwenang.
PENYELENGGARAAN OPERASI SAR
OPERASI SAR diaktifkan segera setelah diketahui adanya musibah atau diketahui
adanya suatu keadaaan darurat. Dan OPERASI SAR dihentikan bila korban musibah telah
berhasil diselamatkan atau bila telah diyakini keadaaan darurat tidak terjadi atau bila hasil
analisa / evaluasi bahwa harapan untuk menyelamatkan korban sudah tidak ada lagi
TINGKAT KEADAAN DARURAT
Keadaan darurat suatu musibah dibagi menjadi 3 tingkat:
a. Tingkat Meragukan (UNCAIRTAINITY PHASE – INCERFA)
b. Tingkat Mengkhawatirkan (ALERT PHASE – ALERFA) merupakan kelanjutan dari tingkat
INCERFA atau jika diketahui dalam keadaan mengkhawatirkan karena adanya ancaman
terhadap keselamatannya
c. Tingkat Memerlukan bantuan (DISTRESS PHASE – DISTRESFA) merupakan kelanjutan
dari tingkat ALERFA
TAHAP KEGIATAN OPERASI SAR
1. TAHAP MENYADARI (AWARENESS STAGE) Yaitu saat diketahui / disadari terjadinya
keadaan darurat / musibah, tindakan yang dilakukan adalah pencatatan data musibah
berupa:
a. Nama Korban / pesawat udara / kapal
b. Posisi Kejadian
c. Jenis Musibah
d. Waktu Kejadian
e. Keadaan Cuaca di tempat kejadian
f. Keterangan lain yang diperlukan
2. TAHAP TINDAKAN AWAL (INITIAL ACTION STAGE) Yaitu saat dilakukan suatu
tindakan sebagai tanggapan adanya musibah yang terjadi, tindakan yang harus dilakukan
adalah:
a. Evaluasi informasi kejadian / musibah
b. Penyiagaan fasilitas SAR
c. Pencarian awal dengan komunikasi
d. Pencarian lanjut dengan komunikasi
e. Penunjukan SMC (SAR MISSION COORDINATOR)
3. TAHAP PERENCANAAN OPERASI (PLANING STAGE) Yaitu pembuatan rencana
operasi yang effektif meliputi:
a. Penentuan titik duga
b. Perhitungan luas area pencarian
c. Pemilihan dan penggunaan unsur SAR
d. Metode dalam pelaksanaan
e. Koordinasi dengan unsur-unsur terkait
4. TAHAP OPERASI SAR (OPERATION STAGE) Yaitu tahap saat dilakukan kegiatan :
a. Operasi Pencarian
b. Operasi Pertolongan
c. Operasi Pencarian dengan Pertolongan
Dalam tahap Operasi, kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Breifing SRU,
2) Pemberangkatan SRU,
3) Pelaksanaan Pencarian / Pertolongan oleh SRU,
4) Penggantian SRU
5) Penarikan SRU,
6) Debriefing.
5. TAHAP AKHIR PENUGASAN (MISSION CONCLUSSION STAGE) Yaitu saat Operasi
SAR dinyatakan selesai dan seluruh unsur SAR dikembalikan ke kesatuan induk /
organisasinya masing-masing. Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a. Pengembalian Unsur
b. Evaluasi Hasil Operasi
c. Pembuatan Laporan.
STRUKTUR ORGANISASI SAR

JABATAN DALAM OPERASI SAR


1. SC (SAR COORDINATOR); Dijabat oleh seorang pejabat kerena fungsi dan wewenangnya mampu
memberikan dukungan kepada Kantor SAR untuk menggerakkan unsur-unsur SAR
2. SMC (SEARCH MISSION COORDINATOR); Dijabat oleh seseorang yang karena memiliki
kemampuan / kwalifikasi yang ditentukan. Dan tugasnya adalah melaksanakan evaluasi kejadian,
perencanaan serta koordinasi pencarian. Tugas ini berlaku untuk satu kejadian SAR
3. OSC (ON SCENE COMANDER); Dijabat oleh seseorang yang ditunjuk SMC untuk
mengkoordinasikan serta mengendalikan unsur SAR dilapangan, OSC ini ada bila SMC merasa
perlu untuk kelancaran tugas.
4. SRU (SEARCH RESCUE UNIT) adalah unsur SAR / fasilitas personil SAR yang secara nyata
melaksanakan OPERASI SAR
KOMPONEN PENUNJANG
Guna keberhasilann pelaksanaan diatas bila didukung dengan 5 komponen penunjang dibawah ini;
1. ORGANISASI, merupakan struktur organisasi SAR yang meliputi aspek pengerahan unsur
Komando, Komando dan Pengendalian, Kewenangan, Lingkup Penugasan, dan Tanggung jawab
untuk penanganan musibah.
2. FASILITAS,adalah komponen berupa unsur, peralatan / peralatan, serta fasilitas pendukung
lainnya yang dapat digunakan dalam OPERASI SAR.
3. KOMUNIKASI, adalah komponen berupa penyelenggaraan komunikasi sebagai sarana
pemantauan musibah / kejadian, komando pengendalian serta membina kerja sama / koordinasi
selama operasi berlangsung.
4. PERAWATAN DARURAT, adalah komponen berupa penyediaan fasilitas perawatan darurat yang
bersifat sementara dalam mendukung terhadap korban.
5. DOKUMENTASI, adalah pendataan laporan / kegiatan analisa serta data kemampuan yang akan
menunjang effesiensi pelaksanaan operasi dan pengembangan kegiatan misi SAR yang akan
dating.

Anda mungkin juga menyukai