Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH GUNUNG DAN HUTAN

ANGGOTA MUDA ANGKATAN PURUK SANDUKUI

XXXIII

Disusun oleh :

ENGGAR WAHYUDIANTO – AM.19.03/XXXIII

IKATAN MAHASISWA PECINTA ALAM

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karna kasihnya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik Navigasi Darat”. Navigasi darat
merupakan salah satu pengetahuan yang wajib dipahami oleh seluruh penggiat alam bebas.
Oleh karena ini, kami membuat makalah ini dengan tujuan mampu memberikan pengetahuan
mengenai teknik navigasi darat kepada pembaca dan kami berharap supaya apa yang telah
kami paparkan di makalah ini dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca dan dapat
diaplikasikan di lapangan.

Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap
kritik dan saran dari berbagai pihak agar ke depannya makalah ini dapat menjadi lebih baik
sehingga dapat berguna bagi semua orang. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Senin, 23 November 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknik Navigasi Darat merupakan salah satu kemampuan yang wajib
dipahami oleh setiap penggiat alam bebas. Navigasi darat sangat membantu kita
dalam berkegiatan di alam bebas seperti pendakian, pengarungan sungai, dll. Navigasi
darat juga membantu kita dalam menentukan posisi, tujuan, dan arah tujuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari navigasi darat?
2. Apa alat-alat yang digunakan dalam navigasi darat?
3. Bagaimana cara melakukan navigasi darat?
4. Bagaimana cara betahan hidup alam bebas

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari navigasi darat.
2. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam navigasi darat.
3. Mengetahui dan memahami cara melakukan navigasi darat.
4. Mengetahui cara bertahan hidup alam bebas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gunung dan hutan


• Definisi

Kegiatan pendakian gunung hutan merupakan kegiatan atau olah raga alam bebas
yang cukup berbahaya, di butuh kan kercerdasaan kekuatan, serta keterlampilan.
Dalam melakukan mendakian kita perlu memahami beberapa teknik seperti
manajemen perjalanan, navdar, dan teknik survival lain nya.

• Terminologi
• gunung: suatu puncak ketinggian dari atas permukaan laut dan dataran
• pengunungan: barisan atau sekumpulan gunung yang saling berdekatan
• Bukit : Gunung Yang ketinggianya tidak lebih dari 600 mdpl
• Perbukitan : Barisan/sekumpulan bukit yang salingberdekatan.

• Tebing : Lereng pada dinding gunung yang terjal


• Sadel : Pertemuan dua titik pada satu punggungan
• Pass : Celah panjang diantara dua punggungan
• Col : Celah sempit diantara dua puncak
• Plateau : Dataran tinggi diatas daerah ketinggian
• Summit : Puncak

• Teknik pendakian
Ada beberapa pendakian kita kenal ada tiga buah sistem/teknik pendakian yaitu:
- Alpin Taktik : sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan yang
jaraknya tidak terlalu jauh, dan tidak kembali lagi ke base camp serta seluruh tim
pendaki harus dapat mencapi puncak.
- Himalayan taktik : Sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan yang
jaraknya cukup jauh sehingga untuk menuju puncak ada beberapa base camp
yang didirikan guna melakukan sistem drop barang, pada taktik ini tidak semua
anggota tim harus mencapai puncak.
- Siege taktik : Gabungan antara Alpin Taktik dan Himalayan taktik.
B. Alat alat pendakian gunung
• Alat pribadi
• Tas carier
• Sepatu gunung
• Jaket
• Pakaian
• Sleeping bag
• Alat tim
• Tenda
• Perlengkapan memasak: kompor portable,
nesting,piring, sendok, gelas
• Perlengkapan medis
• Flysheet
• Peta
• Kompas
Jenis-jenis kompas:
-Kompas Analog

kompas analog yaitu dengan menyelaraskan jarum kompas yang


terdapat di dalam nya. Kompas analog terdiri atas beberapa jenis,
seperti:
- Kompas Lensa
Kompas lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan
lensa biconcave yang berfungsi untuk mempermudah dalam
pembacaannya. Umumnya kompas lensa berbentuk sederhana, ringan,
dan harganya lebih murah. Namun validitas pengukuran besarnya
sudut kompas kurang akurat.
Kompas Bidik (Kompas Prisma)
- Kompas bidik atau disebut juga sebagai kompas prisma adalah
kompas yang berfungsi sebagai pembidik besar derajat pada sebuah
medan (bentang alam sebenarnya) untuk diproyeksikan dalam peta.
Jenis kompas ini yang sering digunakan dalam kegiatan-kegiatan alam
termasuk dalam kepramukaan.
- Kompas Orientering (Kompas Silva)
Kompas orientaring atau kompas silva adalah kompas yang digunakan
dalam orientasi (penghitungan dan pembacaan peta secara langsung),
Kompas ini umumnya memiliki badan (wadah)
transparan memudahkan pembacaan terhadap peta yang ditaruh di
bawahnya.
-Kompas bidik

Kompas ini mempunyai garis lembut dengan poros vertikal yang


berfungsi untuk membidik sasaran dan menentukan derajat posisi
sasaran.
Kompas prima atau bidik memiliki harga yang bervariasi di pasaran,
mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Kompas bidik yang
memiliki kualitas baik umumnya dilengkapi dengan fosfor untuk
membantu penglihatan pada malam hari.
-Kompas digital
Kompas digital adalah kompas yang bekerja secara digital. Jenis ini
biasanya disertakan sebagai sistem navigasi dalam dunia robotika atau
dalam gadget-gadgetelektronik.

C. Manajemen perjalanan
1. Pemebentukan kepanitiaan

Pemebentukan kepanitian adalah langkah awal dalam melakukan kegiatan


pendakian gunung dalam pembentukan kepanitiaan terdapat jobdes- jobdes
seperti:

• Ketua pelaksana:
Tugas ketua pelaksana adalah mengambil keputusan berdasarkan
musyawarah,bertanggung jawab atas tim , menandatangani surat surat yang
berhubungan dengan kesekretariatan
• Korlap ( kordinator lapangan):
Tugas korlap mengatur keadaan lapangan, membuat randown acara
• Sekertaris:
Tugas sekertaris merancang dan membuat serta mengambil kebijaksanaan
yang berhubungan dengan kesertariatan atas izin ketua
• Bendahara:
Merancang, membuat mengatur hal-hal yang berhubungan dengan keuangan
atas izin ketua tim bertanggung jawab langsung kepada ketua tim
• Seksi perlengkapan:
Tugas nya melakukan pengadaan perlengkapan dan peralatan tim,
bertanggung jawab langsung kepada ketua tim
• Seksi logistik:
Mendata dan mencari seluruh logistik yang dibutuhkan dengan yang
dibutuhkan dengan mengkoordinasi bersama bendahara
• Seksi transportasi:
Mendata, mencari serta mengurus transportasi tim
• Seksi dokumentasi:
Menyimpan seluruh foto foto kegiatan untuk dokumentasi
• Seksi kesehatan:
pengadaan obat - obatan yang di perlukan , mengurus tim yang sakit dan
bertanggung jawab langsung kepada ketua tim
• Seksi humas
Mengadakan hubungan komunikasi baik internal maupun eksternal
seperti mengurus perizinan kegiatan yang akan di jalani

2. Manajemen logistik manajemen logistik sebuah upaya bagi kita sebagai pendaki
untuk mencari atau mempersiapkan logistik yang akan di bawa dalam pendakian
dengan pertimbangan dari segi nutrisi, kalori dan efisiensi

Idealnya, Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk setiap perjalanan seorang pendaki
gunung tergantung pada :
Ukuran dan berat badan seseorang.
- Metabolisme individu.
- Lamanya perjalanan.
- Cuaca/suhu.
- Jenis aktifitas yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Manajemen waktu

Manajemen waktu salah satu yang harus di perhatikan karena jika kita melewati
estimasi yang telah di tentukan kita perjalanan kita akan kerepotan dalam
perjalanan . Contoh kejadian seperti kita membuat randown namun ketika
dilapangan randown yang direncanakan tidak sesuai yang mengakibatkan
perjalanan kita terhambat

4. Manajemen keuangan

Manajemen keuangan seperti melibatkan perencanan keuangan, pengelolahannya


dan penyimpanan keuangan kegiatan yang akan berlangsung

5. Manajemen emosi

Manajemen konflik seperti mencegah dan meminimalisir terjadinya konflik


terhadap anggota tim seperti ketika salah satu anggota tim hanya kecapean atau
hanya mengeluh ketika perjalanan kita jangan langsung menanggapi nya dengan
nada tinggi kita dekati dia dan jalan kan komunikasi dengan nya agar kita tau
alasan dia seperti itu kenapa

6. Manajemen tenaga

Manjemen tenaga juga sangat penting misalkan seperti latihan fisik sebelum
kegiataan, lalu kita juga perlu mengngatur tenaga kita semisalkan kita jangan
terlalu menggunakan tenaga kita berlebihan seperti bernyanyi ketika pendakian

7. Manajemen air

Karena di gunung sumber air terbatas kita perlu penghemat air, jangan terlalu
memboros kan air jangan menghambur hamburkan air dan minum dengan
secukup nya

8. Manajemen packing

Ketika mengatur isi dalam tas kita perlu memilih dan melilah seperti membawa
barang yang benar benar di butuh kan tidak membawa baju yang terlalu banyak
dan membawa barang yang secukupnya efisien untuk di bawa
D. Peta
• Jenis- jenis peta
• Peta topografi yaitu peta yang menampilkan relief atau tinggi rendahnya
permukaan bumi yang digambar menggunakan garis kontur. Semakin rapat
jarak garis kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukan daerah tersebut
semakin curam.
• Peta korografi, yaitu peta yang menampilkan sebagian atau seluruh permukaan
bumi secara umum. Peta jenis ini menggambarkan semua kenampakan di
suatu wilayah misalnya gunung, danau, jalan raya, dan garis pantai.
• Peta tematik : peta yang berisikan informasi tentang suatu aspek atau gejala
khusus di permukaan bumi. Jenis peta ini hanya menampilkan hal-hal tertentu
sesuai kebutuhan, contohnya peta persebaran tambang, peta penggunaan
lahan, dan peta persebaran penduduk.

Berdasarkan bentuknya, peta ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu


• Peta timbul, yaitu peta yang permukaannya dibuat berdasarkan bentuk
permukaan bumi yang sebenarnya.
• Peta datar, yaitu peta yang dibuat di atas bidang datar. Oleh karena bentuknya
yang datar, maka untuk menggambarkan relief permukaan bumi yang
sebenarnya, digunakan gradasi warna.
• Peta digital, yaitu peta yang dibuat dan dapat dibaca melalui komputer.

Cara membaca peta


- Analisa Peta Topografi
Sebelum melakukan perjalanan untuk memahami kondisi medan sebenarnya
berdasarkan informasi pada peta sehingga dapat digunakan sebagai asumsi awal
dalam penyusunan rencana perjalanan. Interpretasi dan analisa peta ini dapat
dilakukan dari :
a. Informasi dasar peta,
seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta, lokasi daerah dan titik ekstrim
seperti perkampungan (nama daerah, nama jalan, nama sungai, nama gunung dan
bentukan alam lain), perpotongan sungai, jalan, ketinggian suatu titik, kerapatan
kontur berdasarkan pemahaman tentang sifat kontur yang dapat digunakan untuk
memperkirakan jarak dan waktu tempuh, karakter medan / kemiringan (terjal /
landai), vegetasi, dll.
b. Tanda Medan
Melakukan analisa bentuk kontur yang tergambar pada peta untuk mendapatkan
gambaran medan sebenarnya. Mengenali tanda medan ini dapat dilakukan
berdasarkan sifat garis kontur yaitu :
1) Perbedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala
yang dinyatakan dalam satuan meter (biasanya tertera pada setiap peta topografi)
2) kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali untuk
kawah
3) antar kontur tidak akan saling berpotongan, kecuali berhimpit pada lembah yang
sangat curam dimana terdapat air terjun
4) kontur yang bebentuk seperti huruf V dari pusat kontur merupakan punggungan
dan yang berbentuk seperti huruf V terbalik dari pusat kontur adalah lembahan.
5) Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan
tinggi antara 2 buah kontur berurut.
6) Makin rapat kontur, menunjukkan daerah yang makin terjal/curam.
7) Saddle adalah daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
8) Pass adalah celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
9) Bentukan sungai dapat terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian
tingkat kontur, biasanya terdapat pada lembahan dan namanya tertera mengikuti alur
sungai.

E. Navigasi

Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di peta maupun medan
sebenarnya. Sebagai orang yang dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas
serta cara penggunaannya mutlak harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat jauh
dan tidak dikenal akan menjadi lebih mudah dan aman. Pengetahuan navigasi darat
juga berguna ketika diperlukan usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan
atau tersesat di gunung dan hutan, serta bencana alam. Secara umum, peta dinyatakan
sebagai penggambaran dua dimensi pada bidang datar, dari sebagian atau seluruh
permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan
perbadingan tertentu. Peta sendiri kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan
dan penggunaannya. Untuk keperluan navigasi darat, umumnya menggunakan peta
Topografi.
• Jenis jenis navigasi
o Navigasi darat digital
Adalah navigasi yang mengunakan bantuan teknologi canggih saat ini.
Teknologi yang biasa di gunakan dalam navigasi darat adalah global
navigation satellite system (GNSS). GPS adalah sebuah teknologi yang di
ciptakan oleh amerika serikat. Teknologi tersebut tidak hanya di miliki oleh
rusia juga memiliki teknologi penentu posisi yang disebut Glonnas, sednag
kan eropa memiliki juga yang di sebut Galileo, dan Indonesia menggunakan
GPS
o Navigasi darat konvensional
Yaitu navigasi yang dilakukan mengunakan alat alat sederhana seperti
kompas, busur, penggaris, protactor dan peta. Navigasi darat konvensional
memerlukan pemahaman tentang terlampilan menggunakan alat alat tersebut
bukan hanya tentang penggunaan alat, kita juga harus memahmi kapan dan
dalam kondisi seperti apa alat alat penggaris untuk mengukur azimuth di atas
peta kita menggunakan busur, untuk membaca koordinat peta kita
membutuhkan protractor.
o Navigasi darat alamiah
Navigasi ini dilakukan tanpa teknologi canggih dan alat konvesional. Pada
dasarnya tidak boleh tergantung terhadap teknologi Missal nya orientasi arah
menggunakan posisi matahari, mengukur azimuth menggunakan bayangan
matahari, mengukur jarak menggunakan perkiraan jejak langkah.

F. Navigasi darat Konvesional


- Alat dalam navigasi darat
o Protactor
o Alat tulis
o Kompas
o Peta
o Busur derajat
- Teknik teknik navigasi
1. Deklinasi

Dalam navigasi darat, terdapat 3 jenis utara yaitu utara grid (utara peta), utara
magnetic, dan utara sebenarnya. Pada pembahasan ini, kita akan memfokuskan
kepada utara sebenarnya dan utara magnetic.

Pada saat kita mengarahkan kompas kita ke utara, kompas tidak menunjukkan ke
utara sebenarnya (kutub utara) melainkan ke arah kutub magnetic bumi. karna itu,
terjadi perbedaan antara utara sebenarnya dengan utara magnetic.

Sebagai contoh, kita menggunakan deklinasi yang tertera pada gambar.

Berikut penghitungannya.

Utara Grid = 12’

Utara Magnetic = 1°6’ = 66’

UM – UG = 66’ – 12’ = 54’

Deklinasi sebesar 54’ diukur pada tahun 2000. Setiap tahunnya terjadi
pengurangan deklinasi sebesar 1’ per tahun.

Perubahan deklinasi tahun 2020 = 1 x 20 = 20’

Deklinasi tahun 2020 = 54’ – 20’ = 34’

Berdasarkan persamaan di atas, pada saat kita mengambil bearing dengan kompas
maka kita harus mengurangi hasil bearing yang kita dapatkan dengan deklinasi
tersebut. Contoh:
Bearing = 45°, maka

45° - 34’ = 44°26’ Jadi, bearing yang kita gunakan adalah sebesar 44°26’ atau jika
dibulatkan sebesar 44°.

2. Kontur

Kontur merupakan garis khayal yang menggambarkan perubahan bentuk dan


ketinggian medan pada peta. Garis kontur menjelaskan medan sebenarnya dilihat
dari sudut pandang atas. Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui mengenai
garis kontur.

a. Garis kontur tidak berpotongan dengan garis kontur lainnya.


b. Setiap garis kontur mewakili ketinggian tertentu. Jika kita berjalan
mengelilingi garis kontur tertentu, ketinggian kita tidak akan berubah.
c. Semakin rapat jarak garis kontur dengan garis kontur lainnya, maka semakin
terjal medan tersebut.
d. Semakin renggang jarak garis kontur dengan garis kontur lainnya, maka
semakin landai medan tersebut.

e. Punggungan ditandai dengan bentuk kontur yang menyerupai U dan V yang


mengarah menjauhi puncak. Perbedaannya adalah pada bentuk U, punggungan
akan lebih luas sedangkan pada bentuk V, punggungan akan lebih sempit dan
tajam.
f. Jurang digambarkan dengan kontur V rapat yang mengarah ke puncak. Sungai
ditandai dengan kontur V yang mengarah ke hilir, namun biasanya tidak rapat
seperti jurang.
g. Interval kontur, adalah perbedaan tinggi dari setiap garis kontur. Pada peta
1:25.000 interval kontur sebesar 12,5 meter.

3. Penampang lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur


lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan kontur sebagai acuan.
Penampang lintasan membantu kita untuk membayangkan bagaimana bentuk
menda lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Manfaat
penampang lintasan:

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan


b. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman
medan
c. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
4. Azimuth – Back Azimuth
Azimuth adalah sudut yang kita peroleh saat membidik kompas kearah
tertentu. Pada saat membidik titik extreme, sudut yang kita peroleh dari kompas
adalah azimuth (missal 105°). Back azimuth adalah lawan dari sudut azimuth.
Contoh:
• Sudut azimuth yang kita peroleh sebesar 115°, maka back azimuth adalah
295°
• Sudut azimuth sebesar 285°, maka back azimuth sebesar 105°

untuk mencari back azimuth:

• Sudut azimuth <180° maka ditambah 180°


• Sudut azimuth >180°, maka dikurang 180°

5. Resection
Resection berfungsi untuk mencari keberadaan kita pada peta langkah-langkah
melakukan resection:
a. Sejajarkan utara peta dengan utara kompas
b. Carilah titik extreme yang dapat dibidik dengan kompas di sekitar (contoh:
puncak gunung)
c. Setelah mendapatkan bearing (missal: bearing 288°), posisikan bagian
tengah protractor pada titik extreme yang telah dibidik tadi. Kemudian,
Tarik benang yang telah dipasang pada protractor ke arah back azimuth
bearing 288° dan buat garis menggunakan penggaris.
d. Cari titik extreme selain yang telah dibidik tadi. Artinya, untuk melakukan
resection diperlukan minimal 2 titik extreme. Lakukan prosedur yang sama
seperti di atas tanpa berpindah tempat. Missal kita dapatkan bearing 179°,
kemudian taris garis. Posisi kita berada pada perpotongan garis tersebut.
6. Intersection
Intersection berfungsi untuk menentukan posisi suatu titik di peta dengan
menggunakan dua atau lebih titik extreme yang dikenali di lapangan. Intersection
digunakan untuk mengetahui / memastikan posisi suatu benda yang terlihat
dilapangan tetapi sukar untuk dicapat atau tidak diketahui posisinya di peta.
Langkah- langkah melakukan intersection:
a. Lakukan resection terlebih dahulu
b. Setelah mendapatkan posisi kita, bidik objek yang kita amati
c. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
d. Bergerak ke posisi lain dan melakukan resection lagi. Kemudian lakukan
langkah a-c
e. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut tersebut merupakan posisi
objek yang kita amati

7. Menghitung Koordinat
Dalam menentukan koordinat, kita bisa menggunakan protractor. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan:
a. Arah baca peta harus dari kiri ke kanan dan atas ke bawah (karena mengikuti
perubahan koordinat grid secara sistematis).
b. Skala yang digunakan pada protractor harus mengikuti skala yang digunakan
pada peta. 9

47’00” 3
9 6 3

47’30”

48’00”

24’30” 25’00” Posisi skala protractor

Langkah-langkah:
• Kita lihat bahwa lingkaran tersebut berada pada karvak 24’30” – 25’00” LS
dan 47’30” – 48’00” BT.
• Kita menggunakan peta dengan skala 1:25.000, maka kita akan gunakan skala
yang sama pada protractor. Jika dilihat pada protractor, maka akan ada garis
dengan angka 0 – 10 dengan garis pendek bernilai kelipatan 0,2.
• Posisikan skala protractor serupa dengan garis biru dengan pangkal skala
protractor berada di lingkaran.
• Lihat jumlah jarak dari lingkaran ke garis grid sumbu x dan y
Sebagai contoh, kita telah mendapatkan nilai x = 2,8 dan y= 1,6. Sekarang kita
memasukan nilai x dan y ke dalam rumus ini:
1° = 1 jam
60’ = 60 menit
30” = 30 detik
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑟𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟
= 𝑘𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 + ( 𝑥 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙)
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑟𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Keterangan
Koordinat acuan : dapat dilihat pada peta (contoh 7°25’30”)
Nilai ukuran protractor : hasil pengukuran skala protractor (contoh 2,8 dan 1,6)
Nilai total protractor : jumlah skala yang tertera pada protractor (pada protractor
skala 1:25.000, jumlah total 10)
Interval : interval garis lintang atau bujur (lintang = 48’00” – 47’30” = 30” ; bujur
= 25’00” – 24’30” = 30”)
Perhitungan:
1,6
𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 = 7°47′30" + ( 𝑥 30)
10
= 7°47’30” + 4,8” = 7°47’34,8” LS
2,8
𝑏𝑢𝑗𝑢𝑟 = 112°24′30" + ( 𝑥 30)
10
= 112°24’30” + 8,4” = 112°24’38,4” BT
Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu untuk penghitungan LS
menggunakan hasil pengukuran sumbu y dan BT menggunakan hasil pengukuran
sumbu x.
G. Search And Rescue

o Definisi

Search And Rescue yang mempunyai arti usaha untuk melakukan percarian,
pertolongan dan penyelamatan terhadap keadaan darurat yang dialami baik manusia
maupun harta benda yang berharga lainnya.
Hakekat Search Ans Rescue merupakan kegiatan kemanusiaan yang dilakukan secara
suka rela dan tanpa pamrih dan merupakan kewajiban moril bagi setiap individu yang
terlatih untuk melakukan pertolongan terhadap korban musibah secara cepat, tepat dan
efisien dengan memanfaatkan sumber daya/potensi yang ada, baik sarana dan
prasarana maupun manusia yang ada.

Tingkat keadaan darurat


Dalam SAR dikenal adanya 3 tingkat keadaan darurat:
- Inserfa
- Destresfa
- Alertfa
Komponen SAR
Sebelum di aktifkannya suatu kegiatan operasi SAR, tentunya harus di dahului dengan
adanya berita suatu musibah atau sesuatu yang menghawatirkan atau di khawatirkan
akan terjadi musibah. Penyelenggaraan operasi SAR akan berlangsung dengan baik
bila di dukung oleh komponen – komponen SAR yang meliputi ; organisasi, fasilitas,
komunikasi, medik dan dokumentasi.
o organisasi
Organisasi dalam misi SAR akan dibentuk dalam jangka waktu tertentu demi
kelancaran koordinasi dan pengendalian unsur-unsur SAR yang ada hingga kegiatan
menjadi efektif dengan hasil yang optimal. Organisasi ini akan bubar dengan
sendirinya apabila operasi SAR telah dinyatakan selesai. Untuk itu perlu diketahui
tugas dan tanggung jawab serta hubungan dari setiap unsur SAR.
o Fasilitas
Yang termasuk dalam fasilitas SAR adalah semua pendukung penyelenggaraan
dalam kegiatan operasi SAR, dapat berupa fasilitas milik pemerintah, swasta,
perusahaan, kelompok/organisasi masyarakat maupun perorangan. Jenisnya dapat
berupa personil terlatih, kendaraan, alat komunikasi dll.
o Komunikasi
Komukasi akan berperan dalam penyampaian informasi dari satu unit ke unit lainnya
secara cepat dan akan lebih memudahkan dalam pengendalian operasi terlebih dalam
keadaan emergency.
o Pelayanan Darurat Medik
Dalam pelaksanaan operasi SAR sangat diperlukan adanya pelayanan darurat medik
untuk memberikan pertolongan pertama bila ada korban yang membutuhkan
sebelum di tangani oleh pihak yang lebih berkompeten. Pelayanan ini juga di
butuhkan pada saat melakukan evakuasi dan mobilisasi korban.
o Dokumentasi
Dokumentasi berguna untuk memberikan data dan keterangan serta analisa dari
informasi misi SAR yang diterima termasuk mulai dari tahap kekhawatiran sampoai
tahap konklusi misi, khususnya catatan baik secara tulisan atau visual. Ini
merupakan bahan untuk evaluasi dan pedoman untuk kegiatan selanjutnya
SAR pada hakekatnya adalah kegiatan kemanusiaan yang dijiwai falsafah Pancasila
dan merupakan kewajiban bagi setiap Warga Negara Indonesia. Kegiatan tersebut
meliputi segala upaya dan usaha pencarian, pemberian pertolongan, dan
penyelamatan jiwa manusia dan harta benda yang bernilai dari segala musibah baik
dalam penerbangan, pelayaran, bencana maupun musibah lainnya.

H. PPGD

PPGD sendiri bertujuan meringankan cidera, pencegahan pendarahan, dan


pencegahan cacat atau pendarahan korban. Sehingga penanganan ini sangat penting
apalagi gunung terkenal terjal dengan udara yang cukup dingin.

Jika kebetulan salah satu rombongan mengalami beberapa gejala berbahaya berikut
ini lebih baik lakukan tips simpel berikut ini untuk mengatasinya.

Mengatasi luka iris, gores atau tusuk, Mengatasi luka

Sebenarnya luka dibagi menjadi beberapa jenis yaitu luka iris, gores, luka gigitan,
gores, bakar, dan tusuk. Kemungkinan beberapa luka itu bisa saja terjadi pada
penggiat alam atau pendaki karena gunung terkenal sangat terjal dan berpotensi luka
parah jika terjatuh
apabila terjadi luka lakukan hal berikut ini:

o Hentikan pendarahan yang terjadi pada luka


o Siram atau usap luka dengan obat merah/yodium/antiseptic lainnya
o Beri Sulfatilamide jika ada
o Tutup dengan kain kasa yang masih steril/kain yang masih bersih

Mengatasi luka gigitan hewan liar

Saat tersesat di gunung biasanya terdapat binatang liar, seperti ular atau binatang
bertaring. Apabila salah satu korban terkena gigitan binatang tersebut, cobalah
lakukan pencegahan berikut ini:

o Jika luka terjadi akibat hewan biasa (bukan ular atau binatang berbisa)
bersihkan luka dengan yodium atau air yang mengalir,
o Jika luka terjadi akibat hewan berbisa, jangan sering dipegang, jangan dihisap,
dan korban tidak boleh banyak bergerak karena dapat mempercepat nadi
sehingga racun bisa cepat menyebar.

Mengatasi Hipotermia

Hipotermia adalah suatu kondisi medis darurat yang bisa terjadi pada seseorang,
kondisi ini menyebabkan tubuh kita kehilangan panas lebih cepat daripada kondisi
normal. Hingga akhirnya dapat menyebabkan suhu tubuh sangat rendah.

Pada keadaan normal, suhu tubuh umumnya adalah sekitar 37°C. Namun, saat
terserang hipotermia suhu tubuh akan menurun menjadi di bawah 35°C. Ketika suhu
tubuh menurun, jantung, sistem saraf, dan organ lainnya tidak dapat bekerja secara
normal.

Gejala Hipotermia

o Gemetaran
o Napas lambat dan dangkal
o Denyut nadi lemah
o Kecanggungan atau kurangnya koordinasi
o Mengantuk atau energi yang sangat rendah
o Kebingungan atau kehilangan memori
o Hilang kesadaran

Teknik-teknik mengatasi Hipotermia

o Lepaskan pakaian basah yang melekat pada tubuh seseorang yang terkena hipotermia.
o Lindungi orang tersebut dari angin, dan kehilangan panas lebih lanjut dengan pakaian
hangat dan kering.
o Pindahkan orang tersebut ke tempat yang hangat dan kering sesegera mungkin.
o Gunakan selimut hangat.
o Ukur suhu tubuh seseorang jika termometer tersedia.
o Tawarkan minuman hangat, tetapi hindari kafein, yang mempercepat kehilangan
panas.
o Jika orang tersebut dalam kondisi tidak sadar, jangan paksakan untuk memasukkan
cairan ke dalam tubuh.
o Lakukan kontak kulit ke kulit (skin to skin). Caranya, lakukan sentuhan langsung
kepada seseorang yang terserang hipotermia. Tujuan dilakukan cara ini adalah untuk
mentransfer panas tubuh.
o Jika tidak ada tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi dapat dilakukan RJP, sampai
paramedis tiba atau orang tersebut dibawa ke rumah sakit.
o Jangan berikan panas ekstrem secara tiba tiba pada seseorang yang dalam kondisi ini.
Karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan kulit.

I. Survival
- Air
Dalam survival kita sangat membutuhkan air. Dalam survival pun ada beberapa
teknik mendapat kan air, jika dengan curah hujan tinggi kita bisa memanfaat kan
air hujan dengan cara membuat tandon air agar air dapat tertampung namun jika
curah hujan tidak tinggi, bisa kalian manfaatkan adalah proses transpirasi
tumbuhan. Caranya, bungkus dedaunan dengan kantung plastik lalu ikat pada
ujungnya. Setelah beberapa waktu, proses transpirasi atau pernafasan tumbuhan
akan menyebabkan pengembunan di dalam plastik. Jangan lupa pilih dedaunan
yang tampak sehat, lebat dan tidak beracun. Sedikit air pasti bisa tertampung di
plastik tersebut setelah beberapa jam, dan kalian bisa memanfaatkan airnya.
- Makanan
Ketika tersesat dan bahan logistik kita habis kita bisa memanfaatkan tetumbuhan
yang berada di hutan. tumbuhan yang bisa kita manfaatkan dihutan, terutama tidak
beracun, berduri dan memiliki bau yang menyengat.
Seperti:
o Kentang hutan
o Pakis hutan
o Pandan hutan
- Bivak
Saat tersesat kita memperlukan perlindungan. Kita bisa membangun bivak kita
perlu mengatahui bivak dapat di bangun dengan ponco atau ranting dan dedaunan.

Teknik membangun bivak:


Dalam pembangunan bivak Kita perlu memperhatikan kondisi sekitar dalam
membuat bivak. Ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, semisal

o Hindari mendirikan bivak di tempat yang terbuka terhadap terpaan angin


o Carilah tempat datar dan kering untuk kenyamanan saat tidur. Untuk daerah
lembab, buatlah alas yang tebal dari dedaunan atau sejenisnya untuk
menghalangi kelembaban, atau bisa membuat panggung sederhana
o Jika mendirikan bivak di bawah pohon besar, hindari pohon yang telah lapuk
dan rapuh, hal ini berbahaya ketika pohon tersebut tumbang. Carilah juga
tempat di bawah pohon yang terkena sinar matahari
o Hindari membuat bivak pada lereng atau lembah, berbahaya ketika terjadi hujan
yang bisa memicu banjir atau longsor
o Hindari membuat bivak dengan jarak yang terlalu dekat dengan sungai, karena
biasanya sungai menjadi jalur binatang. Juga guna menghindari ketika air
sungai meluap.
o Hindari tempat yang berdekatan sarang nyamuk atau serangga lainnya, terlebih
daerah yang dikerumungi lalat. Lalat bisa dijadikan indikator kebersihan sebuah
area, apakah sehat untuk dijadikan tempat tinggal sementara atau tidak.
- Api

Keberadaan Api adalah point penting untuk survival. Selain tentunya untuk
menghangatkan tubuh, api bermanfaat untuk memasak, menghalau binatang buas,
hingga memberi sinyal untuk tim SAR.

Teknik membuat api: paravin dan bahan bahan kering seperti daun daunan kering,
ranting pohon,
BAB III

PENUTUP

B. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk berkegiatan di
alam bebas, seseorang harus mampu menguasai ilmu tentang navigasi darat
dan menguasai ilmu survival agar pendakian atau penjelajahan di alam bebas
aman.

C. Saran
Dalam melakukan navigasi darat, pengetahuan memang sangat
penting. Dalam hal ini, disarankan agar sering berlatih dan mencari ilmu dari
sumber-sumber lain agar semakin mahir.

Anda mungkin juga menyukai