Anda di halaman 1dari 37

MODUL

MOUNTAINERING

Disusun Oleh :

Asisa Putri Ramadani (Ibis)

1112923

MAPALA TO MANURUNG

PGSD KAMPUS VI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Agustus 2023

1
MOUNTAINERING

A. Pengertian dan Tujuan Mountainering

Mountain = Gunung

Mountaineer - Orang yang berkegiatan di gunung Mountaineering Segala

sesuatu yang berkaitan dengan gunung atau dalam arti yang luas berarti

suatu perjalanan yang meliputi mulai dari hill walking sampai pendakian

ke puncak-puncak gunung yang sulit.Banyak alasan orang melakukan

kegiatan mountaineering namun pada dasarnya kegiatan itu dilakukan

untuk: Mata pencaharian, Adat istiadat, Agama /Kepercayaan, Ilmu

Pengetahuan,Petualangan, Olahraga, Rekreasi. Mountaineering, berasal

dari kata dasar mountain yang memiliki arti gunung. Secara sederhana,

istilah ini dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas atau kegiatan

pendakian yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang. Aktivitas

yang dimaksud biasanya bertujuan untuk mencapai satu titik tertentu dan

melewati berbagai kondisi alam di lintasannya. Mountaineering sendiri

kemudian dibagi ke dalam beberapa klasifikasi berdasarkan tingkat

kesulitan dan teknik dasar yang digunakan. Hampir semua gerakan dan

aktivitas yang dilakukan dalam pendakian gunung akan mengacu pada

beberapa teknik dasar dan dengan menerapkan materi-materi yang

dibutuhkan selama pendakian. Hal tersebut bertujuan agar pendaki pemula

akan sangat baik bila memiliki pemahaman atas teknik-teknik ini. Dengan

adanya materi mountaineering pendakian dan hal-hal yang tidak

diinginkan bisa dihindari. Di dalam mountaineering dibagi ke dalam lima

klasifikasi

2
pendakian. Di antaranya adalah walking, hill walking, trekking / hiking,

kemudian scrambling, dan climbing. Selain itu, klasifikasi climbing masih

dibagi lagi menjadi rock climbing dan snow ice climbing. Mari pahami

kekhasan dari setiap klasifikasi, guna membantu lo melakukan persiapan

sebelum melakukan perjalanan pendakian. Mendaki gunung adalah suatu

kegiatan keras, berbahaya, penuh petualangan, membutuhkan

keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya

dan tantangan yang seakan hendak mengungguli, merupakan daya tarik

dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah

menguji kemampuan dirinya untuk bersekutu dengan alam yang keras,

keberhasilan suatu pendakian yang sukar dan sulit berarti keunggulan

terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan dirinya

sendiri. Pendakian gunung sebenarnya telah dilakukan oleh para nenek

moyang kita yang dimulai dengan bapak manuasia Nabi Adam AS yang

menjelajahi bukit tursina untuk mencari cintanya Siti Hawa. Siti Hajar

yang telah lintas dari bukit marwah ke bukit Safa ditemani dengan sherpa

JIBRIL untuk mencari air bagi ismail yang lagi kehausan. Dan pendakian

demi pendakian hingga saat ini masih terus berlangsung dan kelak (tak

lama lagi) giliran kalian untuk melanjutkan amanah menjaga

kelanggengan kemanusian.

B. Jenis Perjalanan Berdasarkan Tingkat Kesulitan Medan

Perjalanan baik pendakian atau pemanjatan berdasarkan pada tingkat

kesulitan medan yang dihadapi dapat dibagi sebagai berikut:

1. Walking: Berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki yang serius.

3
2. Hiking (hill walking): Medan sedikit bertambah sulit sehingga

dibutuhkan perlengkapan kaki yang memadai.

3. Climbing

 Rock Climbing: Pemanjatan pada medan batu,

 Scrambling: Medan semakin curam sehingga dibutuhkan bantuan tangan

untuk menjaga keseimbangan tubuh. Praktis tidak memerlukan tali

ataupun perlengkapan lainnya yang khusus.

 Technical Climbing: Pemanjatan pada permukaan tebing yang sulit.

Dibutuhkan teknik khusus dan bantuan peralatan. Jenis ini di bagi dua,

yaitu:

- Free Climbing: Rute yang dilalui sulit sehingga dibutuhkan tali, alat-alat

dan teknik yang khusus untuk melindungi bila terjatuh. Patut diperhatikan

bahwa alat-alat disini hanya berfungsi sebagai alat-alat pengaman saja dan

bukan sebagai penambah ketinggian.

- Artificial Climbing: Tebing hanya memberikan celah yang sangat tipis

atau bahkan tidak ada sehingga penggunaan tangan dan kaki saja adalah

mustahil. Untuk itu pendakian jenis ini sepenuhnya tergantung kepada

perealatan yang juga dipergunakan secara langsung untuk menambah

ketinggian. Dapat dikatakan ketinggian kita dapat terus bertambah hanya

semata-mata karena bantuan alat-alat seperti tangga tali dan sebagainya.

 Snow/Ice Climbing: Pemanjatan pada medan es dan salju

3
4. Expedition : Kegiatan pendakian yang membutuhkan berbagai

pengetahuan dan membutuhkan waktu yang lama serta memerlukan

pengorganisasian tertentu dengan berbagai variasi medan yang harus

dilalui.

C. Sistem/ Teknik Pendakian

Tidak semua medan yang dilalui untuk menuju puncak itu seragam

sehingga ada beberapa sistem/teknik yang dilakukan untuk menuju puncak

yang harus disesuaikan dengan karakter medan. Pada beberapa pendakian

kita kenal ada tiga buah sistem/teknik pendakian yaitu:

1. Alpin Taktik: sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan yang

jaraknya tidak terlalu jauh, dan tidak kembali lagi ke base camp serta

seluruh tim pendaki harus dapat mencapi puncak (taktik ini berkembang di

pegunungan alpen yang karakternya sangat sesuai dengan taktik ini)

2. Himalayan taktik: Sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan

yang jaraknya cukup jauh sehingga untuk menuju puncak ada beberapa

base camp yang didirikan guna melakukan sistem drop barang, pada taktik

ini tidak semua anggota tim harus mencapai puncak (taktik ini

berkembang di pegunungan himalaya yang karakternya sangat sesuai

dengan taktik ini)

3. Siege taktik: Gabungan antara Alpin Taktik dan Himalayan taktik.

D. Persiapan Dalam Sebuah Perjalanan

1. Dapat berpikir secara logis.


Ini adalah elemen yang terpenting dalam membuat keputusan selama

pendakian, dimana cara berpikir seperti ini lebih banyak

mempertimbangkan faktor safety atau keselamatannya.

2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan. Meliputi pengetahuan tentang

medan ( navigasi darat) cuaca dan teknik pendakian, pengetahuan tentang

alat pendakian atau pemanjatan dan sebagainya.

3. Dapat mengkoordinir tubuh kita.

koordinasi antara otak dengan anggota tubuh. Haruslah terdapat

keseimbangan antara apa yang dipikirkan di Otak dan apa yang sanggup

dilakukan oleh tubuh. Keseimbangan antara emosi dan kemampuan diri.

Ketenangan dalam melakukan tindakan.

4. koordinasi antar anggota tubuh.

lalah keseimbangan dan irama anggota tubuh itu sendiri dalam membuat

gerakan-gerakan atau langkah-langkah ketika berjalan atau diam kondisi

fisik yang memadai. Ini dapat dimengerti karena mendaki gunung

termasuk dalam olahraga yang cukup berat. Seringkali berhasil tidaknya

suatu pendakian/pemanjatan bergantung pada kekuatan fisik. Untuk

mempunyai kondisi fisik yang baik dan selalu siap maka jalan satu-satunya

haruslah berlatih,

5. Berdoa.
E. Perencanaan Perlengkapan Perjalanan

Dalam melakukan perjalanan atau petualangan di alam bebas, tentu kita

perlu menyiapkan segala sesuatu yang akan memperlancar perjalanan kita.

Kesiapan fisik dan mental merupakan modal yang paling mendasar yang

harus dimiliki seorang Mountaineer, selain itu peralatan dan perlengkapan

yang layak dan lengkap adalah pendukung keberhasilan dan sekaligus

sebagal tolok ukur seorang Mountaineer yang profesional. Keberhasilan

suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan

perbekalan yang tepat dan efisien. Dalam merencanakan perlengkapan

perjalanan terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:

1. Mengenal jenis medan apa yang akan dihadapi nanti(hutan, rawa,

tebing, semak, termasuk diantaranya kondisi sosial masyarakat setempat)

2. Menentukan tujuan perjalanan (penjelajahan / ekspedisi, latihan,

penelitian, SAR, liburan, dii)

3. Mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan selama perjalanan (sehari,

3 hari, seminggu, sebulan, dsb)

4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban

(beratnya tidak melebihi sepertiga berat badan (15-20 kg), walaupun ada

yang mempunyai kemampuan mengangkat beban sampai 30 kg.)

5. Memperhatikan dan menyiapkan hal-hal khusus yang mungkin

dibutuhkan dalam perjalanan (misalnya: vitamin, obat-obatan tertentu,

peta, dil) Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat

menyiapkan
perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin dan

juga buatkan daftar barang yang harus dibawa lakukan pengecekan

sebelum dan sesudah perjalanan.

Berikut ini adalah peralatan dan perlengkapan yang harus disiapkan

seorang mountaineer barang-barang

 Perlengkapan Perorangan:

1. Carrier/Ransel / day-pack (sebelum barang dimasukkan, biasakan

bungkus dengan kantong plastik untuk menghindari hujan)

2. Matras

3. Rain coat/ponco

4. Sleeping Bag dan perlengkapan tidur

5. Perlengkapan makan & minun

6. Baju hangat/jaket + baju ganti (cadangan)

7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan

8. Senter (Baterai + bohlam cadangan)

9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan, peluit

10. Obat-obatan pribadi

11. Peralatan navigasi (kompas, dll), webbing, tali, dll

12. Logistik

13. Lilin dan lampu senter

14. Pisau serba-guna / Victorinox

15. perlengkapan mandi

 Perlengkapan Team:
1. Tenda

2. Peralatan masak

3. P3K

4. Trash Bag

5. Golok Tebas

Kelompokan barang-barang yang sejenis (pakaian, makanan, keperluan

mandi, dan obat-obatan) dalam satu kantong. Yang paling dasar adalah

pakaian, kemudian keperluan mandi, dan yang paling atas adalah makanan

dan obat-obatan.

F. Pengelompokkan Bahaya Di Gunung Dan Gunung

Bila kita kelompokan bahaya di hutan dan gunung dapat kita simpulkan

sebagai berikut:

1. Bahaya Obyektit: Segala bentuk bahaya atau potensi bahaya yang

ditimbulkan oleh objek hutan dan gunung itu sendiri dan segala sesuatu

yang berada dilingkungannya

2. Bahaya Subyektif: Segala bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang

diawali atau ditimbulkan oleh pelaku dalam segala bentuk perilaku,

tindakan dan pengambilan keputusan baik sebelum ataupun saat ia

berkegiatan di hutan dan gunung.

3. Nasib Buruk dan Nasib Baik: segala bentuk bahaya dan atau potensi

bahaya yang pada dasarnya diluar perhitungan ataupun pertimbangan

pelakunya, dan bersifat sama sekali tidak terduga. Umumnya sangat jarang

terjadi. Nasib Buruk akan langsung dirasakan oleh pelaku sebagai potensi
bahaya ataupun bahaya. Nasib Baik bila tidak secara bijak diterima

sebagai sebentuk pengalaman tentang keberuntungan, dapat menjadi

sebentuk sikap berfikir yang dapat menjadi potensi dan atau bahaya disaat

mendatang.

1. Bahaya Objectif

a) Kondisi Bentuk Permukaan Bumi (Terrain); Apakah Terrain

berpemukaan: datar, curam, patahan-patahan, tonjolan-tonjolan dan

gabungan dari beberapa bentuk. Masing-massing memiliki bahaya sendiri-

sendiri. Apakah kondisi permukaan itu terbentuk oleh tanah padat,

gembur, berair, becek, rawa, sungai, pasir, kerikil bulat, krikil tajam,

batuan lepas, batuan padat dan serterusnya. Masing-masing juga memiliki

sifat-sifat tersendiri yang tentunya memiliki potensi-potensi bahaya.

b) Bentuk-bentuk Kehidupan (living Form); Kehidupan Binatang: Mulai

kehidupan Micro organisme yang sederhana hingga binatang-binatang

besar dapat menjadi potensi bahaya.

 Secara umum potensi itu adalah:

- Dapat menimbulkan penyakit.

-Dapat menularkan penyakit.

-Beracun bila menyengat, bersentuhan atau menggigit.

-Beracun bila dimakan.

- Karena ukurannya besar dapat berbahaya bila menyerang.

-Binatang besar pemangsa.

- Minimbulkan/mengeluarkan zat-zat kimia yang membuat sangat tidak

nyaman.
 Tumbuh-tumbuhan

Potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh tumbuhan adalah: - Kerapatan

tumbuhan dapat menghambat dan mencederal kita dalam pergerakan.

Kerapatan tumbuhan dapat menghambat jarak dan keleluasaan pandangan

(visibility) sehingga menyulitkan orientasi. Mempunyal duri-duri atau

getah beracun yang dapat mencederal kita. Mengandung racun bila

dimakan, tetapi harus dicatat, dalam situasi survival ada tidaknya binatang

dan tumbuhan yang dapat kita manfaatkan juga merupakan problem bagi

kita untuk sumber makakan, shelter, bahan bakar, perlengkapan pengganti

dll.

c) Iklim dan Cuaca

Iklim yang merupakan gambaran umum musim-musim yang terjadi

disuatu daerah tertentu dalam periode waktu satu tahun mungkin lebih

mudah doiperkirakan. Tetapi cuaca yang berkaitan dengan: temperatur,

kelembaban dan pergeerakan udara akan lebih sulit diperkirakan. Ketiga

hal itu sangat berkaitan dengan kemampuan tubuh kita yang mempunyai

keterbatasan untuk dapat berfungsi normal. Hal-hal yang dapat menjadi

potensi bahaya dari kondisi cuaca adalah:

Temprertur Tinggi, yang berkaitan dengan terik matahari dapat

menyebabkan Heatstroke dan Sunstroke.

Temperature rendah, basah, angin, dan kombinasinya dapat menyebabkan

Hypotermia. Basah terus-menerus dapat menyebabkan bagian telapak kaki

mengalami Water Immersion foot (seperti kena kutu air). Akan mudah

lecet dan peluang terinfeksi menjadi lebih besar. Potensi-potensi bahaya

lain yang
diakibatkan oleh cuaca misal: angin yang sangat besar dapat mematahkan

batang-batang pohon besar yang bisa mencederai kita, curan hujan yang

tinggi dapat menghambat pergerakan dan jarak pandang. Curah hujan yang

sangat extreme mempunyai potensi bahaya tersendiri. Demikian juga

kekeringan yang extreme

d) Ketinggian

Tinggi rendahnya suatu tempat dari atas permukaan laut, akan berkaitan

dengan besarnya tekanan udara di tempat itu. Disekitar ketinggian sejajar

dengan permukaan laut tekanan udara besarnya kurang lebih 1 Atmosfir

(atm), pada 500 Meter Diatas Permukaan Laut (mdpl) tekanan udaranya

hanya kurang lebih 50%nya: Besarnya tekanan disebabkan massa udara

yang lebih besar. Dengan kata lain materi yang membentuk udara lebih

banyak. Makin kecil tekanannya, makin sedikit materi yang

membentuknya. Oksigen yang kita butuhkan ada kurang lebih 20% dari

materi yang membentuk udara. Dengan demikian makin tinggi suatu

tempat dari permukaan laut makin sedikit jumlah oksigen dari setiap liter

yang terhisap paru-paru kita. Tubuh kita membutuhkan waktu untuk

beraklimatisasi dengan kondisi ini. Kurangnya waktu aklimatisasi dapat

menimbulkan gangguan pada kesehatan tubuh kita, yaitu apa yang disebut

Mountain Sickness, yang bila berlanjut dari kondisi Hypoxia dapat

berkembang menjadi Pulmonaryedema dan atau Cerebraledema. Bahkan

diatas ketinggian yang berkisar mulai diatas 5000 mdpl, tubuh kita tidak

mampu beraklimatisasi secara permanaen. Hanya dalam batasan waktu


tertentu tubuh kita dapat bertahan. Daerah diatas ketinggian itu sering juga

disebut "Death Zone" dimana tidak ada makhluk hidup yang dapat

beraklimatisasi permanent disana.

e) Besaran Jarak dan Waktu

Besarnya jarak biasanya berkaitan dengan lamanya waktu tempuh, walau

tingkat kesulitan medan (berkaitan dengankondisi Terrain, Living Form,

Iklim dan cuaca, ketinggian) ikut berpengaruh. Secara sederhana dapat

dilihat bahwa makin besar jarak dan waktu makin rumit rencana perjalan

yang harus kita buat. Banyak masalah-masalah yang harus kita

pertimbangkan seperti misalnya masalah perbekalan, navigasi, kesehatan,

shelter, peralatan, tekanan- tekanan/stress (fisik dan psikis) yang mungkin

dialami dst. Makin rumit rencana perjalanan yang harus kita

pertimbangkan, ada kemungkinan makin besar faktor-faktor kesalahan

yang terjadi. Faktor- faktor kesalahan yang ini dapat berkembang pada

pelaksanaanya menjadi potensi bahaya.

f) Kondisi Akibat/Pengaruh

Yang dimaksud dengan kondisi akibat atau pengaruh adalah suatu kondisi

yang pada umumnya/biasanya tidak merupakan potensi bahaya, tetapi

akibat pengaruh tertentu menjadikannya sebagai potensi atau bahaya.

Beberapa contoh misalnya: Adanya bangkai binatang besar diatas aliran

sungai yang sangat jernih dihutan atau digunung yang kita gunakan

sebagai sumber air. Adanya ganggang beracun pada genangan air tetrentu

yang kita anggap sebagai sumber air yang baik. Munculnya gas beracun

di wilayah
gunung berapi dimana biasanya wilayah tersebut aman. Hal ini mungkin

akibat aktivitas gunung berapi beraktivitas diluar normalnya. Jenis-jenis

ikan tertentu yang biasanya tidak beracun menjadi ikan beracun bila

dikonsumsi akibat adanya kandungan mineral tertentu atau micro

organisme tertentu diperairan habitatnya. Dan contoh lainnya.

g) Kondisi Sosial Budaya

"Lain padang lain belalangnya, lain lubuk lain pula ikannya", demikian

kata peribahasa. Setiap daerah memang memiliki adat-istiadat tersendin,

Kesalahan kita dalam menghargai adat istiadat setempat dapat

menimbulkan kesalahpahaman. Rasa tidak suka, penolakan terhadap

kehadiran kita akan menimbulkan ketidaknyamanan dan atau rasa tidak

aman pada diri kita. Hal ini bila berlanjut dapat menjadi potensi bahaya

yang tidak jarang pula menjadi bahaya. Tidak jarang pula masyarakat

pedalaman yang akan merasa tidak aman bila wilayahnya dimasuki orang

asing. Bagi kita sikap mereka sering kita anggap agresif, yang

sesungguhnya itu adalah manifestasi dari rasa tidak aman itu. Pendekatan

yang cermat perlu kita lakukan agar situasi itu tidak menjadi potensi

bahaya.

2. Bahaya Subjektif Kondisi Kebugaran (fitness)

a. Kondisi kebugaran (fitness)

Subject: Berkegiatan di alam terbuka dalam tingkatan tertentu menuntut

kebugaran tubuh pelakunya. Tidak saja sitem peredaran darahnya (cardios

culary), metabolisme tubuh, kekuatan otot-ototnya, tetapi juga daya


pertahanan tubuhnya terhadap perubahan- perubahan cuaca (berkaitan

dengan temperatur, kebasahan angin). Sering juga berkegiatan di gunung

dan hutan mengharuskan kita melakukan irama dan siklus Kehidupan yang

tidak teratur. Atau setidaknya tidak sebagaimana pada kehidupan kita

sehari-hari. Situasi dan kondisi ini dapat menjadi potensi bahaya apabila

kebugaran tubuh pelaku tidak dapat memenuhi sebagaimana yang dituntut

kegiatan itu.

b. Kondisi Kemampuan Tekhnis (Technical Skills)

Subyek: Sebentuk pengetahuan dan keterampilan tekhnis tentu saja

dituntut dalam berkegiatan di gunung dan hutan. Keterampilan untuk dapat

bergerak dengan efisien serta efektif, mengontrol keseimbangan dan irama

gerak tubuh serta beristirahat secara efektif tapi efisien. Hal ini juga harus

ditunjang dengan pengetahuah apa saja, peralatan pembantu yang

dibutuhkan secara tepat, serta penggunaanya secara benar untuk

membantunya bergerak atau beristirahat. Pengetahuan dan keterampilan

menjaga kesehatan, kebugaran tubuh dan bagaimana mengatasi bila

tergangu juga dituntut. Tidak mendukungnya kemampuan tekhnis pelaku,

akan menjadi sebentuk potensi bahaya.

c)Kondisi Kemampuan Kemanusiaan (Human Skills)

Sebentuk kondisi kemampuan kemanusiaan juga dituntut dalam

berkegiatan di alam bebas. Apa yang sering kita dengar sebagai mental

yang kuat dan emosi yang stabil itu yang dituntut. Tetapi uraian dari

mental yang kuat itu sendiri jarang kita dengar.Pengertian mental itu

sendiri adalah bagaimana


"sikap berfikir kita dalam mengontrol aksi gerak tubuh/tindakan kita".

Dengan kata lain bagaimana kita terhadap sebentuk situasi dan kondisi:

Menilal, Menganalisa, Merasionalisasikannya, Mengambil/ Menentukan

keputusan, serta Melaksanakan keputusan itu. Hal-hal diatas terntu saja

menuntut sebentuk perilaku positif manusia. Seperti: Leadership,

Judgement, Determination. Integrity, Patience/Kecermatan, dan seterusnya

untuk dapat melaksanakannya dengan. baik. Emosi adalah sebentuk reaksi

perasaan yang timbul bila menghadapi situasi dan kondisi tertentu. Dapat

dianggap sebagai suatu kewajaran, tetapi tidak jarang sesungguhnya tidak

bersifat rasional. Rasa Takut, Kesal, Kesepian, Patah Semangat, Frustasi,

adalah contoh-contoh yang dapat berkembang menjadi potensi bahaya.

d. Kondisi Kemampuan Pemahaman Lingkungan (Enviromental Skills)

Pamahaman akan segala bentuk sifat dan karakter dari lingkungan gunung

dan hutan dituntut bagi pelaku yang berkegiatan disana. Segala sifat dan

karakter lingkungan yang dapat menjadi potensi bahaya harus bisa

dinilainya; tetapi sifat dan karakter yanhg dapat dimanfaatkan harus pula

dapat dipahaminya. Sifat dan karakter lingkungan itu bukan dianggap

sebagai musuh, tetapi bagaimana ia harus mampu bernegosiasi dengan

segala kemampuan yang dimilinya. Ketidakmampuan memahami segala

karakter dan sifat lingkungan dimana ia berkegiatan akan dapat

menimbulkan potensi bahaya.


3. Nasib Buruk dan Baik

Hal utama dari sikap pendekatan kita terhadap nasib baik dan buruk

mungkin yang terbaik adalah sebagai berikut: Adanya nasib buruk adalah

sesuatu yang tak dapat dihindari. Apabila terjadi pada kita, terimalah

sebagai suatu realita bukan dengan reaksi emosi yang negatif seperti :

Kesal, Menyesali, Marah dst Hal terpenting yang harus kita lakukan

adalah bagaimana kita dapat mengatasinya dengan bijak dan tepat.

Mendapatkan nasib baik harus kita sadari hanya benar-benar sebuah

keberuntungan. Hal ini jangan kita jadikan sandaran untuk tindakan-

tindakan atau kegiatan- kegiatan selanjutnya. Tidak rela menerima adanya

nasib buruk dan tidak menyadari itu hanyalah sebuah keberuntungan, akan

menjadi suatu potensi bahaya bagi kita.

G. Perlengkapan, Pembekalan & Packing Untuk Seorang Pecinta Alam

I. DEFINISI

Keberhasilan suatu kegiatan di alam bebas, salah satunyaditentukan oleh

perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Sebenarnya tidak ada pengertian

khusus tentang perlengkapan maupun perbekalan, tetapi hal tersebut

dibedakan dari sifat dan waktu penggunaannya di lapangan. Biasanya

perlengkapan merupakan barang-barang yang dibawa dalam kegiatan alam

bebas atau lapangan yang tidak habis digunakan dalam satu kali

penggunaan dan dapat di digunakan kembali pada saat yang lain, karena

bersifat permanen. Perlengkapan itu sendiri lebih ditekankan kepada alat

Bantu atau perlengkapan kegiatan, perjananan dan lain-lain. Sedangkan

perbekalan
adalah barang-barang yang dibawa dalam kegiatan alam bebas atau

lapangan yang mungkin habis digunakan dalam satu kali penggunaan dan

tidak dapat di digunakan kembali pada saat yang lain, karena bersifat

mudah rusak atau habis setelah digunakan. Perbekalan itu sendiri lebih

ditekankan kepada bahan makanan dan minuman

II. PERENCANAAN PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN

Dalam merencanakannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Medan yang akan dituju (hutan, pegunungan, rawa, pantai, dsb).

2. Tujuan kegiatan (perjalanan, latihan, penelitian, kemanusiaan/SAR, dil).

3. Lama kegiatan.

4. Keterbatasan kemampuan fisik untuk membawanya (dianjurkan berat

total yang dibawa tidak melebihi 1/3 berat badan).

5. Hal-hal khusus (penyakit, obat-obatan, dsb). Setelah mengetahui hal-hal

tersebut, maka kita dapat memilih perlengkapan dan perbekalan yang

sesuai dan selengkap mungkin, namun dengan beban yang tidak melebihi

kemampuan kita untuk membawanya (maximum utility in minimum

weight). Perhitungan berat total untuk perorangan tidak boleh melebihi

sepertiga berat badannya.

III. PEMBAGIAN PERLENGKAPAN DAN PERBEKALAN SERTA

PACKING

A. PERLENGKAPAN
Dari kegiatan-kegiatan yang akan kita laksanakan di lapangan, kita dapat

mengelompokkan perlengkapan yang dibawa menjadi:

1. Perlengkapan Dasar

a. Perlengkapan Jalan.

Perlengkapan minimal yang harus dibawa saat kita melaksanakan kegiatan

di alam bebas, khususnya untuk gunung dan hutan, adalah:

#Sepatu

Untuk daerah yang berbukit, gunakanlah sepatu dengan bunga sepatu yang

besar (ber-radial), bagian tumitnya mempunyai tinggi ± 1,5 cm dan solnya

kuat. Sepatu jangan terlalu sempit ataupun terlalu longgar, karena akan

mengganggu kenyamanan dan membuat kaki cepat lelah.

# Kaus kaki

Yang perlu diperhatikan, kaus kaki ini harus dapat:

 menyerap keringat

 melindungi kulit kaki dari lecet • menjaga agar telapak kaki tetap dapat

bernafas;

 menjaga agar kaki tetap hangat (terutama di daerah yang dingin) bahan

asintetis lainnya cukup baik digunakan. Sesuaikanlah ketebalan dan

panjang kaus kaki dengan bahan wool.

Untuk keperluan tersebut, bahan kaus kaki yang terbuat dari katun atau

campuran dengan wool dan keperluan. Mungkin kita perlu

memakailebih dari satu pasang kaus kaki. Yang perlu diingat adalah

bahwa kaus kaki yang kita pakai harus kering, untuk itu sesuaikanlah
jumlah kaus kaki yang dibawa dengan kondisi medan dan cuaca daerah

tujuan. Dianjurkan untuk selalu membawa kaus kaki cadangan dalam

setiap perjalanan. Untuk perjalanan lama dan menempuh daerah yang

dingin, sebaiknya memakai dua lapis kaus kaki, bagian dalam

memakai kaus kaki dari bahan katun dan bagian luar dari

#. Celana jalan

Yang perlu diperhatikan ialah :

 kuat dan ringan;

 comfortable (praktis, lembut dan cukup longgar/tidak mengganggu

gerakan kaki);

 terbuat dari bahan yang menyerap keringat;

 mudah kering dan bila basah tidak menambah berat.

Untuk keperluan tersebut, bahan celana yang terbuat dari katun cukup

baik untuk dipakai, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering.

Contohnya PDL militer, celana loreng militer dan celana lapang yang

terbuat dari bahan rapstock. Bahan jeans sangat tidak dianjurkan untuk

dijadikan celana lapang, karena selain berat dan kaku, juga sukar

kering kalau basah. Bahan jeans tersebut tidak melindungi kita dari

kondisi alam sekitar (karena bukan isolator yang baik untuk cuaca).

Sesuaikanlah desain celana dengan kebutuhan. Celana tanpa kantung

kurang praktis, tetapi terlalu banyak kantung pun akan merepotkan.

Kantung-kantung celana sebaiknya memakai tutup yang mudah dibuka

namun aman, dan kantungkantung tersebut harus mudah dijangkau.

Ada
baiknya juga apabila bagian-bagian tertentu dari celana diperkuat,

khususnya pada bagian lutut dan pantat. Jika seringharus mengangkat

lutut, sebaiknya dibuat rimpel pada jahitan celana di garis lutut,

sehingga daerah lutut agak menggembung, ini berguna agar gerakan

lutut lebih leluasa. Selain itu, pilihlah celana yang memiliki risluiting

(agar mudah membukanya bila diperlukan) serta memiliki tempat ikat

pinggang yang kuat.

#Baju jalan

Baju jalan pada prisipnya sama saja dengan celana jalan, namun khusus

kantungkantung pada baju ini, jangan sampai mengganggu jika diisi atau

tertekan ransel. Untuk baju jalan ini sebaiknya terbuat dari katun

(menyerap keringat, namun dingin) atau wool (hangat, namun sulit

menyerap keringat), bertangan panjang untuk menghindari duri dan bulu

penggatal, sengatan matahari dan binatang berbisa. Orang sering salah

kaprah, untuk perjalanan pantai memakai baju tangan pendek atau bahkan

tanpa lengan, Padahal itu tidak baik, karena dapat mengakibatkan sengatan

matahari secara langsung pada kulit sehingga merusaknya. Harus diingat

pula, baju yang dikenakan haruslah kering, terutama jika dipakai tidur.

Untuk itu sangat dianjurkan untuk membawa baju cadangan.

#Raincoat

Karena di alam bebas sering terjadi perubahan cuaca secara tak terduga,

maka pakaian yang dibawa harus sesuai dengan keadaan tersebut. Untuk

itu rain coat atau jas hujan penting sekali untuk dibawa Selain berfungsi

sebagai
penahan air hujan, rain coat juga dapat digunakan sebagai pakaian penahan

angin.Sebenamya pemakaian rain coat ini tidak menjamin kita untuk tidak

basah. Idealnya pemakaian raincoat ini di-back up dengan pemakaian

payung atau ponco, karena pemakaian rain coat pada saat hujan deras dan

lama akan mengakibatkan air hujan tersebut menembus bagian dalamnya.

Kemampuan raincoat untuk menahan rembesar air sangat tergantung pada

lapisan water proof-nya. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pemakaian rain coat ini, agar lapisan waterproof-nya

tetap berfungsi baik, diantaranya:

 setelah dipakai, gantungkanlah rain coat ditempat yang teduh;

 seandainya kotor dan perlu dicuci, hindari penggunaan deterjen kuat;

 hindari membersihkan dengan sikat kasar, cukup gunakan kain basah

dan lembut, matahari;

 keringkanlah rain coat dengan cara diangin-angin ditempat yang teduh,

jangan dijemur di terik.

 berilah cairan water proof pada bagian jahitan dan bagian lain yang

telah mengelupas/hilang lapisan water proof-nya.

# Ponco

Seperti halnya rain coat, ponco berfungsi sebagai penahan air. Selain itu,

digunakan sebagai perlengkapan dasar untuk membuat bivak/shelter.

#. Topi lapang

Kegunaan topi lapang ini adalah ;


 melindungi kepala dari kemungkinan cedera dan duri;

 melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian

belakang. Topi yang dipakai haruslah kuat dan tidak mudah robek.

Untuk keperluan tersebut, terutama untuk kegiatan gunung dan hutan,

dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang, Memakai

topi yang terlalu lebar (topi koboi) sangat tidak dianjurkan. Selain

menghalangi penglihatan dan pendengaran, juga kurang praktis karena

menghalangi pergerakan. Topi jenis koboi ini, cocok kalau dipakai di

padang rumput atau daerah-daerah yang tidak terlalu banyak

semaknya.

#Sarung tangan

Yang perlu diperhatikan dari sarung tangan ini, adalah:

 Sebaiknya terbuat dari kulit;

 Bentuknya sesuai dengan tangan;

 Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan.

Untuk kegiatan gunung dan hutan, kegunaannya adalah untuk

melindungi tangan dari kemungkinan cedera akibat duri, bulu

penggatal, binatang berbisa dan binatang kecil penggatal. Selain itu,

ada baiknya juga membawa sarung tangandari wool, untuk

perlindungan terhadap cuaca dingin.

#Ikat pinggang

Pilihlah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala

yang tidakterlalu besar, namun teguh. Misalnya dari kulit yang tebal

namun lembut, dan dari bahan sintetis lainnya. Ikat pinggang ini selain

berguna
untuk menjaga agar celanatidak melorot, juga untuk meletakkan alat-alat

yang perlu cepat dijangkau seperti pisau pinggang, tempat air minum,

tempat alat-alat P3K, dll.

#Ransel

Ketika kita memutuskan untuk melakukan perjalanan di alam terbuka,

pastikan dahulu bahwa seluruh barang yang diperlukan akan dibawa dalam

satu tempat yang kuat. Dengan ransel, berat barang yang dibawa akan

terasa lebih ringan, karena beban akan dipanggul dan ditahan pundak. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan ransel ini, yaitu:

 ringan

Ransel sejauh mungkin tidak merupakan beban tambahan yang berlebihan

(bayangkan bila berat ransel kosong kita sudah 5 kg), terbuat dai bahan

waterproof, sehingga kalau hujan tidak akan bertambahberat dan cukup

melindungi isinya (walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra

dengan pengunaan kantung-kantung plastik terutama untuk perlengkapan-

perlengkapan yang peka: pakalan tidur, alat tulis, makanan kering, dll).

 kuat

Harus mampu membawa beban dengan aman, berdaya tahan tinggi,

tidak mudah robek, jahitannya tidak mudah lepas, zippernya cukup

kokoh, dsb. Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan Ransel yang

dipakai haruslah sesuai dengan keadaan medan yang dihadapi. Untuk

medan gunung dan hutan, tidak dianjurkan untuk memakai ransel

dengan rangka luar (external frame), karena akan menyulitkan


pergerakan jika melewati semak. Ransel jenis tersebut cocok

digunakan pada medan- medan datar dan terbuka (salju, padang

rumput, pantai).

 comfortable

Dianjurkan agar memakai ransel yang memiliki rangka. Rangka ini perlu

agarberat beban merata dan seimbang ke seluruh tubuh. Rangka ini juga

membuat kenyamanan karena adanya ventilasi antara tubuh/punggung

dengan ransel. Bagi ransel dengan rangka di dalam (internal frame), perlu

ditambah dengan bahan yang menyerap keringat pada bagian yang

bersentuhan dengan punggung. Selain rangka, bagian ransel yang perlu

diperhatikan juga adalah tali penyandang ransel dan hip belt. Tali

penyandang ransel haruslah kuat, cukup lebar, empuk dan mudah distel.

Hip belt digunakan untuk mengatur agarransel menempel dengan baik ke

tubuh, serta membantu pembagian berat beban.

 praktis

Memiliki kantung-kantung tambahan dan ada pembagi ruang, sehingga

akan memudahkan mengambil barang-barang tertentu. Sekarang ini

banyak sekali macam ransel dengan berbagai model, ukuran, bahan serta

harga yang bervariasi. Ketelitian memilih akan banyak menentukan. Harga

yang mahal belum tentu menjamin ransel yang nyaman. Untuk itu pilihlah

ransel sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada

baiknya kita melengkapi rasel kita dengan tas tambahan atau day pack.

Day pack ini akan banyak membantu, karena memudahkan pergerakan,

terutama jika
perjalanan tersebut merupakan kegiatan penelitian atau sering melakukan

perpindahan tempat.

# Peralatan navigasi

Alat navigasi yang harus dibawa minimal kompas yang masih bisa

digunakan, busur/protrektor dan peta daerah yang akan kita tuju. Peralatan

navigasi ini merupakan peralatan sangat penting yang selalu harus dibawa.

#Lampu senter

Lampu senter ini terutama digunakan bila kita melakukan perjalanan

malam. Untuk perjalanan malam ini gunakanlah lampu senter yang

memakai batrey besar (2-3 batrey), jangan yang memakai terlalu banyak

batrey, karena selain ukurannya besar sehingga memakan tempat, juga

karena relatif berat. Senter batrey besar ini biasanya relatif lebih tahan

lama nyalanya, jika dibanding senter batrey kecil. Idealnya kita membawa

dua buah lampu senter beserta batrey dan lampu cadangannya. Satu untuk

keperluan jalan, satu lagi (biasanya senter kecil) untuk cadangan bila

keadaan darurat.

# Survival kit

Survival kit dapat berupa tempat khusus yang berisi korek api dalam

tabung, pisau lipat, alat jahit dan benangnya, tali jerat, lilin, peluit, dan

alat-alat lain yang dianggap perlu. Idealnya kotak survival kit ini terbuat

dari bahan yang kuat dan kedap air.

# PP kit
Minimal berupa obat-obatan dasar, yaitu kapas, kasa steril, plester,

pembalutgulung, kain segi tiga, alkohol, cairan antiseptik, pelawan rasa

sakit, penawarracun dan obat-obatan pribadi. Semuanya

disimpan dalam satu tempat yang kuatdan kedap air, misanya tupperware.

b. Perlengkapan Tidur

Terdiri dari sleeping bag, matras, satu stel pakaian kering, kaus kaki.

Semuanya harusbisa membantu kenyamanan tidur dan menahan dingin.

c. Perlengkapan Masak, Makan dan Minum

Bawalah perlengkapan masak yang praktis, ringan, kecil dan tidak

memakan tempat serta berfungsi banyak. Selain itu bawalah alat makan

dan minum seperlunya. Khusus tempat makan, usahakan berupa

tupperware, karena akan dapat memberikan banyak manfaat. Juga bawalah

alat pemasak dan bahan bakar secukupnya Sekarang ini, sudah banyak

dijual perlengkapan masak, makan dan minum dalam satu set, merek

trangia misalnya. Namun karena harganya masih relatif mahal, kita bisa

memakai nesting atau misting yang biasa dipakai militer, serta alat-alat

tambahan lainnya yang bisa dibawa dari rumah.

2. Perlengkapan Tambahan

Perlengkapan ini walaupun bukanlah hal yang teramat penting, namun ada

baiknya dibawa untuk lebih menambah kenyamanan perjalanan.

a. Putis
Putis adalah pembelat betis yang terbuat dari kain katun atau wool. Para

pengembara, pejalan kaki ataupun tentara sering memakai putis untuk

menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam perjalanan panjang

b. Gaiters

Gaiters atau sarung anti pacet adalah semacam sarung setinggi lutut yang

biasanya dibuat dari kain tipis Bagian atas (ujungnya) bertali seperti

sarung bantal. Banyak dipakai oleh pekerja kayu dan perintis jalan yang

sering melewati daerah rawa atau hutan basah yang banyak pacet atau

lintahnya. Sekarang ini sudah banyak gaiters yang dibuat oleh produsen

perlengkapan lapang, yang terbuat bukan dari kain.

c. kelambu

Untuk perjalanan yang banyak melewati rawa, sungai atau daerah

mangrove, ada baiknya jika kita membawa kelambu. Bahkan untuk daerah

endemik malaria dan demam berdarah, kelambu ini merupakan

perlengkapan wajib (jika kita ingin terhindar dari penyakit tersebut).

Dengan kelambu ini, kita dapat beritirahat relatif nyaman tanpa akut

digigit nyamuk, agas ataupun serangga lainnya.

d. Hamok

Hamok (hammock) atau tempat tidur gantung merupakan alat tambahan

lain selain kelambu yang idealnya kita bawa ke dacarah rawa, sungai atau

mangrove. Dengan hamok ini, kita dapat beristirahat dengan nyaman tanpa

kita takut menjadi kotor atau basah. Bahkan, untuk daerah yang banyak
pacetnya, hamok ini dapat memberikan rasa aman, karena bisa

menghindarkan kita dari pacet ketika beristirahat

e. Jaket

Jaket (jacket) merupakan pakalan tebal yang digunakan untuk melindungi

tubuh dari angin dan udara dingin. Ada dua model jaket yang biasa dipakai

di lapangan, yaitu model palca dan model anorax. Dengan kemajuan

teknologi, sekarang telah dikembangkan jenis jaket yang water proof dan

mampu mengatur sirkulasi udara yang ada di dalamnya, sehingga

pemakainya merasa lebih nyaman. Dengan jaket jenis ini, udara dari luar

(bukan angin) dapat masuk ke dalam dan sebaliknya udara yang dari

dalam bisa ke luar. Adanya sirkulasi udara tersebut, memungkinkan tubuh

tetap mendapatkan udara segar, namun kehangatannya tetap

dipertahankan. Jenis jaket tersebut umumnya terbuat dari bahan gore-tex.

f. Balaclava

Untuk daerah pegunungan atau daerah dingin, balaclava atau kupluk ini

akan sangat bermanfaat, karena dapat melindungi muka dan telinga kita

dari dingin, angin dan serangga kecil.

g. Syal

Syal, ikat leher atau kacu segi tiga banyak kegunaannya. Bisa untuk

menghapus keringat, sebagai penutup kepala/telinga/leher, serta juga bisa

dimanfaatkan untuk menutup dan membalut luka dalam P3K.

h. Payung
Ada baiknya bila kita membiasakan membawa payung ketika ke lapangan.

Payung ini selain berguna bagi perlindungan dari hujan dan panas, juga

bisa kita gunakan sebagai alat penampung air hujan bila sedang dalam

kondisi survival atau sedang berada di daerah yang susah ditemui air

tawar. Ketika di dalam hutan, memang kita dianjurkan untuk tidak

memakai payung ketika berjalan, meskipun sedang hujan. Payung ini lebih

bagus kita gunakan sebagai pelindung ketika menunggu hujan. Selain itu,

payung ini pun bisa kita gunakan sebagai pelindung jemuran pada daerah

yang selalu lembab atau hujan.

i. Minyak Komando

Minyak komando ini digunakan untuk menghindarkan kaki kita dari lecet

(blister). Caranya ambil dua siung bawang merah, tumbuk dan hancurkan,

lalu campurkan secara merata dengan 2-3 sendok minyak kelapa. Balurkan

minyak tersebut pada seluruh bagian kaki hingga mata kaki, lalu gunakan

kaus kaki dan sepatu yang pas. Selain itu, minyak komando juga bisa

dimanfaatkan sebagai pengganti semir untuk melemaskan sepatu kulit

yang kita pakal biar tidak kering dan kaku.

J. Pisau

Secara umum, pisau adalah alat batu bagi kita untuk keperluan menusuk,

memotong, menyayat, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu

untuk membuat api, Karena pisau adalah sahabat yang sangat baik dan

berguna bagi kegiatan di alam bebas, maka pisau yang kita bawa harus
benar- benar cocok, dapat dipercaya dan sesuai dengan kepeluan.

Berdasarkan kegunaannya, pisau dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

Pisau multiguna

• Pisau bowle

Pisau yang disain oleh James Bowie yang legendaris ini, pada dasarnya

termasuk jenis fighting knife, selain sangat efektif untuk menusuk dan

memotong, juga cukup baik untuk menetak dan melempar, Kalau terbuat

dari bahan yang baik, desain pisau ini akan sangat tangguh. Bahkan, bila

berat dan ukurannya cocok, maka akan menjadi teman setia di lapangan.

Karena sifatnya, banyak jenis pisau survival yang mengambil desain dasar

pisau ini.

• Pisau survival

Cikal bakal pisau ini dikembangkan dari pisau bowie. Pisau yang dikenal

juga sebagai jungle knife ini, dilengkapi dengan alat-alat survival. Seperti

halnya pisau boiwe, pisau survival ini bisa digunakan untuk menusuk,

menatah, mengerat dan melempar.

 Pisau khusus

Jenis pisau ini digunakan untuk suatu pekerjaan yang khusus. Hal ini

dimaksudkan agar mendapatkan efisiensi atas pekerjaan yang dilakukan.

 Pisau komando

Diciptakan oleh Kolonel Fairbims dan Sykes untuk keperluan tentara

Inggris. Pertama kali dipakai pada Perang Dunia II di Perang Sanghai,

Pisau
komando ini adalah khas pisau lempar dan cukup baik juga sebagai

penusuk, namun kurang baik untuk menetak dan menyayat, karena akan

banyak memakan tenaga.

 Pisau pengulit

Pisau ini merupakan skinner knife, yang dikhususkan untuk menguliti

binatang buruan. Desainnya tipis dan sangat tajam (sudut mata pisau

sangat kecil), dengan ujung agak melengkung. Pisau ini baik juga untuk

digunakan sebagai peraut kayu. Bentuknya yang lancip ke depan dan

kokoh membuat pisau ini sangat ampuh dan kuat untuk menusuk.

• Pisau tusuk

Pisau ini banyak dipasang pada ujung senapan. Yang sejenis dengan pisau

ini adalah pisau sangkur.

• Pisau potong

Pisau ini lebih tepat bila disebut pisau besar, karena bentuknya lebih besar

dari pisau genggam biasa. Pisau ini memiliki bentuk yang lebih besar dan

tebal pada seluruh bagian atasnya. Ini dimaksudkan agar- tekanan merata

dan kuat. Kegunaan pisau ini adalah untuk memotong, menebas, dsb.

Contoh pisau potong ini adalah golok dan pisau tebas. Banyak sekali jenis

pisau yang aneh-aneh dan memiliki kegunaan yang sangat khusus. Namun

yang perlu diperhatikan adalah:

 harus terbuat dari bahan yang dipercaya, tajam dan tidak mudah patah;

 desain dan ukurannya sesuai, enak dipegang dan dipakai;


 sarungnya aman dan enak jatuhnya; mudah perawatannya. Sekarang

banyak dijual berbagai macam pisau. Kita harus benar-benar

memperhatikan segi mutunya. Harga mahal belum menjamin bahwa

barang-barang tersebut bagus. Pilihlah jenis pisau dari merek yang

sudah terkenal baik buatannya (umumnya buatan Swiss atau AS cukup

baik).

3. Perlengkapan Khusus

Jenis dan jumlah perlengkapan khusus yang kita bawa akan sangat

tergantung pada jenis dan lokasi kegiatan yang kita lakukan. Namun, pada

umumnya orang sekarang dalam melakukan kegiatan di alam bebas tidak

terlepas dari kegiatan dokumentasi, baik dengan kamera maupun dengan

handycam, Karena kedua alat tersebut sensitif sekali pada keadaan cuaca,

serta sangat riskan pada tekanan fisik, maka kita dituntut untuk ekstra

berhati-hati. Untuk itu ada beberapa hal yang harus selalu diperhatikan

apabila kita membawa alat-alat tersebut ke lapangan, yaitu:

a. bungkuslah peralatan dokumentasi kita dengan kain kering dan lembut,

untuk menghindari pengaruh cuaca dan benturan;

b. gunakanlah dry bag yang berisi silica gel untuk menghindari air dan

kelembaban;

c. pakailah tempat/tas khusus atau simpaniah di tempat yang tidak terkena

beban berat dan aman, namun mudah dijangkau bila sewaktu-waktu

diperlukan:
d. untuk kegiatan yang lama, bersihkanlah peralatan tersebut secara

berkala dan ada baiknya bila kita gunakan cairan anti jamur untuk

membersihkannya;

e. simpaniah film dan kaset film yang kita bawa pada tempat yang kuat,

kering, kedap air dan tidak tembus cahaya.

H. Pembekalan

Perbekalan (makanan dan minuman) yang kita bawa sebaiknya

disesuaikan dengan kebutuhan minimal kita. Hal ini dimaksudkan agar

perbekalan tersebut tidak terlalu berlebih sehingga menjadi beban

tambahan, namun juga tidak kurang. Yang dibawa dianjurkan yang banyak

mengandung kalori serta lengkap vitamin dan mineralnya. Untuk

minuman, hindari minuman berakohol, walaupun tempat kegiatan kita

nanti udaranya sangat dingin. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam memilih jenis perbekalan yang akan kita bawa ke lapangan:

1. Memiliki komposisi gizi dan kalori yang cukup, serta tidak asing 2.

Terlindung dari kerusakan, tahan lama dan sederhana dalam menanganinya;

3. Sedapat mungkin siap pakai atau tidak memerlukan waktu lama dalam

memasaknya, irit air dan bahan bakar;

4. Ringan dan mudah didapatkan setiap saat. Untuk dapat merencanakan

komposisi bahan makanan agar memenuhi syarat di atas, kita dapat

mengkajinya dengan langkah-langkah sebagai berikut: Dengan informasi

yang cukup lengkap, perkirakan kondisi medan, cuaca, aktivitas tubuh

yang diperlukan dan lama waktunya. Perhitungan jumlah kalori yang

dibutuhkan
bisa atas dasar perhari. Susun daftar bahan makanan yang memenuhi

syarat di atas dan kelompokkan sesuai komposisi dominannya

(karbohidrat, lemak atau protein). Hitung masing-masing kalori totalnya

(setelah siap dimakan). Atur komposisi makanan menurut pertimbangan-

pertimbangan berikut:

a. Total kebutuhan kalori perhari;

b. Perbandingan berat kalori antara karbohidrat, lemak dan protein adalah

6:3:1:

c. Harga perkalori yang sebenarnya dari setiap makanan adalah harga dari

bahan makanan tersebut sampai siap dimakan (pertimbangan ini

diperlukan bila diperkirakan dapat menghemat dana dalam jumlah yang

berarti):

d. Perhitungan untuk vitamin dan mineral dilakukan terakhir, bila kurang

bisa ditambahkan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen.

Pengepakan paket bahan makanan sebaiknya disiapkan untuk setiap kali

makan.

I. PACKING

Efisiensi dan kenyamanan kita membawa perlengkapan dan perbekalan

dalam sebuah ransel, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel,

juga sangat dipengaruhi oleh cara kita mempacking (menyusun

perlengkapan dan perbekalan ke dalam ransel). Dalam batas-batas tertentu,

rangka yang dimiliki oleh sebuah ransel akan banyak memberikan

kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh kita lebih nyaman ketika

menggendong ransel. Namun bagimanapun juga, desain ransel tersebut

akan sedikit artinya apabila kita tidak mampu mempacking dengan baik.

Yang menjadi dasar dari packing adalah keseimbangan badan. Bagaimana


kita menumpukan beban barang bawaan pada tubuh sedemikian rupa

sehingga kaki dapat bekerja secara efisien, Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam packing ini, yaitu:

1. susun perlengkapan dalam ransel secara berurut dari yang terberat

sampai yang teringan dan sesuai prioritas keperluan, dari atas ke bawah;

2. letakkan perlengkapan yang paling berat di bagian teratas, dan sedekat

mungkin dengan tubuh kita;

3. letakkan barang-barang yang sewaktu-waktu diperlukan pada bagian

atas atau bagian luar ransel;

4. kelompokkan barang-barang yang dibawa ke dalam kantong-kantong

plastik yang tidak tembus air;

5. buatlah check list dan peta barang bawaan untuk mempermudah

penyusunan dan pemeriksaan kembali. Mengingat pentingnya penyusunan

perlengkapan dan perbekalan yang akan kita bawa dalam suatu perjalanan,

maka sebelum memulai kegiatan sebaiknya dibuat terlebih dahulu sebuah

check list perlengkapan dan perbekalan yang akan kita bawa. Dalam check

list tersebut, perlengkapan dan perbekalan dikelompokkan, lalu diteliti apa

yang perlu atau tidak perlu dibawa. Apabila perjalanan yang akan kita

lakukan adalah perjalanan kelompok, maka dibuat check list untuk

perlengkapan dan perbekalan regu dan pribadi. Dalam perjalanan besar

dan cukup lama, perlu kita tentukan apakah perlengkapan dan perbekalan

tersebut akan kita bawa sendiri ataukah dengan memanfaatkan porter. Dan
apakah semua perlengkapan dan perbekalan tersebut akan kita bawa sejak

awal ataukah kita isi secara bertahap di perjalanan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai