Anda di halaman 1dari 7

2/11/2018 MATERI MOUNTENERING | MAPALA

9th September 2015 MATERI MOUNTENERING


Mountenering

Anda pasti sudah kenal dengan mountenering atau biasa di sebut dengan Mendaki gunung. Mendaki gunung
merupakan aktivitas yang keras, penuh petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan,
kekuatan dan daya juang yang tingggi. Bahaya dan tantangan seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik
dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk
bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan anda dalam suatu pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap rasa
takut dan kemenangan anda terhadap perjuangan melawan diri sendiri. Pada dasarnya pendaki harus memiliki
motivasi yang jelas, terarah, dan tidak merugikan diri sendiri.

Sejarah Pendakian Di Indonesia


Di Indonesia kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejal 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang
melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di Pegunungan Jayawijaya. Pendaki
Indonesia tersebut adalah Soedarto, Soegirin dan Fred Atabe dari jepang. Pada tahun yang sama(1964) mulailah
berdiri perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung, dimulai berdirinya Perhimpunan Penempuh Rimba dan
Pendaki Gunung WANADRI di Bandung dan mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (MAPALA UI) di
Jakarta kemudian diikuti oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonnesia.

1. Persiapan Bagi Seorang Pendaki Gunung


Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan, antara lain :
1. Mental
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam mengahdapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak
mudah putus asa dan berani. Berani disini, yaitu sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana
dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan keterampilan


Meliputi pengetahuan serta keterampilan tentang tali temali, navigasi darat, cuaca dan teknik-teknik pendakian,
pengetahuan tentang alat pendakian,, pertolongan pada keadaan darurat, bertahan hidup di alam bebas dan
sebagainya.

3. Kondisi fisik yang memadai


Ini dapat dimengerti karena mendaki gunung termasuk olahraga yang berat. Berhasil dan tidaknya suatu pendakian
salah satunya bergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap selama perjalanan
haruslah selalu berlatih.

4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-
kaidah dan hukum-hukum yang berlaku harus kita pegang teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri
sendiri bukanlah sikap yang terpuji sebagaimana juga bila kita tidak menghargai sikap dan pendapat masyarakat
disekitar kita pada kegiatan mendaki gunung yang kita lakukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam setiap pendakian :

http://satuuntuksemuai.blogspot.com/2015/09/mountenering.html 1/7
2/11/2018 MATERI MOUNTENERING | MAPALA

Jumlah anggota dalam setiap pendakian minimalnya 3 orang, kecuali kalau pendukung yang telah
diatur sebelumnya cukup memadai.
Jagalah agar anggota kelompok tetap bersama.
Janganlah mendaki diluar / melebihi batas kemampuan diri sendiri dan tim.
Bawalah setiap saat makanan, pakaian, peralatan dan perlengkapan secukupnya.
Tinggalkanlah daftar Rencana Operasional Perjalanan dan daftar barang bawaan kita pada orang
yang berkepentngan (keluarga, organisasi, dsb).
Ikutilah aturan / saran dari para pendaki gunung yang sebelumnya telah mendaki gunung tersebut,
melalui buku-buku atau sumber informasi lainnya.
Berusahalah untuk bertindak / berlaku bijak sebagai Pencinta Alam yang benar-benar menjaga
kelestarian alam & lingkungan dalam setiap kesempatan mendaki gunung.

2. Jenis Perjalanan / Pendakian


Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan yang meliputi mulai dari hill walking sampai pada
ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, berhari-hari
bahkan berbulan-bulan. Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering dapat dibagi menjadi :
1 Hill Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relative landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan.
Untuk pengaman jalur lintasan biasanya tali dipasang.

2 Scrambling
Pendakian pada permukaan yang tidak terlalu terjal, namun tangan digunakan untuk keseimbangan. Namun bagi
pemula, sebaiknya dipasang tali untuk pengaman jalur lintasan dan mempermudah perjalanan.

3 Climbing
Kegiatan pendakian ini membutuhkan tekhnik pemanjatan dan penguasaan peralatan tekhnis. Climbing terbagi atas
2 (dua) bagian, yakni :

1. Rock Climbing
Pendakian yang dilakukan pada pemanjatan tebing batu yang cukup terjal.
2. Snow & Ice Climbing
Pendakian pada dinding yang permukaannya tertutup salju dan es. Dalam hal ini peralatan khusus
sangat dibutuhkan seperti ice axe, crampon, ice screw, dsb.

IV. Mountaineering
Merupakan gabungan perjalanan dari semua bentuk pendakian diatas. Bisa berhari-hari, berminggu-minggu,
bahkan berbulan-bulan. Disamping penguasaan teknik dan peralatan mendaki, yang perlu dikuasai pula yaitu
manajemen perjalanan dan perbekalan.

3. SISTEM PENDAKIAN

http://satuuntuksemuai.blogspot.com/2015/09/mountenering.html 2/7
2/11/2018 MATERI MOUNTENERING | MAPALA

1. Himalayan system
Adalah system pendakian yang dipergunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-
minggu. System ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok
dalam system ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (base camp, fly camp). Walaupun hanya satu
anggota tim yang berhasil mencapai puncak, pendakian ini dapat dikatakan berhasil.

2. Alpine system
Adalah system pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen pada khususnya dengan tujuan agar semua
pendaki mencapai puncak bersama-sama. System ini lebih cepat karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp.,
karena perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan terus maju membuka Flying Camp.

4. Manajemen Perjalanan
Dalam pendakian anda harus memiliki manajemen perjalanan, ini bertujuan agar pada saat anda
mendaki sebuah gunung tidak menemui kendala yang sangat berarti yang akan mengakibatkan
kerugian pada diri sendiri, adapunpun manajemen perjalan yang perlu anda ketahui sebagai berikut:

1. Pra – Perjalanan
Yang paling penting dalam memulai setiap perjalanan adalah Motivasi yang mendorong terjadinya suatu
perjalanan. Selanjutnya hal inilah yang akan menjadi tolak ukur selanjutnya. Hal-hal yang harus dipersiapkan
sebelum memulai perjalanan adalah sbb :
A. Mengumpulkan informasi dari aktivitas yang akan dilakukan. Informasi tersebut antara lain adalah :
Menentukan tujuan kegiatan dan jenis medan.
Menetukan lokasi dan lamanya waktu perjalanan
Data tentang daerah tersebut, bisa didapat dari yang sudah pernah ke tempat tersebut sebelumnya atau dari
peta daerah tersebut.
Akses menuju lokasi.
B. Mempersiapkan diri sendiri dan tim yang akan melakukan perjalanan, yang meliputi :
Latihan Fisik. Untuk meningkatkan ketahanan dan kekutan tubuh dalam menghadapi kondisi dan cuaca alam
yang liar. Sadari kemampuan fisik dalam perjalanan.
Menentukan dan mengumpulkan Logistik yang mencakup perlengkapan peralatan pribadi, tim dan khusus,
serta perbekalan makanan untuk seluruh personil dan cadangannya.
Pada perjalanan yang berat, dalam 1 (satu) hari setiap orang membutuhkan asupan makanan 5000 Kal dan 2 liter
air.
Teammate. Hanya dengan komunikasi yang baik dan Mengenal lebih dalam tentang teman-teman seperjalanan
kita dapat mengetahui hal-hal khusus dari personil tim. Misalnya penyakit khusus, kebiasaan yang
menyimpang, dll dari rekan kita.
C. Penjadwalan kegiatan, yang mencakup :
Membuat Time Schedule, yang dimaksud disini adalah penjadwalan kegiatan terhitung sejak dimulainya
perencanaan, persiapan hingga pengakhiran perjalanan
Membuat Rencana Operasional Perjalanan (ROP), termasuk menetukan titik start, camp dan titik finish.
D. Evaluasi dari persiapan yang telah dilakukan.

http://satuuntuksemuai.blogspot.com/2015/09/mountenering.html 3/7
2/11/2018 MATERI MOUNTENERING | MAPALA

2. Teknis Perjalanan
Yang paling penting saat pendakian adalah melakukan AKLIMATISASI, yaitu menyesuaikan tubuh dengan kondisi
di ketinggian yang memiliki cuaca, tekanan udara dan suhu yang berbeda dari biasanya.
1. Pengaturan perjalanan, misalnya pembagian tim yang dibagi dalam kelompok kecil berikut
logistiknya dan timing perjalanan agar sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya (ROP)
2. Teknik berjalan saat pendakian
Saat menanjak : Jalan seperti biasa dan jangan mengangkat kaki terlalu tinggi dari lintasan dengan irama
tetap (konstan). Untuk mempermudah aklimatisasi, dapat dilakukan dengan cara menyamakan irama langkah
dan nafas kita.
Saat istirahat : Jika hanya sementara jangan duduk santai. Ketika istirahat besar, usahakan agar posisi kaki
lebih tinggi dari kepala agar darah dapat mengalir kembali ke otak.
Saat turun : Jangan gunakan tumit sebagai tumpuan
3. Evaluasi pergerakan sehari-hari, misalnya tentang kesesuaian perjalanan dengan ROP, kondisi tim,
perbekalan.
4. Kondisi Darurat
Menurunnya kemampuan fisik.
Ketika perlengkapan peralatan dan perbekalan makanan tidak mencukupi.
Ketika kehilangan orientsasi medan
3. Pasca Perjalanan
1. Periksa kondisi peralatan yang telah digunakan
2. Bersihkan peralatan yang kotor.
Dengan air murni dan jangan disiram dengan sabun (sleeping bag di dry clean)
Jangan dijemur langsung terkena sinar matahari
ketika disimpan lebih baik digantung dan jangan dilipat
3. Membuat Laporan Perjalanan yang telah dilakukan dengan tujuan agar memiliki data valid tentang perjalanan
yang dilakukan tersebut. Kumpulkan data yang didapat selama perjalanan, antara lain :
Jadwal hasil kegiatan
Kronologis kegiatan
Hasil evaluasi selama di lapangan
Peralatan yang digunakan
Laporan keuangan
Hasil yang didapat dari perjalanan yang dilakukan
Dokumentasi foto / video
dsb

5. Perlengkapan Peralatan dan Perbekalan Makanan


Berguna agar kita tidak sengsara dan kelaparan selama perjalanan atau pendakian yang kita lakukan. Jika kita
melakukan perjalanan 3 hari, maka bawalah bekal untuk 5 hari gunanya yaitu untuk menghadapi kondisi darurat.
Setelah menentukan perjalanan yang akan dilakukan, barulah kita dapat menetukan perlengkapan dan perbekalan
regu dan perorangan yang dapat dibagi menjadi

#. Perlengkapan Perorangan:
http://satuuntuksemuai.blogspot.com/2015/09/mountenering.html 4/7
2/11/2018 MATERI MOUNTENERING | MAPALA

1. Carrier / Ransel / day-pack (sebelum barang dimasukkan, biasakan bungkus barang-barang dengan kantong
plastik untuk menghindari hujan)
2. Matras
3. Rain coat / ponco
4. Sleeping Bag dan perlengkapan tidur
5. Perlengkapan makan & minun
6. Baju hangat / jaket + baju ganti (cadangan)
7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan
8. Senter (Baterai + bohlam cadangan)
9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan, peluit
10. Obat-obatan pribadi
11. peralalatan navigasi (Kompas,dll), webbing, tali dll
12. Logistik
13. Lilin dan lampu senter
14. Pisau serba-guna / Victorinox
15. perlengkapan mandi

#. Perlengkapan Team :
1. Tenda
2. Peralatan masak
3. P3K
4. Trash Bag
5. Golok Tebas

Dalam merencanakan perjalanan, perencanaan perbekalan perlu mendapat perhatian khusus, beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam perencanaan perbekalan, yaitu :
1. Lamanya perjalanan
2. Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
3. Kondisi medan dan cuaca yang akan dihadapi

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka ada beberapa persyaratan khusus yang harus diperhatikan :
1. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi yang memadai dan tidak asing di lidah.
2. Terlindung dari kerusakan, tahan lama dan mudah / sederhana dalam mengolahnya.
3. Sebaiknya makanan yang siap pakai atau tidak perlu memasaknya terlalu lama, irit bahan bakar dan air.
4. Ringan dan mudah dibawa

Untuk merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai dengan syarat di atas, kita dapat mengkajinya dengan
langkah sebagai berikut :
1. Informasi tentang kondisi medan, perkiraan cuaca, aktifitas yang dilakukan dan lamanya waktu perjalanan.
Perhitungan jumlah kalori yang dibutuhkan
2. Susun daftar makanan yang memenuhi syarat di atas, kemudian buatlah daftar menu makanan dan hitunglah
total kalorinya setelah siap dimakan.
3. Persiapkan vitamin dan mineral untuk suplemen tambahan, secukupnya.

http://satuuntuksemuai.blogspot.com/2015/09/mountenering.html 5/7
2/11/2018 MATERI MOUNTENERING | MAPALA

Setelah mengkaji hal – hal di atas, kita dapat membandingkan mana yang banyak mengandung hidrat arang,
lemak, maupun protein. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di table komposisi bahan makanan (Depkes RI, Dit. Gizi).
Kandungan kalori Hidrat Arang 4 kal/gr, Lemak 9 kal/gr, protein 4 kal/gr. (Rangking tercepat yang
menjadi kalori)
Kebutuhan kalori per 100 pounds berat badan:
1. Metabolisme Basal 1100 kal
2. Aktifitas Tubuh (kalori / jam) Jalan
Kaki 2 mil/jam 45 kal
3 mil/jam 90 kal 4
mil/jam 160 kal Memotong kayu / nebas
260 kal Makan 20 kal
Duduk (diam) 20 kal
Bongkar pasang ransel, bikin camp, dll 50 kal
Menggigil 220 kal
3. Specific Dynamic Activity (Factor) : ( 6% – 8%) dari I dan II
4. Total kalori dibutuhkan : I + II + III

Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dan perbekalan dalam suatu perjalanan, maka
sebelum memulai kegiatan disusun terlebih dahulu sebuah daftar (check-list), perlengkapan dan
perbekalan kita kelompokkan lalu kita teliti lagi mana yang perlu dibawa atau tidak.

6. Menyusun Perlengkapan Dalam Ransel (Packing)


Yang menjadi dasar dari pacing adalah keseimbangan. Bagaimana kita menumpukan berat badan pada tubuh
sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja seefisien mungkin. Dalam batas-batas tertentu frame yang dimiliki
ransel dapat memberikan kenyamanan sewaktu menggendong beban. Namun bagaimanapun baiknya desain ransel
yang dimiliki akan sedikit artinya apabila kita tidak mampu menyusun barang dengan baik. Berikut ini adalah
prinsip pengepakan barang ke ransel (packing) :
1. Kelompokkan barang – barang dan masukkan ke dalam kantong plastic atau kantong parasit, terutama pakaian
tidur / cadangan, kertas / buku, dll.
2. Tempatkan barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan kita. Barang – barang yang
lebih ringan ditempatkan dibagian bawah.
3. Letakkan barang yang sewaktu – waktu diperlukan cepat, dibagian atas atau pada kantung luar (ponco, air
minum, P3K, survival kit, dsb).

Semua hal ini ditujukan agar beban lebih dekat ke pundak dan tidak dperlu membongkar ransel dalam kondisi yang
memerlukan reaksi cepat.
Diposting 9th September 2015 oleh Genetika fp uisu

0 Tambahkan komentar

http://satuuntuksemuai.blogspot.com/2015/09/mountenering.html 6/7
2/11/2018 MATERI MOUNTENERING | MAPALA

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Luthfi Asrul San Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

http://satuuntuksemuai.blogspot.com/2015/09/mountenering.html 7/7

Anda mungkin juga menyukai