Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat, bimbingan dan hidayah-Nya.Sehingga Makalah yang berjudul “SURVIVAL BEBERAPA

BENCANA” ini dapat Kami selesaikan dengan baik.

Melalui makalah ini, Kami berharap pembaca dapat mengetahui Morfologi, klasifikasi,

siklus, gejala, pencegahan, penularan, inkubasi

Seperti ungkapan, “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dengan penulisan makalah

yang sangat jauh dari sempurna ini. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari para pembaca untuk memperbaiki kualitas makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

dan menambah pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

1
DAFTAR ISI

kata pengantar............................................................................................................................1
daftar isi.....................................................................................................................................2
pendahuluan
A.latar belakang.........................................................................................................................3
B.rumusan masalah....................................................................................................................4
C.tujuan dan manfaat.................................................................................................................5
pembahasan
A.pengertian..............................................................................................................................5
B.survival pada saat gempa.......................................................................................................6
C.survival pada saat banjir........................................................................................................9
D.survival pada saat tsunami...................................................................................................11
E.survival pada saat gunung meletus.......................................................................................12
F.survival pada saat kabut asap...............................................................................................15
penutup
A.kesimpulan...........................................................................................................................17
B.kritik saran............................................................................................................................18
daftar pustaka...........................................................................................................................19

2
I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana, baik bencana alam maupun karena
ulah manusia. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bencana ini adalah kondisi geografis,
iklim, geologis dan faktor-faktor lain seperti keragaman sosial budaya dan politik. Wilayah Indonesia
dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Secara geografis merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng
tektonik yaitu lempeng benua Asia dan benua Australia serta lempeng samudera Hindia dan
samudera Pasifik.

2. Terdapat 130 gunung api aktif di Indonesia yang terbagi dalam Tipe A, Tipe B, dan Tipe C.
Gunung api yang pernah meletus sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600 dan masih aktif
digolongkan sebagai gunung api tipe A, tipe B adalah gunung api yang masih aktif tetapi belum
pernah meletus dan tipe C adalah gunung api yang masih di indikasikan sebagai gunung api aktif.

3. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil yang 30% di antaranya melewati kawasan padat
penduduk dan berpotensi terjadinya banjir, banjir bandang dan tanah longsor pada saat musim
penghujan.

Beberapa kejadian bencana besar di Indonesia antara lain:

1. Gempa bumi dan tsunami yang terbesar terjadi pada akhir tahun 2004 yang melanda Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Provinsi Sumatera Utara telah menelan korban yang
sangat besar yaitu 120.000 orang meninggal, 93.088 orang hilang, 4.632 orang luka-luka.

2. Gempa bumi Nias, Sumatera Utara terjadi pada awal tahun 2005 mengakibatkan 128 orang
meninggal, 25 orang hilang dan 1.987 orang luka-luka.

3. Gempa bumi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah terjadi tanggal 27 Mei 2006 mengakibatkan 5.778
orang meninggal, 26.013 orang luka di rawat inap dan 125.195 orang rawat jalan.

4. Gempa bumi dan tsunami terjadi pada tangal 17 Juli 2006 di pantai Selatan Jawa (Pangandaran,
Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Banjar, Cilacap, Kebumen, Gunung Kidul dan Tulung Agung) telah

3
menelan korban meninggal dunia 684 orang, korban hilang sebanyak 82 orang dan korban dirawat
inap sebanyak 477 orang dari 11.021 orang yang luka-luka.

5. Tanah longsor sampai pertengahan tahun 2006 terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Papua dengan
jumlah korban 135 orang meninggal dunia.

6. Banjir bandang seperti yang terjadi secara beruntun pada pertengahan tahun 2006 di Kab. Sinjai
(Sulsel), banjir di Kab. Bolaang

7. Mongondow (Sulut), Kota Gorontalo (Gorontalo) Kab. Tanah Bumbu dan Banjar (Kalsel), Kab.
Katingan (Kalteng).

8. Gunung Merapi di Jawa Tengah sepanjang tahun 2006 menunjukkan peningkatan aktivitas yang
mengakibatkan 4 orang meninggal, 5.674 orang pengungsian dengan permasalahan kesehatannya.

9. Sejak awal tahun 1999 telah terjadi konflik vertikal dan konflik horizontal di Indonesia yang
ditandai dengan timbullnya kerusuhan sosial, misalnya di Sampit, Sambas Kalimantan Barat,
Maluku, Aceh,

10. Ledakan bom Bali I dan II serta ledakan bom di wilayah Jakarta mengakibatkan permasalahan
kesehatan yang juga berdampak kepada aspek sosial, politik, ekonomi, hukum dan budaya di
Indonesia.

11.Kegagalan teknologi seperti kasus Petro Widada Gresik.

12.Semburan lumpur panas Sidoarjo Jawa Timur.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan survival pada saat gempa?


2. Apa yang dimaksud dengan survival pada saat banjir ?
3. Apa yang dimaksud dengan survival pada saat tsunami?
4. Apa yang dimaksud dengan survival di daerah berkabut asap?

4
C.Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan survival gempa
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan survival pada saat banjir
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan survival pada saat tsunami
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan survival pada saat gunung meletus
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan survival pada saat berkabut asap

II
PEMBAHASAN

A.Pengertian
Bertahan hidup saat bencana adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh setiap individu orang. Di
bawah ini adalah metode bertahan hidup saat bencana. Baik diambil dari metode yang telah ada dan
dari pengalaman pribadi di dalam Saka Bahari tentang survival serta pengalaman tinggal di Negara
jepang selama 3 tahun. Belajar dari Negara rawan bencana Jepang, ada beberapa metode yang perlu
di kembangkan di Indonesia. Survival saat terjadi bencana.
Kepanikan adalah hal yang sering terjadi di saat kita menghadapi sesuatu yang sulit, jarang terjadi,
dan mendadak terjadi. Hal ini membuat kinerja kita tidak maksimal karena kepanikan membawa
pada situasi tergesa – gesa, ragu – ragu , dan tindakan yang tidak terkontrol. Saat bencana
kepanikan pasti terjadi karena manusia ingin menyelamatkan diri masing-masing .Hal inilah yang
bisa membuat evakuasi saat bencana menjadi sulit. Kepanikan dapat diantisipasi apabila seseorang
telah siap menghadapi sesuatu tersebut. Begitu pula saat bencana, orang akan sedikit lebih tenang
apabila mereka telah siap ( tau akan terjadi bencana dan terlatih dalam menghadapi situasi bencana).
Jadi salah satu cara bertahan hidup saat menghadapi suatu bencana adalah mengurangi intensitas
kepanikan dalam diri masing – masing.
Hal ini perlu di perhatikan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pemerintah harus lebih menyediakan informasi yang lebih actual tentang terjaadinya bencana,

5
memang bencana alam tidak setiap saat bisa di prediksikan kapan terjadi, akan tetapi dengan
kemajuan zaman, teknologi untuk semua itu telah tesedia. Dalam peginformasian tentang akan
terjadi bencana kita bisa meniru dari Negara yang juga rawan bencana alam , seperti jepang. Negara
semaju Jepang masih menggunakan radio untuk sarana informasi. Di Jepang radio merupakan sarana
vital untuk informasi – informasi penting. Wajib di setiap rumah maupun gedung yang lain, harus
memasang radio informasi, di mana radio ini hanya bersatelit satu pemancar yaitu informasi daerah
dan informasi pusat serta radio ini menggunakan tenaga non listrik. Radio ini diperuntukan untuk
informasi – informasi penting bila akan terjadi bencana atau informasi- informasi actual lainnya.
Apabila warga sudah mengetahui kapan akan terjadi bencana maka persiapan untuk menghindar pun
ada sehingga presentase kepanikan akan menurun.
Apabila kita sudah bisa menghadapi suatu kepanikan kita akan lebih mudah untuk menghindar dari
hal- hal yang bisa membahayakan diri kita. Serta mencari perlindungan dari mara bahaya. Jadi
pemerintah pusat harus benar – benar memperhatikan pelatihan menghadapi suatu bencana dan
menyediakan sarana informasi yang benar – benar bisa di akses oleh semua kalangan masyarakat
untuk menyampaikan, berita aktual tentang bencana alam.

B.Survival pada saat gempa

1. Makanan dan Minuman Darurat

Siapkan makanan berupa snack ataupun biskuit dalam backpack. Selain mudah disimpan, snack dan
biskuit juga lebih tahan lama. Kombinasikan cadangan makanan ini dengan sebotol air mineral. Jika
sewaktu-waktu kita terjebak dalam kondisi yang tak terduga, kita punya stock makanan dan
minuman.

6
2. Obat-obatan

Jika minasan memiliki penyakit menahun, siapakan beragam obat yang siap kita pakai saat terjadi
gempa. Obat-obatan ini akan menjadi penyelamat kita dalam kondisi terdesak.

Siapkan pula obat-obatan antiseptik untuk mengobati luka. Kita tak akan pernah tahu apa yang akan
terjadi, dengan berjaga-jaga hidup kita akan jauh lebih mudah.

3. Kacamata dan Masker

Selain itu, kita juga membutukan masker untuk menjaga organ pernafasan. Debu yang beterbangan
di mana-mana akan menyebabkan penyakit saluran pernafasan. Tak sedikit, lho, para korban bencana
alam yang terserang beragam penyakit pernafasan. So, kita pun harus memasukan masker dalam
survival kits hadapi gempa saat trip ke negara rawan bencana alam.

7
4. Senter Mini

Nah, senter mini ini dapat kita fungsikan saat terjadi gempa di malam hari. Saat arus listrik terputus
dan jalanan menjadi gelap, senter mini ini bisa menjadi sumber cahaya kita. Kita akan lebih mudah
untuk menyelamatkan diri.

8
5. Peluit

Terakhir adalah peluit! Jika minasan pernah mengikuti klub Pramuka pasti tahu dong fungsi benda
nyaring yang satu ini. Ukurannya yang mungil ternyata memiliki peran yang sangat besar, lho.

Bayangkan saja, saat kita terjebak di antara reruntuhan bangunan, peluit bisa menjadi alat untuk
mencari bantuan. Tim evekuasi akan mudah menemukan posisi kita dengan adanya peluit. Cukup
meniup ujungnya, suara nyaring itu bisa menjadi tanda keberadaan kita.

C.Survival pada saat banjir

membuat rencana kedaruratan yang akan dilaksanakan oleh semua anggota keluarga (Papah,
Mamah, Kakak, Adik, dan Asisten di rumah kita),

1. Buatlah peta dan tentukan titik kumpul keluarga

Buatlah peta area tempat tinggal kita kemudian tentukan di peta tersebut daerah berbahaya, tempat
atau lokasi tempat pertolongan berada dan titik kumpul keluarga. Daerah berbahaya dan tempat
pertolongan bersumber dari sebelumnya.

9
Titik kumpul berguna untuk menghindari terjadinya kepanikan anggota keluarga. Pada saat
kedaruratan/bencana belum tentu anggota keluarga kita sedang berada di rumah semuanya, ada yang
di kantor, sekolah atau pasar misalnya. Nah bila tidak memiliki titik kumpul keluarga maka para
anggota keluarga akan saling cari dalam kepanikan dan bisa tercerai berai.

Misalnya untuk kondisi ringan dan rumah masih bisa dijangkau maka titik kumpul

1. adalah di rumah. Sedang untuk kondisi rumah tidak bisa dijangkau maka titik kumpul

2. adalah di Masjid dekat rumah, dan untuk yang paling parah titik kumpul

3. adalah halaman kantor kecamatan

2. Tentukan peran dan tugas anggota keuarga

Buatlah pembagian/distribusi tugas anggota keluarga. Misalnya bila banjir maka Papah
melakukan apa dan Mama melakukan apa, demikian pula Kakak, Adik dan asisten rumah tangga.
Tuliskan pembagian peran ini di kertas dan berikan ke semua anggota keluarga, agar mereka ingat
apa peran-perannya.

3. Catatan nomor /penting

Catatlah nomor atau nama kontak penting di telepon seluler (ponsel) anda dan juga buatkan
secara tertulis di buku darurat sehingga anda tetap memegang nomornomor penting ini walaupun
ponsel sudah kehabisan daya akibat ketidaktersedian pasokan listrik.

Catatlah nomor kontak: Lembaga pemberi informasi peringatan diri cuaca dan banjir, yaitu BMKG,
BNPB, BPBD, Lembaga penyelamat, misalnya PMI, Pemadam Kebakaran, Basarnas, dll.

Catat pula nomor-nomor kontak keluarga, kerabat dan teman anda. Disaat darurat sangat penting
untuk menghubungi mereka, karena mereka peduli dengan keadaan anda dan keluarga (Lihat
Langkah 6: Jaga Komunikasi dengan Keluarga, Kerabat dan Tim Penolong).

10
4.Tas darurat

Siapkan peralatan darurat dikendaraan anda atau tas anda, masukkan peralatan ini ke dalam tas
kecil yang berisi khusus peralatan darurat.

Gunakan tas yang berwarna cerah sehingga mudah dikenali dan letakkan di tempat yang mudah
dijangkau. Peralatan darurat yang umum adalah:

 Peluit.
 Pisau lipat multi fungsi.
 Peralatan Pertolongan Pertama/P3K (gunting pembalut, pembalut cepat berbagai ukuran atau
kain mitella – kain segi tiga, plester obat dan cairan antiseptik dalam botol kecil).
 Senter kecil.

5.Tas survival

Tas survival adalah tas yang berisi peralatan untuk menunjang hidup disaat bencana terjadi untuk
keluarga anda. ini seyogyanya dapat mendukung kehidupan keluarga paling tidak untuk tiga (3) hari
pertama (dimana biasanya bantuan dari luar belum datang).

Tas ini belum banyak dijual dipasaran sehingga anda bisa menggunakan tas apapun atau container
plastik dijadikan tas ini. Sebaiknya tas ini berwarna cerah, terdapat tulisan SURVIVAL, dan ada ban
reflektor kedap air.

11
D.Survival pada saat tsunami

Tsunami adalah serangkaian gelombang destruktif dan sangat berbahaya yang dihasilkan dari
aktivitas gempa bumi atau beberapa jenis gangguan bawah laut lainnya. Dalam beberapa tahun
terakhir, tsunami telah menyebabkan banyak kerusakan yang luar biasa. Untuk bertahan dari
tsunami, Anda harus siap, waspada, dan tenang. Artikel ini memberikan langkah-langkah yang dapat
membantu Anda bertahan dari tsunami, yang bisa dipelajari sehingga Anda dapat bertindak
berdasarkan langkah-langkah berikut.

1. Jatuhkan, lindungi, dan berpegangan untuk melindungi diri Anda dari gempa bumi.

2. Ketika getaran berhenti, kumpulkan anggota keluarga dan tinjau rencana evakuasi
Anda. Tsunami mungkin datang dalam beberapa menit.

3. Gunakan radio cuaca atau ikuti frekuensi darurat pantai, maupun radio lokal dan stasiun televisi
untuk informasi darurat terbaru.

4. Ikuti instruksi yang dikeluarkan oleh otoritas setempat. Rute evakuasi yang disarankan mungkin
berbeda dari jalur yang Anda rencanakan, atau Anda disarankan untuk menuju tempat yang lebih
tinggi.

5. Jika Anda mendengar peringatan tsunami yang resmi atau mendeteksi tanda-tanda tsunami,
segeralah lakukan evakuasi. Peringatan tsunami dikeluarkan ketika pihak berwenang yakin bahwa
ancaman tsunami ada dan mungkin hanya ada sedikit waktu untuk keluar.

6. Bawa perlengkapan kesiapsiagaan darurat. Memiliki benda ini akan membuat Anda lebih nyaman
selama evakuasi.

7. Jika Anda mengungsi, bawalah hewan-hewan peliharaan. Jika keadaan tidak aman bagi Anda, itu
juga tidak aman buat mereka.

8. Pergilah ke dataran yang lebih tinggi sejauh mungkin. Menyaksikan tsunami dari pantai atau
tebing bisa membahayakan. Jika Anda bisa melihat gelombangnya dengan jelas dari kejauhan, ini
berarti Anda bisa melarikan diri.

9. Hindari kabel listrik yang rusak dan jauhkan diri dari bangunan atau jembatan. Hindari juga
tempat benda berat yang jatuh saat terjadi gempa susulan.

12
10. Menjauhlah sampai petugas setempat memberitahu bahwa kondisi sudah aman. Tsunami adalah
serangkaian gelombang yang bisa berlanjut selama berjam-jam. Jangan berasumsi setelah satu
gelombang, bahayanya sudah berakhir. Gelombang berikutnya mungkin lebih besar dari yang
pertama.

E.Survival Pada Saat Gunung Meletus

Tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan dari letusan gunung berapi. Panas lava, abu panas dan
udara yang mengandung belerang akan mengejar semua makhluk hidup yang berada di jalur
terdekatnya. Ketahui cara bertahan hidup di tengah ancaman gunung berapi.

Seperti dilansir dari Geology.com, Rabu (27/10/2010), dalam sebuah letusan gunung berapi,
pelepasan material seperti gas dan abu vulkanik panas ke atmosfer bisa mencapai ketinggian lebih
dari 22 km dalam waktu kurang dari 10 menit.

Abu vulkanik terdiri dari partikel yang bentuknya tidak teratur, tajam dan bergerigi. Dengan
kombinasi dan bentuk yang tidak teratur itu membuat abu vulkanik bersifat sangat menghancurkan.

Setelah abu vulkanik dilepaskan ke udara, angin akan sangat berperan dalam perjalanannya. Gerakan
dari letusan gunung ditambahkan dengan turbulensi udara akan membuat abu vulkanik dapat
berpindah dengan kecepataan hingga 100 kilometer per jam. Angin juga akan mendistribusikan abu
vulkanik ke area yang sangat luas.

Abu vulkanik yang diletuskan dari gunung berapi yang dikenal warga dengan sebutan wedus
gembel bisa memiliki temperatur yang sangat panas hingga mencapai suhu 800 derajat celsius (1472
derajat fahrenheit).

Faktor-faktor di atas itulah yang membuat tidak ada makhluk hidup yang bisa selamat dari kejaran
wedus gembel. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri adalah menjauhkan diri dari lokasi
letusan. Maka itu diperlukan pemantauan yang terus menerus terhadap gunung berapi.

Seperti dilansir ehow ancaman kematian dan kehancuran bisa diminimalkan dengan cara yang
sederhana tanpa harus membuat peralatan super karena hingga saat ini tidak ada peralatan yang
mampu melawan letusan gunung berapi.

13
Yang dibutuhkan adalah sedikit perencanaan dan akal sehat. Dengan begitu orang tetap bisa survive
meski hidup berdampingan dengan gunung berapi:

1. Cari tahu apakah Anda tinggal di daerah gunung berapi aktif yang bisa menimbulkan ancaman
bagi Anda atau keluarga Anda.

2. Hapalkan dan ketahui rute evakuasi untuk daerah Anda.


Dalam keadaan stres orang bisa saja lupa akan rute ini, akan lebih bijaksana jika bisa menyimpan
salinan peta atau membuat rute evakuasi yang ditandai jelas.

3. Segera lakukan evakuasi jika sudah diminta untuk meninggalkan lokasi.


Gunung berapi akan memberikan peringatan-peringatan awal sebelum letusan terjadi. Peringatan-
peringatan seperti gempa kecil, batuk-batuk jangan diabaikan.

4. Dalam kondisi darurat siapkan selalu air minum, makanan, baju ganti dan peralatan untuk
pertolongan pertama.

5. Jangan kembali memasuki zona evakuasi sampai pihak otoritas menyatakan daerah tersebut aman.
Meskipun letusan gunung berapi telah berhenti memuntahkan abu dan lava tapi kemungkinan masih
banyak risiko seperti udara dan air yang mengandung belerang.

6. Lebih baik tinggal di tempat perlindungan dan jangan meninggalkan lokasi penampungan sampai
dinyatakan aman.

7. Jika memungkinkan pelajari tentang aliran lava, lahar, banjir, gas-gas yang dikeluarkan oleh
gunung berapi yang bisa untuk mengetahui posisi lebih aman untuk berlindung.

8. Pastikan untuk memakai masker atau kacamata jika pergi ke luar bangunan karena dampak yang
paling utama dari abu vulkanik yang dirasakan manusia adalah masalah pernapasan, seperti iritasi
hidung dan tenggorokan, batuk, bronkitis, sesak napas (emfisema) hingga bahkan menyebabkan
kematian karena saluran napas menyempit.

14
9. Jika tidak ditemukan masker, warga bisa menggunakan sapu tangan, kain atau baju untuk
melindungi diri dari abu atau gas.

10. Bagi keluarga yang memiliki anak-anak sebaiknya sediakan masker khusus untuk anak-anak,
serta tidak membiarkan anak bermain di luar untuk meminimalkan paparan.

Abu vulkanik mengandung silika yang dapat menyebabkan penyakit yang disebut silikosis, yaitu
penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan
pembentukan jaringan parut pada paru-paru.

Abu vulkanik yang kering dapat menempel ke mata manusia yang lembab dapat menyebabkan iritasi
mata. Masalah akan semakin parah pada orang yang mengenakan lensa kontak.

Risiko lain adalah mengalami gatal-gatal, kulit memerah dan iritasi akibat debu yang ada di udara
dan menempel di kulit. Kondisi ini bisa juga diakibatkan oleh kualitas air yang sudah tercemar abu
vulkanik.

F.Suvival Ditempat Berkabut Asap

Bencana menurut BNBP (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak sosioekonomi.

Definisi menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bencana bencana sesuatu yg menyebabkan
(menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau penderitaan; kecelakaan; bahaya.

Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi
di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Selain
itu, kebakaran hutan dapat didefinisikan sebagai pembakaran yang tidak tertahan dan menyebar
secara bebas dan mengonsumsi bahan bakar yang tersedia di hutan,antara lain terdiri dari serasah,
rumput, cabang kayu yang sudah mati, dan lain-lain. Istilah Kebakaran hutan di dalam Ensiklopedia
Kehutanan Indonesia disebut juga Api Hutan. Selanjutnya dijelaskan bahwa Kebakaran Hutan atau

15
Api Hutan adalah Api Liar yang terjadi di dalam hutan, yang membakar sebagian atau seluruh
komponen hutan.

Dikenal ada 3 macam kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1.Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan yaitu kebakaran yang terjadi pada lantai hutan dan
membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman bawah. Sifat api permukaan cepat merambat,
nyalanya besar dan panas, namun cepat padam. Dalam kenyataannya semua tipe kebakaran berasal
dari api permukaan.

2.Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu kebakaran yang membakar seluruh tajuk tanaman pokok
terutama pada jenis-jenis hutan yang daunnya mudah terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat,
maka api yang terjadi cepat merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi apabila
tajuk-tajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.

3.Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai hutan. Oleh karena
sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api.
Penyebaran api juga sangat lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu tempat.

Lantas bagaimana cara untuk bertahan pada saat terjadinya kabut asap di daerah anda:

1.penggunaan masker.

Pemakaian masker merupakan salah satu upaya yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran
penyakit menular seperti influenza, tuberkolosis dan sebagainya.
Pemakaian masker di masyarakat terlihat sudah meningkatkan walaupun disebagaian masyarakat
pada kondisi cuaca yang tidak bersahabat masih ada yang enggan menggunakan dengan berbagai
alasan, seperti masih menganggapnya yang menggunakan masker adalah orang sakit atau pembawa
penyakit menular yang sangat berbahaya. Padahal pemakaian masker mempunyai tujuan yang sangat
baik untuk mencegah penularan penyakit pada orang lain melalui udara.

2.mengurangi kegiatan diluar ruangan.

dengan cara ini bisa mengurangi resiko terkena penyakit yang di akibatkan oleh kabut
asap,dikarenakan jika banyak melakukan kegiatan di luar rumah/ruangan akan besar resiko terkena
ispa,infulenza dan penyakit pernafasan yang lainya.

16
III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Bertahan hidup saat bencana adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh setiap individu orang. Di
bawah ini adalah metode bertahan hidup saat bencana. Baik diambil dari metode yang telah ada dan
dari pengalaman pribadi di dalam Saka Bahari tentang survival serta pengalaman tinggal di Negara
jepang selama 3 tahun. Belajar dari Negara rawan bencana Jepang, ada beberapa metode yang perlu
di kembangkan di Indonesia. Survival saat terjadi bencana.
Kepanikan adalah hal yang sering terjadi di saat kita menghadapi sesuatu yang sulit, jarang terjadi,
dan mendadak terjadi. Hal ini membuat kinerja kita tidak maksimal karena kepanikan membawa
pada situasi tergesa – gesa, ragu – ragu , dan tindakan yang tidak terkontrol. Saat bencana
kepanikan pasti terjadi karena manusia ingin menyelamatkan diri masing-masing .Hal inilah yang
bisa membuat evakuasi saat bencana menjadi sulit. Kepanikan dapat diantisipasi apabila seseorang
telah siap menghadapi sesuatu tersebut. Begitu pula saat bencana, orang akan sedikit lebih tenang
apabila mereka telah siap ( tau akan terjadi bencana dan terlatih dalam menghadapi situasi bencana).
Jadi salah satu cara bertahan hidup saat menghadapi suatu bencana adalah mengurangi intensitas
kepanikan dalam diri masing – masing.
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana, baik bencana alam maupun karena ulah
manusia. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bencana ini adalah kondisi geografis, iklim,

17
geologis dan faktor-faktor lain seperti keragaman sosial budaya dan politik. Wilayah Indonesia dapat
digambarkan sebagai berikut:

1. Secara geografis merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng
tektonik yaitu lempeng benua Asia dan benua Australia serta lempeng samudera Hindia dan
samudera Pasifik.

2. Terdapat 130 gunung api aktif di Indonesia yang terbagi dalam Tipe A, Tipe B, dan Tipe C.
Gunung api yang pernah meletus sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600 dan masih aktif
digolongkan sebagai gunung api tipe A, tipe B adalah gunung api yang masih aktif tetapi belum
pernah meletus dan tipe C adalah gunung api yang masih di indikasikan sebagai gunung api aktif.

3. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil yang 30% di antaranya melewati kawasan padat
penduduk dan berpotensi terjadinya banjir, banjir bandang dan tanah longsor pada saat musim
penghujan.

B.Kritis Dan Saran

18
DAFTAR ISI

http://www.mediafire.com/download/9mrgolbwav03o1d/survival_teknik_bertahan_hidup_disaat_da
n_pasca_bencana4.pdf.

_____, (2016, Oktober). Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Provinsi dan Topografi Wilayah, 2003 -
2014. Retrieved from Badan Pusat Statistik: http://bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/907
________, (2016, Oktober). Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Provinsi dan Letak Geografi, 2003 -
2014. Retrieved from Badan Pusat Statistik: http://bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/906
________, (2012). Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta: BNPB. FWI, 2014, Potret
Keadaan Hutan Indonesia Periode 2009-2013, Bogor, Indonesia: Forest Watch Indonesia

(2016, Agustus). Data Bencana. Retrieved from Data dan Informasi Bencana Indonesia-BNPB:
http://dibi.bnpb.go.id/databencana

(2016, Oktober). Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Provinsi, 2002-2014. Retrieved from
Badan Pusat Statistik: http://bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1366 , (2016, Oktober). Jumlah
Desa/Kelurah

19

Anda mungkin juga menyukai