Anda di halaman 1dari 47

TARUNA SIAGA BENCANA

TAGANA
Sulawesi Tenggara

MANAJEMEN
SHELTER & DAPUR UMUM
BENCANA ALAM
Di sampaikan pada Pelatihan
Kemampuan Shelter & Dapur Umum,
Sultra 2018
MARS TAGANA
Pencipta: Endang Sodikin ,
Arr: Dedi OT
MARILAH TARUNA INDONESIA
MARILAH SUMBANGKAN JIWA RAGA
KITA TOLONG MEREKA
YANG TERTIMPA BENCANA
SELAMATKANLAH BANGSA
MARILAH TARUNA INDONESIA
YANG TERGABUNG DENGAN TAGANA
TARUNA SIAGA BENCANA
SIAP MEMBANGUN NEGARA
DEMI KESEJAHTERAAN BANGSA
TAGANA….TAGANA
TARUNA SIAGA BENCANA PANTANG MENYERAH
DALAM SUKA DALAM DUKA KITA SELALU BERSAMA
DI BAWAH PANJI TAGANA ….2X

MARS TAGANA.mp3
IKRAR TAGANA :
KAMI TARUNA SIAGA BENCANA INDONESIA :
1. BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

2. SETIA KEPADA PANCASILA DAN UUD 1945

3. MENJUJUNG TINGGI CORP TARUNA SIAGA BENCANA,


DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN DAN MENDAYAGUNAKAN,
GENERASI MUDA DI BERBAGAI ASPEK PENANGGULANGAN
BENCANA, BERBASIS MASYARAKAT

4. BERSEDIA MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS KEMANUSIAAN,


TANPA PAMRIH DALAM PENANGGULANGAN BENCANA, DI SELURUH
WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

5. MEMEGANG TEGUH PRINSIP PENANGGULANGAN BENCANA, :


SATU KOMANDO, SATU ATURAN, SATU KESATUAN
TAGANA
Sulawesi Tenggara
PENDAHULUAN:
 Bencana :
Suatu kejadian yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya, yang datang
tiba-tiba dan bersifat sangat
merusak
TAGANA
Sulawesi Tenggara

 Penanggulangan Bencana adalah proses terencana,


terorganisasi dan berlanjut untuk meningkatkan kualitas
langkah-langkah yang berhubungan dengan pengamatan dan
analisa bahaya serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
peringatan dini, penanganan darurat, restorasi, rehabilitasi
dan rekonstruksi dalam konteks pembangunan, yang
tercakup dalam siklus bencana ( yang selanjutnya disebut
manajemen PB )
 Bantuan Sosial Korban Bencana Alam adalah suatu proses
dinamis terencana, terorganisasi dan berlanjut untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan non fisik korban bencana
alam
PRINSIP
TAGANA

1. One Command (Satu Komando)


2. One Corps ( Satu Kesatuan )
3. One Rule ( Satu Aturan )
Nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam :
1. One Command (Satu Komando) :
- Hargai kepada yang dituakan
- Hormat kepada pemimpin
 Mampu memposisikan diri sbg pemimpin yg baik,
 Mampu memposisikan diri juga sbg org yg dipimpin dgn baik
 Org yg dipimpin tdk hanya bisa di artikan selalu ikut apa yg
dikatakan ol pemimpin, ttapi mampu memposisikan diri ssuai
fungsinya.
 Contoh: ketika pemimpin meminta kt ut mlakukan sesuatu,
selama tdk brtentangan dgn aturan, kt jalankan, & ketika kt
dtuntut ut berinovasi atau berinisiatif, kitapun
mlakukannya, ttapi seringkali kt tlalu inovatif & trlalu
inisiatif shgg keluar dari apa yg telah di komandokan ol
pemimpin kita.
 Kt sering tllu inovatif atau tlalu inisiatif agar kt dilihat sbg
org yg hebat, ttpi yg prlu di ingat slama kt berada diposisi
dipimpin, pemimpin kitalah yg bertanggung jawab atas
smua yg kt lakukan, jk kt melakukan hal yg berakibat baik,
kt yg akan mendapat manfaatnya, ttapi jk yg kt lakukan
adalah sesuatu yg berakibat masalah, pemimpinlah yg
pertama kali hrs bertanggung jawab, jadi memang susah
menjadi org yg dipimpin yg baik.
Nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam :
2. One Korps (Satu Kesatuan) :
- utuh dan tidak terpecah belah
- Bersatunya bermacam-macam
corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan yang utuh
dan serasi dalam Korps/kesatuan
Taruna Siaga Bencana.
One Korps melahirkan jiwa korsa, yaitu
semangat keakraban dlm korps, kesadaran
korps, perasaan kesatuan, perasaan kekitaan,
rasa hormat pribadi, rasa hormat pada korps,
setia pada ikrar korps, kesadaran bersama,
bangga menjadi anggota korps,

Suatu kecintaan thdp korps, ttapi kecintaan itu


secara wajar, tdk berlebihan.

Korps Taruna Siaga Bencana Indonesia


Nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam :
3. One Rule (Satu Aturan) :
- Manusia adalah mahluk sosial,
bermacam-macam corak bersatu dlm
korps yang membuat seringnya
interaksi satu sama lain, sehingga
dibutuhkan sesuatu yg bersifat
mengatur dan mengikat utk memnuhi
aturan yang telah ditetapkan.
Satu aturan dalam korps bermakna sebagai
alur, menjaga kaidah, pedoman tentang
kedisiplinan agar gerak langkah kita tetap
berada dalam koridor aturan yang benar.

Satu aturan adalah persepsi yang sama


terhadap siapa saja yang ada didalamnya,
menjaga agar korps tetap stabil, menghindari
sikap kebrutalan, mau menang sendiri dll.
SHELTER
(TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA)

UNTUK PENAMPUNGAN SEMENTARA


KORBAN BENCANA SECARA TERPADU.
MANAJEMEN SHELTER

1. UNTUK PENAMPUNGAN SEMENTARA KORBAN BENCANA


SECARA TERPADU.
2. SETIAP TIM/REGU PEMASANG TENDA/SHELTER BIASANYA
TERDIRI DARI 10 ORANG YANG MASING-MASING
MEMPUNYAI TUGAS DALAM PENDIRIAN TENDA, DAN
REGU INI DIPIMPIN OLEH 1 ORANG PIMPINAN REGU
3. SEBAIKNYA PIMPINAN REGU INI DIPILIH ADALAH ORANG
YANG DIANGGAP CAKAP DAN BISA MENGKOORDINIR
REGUNYA.
MANAJEMEN SHELTER

4. KEKOMPAKAN DAN KEAHLIAN DALAM REGU PEMASANG TENDA,


SANGAT MEMPENGARUHI HASIL YANG BAIK DALAM PEMASANGAN
TENDA.
5. REGU/TIM PEMASANG TENDA DIHARAPKAN SENANTIASA MELATIH
KEMAMPUAN DAN SKILL SECARA RUTIN, SEKALIGUS MELATIH FISIK
DAN MENTAL, KARENA KITA SERING KALI DIPERHADAPKAN PADA
SUATU KONDISI YANG TIDAK MENDUKUNG PADA KEJADIAN
TANGGAP DARURAT.
6. YANG PERLU DI INGAT, MEMASANG TENDA DALAM KEADAAN
NORMAL, SANGAT BERBEDA SAAT MEMASANG TENDA DALAM
KEADAAN KONDISI TANGGAP DARURAT.
Latar Belakang
 UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bahwa penyelenggaraan
penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab pemerintah dan
pemerintah daerah yang dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi
dan menyeluruh pada tahapan pra-bencana, saat bencana dan pasca-bencana.

 Tanggung Jawab Pemerintah : Pasal 6 UU No.24 Tahun 2007 antara lain meliputi :
a] Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan
program pembangunan; b] Perlindungan masyarakat dari dampak bencana; c]
Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana
secara adil dan sesuai dengan pelayanan standar minimum

 Tanggung Jawab Pemerintah Daerah : Pasal 8 UU No.24 Tahun 2007 antara lain : a]
Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana
sesuai dengan standar pelayanan minimum; b] Perlindungan masyarakat dari
dampak bencana; c] Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan
risiko bencana dengan program pembangunan.
Mengapa Pendirian Shelter menjadi Penting ????
 Pada umumnya kejadian bencana mengharuskan
masyarakat/pengungsi meninggalkan rumah dan
daerahnya.
 Para pengungsi yang tinggal di Shelter menghadapi
berbagai masalah yang kompleks
 Permasalahan yang utama dalam shelter adalah psikososial
(kedukaan yang mendalam, trauma, depresi, gangguan
mental)
 Kehadiran shelter jadi begitu penting untuk penampungan
sementara secara terpadu, yang didalamnya terdapat
petugas pendamping korban bencana (management
shelter)
1. TENDA PLETON
 Tenda Pleton adalah tenda besar yang berbentuk
rumah. Tenda ini disebut juga dengan tenda Posko,
tenda militer, tenda pengungsi, tenda darurat
bencana alam ataupun tenda palang merah;
Tergantung fungsi dan kegunaannya. Sedangkan
bangun ruangnya berbentuk persegi panjang. Bentuk
tenda pleton yang besar sangat banyak digunakan
bagi kepentingan sosial karena daya tampung yang
besar
1. KEMAMPUAN TEKNIS

i. MODEL SKALA BESAR


• 1 UNIT TENDA PELETON . 35 LEMBAR KAIN SARUNG
• DAYA TAMPUNG 35 ORANG . 35 PAKET MAKANAN
TAMBAHAN
• 35 VELT BED . 35 PAKET PERALATAN MAKAN
• 1 TERPAL BIRU . PAKET PAKAIAN
• 8 TIKAR ATAU MATRAS
• 1 UNIT GENSET
• 2 UNIT LAMPU SOROT
• 2 UNIT WC PORTABLE
• 7 SET FAMILY KIT
• 35 LEMBAR SELIMUT
Model Tenda Pleton
Tenda Posko
CARA PEMASANGAN PRAKTIS TENDA PLETON :

 Tenda ditidurkan dengan posisi miring


 Tiang utama di siapkan
 Posisi tenda tidur,kemudian tiang utama dimasukan
 Setiap ujung tiang utama ada pita.Tarik sampai berdiri dan kemudian di
pasak(di patok)
 Pasang semua tiang samping.Diatas tiang samping ada tali pita tarik dari
pasak
 Pasak base tiang utama dengan patok
 Tenda Pleton juga ada yang berbentuk hanya menggunakan pipa-pipa
penghubung /sok / tidak menggunakan tali penarik.
2. TENDA REGU
 Tenda regu adalah tenda yang dipergunakan
untuk kebutuhan regu. Dalam hal ini tenda
yang kita miliki dan dipergunakan pada saat
ditempati harus dapat dipergunakan untuk
satu regu, sekitar 15 personil. Ini merupakan
perlengkapan tenda yang tidak dapat
diabaikan.
ii. MODEL SKALA SEDANG
• 1 UNIT TENDA REGU
• DAYA TAMPUNG 15 ORANG
• 15 VELT BED
• 1 TERPAL BIRU
• 4 TIKAR ATAU MATRAS
• 1 UNIT GENSET
• 1 UNIT LAMPU SOROT
• 1 UNIT WC PORTABLE
• 5 SET FAMILY KIT
• 15 LEMBAR SELIMUT
• 15 LEMBAR KAIN SARUNG
• 15 PAKET MAKANAN TAMBAHAN
• 15 PAKET PERALATAN MAKAN
• PAKET PAKAIAN
Model Tenda Regu
CARA PEMASANGAN PRAKTIS TENDA REGU :

•Tenda ditidurkan dengan posisi miring


•Tiang utama di siapkan
•Posisi tenda tidur,kemudian tiang utama dimasukan
•Setiap ujung tiang utama ada pita.Tarik sampai berdiri dan
kemudian di pasak(di patok)
•Pasang semaua tiang samping.Diatas tiang samping ada tali
pita tarik dari pasak
•Pasak base tiang utama dengan patok
3. TENDA KELUARGA
 Tenda keluarga adalah tenda yang
dirancang untuk tempat tinggal
sementara sebuah keluarga. tenda
ini biasa digunakan di tempat-
tempat bencana sebagai tempat
tinggal sementara untuk para korban
bencana.
iii. MODEL SKALA KHUSUS KELUARGA :

• 1 UNIT TENDA FAMILY (DENGAN ASUMSI 1 KELUARGA MAKSIMAL 5

ORANG)

• DAYA TAMPUNG 5 ORANG

• 5 VELT BED

• 2 LEMBAR MATRAS

• 1 UNIT LAMPU BADAI

• 2 SET FAMILY KIT

• 5 LEMBAR SELIMUT

• 5 LEMBAR KAIN SARUNG

• 5 PAKET MAKANAN TAMBAHAN

• 5 PAKET PERALATAN MAKAN

• PAKET PAKAIAN
Model Tenda Keluarga
CARA PEMASANGAN PRAKTIS TENDA KELUARGA :
•Dipilah terlebih dahulu antara pipa utama ,pipa landasan ,pipa
atap bubungan dan pipa penghubung.
•Dipersiapkan pula pipa penghubung antar tiang sesuai dengan
fungsinya
•Rangka dapat dipasang dengan cara menghubungkan pipa
terhadap pipa penghubung sesuai dengan fungsinya.
•Setelah rangka atap berdiri kemudian kain tenda dapat
dipasangkan di atasnya.
•Kemudian tiang utama dipasangkan ke tiang rangka atap dan
diberdirikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter adalah :

 1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air


(banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan
kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.

2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang


berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat
membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa
shelter kita.

3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau


sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan
beristirahat.

4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-


baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.
PELAYANAN TAMBAHAN DALAM SHELTER :

a. SOCIAL SECURITY

b. RUJUKAN

c. PENDAMPINGAN

d. DELIVERY SERVICES

e. 1 X 24 JAM
DAPUR UMUM (DU)
1. UNTUK PELAYANAN KEBUTUHAN DARURAT PEMENUHAN MAKANAN SIAP SAJI.

2. KEMAMPUAN TEKNIS :
a. JUMLAH PAKET MAKANAN YANG DAPAT DISAJIKAN DALAM 1X (SATU KALI
MEMASAK) ADALAH 600 BUNGKUS DENGAN 2 MENU STANDAR MINIMAL)
b. BENTUK BAHAN DASAR MAKANAN YANG TERSEDIA DAN DI OLAH DI DAPUR UMUM
ADALAH :
i. BERAS UNTUK NASI
ii. MIE INSTAN
iii. SARDENCIS
iv. MINYAK GORENG
v. KECAP BOTOL
vi. SAMBAL BOTOL
vii. AIR MINUM
Truck Dapur Umum Lapangan (DUMLAP) merupakan
Sarana Mobilitas Penanggulangan Bencana milik Negara
yang dipinjamkan ke Dinas Sosial Provinsi & Kabupaten
sesuai dengan perjanjian pinjam pakai barang milik
Negara.

Adapun tugas pokok Truck Dapur Umum Lapangan


(DUMLAP) yaitu untuk mendukung kegiatan
penanggulangan pasca bencana yang terjadi
khususnya dalam kegiatan masak-memasak makanan
untuk diberikan kepada para korban bencana
alam/sosial ditempat/dilokasi terjadinya
bencana/ditempat pengungsian.
Aktivitas memasak makanan siap saji harus dilakukan dalam
“satu kali masak” untuk tiap periode waktu makan, periode
waktu makan yaitu : sarapan pagi, makan siang, makan
sore/malam.
Sedangkan kegiatan memasak diluar periode waktu makan
hanya dilakukan untuk :
makanan tambahan bagi lansia dan pekerja ekstra dalam tugas-
tugas bencana
makanan untuk balita
masak air minum
mengacu pada standart : Sphere, BNPB, Kemensos

Sphere : standar-standar yang digunakan masyarakat sedunia dalam menanggapi


kebutuhan penduduk terkena bencana.
Mendirikan DAPUR UMUM yang bertujuan :
1. Menyediakan makanan sederhana & layak , higienis ,
cukup bergizi
2. Dapat didistribusikan dalam waktu yang cepat dan tepat

LOKASI
Lokasi untuk Du diupayakan :
* Letak dapur umum supaya dekat dengan posko dan
mudah dicapai/dikunjungi korban
* Higienis lingkungan cukup memadai
* Aman dari bencana
* Dekat dengan transportasi umum
* Dekat dengan sumber air
* Bangunan darurat kuat seperti Rumah atau Tenda regu /
tenda peleton
SARANA / PERLENGKAPAN YANG TERSEDIA (1 PAKET) :
1 UNIT LENGKAP PERALATAN MEMASAK UNTUK LAPANGAN
1 UNIT KENDARAAN WATER TREATMENT
1 UNIT KENDARAAN TANKI AIR BERSIH
PAKET PERLENGKAPAN MAKAN DAN MINUM (PIRING, GELAS, SENDOK, GARPU)
1 UNIT TENDA PELETON UNTUK UNIT DAPUR (KITCHEN)
1 UNIT TENDA REGU UNTUK GUDANG BAHAN MAKAN DAN PERALATAN (GUDANG LOGISTIK)
1 UNIT KENDARAAN RESCUE TACTICAL UNIT (RTU)
1 UNIT KENDARAAN TRUK
1 UNIT POSKO DAPUR UMUM

 UNTUK PERSONIL 1 (SATU) TIM BERJUMLAH 20 ORANG, TERDIRI DARI :


a. PETUGAS PENGOLAH MAKANAN

b. PETUGAS DATA DAN INFORMASI

c. PETUGAS DISTRIBUSI MAKANAN

d. PETUGAS CARAKA

e. CHEF (KEPALA JURU MASAK)


Manajemen Dapur Umum :
1. Membentuk Tim Dapur Umum :
- Ketua Regu
- Penanggung Jawab Tata Usaha
- Penanggung Jawab Peralatan/Perlengkapan
- Penanggung Jawab Masakan
- Penanggung Jawab Distribusi
- Penanggung Jawab Data/Informasi

2. Menyiapkan Daftar Menu Dapur Umum Lapangan


Kegiatan Dapur umum
Layout

TENDA FAMILY
SHELTER

TENDA PELETON
DAPUR UMUM
LAPANGAN

SHELTER
LOGISTIK
GUDANG

PUSDALOPS

TENDA REGU
SHELTER
GALERI TAGANA
PEREKRUTAN TAGANA
BBR KOLUT
PENANGANAN BENCANA ALAM
KAMPUNG SIAGA BENCANA
KAMPUNG SIAGA BENCANA
One Command
One Rule
One Corps

VIVA Tagana Sultra…


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai