Anda di halaman 1dari 12

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG


DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN DAN UDARA

MODUL PELATIHAN SAR

Pangkalpinang, Oktober 2021


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN DAN UDARA

MODUL PELATIHAN SAR


I. PENGANTAR PERTOLONGAN PERTAMA DI PERAIRAN

 Petugas penyelamat di air


Kemampuan pertolongan di air yang harus dimiliki oleh penyelamat di air
adalah pengetahuan, keahlian, dan keterampilan pada pertolongan di air.

 Kemampuan penolong di air

1. Berenang dengan 3 (tiga) gaya, yaitu :

a) Gaya bebas dengan kepala c) Gaya dada


rata dengan permukaan

d)

b) Gaya punggung

1
2. Mengendalikan perahu karet dengan dayung dan motor temple
3. Metode dan teknik pertolongan di air
4. Pertolongan pertama
5. Memahami sistem penanganan keadaan darurat.

 Prinsip pertolongan di air


1. Perhitungan/pertimbangan
Kedaruratan di air harus disikapi dengan perhitungan / pertimbangan yang
matang sehingga penolong dapat memilih metode yang paling tepat
dengan resiko terkecil ketika tindakan penyelamatan dilakukan.
2. Pengetahuan
Dengan pengetahuan yang dimiliki, maka seorang penyelamat dapat
mengambil keputusan yang tepat saat melakukan pertolongan.
3. Keterampilan
Seorang penyelamat harus mempunyai keterampilan pada semua aspek
pertolongan, antara lain memberikan pertolongan dengan alat dan tanpa
alat saat berhadapan dengan korban.
4. Kemampuan fisik
Pertolongan di air adalah kegiatan yang membutuhkan kesiapan fisik yang
prima, memiliki pengetahuan, dan keterampilan yang baik. Jika tidak
didukung oleh kondisi fisik yang prima akan mempengaruhi kemampuan
yang lain.

 Sikap petugas penolong di air


Ketika menanggapi kedaruratan di air, penyelamat diminta untuk bertindak
profesional. Artinya mengerti kemungkinan yang akan terjadi atau yang telah
terjadi, yaitu :
1. Melakukan pertolongan dengan memahami situasi yang mengancam
2. Informasi yang berkaitan dengan medis harus jelas guna penanganan lebih
lanjut
3. Laporan harus sesuai dengan kondisi yang ada agar penambahan bantuan
yang diperlukan tepat
4. Menyadari bahwa kesalahan dalam melakukan pertolongan akan berakibat
fatal / mendapat kritikan pedas
5. Tidak semua orang dapat mengeluarkan pernyataan

 Bahaya di lingkungan air


1. Faktor lingkungan 2. Faktor penolong

 Arus  Mental
 Ombak  Fisik (letih, kram)
 Binatang berbahaya
2
II. PEDOMAN KESELAMATAN DI AIR

 Pedoman adalah
- kumpulan ketentuan dasar yg memberi arah bagaimana sesuatu harus
dilakukan;
- hal (pokok) yg menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk
menentukan atau melaksanakan sesuatu.

 Pengertian pedoman keselamatan di air


- Pedoman keselamatan di air adalah ketentuan mendasar yang berlaku
bagi setiap orang yang melakukan aktivitas di air.
- Seseorang yang melakukan kegiatan di air harus dibekali dengan
kemampuan khusus.
- Ketentuan mendasar yang berlaku ketika beraktivitas di air, yaitu
menggunaka peralatan safety di air (contoh : life jacket)
- Kemampuan mendasar yang harus dimiliki seseorang yang beraktifitas
di air yaitu :
 Berenang, dan
 keterampilan menggunakan peralatan air / alat bantu apung.

 Menghadapi kedaruratan di air


Setiap orang yang mengetahui atau mendengar adanya keadaan darurat di
air dan ada korban, maka segera lakukan:
a. bawa korban ke tempat yang aman “jika mampu”;
b. Pertahankan jalan napas korban;
c. Lapor kepada aparat terkait;
d. Beri pertolongan pertama yang diperlukan.

3
III. PERSONAL FLOTATION DEVICE (PFD)

 Tipe Personal Flotation Device (PFD)


Ada lima tipe PFD yang telah mendapat pengakuan lembaga internasional,
yaitu tipe I, II, III, IV, dan V yang digunakan ketika berlayar dengan
menggunakan kapal. Ketika berada di kapal, hal pertama yang harus
diketahui adalah di mana letak life jacket dan bagaimana cara
mendapatkannya saat keadaan darurat terjadi.

1. Type I

LIFE JACKET

Digunakan untuk: Bersampan, berperahu dari pantai ke


laut, Pertolongan agak terlambat.

Keterangan :

Dapat membantu membalikan orang yang tidak


sadar di air dari posisi muka di bawah ke tegak ,
posisi muka di atas, atau berbalik posisi telungkup

2. Type II

BUOYANT VEST

Digunakan Untuk: Bersampan untuk rekreasi di perairan


dalam, Pertolongan dibutuhkan dengan cepat

Keterangan :

Dapat membantu membalikan orang yang tidak sadar di


air dari posisi muka dibawah ke tegak , posisi muka
diatas, atau berbalik posisi telungkup. Buoyant kecil
kemungkinannya dari pada life jacket tipe I

4
3. Type III

FLOATATION VEST

Digunakan untuk: Memancing, berlayar di perairan


dalam, Pertolongan dibutuhkan cepat.

Keterangan :
Membantu mempertahankan bagi orang yang sadar
posisi tegak, posisi muka di atas atau slightly tipped-
back position

4. Type IV
ALAT LEMPAR : BOUYANT CUSHION / RING BUOY
Digunakan untuk: Berlayar perairan dalam dengan
kapal besar selalu diberikan untuk pertolongan.

Keterangan :
Untuk dilempar ke korban saat keadaan darurat,
Tidak digunakan seperti Life jacket atau Vest.

5. Type V
KEGUNAAN KHUSUS, HYBRID INFLATABEL PFD
Digunakan untuk aktifitas khusus, seperti berlayar dan
safety di pesawat

Keterangan :
Digunakan sesuai petunjuk pemakaian pada label.
Hybrid inflatable PFD harus digunakan sesuai
keperluan.

 Touchdown Test
1. Untuk menguji kelayakan life jacket, ambil dan praktekkan di air yang
dangkal untuk merasakan kenyamanannya.
2. Periksa pengapung life jacket dengan melemaskan tubuh anda dan
tekan kepala anda ke belakang. Life jacket akan tertahan dagu anda
saat terdorong air ke atas, memudahkan anda bernapas.
3. Untuk mengetahui life jacket pas atau tidak untuk digunakan lakukan
Touchdown Test.

5
4. Pakailah baju apung, tarik strap kuat-kuat, dan kancing serta tarik
retsliting ke atas.
5. Angkat kedua lengan ke atas, kemudian tarik keatas hingga di atas
bahu.
6. Jika life jacket terlalu besar, akan terangkat ke atas menutupi wajah.
Jika ukurannya pas,life jacket akan tetap di tempat.

IV. METODE PERTOLONGAN DI AIR

 Pengertian metode pertolongan di air

Metode pertolongan di air adalah tahapan / urutan tindakan yang diambil tim
penyelamat ketika menghadapi kecelakaan di air.

Metode ini merupakan cara penyelamatan yang paling efektif dalam


memberikan pertolongan kepada korban yang terancam dari bahaya
tenggelam.

Ada beberapa metode memberikan pertolongan pada kecelakaan di air. Untuk


memudahkan ingatan kita maka metode ini ditata secara sistematis dari
tindakan yang paling kecil resikonya hingga langkah pertolongan yang penuh
resiko, yaitu :

R > Reach,

T > Throw,

R > Row,

G > Go,

T > Tow / Carry.

6
1. REACH

Pertolongan ini dilakukan dari darat / pinggir kolam. Bantuan pertolongan


dengan cara menjangkau atau meraih korban

2. THROW

Metode ini adalah lanjutan dari reach, yaitu pertolongan menggunakan alat
apung apapun yang ada dengan cara melempar ke posisi korban dari
daerah yang aman.

3. ROW

Row adalah tindakan yang dilakukan jika kedua langkah di atas sudah
tidak dapat dilakukan. Penyelamat harus mendekati korban dengan
menggunakan kapal kecil (perahu, kano, papan selancar, atau perahu
karet).
Setelah dekat dengan korban kembali gunakan metode “reach” dan atau
“throw”.

7
4. GO
Penolong berenang mendekati korban dengan “membawa alat bantu
apung” untuk memberikan pertolongan. Setelah berhasil memberikan alat
apung kepada korban, penolong dapat kembali ke posisi aman atau
menuju posisi aman bersama korban.

5. TOW / CARRY
Metode ini adalah metode yang paling beresiko bagi penyelamat, karena
penolong harus kontak langsung dengan korban, untuk menghindari
kondisi yang buruk bagi penyelamat, pengetahuan dan ketrampilan defend
dan release harus dikuasai

Tarikan bahu Tarikan lengan 8


 Langkah – langkah menanggapi keadaan darurat

1. Kenali (Recognition)

 Kenali tanda kedaruratan


 Waktu sangat berharga
 Semakin cepat anda mengenali tanda kedaruratan, semakin besar
kemungkinan untuk pertolongan.

2. Tindakan (Action)

 Komunikasi dengan korban;


 Lakukan metode pertolongan yang diperlukan;
 Lakukan perawatan korban sesuai dengan cidera yang dialami

3. Penilaian (Assesment)

 Menentukan langkah yang dibutuhkan dalam usaha menolong


korban dengan memperhatikan kondisi lingkungan

V. TEKNIK DEFEND DAN RELEASE

 Pada saat memberikan pertolongan pada korban tenggelam dengan


menggunakan teknik “go”, jangan langsung kontak fisik dengan korban.
Korban yang panik membahayakan jiwa penolong.
 Penolong harus memantau kondisi korban dan berusaha menenangkan
kepanikan korban,
 Jaga jarak aman dengan korban ± 2-3 meter.

 Defend (bertahan)
 Defend merupakan teknik mempertahankan diri dari dekapan korban ketika
melakukan pertolongan di air.
 Korban yang panik akan berusaha meraih benda apapun yang ada di
sekitarnya, termasuk penolong.

 Teknik defend :

1. Leg block

Leg block adalah teknik mempertahankan diri dari korban dengan cara
mendorong bagian tubuh korban dengan menggunakan tungkai.
Dorong korban sampai pada jarak aman ± 2-3 meter.

9
Defend : Leg Block

2. Arm Block

Arm block adalah teknik mempertahankan diri dari korban dengan cara
mendorong bagian tubuh korban dengan menggunakan lengan.
Dorong korban sampai pada jarak aman ± 2-3 meter.

Defend : Arm Block


 Release
 Release merupakan teknik melepaskan diri dari dekapan korban ketika
melakukan pertolongan di air.
 Teknik ini dilakukan segera setelah penolong terdekap.

 Teknik release :

1. Front head hold


Front head hold merupakan teknik melepaskan diri dari korban jika
korban mendekap penolong dari depan.

10
Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil bagian bawah salah satu
siku korban (dorong ke atas) dan bagian atas siku yang lain (tarik ke
bawah).

Release : Front Head Hold

2. Rear Head Hold

Front head hold merupakan teknik melepaskan diri dari korban jika
korban mendekap penolong dari belakang.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil bagian bawah salah satu
siku korban (dorong ke atas) dan bagian atas siku yang lain (tarik ke
bawah).
Lindungi leher dari cekikan korban.

Release : Rear Head Hold


11

Anda mungkin juga menyukai