Anda di halaman 1dari 47

EVALUASI K3 BAGI WISATAWAN

DAN PENGELOLA DESTINASI


PARIWISATA

DISAMPAIKAN OLEH : HENI ZURAIDAH,


S.K.M.,M.M
Heni Z
Telp 081367791157
Email : hnyzh11@gmail.com

• Dinas Kesehatan
Provinsi Kep.Babel
• Fungsional
Pembimbing
Kesehatan Kerja
• Ketua Pengda PAKKI
Babel
Dewasa ini Pariwisata menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan karena
berkaitan erat dengan kegiatan sosial dan
ekonomi yang dapat dinikmati serta menjadi
salah satu cara manusia melakukan sosialisasi.
Pariwisata identik dengan kegiatan
memberikan kesenangan dan kenikmatan,
karena kegiatannya bertujuan memberikan
beragam aktifitas secara
santai dan menyenangkan tanpa harus
menguras tenaga
Besarnya potensi pariwisata mendorong
pelaku usaha bidang ini berlomba-lomba
menyediakan tempat wisata dengan berbagai
cara, baik mengandalkan obyek buatan
maupun obyek alam serta menawarkan
beragam keunikan dan karekteristik obyek
unggulan untuk menarik minat
pengunjung
DESTINASI
Menurut Undang-Undang No 10 tahun
2009 destinasi pariwisata atau daerah
tujuan pariwisata adalah kawasan geografis yang
berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya
tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait
dan melengkapi
PRI NS I P- PRI NS IP
D A S A R P E N G E L O LAA N
W I SATA

Menurut Cox, pengelolaan pariwisata hendaknya memperhatikan berbagai prinsip-


prinsip sebagai berikut :
 Pembangunan dan pengembangan pariwisata didasarkan pada kearifan lokal dan

special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan
lingkungan.
 Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis

pengembangan kawasan pariwisata.


 Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya

lokal.
 Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan

lokal.
 Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan

pariwisata, jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya


mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut, jika
melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan alam atau aksesibilitas
sosial, walaupun disisi lain mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.
Selain disebutkan diatas, seorang manajer (pengelola)
hendaknya dapat mengelola tiga hal yaitu :
1. Input
2. Proses
3. dan output dari sebuah organisasi
Namun demikian manajer tidak dapat mengontrol faktor-
faktor yang terjadi di luar organisasi sekalipun faktor-faktor
itu juga sangat menentukan keberhasilan seorang manajer.
Ada berbagai faktor di luar manajemen yang tidak bisa
dikontrol.
Misalnya keadaan cuaca, musim, bencana alam dan
sebagainya. Oleh karena itu dalam rangka menjaga
keselamatan dan keamanan para pengunjung sebuah
destinasi wisata dalam rangka meningkatkan citra maka
pengelola harus memilki berbagai prinsip agar dapat
menanggulangi resiko yang dihadapi oleh pengunjung.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah


semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak
pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja
maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja

Pengertian (Definisi) K3 Menurut OHSAS


18001:2007
Dengan adanya K3, maka derajat semua pekerja
harus ditingkatkan setinggi mungkin dan ini
berlaku untuk semua jenis dari suatu pekerjaan.
Perusahaan harus melakukan tindakan untuk
pencegahan pada saat terjadi gangguan kesehatan
yang terjadi pada pekerja yang disebabkan oleh
pekerjaan yang ia lakukan ditempat kerja yang
sedang ia kerjakan.
Dapat disimpulkan bahwa :
Keselamatan Kerja itu merupakan suatu ilmu yang
mempelajari metode yang bisa menjamin agar pekerja yang
ada itu terbebas dari kecelakaan pada saat mereka sedang
melakukan sebuah proyek atau pekerjaan. Ciri dari
Keselamatan Kerja itu mempunyai potensi yang dapat
menimbulkan gangguan atau cacat pada saat proses terjadi
dan kerusakan alat.  

Kesehatan Kerja itu juga bisa dijabarkan seperti keselamatan


kerja yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kesehatan diambil
dari kata Bahasa Inggris yang bermaksud atau bermakna
tidak hanya terbebasnya dari sebuah kecelakaan atau
penyakit, tetapi sehat disini mempunyai makna sehat yang
dilihat secara fisik, mental dan juga sehat pada sosial
TUJUAN K3

Agar seseorang selalu selamat, sehat


dan berdaya saing kuat dan dengan
demikian, pekerjaan bisa berjalan
dengan lancar dan tidak ada kejadian
kecelakaan yang terjadi saat
melakukan pekerjaan ataupun pekerja
yang sakit yang menjadikannya tidak
produktif
K E C E LA K AA N D A N K E S E LA M ATA N W I S
ATAWAN

Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu


kejadian yang tidak diinginkan ataupun
direncanakan yang dapat disebabkan oleh manusia,
situasi, kondisi lingkungan ataupun kombinasi dari
berbagai hal tersebut yang berdampak pada cidera,
kematian, kerusakan properti, terhentinya produksi,
penurunan kesehatan, ataupun kerusakan
lingkungan. Dalam mencegah terjadinya kecelakaan
di tempat wisata, perlu diatur keselamatan dan
kesehatan kerja baik bagi pengunjung, pegawai,
ataupun pengelola tempat wisata.
Keselamatan Kerja menurut Kemenaker RI adalah
segala daya upaya dan pemikiran yang dilakukan
dalam rangka mencegah, menanggulangi dan
mengurangi terjadinya kecelakaan dan dampaknya
melalui langkah langkah identifikasi, analisa dan
pengendalian bahaya dengan menerapkan sistem
pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan
perundang-undangan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
merupakan suatu proses upaya yang
dilaksanakan oleh pihak daya tarik wisata untuk
menjamin keutuhan jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja dan juga pengunjung saat
melakukan kegiatan wisata.
(Mangkunegara)
Tujuan dari penerapan ini agar hak tenaga
kerja dan pengunjung terpenuhi yaitu
menjamin kesehatan dan keselamatan saat
bekerja dari fisiknya, psikologis, dan sosial.
Selain itu, harus memepersiapkan peralatan
yang harus layak pakai saat bekerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Kegiatannya meliputi pengembangan proses perencanaan


manajemen resiko mencakup enam hal :
 Perencanaan manajemen risiko dengan melakukan

identifikasi hingga memberlakukan proses manajemen


risiko.
 Perencanaan pariwisata dengan memberlakukan prosedur

yang akan menjamin keselamatan pengunjung

 Perencanaan respon tanggap darurat apabila munculnya


kecelakaan yang terjadi di tempat wisata.
 Aturan dan prosedur dalam menghadapi
kecelakaan yang terjadi dengan mengutamakan
keselamatan dan keamanan pengunjung

 Perencanaan media yang ada untuk meminimalisir


kejadian dan memunculkan kesan yang positif

 Perencanaan setelah kejadian dengan berbagai


upaya yang membutuhkan pengembalian seperti
sedia kala dari tempat wisata sebelum adanya
kejadian yang merugikan.
Dalam Guidelines for safe recreational water
(PEDOMAN UNT REKREASII YG AMAN DI AIR)
disebutkan bahwa pencegahan resiko kecelakaan
dapat dilakukan dengan peningkatan keselamatan.
Peningkatan keselamatan tersebut dapat diintervensi
dengan 5 pendekatan yaitu :
 Pekerjaan/perekayasaan (engineering)

 Memperkuat (enforment)

 Pendidikan (education)

 Tindakan untuk memberanikan (encouragement)

 Kesiapan bahaya (emergency preparadness)


Tenaga kerja
Manajemen
Perilaku
Kebijakan

Manusia

Lingkunga
Sumber Alat kerja
Mesin dan
Peralatan n kerja Stasiun kerja
Mesin Lingkungan
Hazards (alam)
Masyarakat,
sosial &
Hazard di tempat kerja dapat berasal Material Metode/
dari setiap komponen proses kerja dan Bahan cara kerja peraturan

Prosedur
Digunakan
Praktek kerja (aktual
Dihasilkan/dibuat

19
Bahaya di Konstruksi

20
Bahaya di DAPUR

21
Bahaya di OFFICE

22
Getaran Tekanan

Bahaya
FISIK
Bising

Radiasi
Suhu
ekstrim

23
Bahaya
fisik
(Contoh)

24
Hazardous
drugs
Gas anestesi
Asap
KIMI
pembedahan
A
disinfectant
Merkuri

25
ERGONOMI

 Postur tidak
normal
 Statis
 Gerak berulang
 Manual handling
 Penggunaan
tenaga
berlebihan

26
Bahaya N Bahaya Pekerja Yang Paling
Lokasi
o. Ergonomi Berisiko
Ergonomi
1 Pekerjaan Area pasien dan Petugas yang
yang tempat menangani pasien
(Contoh) dilakukan penyimpanan (mengangkat dan
secara barang (gudang) memindahkan pasien)
manual dan barang
2 Postur Kantor/ Postur tubuh yang salah
yang salah administrasi saat duduk lama di
dalam kantor
melakukan Poli Gigi Dokter gigi saat
pekerjaan melakukan pemeriksaan
rongga mulut
3 Pekerjaan Semua area Dokter gigi, petugas
yang pembersih, fisioterapis,
berulang sopir, operator komputer,
yang berhubungan
dengan pekerjaan juru
tulis

27
Bahaya PSIKOSOSIAL
Beban kerja
Jam kerja panjang
Konflik peran
Kerja gilir
Karir
dll

28
Bahaya
Keselamatan

29
PE R U N DAN GANT E NTAN G
K E S E LA M AT A N K E R J A D I T E M PAT W I
SATA

Jaminan keamanan dan keselamatan di tempat wisata


telah diatur dalam UU No. 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.
Pasal 20 dan Pasal 21 UU No. 10 Tahun 2009 secara
rinci menetapkan hak-hak yang dimiliki wisatawan,
yakni:
 Informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata
 Pelayanan kepariwisataan sesuai dengan standar
 Perlindungan hukum dan keamanan
 Pelayanan kesehatan
 Perlindungan hak pribadi
 Perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata
yang berisiko tinggi.

Sementara itu, wisatawan yang memiliki keterbatasan


fisik, anak-anak, dan lanjut usia berhak mendapatkan
fasilitas khusus sesuai dengan kebutuhannya.
Selain itu, kewajiban juga melekat bagi
pengusaha pariwisata sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 26 huruf d dan e UU No. 10 Tahun
2009 yakni untuk memberikan kenyamanan,
keramahan, Perlindungan keamanan, dan
keselamatan wisatawan; serta memberikan
perlindungan asuransi pada usaha pariwisata
dengan kegiatan yang berisiko tinggi
Manajemen resiko K3

Manajemen
Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan atau menerima
outcome yang tidak diinginkan.

Risiko
Probabilitas suatu outcome yang tidak diinginkan yang dapat
berkisar dari rendah/minor sampai tinggi/severe
DEFINISI
MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko adalah suatu


proses pengelolaan risiko dengan
melakukan identifikasi,
evaluasi, dan pengendalian
serta melakukan monitoring
secara berkelanjutan sehingga
terwujud tempat kerja atau
proses kerja dengan risiko yang
dapat diterima (acceptable) dari
sudut pandang proses,
keselamatan dan kesehatan.

34
PROSES MANAJEMEN

2
RESIKO K3
Langkah manajemen risiko K3
Metode analisis risiko K3

35
Proses manajemen risiko

Komuni
Monitor
kasi Penetap Identifi Penang
Analisis Evaluas ing dan
dan an kasi anan
Risiko i Risiko Evaluas
Konsult Konteks Risiko Risiko
i
asi
Proses manajemen risiko
 Komikanikasi dan konsultasi adalah hal
Komunikasi penting
dan  Untuk mengembangkan rencana komunikasi
Konsultasi untuk kedua pemangku kepentingan internal dan
eksternal
 Untuk memastikan bahwa mereka yang
bertanggung jawab untuk menerapkan
manajemen risiko, dan mereka yang memiliki
kepentingan tertentu memahami dasar keputusan
yang dibuat dan mengapa tindakan tertentu
diperlukan

37
Proses manajemen risiko
 Penetapan konteks strategis
Penetapan  Hubungan antara organisasi dan lingkungannya
Konteks  Kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman organisasi
 Keuangan, operasional (termasuk K3L), kompetitif, politik
 Pemangku kepentingan (stake holder) internal dan eksternal
 Penetapan konteks organisasi
 Penetapan konteks manajemen risisko
 Aktivitas pemeriksaan pasien
 Pertolongan persalinan
 Penanganan limbah medis
 dll
 Penetapan kriteria risiko
 Menentukan struktur

38
Proses manajemen risiko

 Identifikasi risiko difokuskan pada ruang


lingkup yang telah di tetapkan.
Identifika
si Risiko  Identifikasi risiko biasanya diawali dengan
identifikasi bahaya
 Identifikasi dilakukan dengan menjawab
pertanyaan:
1. Apa yang dapat terjadi ?
2. Kapan/bilamana hal tersebut dapat terjadi ?
3. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?
4. Bagaimana (proses) hal tersebut dapat terjadi ?
5. Berapa besaran bahaya yang terjadi ?

39
Proses manajemen risiko
Analisis
Risiko
 Penilaian risiko bertujuan untuk menentukan tingkat risiko
kesehatan dari setiap bahaya kesehatan yang teridentifikasi.
Pengend  Dalam penilaian risiko, maka diperlukan informasi tentang:
alian
yang Menentu
Menentu
sudah kan Penetapa
kan
dilakuka tingkat n tingkat
probabili
n, terkait konseku risiko
tas
dengan ensi kesehata
pajanan
risiko (dampak n
bahaya
yang  Analisis risiko dapat dilakukan secara
) kualitatif, kuantitatif,
teridentif dan semi kuantitatif
ikasi
 Perbedaan setiap metode terdapat pada penentuan
Konsekuensi dan Likelihood

40
Proses manajemen risiko

Analisis
 Perhitungan tingkat risiko:
Risiko

 Risiko = Probability (Exposure/PAPARAN) x


Severity (Effect)  Safety
 Risiko = Hazard x Consequence
(FREKWENSI) x Time (Frequency x Duration)
 Health
 Risiko, terdiri atas:
a) Risiko sebelum dikendalikan (Potensial
risk/Existing Risk)
b) Risiko setelah dikendalikan (Residual Risk)

41
Proses manajemen risiko

 Melakukan evaluasi terhadap tingkat risiko yang


diperoleh untuk setiap bahaya kesehatan kerja
Evaluasi
Risiko
 Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil
perhitungan tingkat risiko dengan kriteria yang telah
ditetapkan
 Menetapkan prioritas risiko, dengan menjawab kriteria:
1. Apakah risiko tersebut perlu dikendalikan atau dapat
diterima ? (Low risk – acceptable)
2. High risk – treatment, bila perlu dikendalikan, bagaimana
urgensinya ? (skala prioritas)

42
Proses manajemen risiko
Penangan
an Risiko
 Pengendalian risiko bertujuan untuk menurunkan tingkat
risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima.
 Tahapan pengendalian risiko meliputi:

Mengidenti Mengevalu
Memilih Menyusun
fikasi asi Pelaksanaa
metode perencanaa
alternatif alternatif n program
pengendali n
metode metode pengendali
an yang implementa
pengendali pengendali an
tepat si
an an

43
Proses manajemen risiko

 Untuk memantau efektivitas rencana


Monitori
ng dan perlakuan risiko, strategi dan sistem
Evaluasi manajemen yang dibentuk untuk memantau
implementasi
 Untuk memastikan perubahan keadaan tidak
mengubah prioritas risiko
 Untuk memastikan bahwa rencana
manajemen tetap relevan
 Faktor dapat mempengaruhi kesesuaian atau
biaya berbagai opsi pemeliharaan
44
Dokumen Manajemen Risiko

 Semua aktivitas manajemen risiko harus


terdokumentasi dan ter update dengan
baik dan rutin.
 Dokumen manajemen risiko dapat dalam
bentuk:
 Pedoman manajemen risiko yang memuat antara
lain, kebijakan, prosedur, hasil identifikasi, analisis,
evaluasi, dan tindakan pengendalian
 Dapat juga dalam bentuk dokumen HIRAC, HIRA,
HIRADC, dll

45
Pengendalian Risiko
Merupakan tahapan paling penting sebagai penentu keseluruhan manajemen
risiko. Pengendalian risiko adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi terjadinya risiko. Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan
cara :
 Eliminasi, risiko dihindarkan dengan menghilangkan sumber bahaya
 Substitusi, mengganti bahan, alat atau cara kerja dengan yang lain sehingga
kemungkinan kecelakaan dapat diminimalkan
 Pengendalian engineering, mengurangi risiko dengan melakukan rekayasa
teknik pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan dan atau bangunan
 Pengendalian administratif, mengurangi kontak antara penerima dengan
sumber bahaya. Contohnya: rotasi dan penempatan pekerja, perawatan
secara berkala pada peralatan, dan monitoring efektivitas pengendalian
yang sudah dilakukan
 Alat Pelindung Diri (APD), mengurangi risiko dengan menggunakan APD
seperti helm keselamatan, masker, sepatu keselamatan, pakaian pelindung,
kacamata keselamatan dan lain-lain.
Terima Kasih

47

Anda mungkin juga menyukai