Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Evaluasi Program K3

Dosen Pengampu: Elvaro Islami Muryadi.,SKM,.M.Si.,CMC

Disusun Oleh

Erika Anggraini (183001010004)

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


PEMBAHASAN

Pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

K3 merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Untuk lebihmemahami tentang K3
berikut ini kita akan membahas pengertian, maksud dan tujuandari K3 (di rangkum dari berbagai
sumber).

A.Pengertian K3

Pengertian secara FilosofisK3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan
dankesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya danmasyarakat pada
umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakatadil dan makmur.

Pengertian secara KeilmuanDalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha


mencegahkemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan.

Pengertian secara OHSAS 18001:2007

(Occupational Health and Safety Assessment Series) K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat
berdampak padakeselamatan dan kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

Pengertian Keselamatan KerjaSetiap perusahaan atau industri memiliki tingkat resiko kecelakaan
yang berbeda-beda, namun setiap perusahaan selalu berusaha mencegah ataumenghindari resiko
tersebut. Anwar Prabu Mangkunegara (2009: 161)mengemukakan bahwa:“Keselamatan kerja
menunjukkan pada kondisi yangaman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian
ditempatkerja”. Pendapat lain dikemukakan oleh Daryanto (1993: 146), yang mengemukakan
bahwa:“Keselamatan kerja ialah selamatnya karyawan, alat-alat kerja dan perusahaan serta produksi
dan daerah lingkungannya, sehingga perlu padawaktu karyawan bekerja, topi, helm pengaman, sarung
tangan, kaca mata pengaman, masker pelindung muka” Dari penjelasan beberapa ahli, maka
dapatdiambil kesimpulan bahwa pengertian keselamatan adalah selamatnya karyawan, alat produksi
dan perusahaan serta lingkungannya dari kerusakandan penderitaan menurut UU No.1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja..

Pengertian Kesehatan KerjaManusia sebagai sumber daya memiliki peran yang sangat penting di
perusahaan. Kehadiran manusia menjadi penting karena manusia tidak dapatdigantikan oleh
kecanggihan mesin. Oleh sebab itu kesehatan manusia sudahselayaknya diperhatikan agar tidak
mengganggu proses produksi. Wahid IqbalMubarak dan Nurul Chayatin (2009:101) mengemukakan
bahwa:“sehat adalahsuatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial,
bukan semata-mata bebas dari penyakit dan cacat atau kelemahan”. SedangkanAnwar Prabu
Mangkunegara (2009:161), mengemukakan bahwa:“kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang
bebas dari gangguan fisik, mental, emosiatau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja”.
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan,“kesehatan adalah
keadaaansejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial ekonomis. Kesehatan kerja diselenggarakan untukmewujudkan produktivitas kerja yang
optimal”. SedangkanSuma’mur (1989:1)mengemukakan bahwa: Kesehatan kerja adalah spesialisasi
dalam ilmukesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerjaatau masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial, dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif,terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan
yangdiakibatkan faktor-faktor pekerja dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit- penyakit umum.

B.Tujuan K3

K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanandan keselamatan tenaga kerja
sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinyakecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada
akhirnya dapat meningkatkan sistemefisiensi dan produktivitas kerja.

C.Sasaran K3

1.Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain

2.Menjamin keamanan peralatan yang digunakan

3.Menjamin proses produksi yang aman dan lancar

Melalui program keselamatan dan kesehatan kerja, terjadinya kerugian dapatdihindarkan sehingga
perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pekerjanya(Siregar, 2005). Heinrich menyatakan
prinsip dasar dari program keselamatan dankesehatan kerja yang perlu diterapkan dalam upaya
pencegahan kecelakaan, yaitu :1.Melakukan usaha inspeksi keselamatan kerja untuk
mengidentifikasikan kondisi-kondisi yang tidak aman.2.Mengadakan usaha pendidikan dan pelatihan
para pekerja untuk meningkatkan pengetahuan pekerja akan tugasnya sehari-hari dan cara kerja yang
aman.3.

Membuat peraturan-peraturan keselamatan kerja yang harus ditaati oleh semua pekerja.4. Pembinaan
displin dan ketaatan terhadap semua peraturan di bidang keselamatankerja.

Prinsip-Prinsip Penyusunan Program K3


Sebagai sebuah sistem manajemen, K3 tidak dapat dipisahkan dari suatu sistemmanajemen
perusahaan secara keseluruhan. Program K3 yang telah ditetapkan akan berjalan efektif jika didukung
dan dilaksanakan oleh seluruh bagian atau departemenyang ada dalam suatu organisasi perusahaan.
Oleh karena itu, dalam penyusunan program K3 harus mempertimbangkan semua aspek yang terkait
dalam perusahaanseperti aspek produksi, finansial, sosial, psikologi, budaya kerja dan manajemen.
Isucross-cutting dalam K3 menjadi perhatian bagiparapakar, akademisi dan praktisiK3 dalam
penyusunan dan pelaksanaan program K3 yang terarah dan terencana.a.

Prinsip-Prinsip Penyusunan Program K3

Sebuah organisasi perusahaan perlu mengembangkan strategi perencanaanyang baik dalam


menerapkan aspek K3 melalui program-program yang disusun berdasarkan prinsip yang terencana
dan terarah. Dalam sebuah sistem manajemen, perencanaan sebuah program harus
mempertimbangkan prinsip SMART(Specific, Measurable, Achievable, Realiable, Timetable).

Sebuah program K3 harus bersifatspesifik yang berarti bahwa program-program yang dibuat sedapat
mungkin tidakmenimbulkan kebingunan bagi pihak yang diberi tugas untuk melaksanakannya,mudah
terukur dalam hal pencapaian hasilnya dengan ditetapkannya target danindikator keberhasilan
pencapaiannya. Sebuah program K3 juga harus bersifatmudah untuk dilaksanakan sehingga dapat
berjalan efektif dan efisien sesuaidengan kemampuan perusahaan serta realistis dalam hal pembiayaan
dan kemampuan orang yang melaksanakannya dengan jangka waktu yang telahditetapkan.Dalam
menetapkan program K3 terdapat beberapa referensi yang dapatdijadikan acuan, salah satunya adalah
OHSAS 18001:2007 klausul 4.8.3 tentangobjektif dan program K3 “Organisasi harus menetapkan,
menjalankan danmemelihara dokumen objektif K3 pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam
organisasi”. Menurut Ramli (2009), untuk mencapai objektif yang telahditetapkan, organisasi harus
menyusun program kerja yang merefleksikankebijakan organisasi. Rencana kerja ini disusun untuk
setiap tingkatan manajemensebagai landasan operasional dengan mempertimbangkan:

Penentuan tanggung jawab dan wewenang untuk pencapaiannya disetiaptingkatan, fungsi dan
departemen. Program K3 sebaiknya diintegrasikandengan program organisasi secara keseluruhan
sehingga menjadi salah satuaspek dalam pencapaian sasaran organisasi.

Sarana dan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai program kerja yangtelah ditetapkan
misalnya pendanaan, tenaga, peralatan dan lainnya.

Jangka waktu atau jadwal pelaksanaan dan penyelesaian program kerja.

Dasar Penyusunan Program K3


Dalam penyusunan program K3 dalam suatu perusahaan, terdapat landasanatau dasar-dasar yang
melatarbelakangi pembuatan suatu program diantaranyaadalah hasil risk assessment dari suatu
kegiatan produksi untuk mengetahui potensi-potensi bahaya dan resiko ditempat kerja. Terdapat
beberapa metode yangdapat digunakan dalam melakukan penilaian resiko yaitu, metode kualitatif,
semikuantitatif dan kuantitatif. Sebelum melakukan penilaian resiko perlu diketahui bisnis proses
suatu kegiatan produksi suatu industri, dalam setiap tahapan proses produksi terdapat beberapa bahaya
yang dapat menimpa pekerja sehingga berpotensi menyebabkan kecelakaan dan gangguan kesehatan.
Faktor-faktor penyebab yang dapat membahayakan tenaga kerja sudah seharusnya
dicegah,dikendalikan, diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Untuk mencegah berbagaigangguan
yang muncul, maka terlebih dahulu perlu diketahui proses produksi danidentifikasi permasalahannya,
cara pemantauan, dan standar-standar yang berlaku.Beberapa hal yang perlu diperhatikan
berhubungan dengan keselamatan dankesehatan kerja yang umum ditemukan di industri garmen
adalah :1.Faktor Lingkungan Kerja memungkinkan dapat menimbulkan gangguankesehatan tenaga
kerja, sebagaimana terlihat pada penjelasan di bawah ini.Proses Produksi dan Faktor Lingkungan
Kerja.

Gudang Bahan : penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde.

Pola dan Pemotongan Bahan : penerangan, iklim kerja, debu, uap,formaldehyde.

Pemotong Sisa Benang : penerangan, iklim kerja, debu, uap,formaldehyde.

Pengecekan Kualitas : penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde.

Seterika : penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde.

Finishing: penerangan, iklim kerja, debu, kapas, uap formaldehyde.

Pengemasan : penerangan, iklim kerja, debu karton, uap formaldehyde.

Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja, hal-hal yang menjadi permasalahan berkaitan dengan potensi
bahaya kecelakaan kerja pada industri garmen adalahsebagai berikut :

Gudang memiliki potensi bahaya kebakaran.

Bagian Pola/ potong memiliki potensi bahaya jari tangan terpotong,tersengat arus litrik.

Bagian Jahit memiliki potensi bahaya jari terkena jarum, tersengat aruslistrik, kebakaran.

Bagian Pasang Kancing memiliki potensi bahayajari tergencet mesinkancing, tersengat arus listrik.

Bagian Seterika memiliki potensi bahaya tersengat arus listrik, kebakaran.


Bagian Pengemasan memiliki potensi bahaya tergores, barang terjatuh.3.

Keserasian peralatan dan sarana kerja dengan tenaga kerja. Keserasian peralatan dan sarana harus
diperhatikan oleh pihak perusahaan dandisesuaikan dengan tenaga kerja yang dimilikinya agar
kecelakaan kerja dapatdiminimalisasi. Kesalahan yang disebabkan ketidakserasian antara
peralatandan sarana dengan tenaga kerja dapat menimbulkan berbagai masalah yangakhirnya dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan kerja.

Beberapa permasalahan seperti ini yang ditemukan di industri garmen :

- Bagian pemotongan kain, jahit dan seterika, faktor ergonomi yangmempengaruhi adalah
ukuran meja, kursi duduk, sikap dan sistem kerja.
- Bagian pengemasan, faktor ergonomi yang mempengaruhi adalah kegiatanangkat junjung,
sikap dan cara kerja, ruang gerak.Beberapa permasalahan di atas sangat umum ditemukan di
industri garmen.Dan seperti kebanyakan yang terjadi di industri, terkadang penyelesaian
permaslahan tersebut mendapatkan resistansi dari manajemen.c.Identifikasi Masalah Industri
Garmen di IndonesiaBerdasarkan Baseline Reports : Worker Perspectives from the Factory
and Beyond yang disusun oleh ILO, ada beberapa masalah tentang Keselamatan
danKesehatan Kerja khususnya di Industri Garmen Indonesia. Secara garis besar berikut
beberapa permasalahan di Industri Garmen yang terkait Keselamatan danKesehatan Kerja

Tujuan Program K3 Pada Industri

Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja secara umum adalahmempercepat proses gerakan
nasional K3 dalam upaya memberdayakan keselamatandan kesehatan kerja guna mencapai
kecelakaan nihil. Sasaran dari programkeselamatan dan kesehatan kerja antara lain :

1.Meningkatkan pengertian, kesadaran, pemahaman dan penghayatan K3 semuaunsur pimpinan dan


pekerja pada sutau perusahaan atau industri.

2.Meningkatkan fungsi manajemen K3 atau Panitia Pembina Keselamatan danKesehatan Kerja.

3.Mendorong terbentuknya manajemen K3 pada setiap perusahaan atau industri.

4.Mendorong pembinaan K3 pada sektor informal dan masyrakat umum.

PENUTUP

Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwakesehatan dan keselamatan
kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko
kecelakaan dan bahaya baik fisik, mentalmaupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat
dan lingkungan. Jadikesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja,tetapi juga mental, psikologis dan emosional.Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
salah satu unsur yang pentingdalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai
peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dankeselamatan
kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatandan keselamatan kerja, tetapi
masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhikesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata.Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dankesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.Oleh karena itu, perlu
ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dankeselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan
peran bagi semua pihak. Tidakhanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat
dan lingkungansehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.

DAFTAR PUSTAKA
Bab II,.http://www.repository.ipb.ac.id , diunduh 10 Mei 2019, Pukul 10.05 WIB Baseline Report:
Worker Perspectives from the Factory and Beyond . 2012. ILO.Ramli, Soehatman. 2009. Sistem
Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja, OHSAS18001. Dian Rakyat.Reason, James. 2006.
Managing the Risks of Organizational Accidents.Ashgate.Husni, Lalu. 2003. Hukum Ketenagakerjaan
Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Indonesia. Jakarta :Internasional Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The
PacificManila Philippines.Saksono, Slamet. 1998. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius.
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung. Sutrisno
dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan, & KesehatanKerja. Sukabumi:
Yudhistira.Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh
(terjemahan),Jakarta: Penerbit ErlanggaUndang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf),diakses pada tanggal 11
Mei2019, pukul 11:00 WIB.Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan
Tujuan PenerapanKeselatan dan Kesehatan Kerja(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-
dan-keselamatan-kerja-k3.html), diakses pada tanggal 11 Mei 2019, pukul 11:30WIB.Kesehatan dan
Keselamatan Kerja(http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-9-msdm-10-11.ppt),
diakses pada tanggal 11 Mei 2019, pukul 12:00 WIB.Anonim,2013.Modul K3L (Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dan Hukum.Balikpapan: Program Studi Teknik Sipil.Sekretariat
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, 2008. Himpunan Peraturan Perundang
Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I

Anda mungkin juga menyukai