Anda di halaman 1dari 5

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

ANALISIS POTENSI KECELAKAAN MENGGUNAKAN METODE


HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT (HIRA)

Muhammad Elfan Albar, Luthfi Parinduri, Siti Rahmah Sibuea


Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Sumatera Utara
Jln. SM Raja Teladan Medan
luthfip@yahoo.co.id; sitirahmah@ft.uisu.ac.id

Abstrak
Setiap aktifitas yang melibatkan faktor manusia, lingkungan dan mesin serta melalui tahap-tahap proses
memiliki risiko bahaya. PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Adolina perusahaan yang bergerak pada sektor
minyak kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi potensi
bahaya, penilaian risiko serta upaya pengendaliannya dengan menggunakan metode HIRA. Teknik analisis data
dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dengan metode HIRA (Hazard Identification
Risk Asessment), yaitu memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan metode HIRA terdiri dari
identifikasi bahaya, penlaian risiko, dan pengendalian risiko dibagian pengolahan/produksi minyak kelapa
sawit. Pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, observasi langsung ke lapangan, wawancara,
dokumentasi dan penelusuran referensi. Hasil penelitian yang didapat pada bagian pengolahan/produksi
minyak kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Adolina yaitu dimulai dari Identifikasi bahaya : lama
jam kerja, alat kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja, dilanjutkan dengan Penilaian risiko : E (Ekstrim) parah
H (High Risk) risiko tinggi, M (Moderate Risk), L (Low Risk) risiko rendah dan melakukan pengendalian.

Kata-Kata Kunci : Identifikasi Bahaya, Metode HIRA, Pengendalian Risiko

I. Pendahuluan menimbulkan kerugian yang bukan hanya saja harus


mengobati karyawan yang kecelakaan, tetapi juga
Perkembangan industri yang bergerak maju harus menerima resiko karena akan terhentinya
dengan pesat, akan menuntut penyediaan energi pekerjaan yang sedang berlangsung.
yang cukup besar pula, terlebih lagi pada negara-
negara berkembang. Hal ini mengakibatkan dunia II. Tinjauan Pustaka
usaha saling bersaing untuk meningkatkan
produktivitas baik dari segi sumber daya manusia, 2.1 Pengertian K3
waktu maupun dari segi produksinya. Salah satu Menurut International Labour Organization
faktor yang sangat mempengaruhi yaitu sumber daya (ILO) (1998) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
manusia, khususnya tenaga kerja. Semua kemajuan (K3) adalah suatu promosi, perlindungan dan
ini memerlukan tingkat keselamatan dan kesehatan peningkatan derajat kesehatan yang setinggi
kerja (K3) yang lebih tinggi. Oleh karena itu peranan tingginya mencakup aspek fisik, mental, dan social
K3 semakin penting. Faktor keselamatan dan untuk kesejahteraan seluruh pekerja di semua tempat
kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang sangat kerja. Pelaksanaan K3 merupakan bentuk penciptaan
penting atau boleh dikatakan kebutuhan pokok dari tempat kerja yang aman, bebas dari pencemaran
setiap perusahaan atau industri, bahkan merupakan lingkungan sehingga mampu mengurangi
kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan lagi bagi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. salah
industri– industri besar pada saat ini, dengan sasaran satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
agar keselamatan kerja menjadi perhatian utama yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
setiap karyawan. Begitu pun dengan pabrik kelapa lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV, dengan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah diterapkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kesehatan dan
perusahaan sesuai dengan standar pemerintah dapat Keselamatan Kerja adalah suatu sistem pengujian
mengurangi resiko suatu perusahaan dalam hal terhadap kegiatan operasi yang dilakukan secara
tingkat kecelakaan kerja yang nantinya dapat kritis dan sistematis untuk menentukan kelemahan
berpengaruh terhadap biaya produksi yang lebih unsur sistem (manusia, sarana lingkungan dan
besar. Bila K3 tidak terjamin dalam suatu perangkat lunak) sehingga dapat dilakukan langkah
perusahaan maka akan dapat menimbulkan akibat– perbaikan sebelum timbul kecelakaan/kerugian
akibat yang dapat merugikan kedua belah pihak, (Hendarto, 2000). Menurut International Labour
baik karyawan maupun perusahaan. Dipihak Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta
karyawan akan timbul keraguan–raguan, kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau
kekhawatiran dalam melaksanakan tugas karena kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar
mereka tidak mendapatkan perlindungan atas 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan
keselamatan kerjanya. Dipihak perusahaan, bila dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat
terjadi kecelakaan dalam perusahaan akan hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi
241 Buletin UtamaTeknik Vol. 17, No. 3, Mei 2022
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru penelitian yang dilakukan oleh Afandi Mochamad,
setiap tahunnya. (Pusat Kesehatan Kerja, 2005). Anggraeni Shanti Kirana dan Mariawati Ade Sri
Pada tahap ini akan ditarik beberapa kesimpulan pada tahun 2015 dengan judul penelitian Manajemen
sebagai jawaban dari permasalahan yang diangkat Risiko K3 menggunakan Pendekatan HIRARC
dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk
dilakukan dengan menggunakan metode HIRA Control) Guna Mengidentifikasi Potensi Hazard.
proses identifikasi dan penilaian risiko serta upaya-
upaya pengendalianya di PT. Perkebunan Nusantara 2.4. Pengertian Penjadwalan Dan Pemeliharaan
IV Kebun Adolina, dapat disimpukan bahwa Mesin
terdapatnya 29 potensi bahaya yaitu: Keselamatan kerja atau safety adalah suatu
 8 risiko tinggi (high risk) usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja
 21 risiko menengah (medium risk) yang aman dan bebas dari kecelakaan. Kecelakaan
adalah suatu keajaiban atau peristiwa yang tidak
Berikut adalah (hazard) sumber bahaya yang diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan
ditemukan dari setiap risiko: menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa
 13 sikap pekerja manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang
 9 lingkungan kerja terjadi dalam hubungan kerja atau sedang
 7 material kerja melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja.
Keselamatan kerja menjamin keadaan, keutuhan dan
2.2. Alat Pelindung Diri (APD) kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah
Alat Pelindung Diri adalah suatu kewajiban manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju
dimana biasanya para pekerja atau buruh bangunan pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan
yang bekerja disebuah proyek atau pembangunan manusia pada khususnya. Keselamatan dan
sebuah gedung, diwajibkan untuk menggunakannya. kesehatan kerja memiliki beberapa definisi dari
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah beberapa aahli yang mempelajari bidang tersebut.
melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Menurut Tasliman (1993:1), keselamatan dan
Indonesia. (Wikipedia, 2006) Selanjutnya menurut kesehatan kerja menyangkut semua unsur yang
Suma’mur (1987) alat pelindung diri adalah suatu terkait di dalam aktifitas kerja. Menyangkut subyek
alat yang dipakai oleh tenaga kerja dengan maksud yaitub orang yang mmelakukan pekerjaan, obyek
menekan atau mengurangi penyakit akibat kerja dan yaitu benda-benda atau barang-barang yang
kecelakaan kerja. Pemakaian alat pelindung diri dikerjakan, alat-alat kerja yang di pergunakan dalam
ditempat kerja mempunyai peranan yang sangat bekerja berupa mesin-mesin dan peralatan lainnya,
penting, mengingat banyaknya sumber daya yang serta menyangkut lingkungan baik manusia maupun
timbul ditempat kerja, oleh karena itu setiap benda-benda atau barang.
karyawan harus dilengkapi dengan alat pelindung
diri sesuai dengan jenis pekerjaannya sehingga tidak 2.5. Resiko
menimbulkan kecelakaan dan akhirnya dapat Berdasarkan OHSAS 18001 (2007), resiko
menghasilkan produksi yang optimal. Adapun merupakan kombinasi dari kemungkinan kejadian
macam Alat Pelindung Diri (APD) tersebut yaitu : berbahaya atau paparan dengan keparagan suatu
1) Kepala :Pengikat rambut, Penutup kepala, Helmet cidera atau sakit penyakit yang dapat disebabkan
2) Mata : Kacamata, Spectales, Goggles oleh kejadian atau paparan tersebut. Menurut
3) Muka : Perisai Muka Sarinah (2016:39), resiko dapat diartikan sebagai
4) Tangan dan jari jari :Sarung Tangan kemungkinan terjadinya suatu dampak atau
5) Kaki : Sepatu Safety/boat konsekuensi. Menurut John Ridley (2008:46), resiko
6) Alat Pernapasan : Respirator/ Masker Khusus juga dapat diartikan sebagai panduan antara
7) Telinga : Sumbat telinga (ear pluq), Tutup telinga probabilitas dan tingkat keparahan atau
8) Tubuh : Pakaian Kerja (ketel pack/wear pack) kerusakan/kerugian. Menurut Ramli (2010:28),
resiko keselamatan dan kesehatan kerja adalah
2.3. Pengertian Hazard Identification And Risk resiko yang berkaitan dengan sumber bahaya yang
Assessment timbul dalam aktivitas bisnis yang menyangkut
Hazard Identification and Risk Assessment aspek manusia, peralatan dan konsekuensi suatu
(HIRA) yaitu suatu metode atau teknik untuk kejadian yang berbahaya dan peluan terjadinya
mengidentifikasi potensi bahaya kerja dengan kejadian tersebut. Pemaparan dari beberapa ahli
mendefinisikan karakteristik bahaya yang mungkin diatas, dapat disimpulkan bahwa resiko merupakan
terjadi dan mengevaluasi risiko yang terjadi melalui kemungkinan terjadinya kejadian yang berbahaya
penilaian risiko dengan menggunakan matriks dengan tingkat keparahan suatu cidera atau sakit
penilaian risiko. Beberapa penelitian terdahulu yang penyakit yang timbul dalam aktivitas yang
berkaitan dengan metode ini dilakukan oleh Anis menyangkut aspek manusia, peralatan material, dan
Muchlison, Wijaya Gery Ganda dan Muslimah Etika lingkungan kerja. Menurut Charette (Rico, 2015:5),
dengan jurnal berjudul Implementasi Kesehatan dan resiko dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis,
Keselamatan Kerja di Industri Batik. Pada penelitian yaitu:
lain juga disebutkan tentang metode HIRA, yaitu
Buletin UtamaTeknik Vol. 17, No. 3, Mei 2022 242
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Resiko yang sudah diketahui, adalah resiko kuning untuk tingkat resiko sedang, dan warna hijau
yang dapat diungkapkan setelah dilakukan evaluasi muda untuk tingkat resiko rendah. Penilaian resiko
secara hati-hati terhadap rencana proyek, bisnis dan adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan
lingkungan teknik dimana proyek sedang kejadian yang mengancan pencapaian tujuan dan
dikembangkan, serta sumber informasi reliable sasaran instansi pemerintah. Nilai standart resiko
lainnya seperti: yaitu:
a. Tanggal penyampaian yang tidak realistis. 1) Resiko rendah (hijau) = 1-4
b. Kurangnya persyaratan-persyaratan yang 2) Resiko sedang (kuning) = 5-9
terdokumentasi 3) Resiko tinggi (orange) = 10-15
c. Kurangnya ruang lingkup 4) Resiko ekstrim (merah) = 16-25
d. Lingkungan pengembang yang buruk
e. Resiko yang di ramalkan Tabel 1. Risk Matrix

2.6. Penilaian Resiko


Penilaian risko (Risk Assessment) adalah proses
penilaian yang digunakan untuk mengidentifikasi
potensi bahaya yang dapat terjadi. Tujuan dari risk
assessment adalah memastikan kontrol risiko dari
proses, operasi atau aktifitas yang dilakukan berada
pada tingkat yang dapat diterima. Penilaian dalam
risk assessment yaitu Likelihood (L) dan Severity
(S) atau Consequence (C). Likelihood menunjukkan
seberapa mungkin kecelakaan itu terjadi, sedangkan
Severity atau Consequence menunjukkan seberapa III. Metode Penelitian
parah dampak dari kecelakaan tersebut. Nilai dari
Likelihood dan Severity akan digunakan untuk 3.1. Teknik Pengumpulan Data
menentukan Risk Rating atau Risk Level. (Wijaya, Penelitian ini diperoleh dengan mencari
Panjaitan, Palit, 2015). sumber data primer. Data primer didapatkan dengan
cara observasi langsung diarea produksi minyak
2.7. Kriteria Kriteria Likehood kelapa sawit PT. Perkebunan Nusatara IV Kebun
Kriteria Likehood adalah kemungkinan Adolina dengan mengamati dan mendokumentasi-
terjadinya konsekuensi dengan system pengaman kan hazard yang telah ditemukan dilapangan.
yang ada. Kriteria Likehoof yang digunakan adalah Disamping itu juga dengan mewawancari semua
frekuensi dimana dalam perhitungannya secara pekerja mengenai kecelakaan apa saja yang pernah
kuantitatif berdasarkan data atau record perusahaan dialami mereka selama bekerja di PT Perkebunan
selama kurun waktu tertentu. Salah satu penentuan Nusatara IV Kebun Adolina. Adapun titik
penaksir titik adalah metode maksimum likehood. pengumpulan data yang digunakan dalam penelitia
Maksimum likehood mendasarkan inferensinya pada ini yaitu:
sampel, dan juga metode ini salah satu cara untuk
menaksir parameter yang memberi kemungkinan a. Objek Penelitian
(likehood) yang paling besar untuk menentukan Objek penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah
parameter yang memaksimalkan kemungkinan dari mesin perebusan di Pabrik Kelapa Sawit Kebun
data sampelnya. Metode maksimum likehood, teknik Adolina.
estimasi parameternya lebih mudah, sehingga orang
banyak menggunakan teknik ini. Akan tetapi teknik b. Instrumen Penelitian
ini hanya dapat digunakan bilamana distribusi
populasi diketahui. Untuk menganalisis risiko dapat Didalam penelitian dibutuhkan alat-alat yang
dilakukan formulasi risk assessment yaitu likehood. mendukung serta digunakan yaitu:
Kriteria likehood terbagi menjadi 5 (lima) yaitu
sering sekali (certain), sering (high), sedang 1. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat
(medium), jarang (low), dan sangat jarang (rare). keterangan yang diperoleh dalam
Berdasarkan kriteria diatas perusahaan dapat melakukan penelitian.
melakukan penilaian seberapa sering kemungkinan 2. Wawancara
terjadinya resiko.
3.2. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data
2.8. Risk Matrix Analisis data merupakan bagian yang sangat
Risk Matrix digunakan untuk menghitung skor penting dalam penelitian. Analisis data dimulai
resiko atau tingkat resiko dari potensi bahaya. dengan pengumpulan data. Dari data yang telah
Warna pada risk matrix berfungsi untuk dikumpulkan kemudian dipilih sesuai dengan
membedakan skor resiko atau tingkat resiko. Warna masalah penelitian. Adapun teknik analisis data yang
merah menunjukkan tingkat resiko yang ekstrim, digunakan yaitu:
warna orange untuk tingkat resiko tinggi, warna

243 Buletin UtamaTeknik Vol. 17, No. 3, Mei 2022


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

a. Mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat 1. Sikap Pekerja


terjadi di proses produksi 2. Material Kerja
b. Melakukan analisis penilaian risiko dan kontrol 3. Kondisi Lingkungan Kerja.
menggunakan RAC (Risk Assessment and
Control) sehingga diperoleh rekomendasi Disamping itu juga telah diketahui dari 29
perbaikan yang sesuai dan dapat diterapkan di temuan potensi bahaya terdapat risiko bahaya dalam
objek peneliti. kategori Risiko Tinggi H (High Risk), Risiko Sedang
c. Merekomendasikan perbaikan yang dapat M (Moderate Risk), Risiko Rendah L (Low Risk).
diterapkan pada titik-titik yang dapat Menurut UNSW Health and Safety (2008), risiko-
menimbulkan bahaya kerja di area produksi risiko yang memiliki predikat “Ekstrim” pada
PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Adolina. penilaian risiko harus mendapatkan prioritas untuk
d. Melakukan kesimpulan sebagai jawaban dari segera dilakukan perbaikan. Akan tetapi disini
permasalahan yang diangkat dalam penelitian. semua Risiko bahaya akan diberikan perbaikannya
dan tidak berdasarkan prioritas. Untuk
3.3. Hasil Penelitian mempermudah dalam analisis dan pembahasan data
Setelah melakukan pengumpulan dan ini maka akan digunakan Hazop Worksheet untuk
pengolahan data temuan bahaya yang dapat terjadi menjabarkan lebih detail mengenai penyimpangan-
atau berpotensi pada kecelakaan kerja di area penyimpangan yang mungkin terjadi serta
produksi kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV melakukan analisis penyebab dari penyimpangan
Kebun Adolina maka selanjutnya adalah tersebut yang kemudian akan diketahui tindakan apa
menganalisis sumber bahaya. Terdapat 29 temuan yang baik dan cocok untuk mengatasi
potensi bahaya diarea produksi kelapa sawit yang penyimpangan-penyimpangan yang dapat
kemudian digolongkan menjadi 3 jenis sumber menimbulkan kecelakaan ini.
bahaya meliputi:

Tabel 1. Hazop Woeksheet


Sumber Consequences/ Action/
No. Deviation Cause/Penyebab
Hazard Akibat Pengendalian
1. Sikap Pekerja - Pekerja bertindak -Kurang disiplinnya - Kepala terbentur - Kepala terbentur
tidak aman sikap pekerja - Anggota tubuh - Membuat visual
- Pekerja tidak -Rendahnya terluka. display untuk
menggunakan kesadaran dan - Terjatuh mengingatkan agar
APD pengetahuan akan - Tertusuk buah sawit selalu menggunakan
keselamatan kerja - Gangguan APD
-Kurangnya sikap pernafasan - Membuat prosedur
tegas dari pihak - Gangguan mata kerja yang baik
manajemen. pedih
-Penyediaan APD - Terjatuh dari
yang sangat minim ketinggian
sekali - Tertimpa buah sawit

2. Material Kerja - Getaran mesin yang - Kuranngnya -Tersandung material - Membuat prosedur
terpapar langsung pemantauan yang berserakan alat yang baik dan
pada pekerja terhadap material - Luka bakar teratur.
- Selang yang tidak kerja - Luka melepuh -Melakukan
safety pada saat - Kurangnya pengecekan terhadap
penyemprotan air perawatan terhadap mesin atau material
panas material kerja yang kerja yang sudah tidak
- sudah berumur layak pakai/ berumur.
- Kurangnya
pengamanan di
bagian material kerja
3. Lingkungan - Lantai dan tangga - Kurangnya inspeksi - Terjatuh dari - Melakukan inspeksi
Kerja yang licin akibat dari pihak ketinggian berkala untuk
tetesan minyak manajemen - Kejatuhan material mengecek peralatan
- Penyangga - Kurangnya perhatian kerja yang yang sudah
samping tangga di terhadap kondisi bertumpukan tidak rusak/ada bocor
area penyortiran lingkungan kerja teratur - Memperbaiki
buah yang sudah yang baik - Gangguan kondisi lingkungan
rusak. Pernafasan yang tidak aman.
- Tangga licin tidak - Dehidrasi - Menyediakan air
memiliki handle gallon di setiap
stasiun nya

Buletin UtamaTeknik Vol. 17, No. 3, Mei 2022 244


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

IV. Kesimpulan Dan Saran Daftar Pusaka

4.1. Kesimpulan [1]. Anonim. UNSW Health and Safety, 2008,


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Risk Management Program. Canberra:
dengan menggunakan metode HIRA proses University of New South Wales.
identifikasi dan penilaian risiko serta upaya-upaya http://www.ohs.unsw.edu.au/ohsriskmanage
pengendalianya di PT. Perkebunan Nusantara IV ment.
Kebun Adolina, dapat disimpukan bahwa [2]. Depkes, RI, 2005, Pusat Kesehatan Kerja.
terdapatnya 29 potensi bahaya yaitu: Jakarta
 8 risiko tinggi (high risk) [3]. Helmidadang, 2012, HIRA (Hazard
 21 risiko menengah (medium risk) Identification and Risk Assessment).
Berikut adalah (hazard) sumber bahaya yang http://helmidadang.wordpress.com/2012/12/3
ditemukan dari setiap risiko: 0/ hira-hazard-identification-and-risk-assess-
 13 sikap pekerja mentand -sample-of-hira/.
 9 lingkungan kerja [4]. Kemenakertrans RI, 2011, Permenakertrans
 7 material kerja No. 13/MEN/X 2011 Tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
4.2. Saran tempat kerja, Jakarta.
Saran yang diberikan kepada perusahan [5]. OHSAS, 18001, 2007, Resiko Kecelakaan
berdasarkan sumber bahaya yang ada antara lain: Kerja. PT. Dian Rakyat: Jakarta
1. Pembuatan Standar Operating Procedure [6]. Ramli, Soehatman, 2010, Pedoman Praktis
(SOP) Penggunaan Alat Pelindung Diri dan Manajemen Resiko Dalam Perspektif K3.
disiplin dalam bekerja. Jakarta: PT. Dian Rakyat
2. Pembuatan Visual Display penggunaan Alat [7]. Suma’mur, 1987, Keselamatan Kerja dan
Pelindung Diri di setiap area kerja untuk para Alat Pelindung Diri. PT. Gunung Agung :
pekerja agar mengerti APD mana yang harus Jakarta.
digunakan sebelum melakukan aktivitas kerja. [8]. Sarinah, 2016, Keselamatan Kerja dan
3. Pembuatan Standar Operating Procedure Pencegahan Kecelakaan. PT. Gunung
(SOP) Pelatihan (K3) tentang penggunaan Alat Agung: Jakarta.
Pelindung Diri (APD). [9]. Tasliman, 1993, Keselamatan dan Kesehatan
4. Pembuatan Lembar Kontrol Pelanggaran Kerja. Yogyakarta : Fakultas: Teknik UNY
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk [10]. ..........., 1998, Encyclopedia of Occupational
para pekerja yang melakukan pelanggaran. Health and Safety. Geneva. ILO.
5. Penggantian alat kerja yang rusak dan
menyebabkan risiko kecelakaan kerja diganti
dengan alat kerja yang lebih aman.
6. Menambah keamanan disekitar mesin atau alat
kerja yang membahayakan pekerja.
7. Menyediakan Air galon agar terhindar dari
dehidrasi.

245 Buletin UtamaTeknik Vol. 17, No. 3, Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai