I.1. Latar Belakang
Manusia
Peralatan (proses, bahan dan metoda ) dan
Lingkungan Kerja
Kecelakaan tidak akan terjadi begitu saja, tetapi bermula dari rangkaian
peristiwa yang merupakan faktor-faktor penyebab yang mendorong
munculnya kecelakaan atau karena adanya penyimpangan dalam mata
rantai rangkaian proses kegiatan / kerja. Dari hasil suatu study terhadap
kejadian kecelakaan, sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia.
Indikasi ini menunjukkan adanya ketimpangan dalam manajemen, antara
lain tidak adanya program K3, program K3 tidak standar, atau ada
program tetapi tidak dilaksanakan.
I.2. Pengertian K3
Pengertian K3 secara Filosofi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
bagi tenaga kerja khususnya dan pada manusia umumnya, hasil karya
dan budaya, serta untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
Tujuan K3 adalah :
a. Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
b. Menjamin setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat
kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya
c. Menjamin setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan
secara aman dan efisien
d. Menjamin proses produksi berjalan lancar
I.3.2.1. Eliminasi
Suatu tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya secara tuntas
dengan melakukan modifikasi-modifikasi baik metode/proses ataupun
material. pengendalian dengan langkah ini efektif dengan nilai ekspektasi
100%.
I.3.2.2. Substitusi
Suatu tindakan penggantian material ataupun proses dengan material /
proses yang lebih ringan tingkat potensi bahayanya, pengendalian
dengan langkah ini efektif dengan nilai ekspektasi 75%
I.3.2.3. Isolasi
Suatu tindakan isolasi / pembatasan bahaya dari pekerja dengan
menggunakan media pengaman atau ruang ataupun batasan waktu
tertentu, pengendalian dengan langkah ini efektif dengan nilai ekspektasi
(50%)
I.3.2.4. Pengendalian Administrasi
Suatu tindakan pengendalian bahaya yang terpapar (exposure) terhadap
pekerja dengan melakukan pembatasan waktu atau prosedur kerja
maupun lokasi pekerjaan, pengendalian dengan langkah ini efektif dengan
nilai ekspektasi (30%)
I.3.2.5. Pelatihan
Meningkatkan kemampuan kompetensi pekerja guna memperkecil tingkat
bahaya yang dihadapi di lokasi tempat kerja, pengendalian dengan
langkah ini efektif dengan nilai (20%)
I.4. Kecelakaan Kerja
1. Mesin produksi
2. Penggerak mula dan pompa
3. Lift
4. Pesawat angkat.
5. Converyor
6. Pesawat angkut
7. Alat transmisi mekanik (rantai, pulley, dll).
8. Perkakas kerja tangan
9. Pesawat uap dan bejana tekan
10. Peralatan listrik
11. Bahan kimia
12. Debu berbahaya
13. Radiasi dan bahan radioaktif
14. Faktor lingkungan
15. Bahan mudah terbakar dan benda panas
16. Binatang
17. Permukaan lantai kerja
18. Lain-lain.
I.4.2. Jenis kecelakaan adalah:
a. Terbentur
b. Terpukul
c. Tertangkap pada, dalam atau diantara benda
d. Jatuh dari ketinggian yang sama.
e. Jatuh dari ketinggian yang berbeda.
f. Tergelincir.
g. Terpapar panas, dingin, material kimia, radiasi
h. Penghisapan, penyerapan
i. Tersentuh aliran listrik.
j. Lain-lain.
I.4.4. Pengendalian Kecelakaan
2 Standarisasi
Suatu ukuran terhadap besaran-besaran/nilai. Dengan adanya standar K3
yang terukur dan maju akan menentukan tingkat kemajuan K3, karena
pada dasarnya baik buruknya K3 di tempat kerja diketahui melalui
pemenuhan standar K3
3 Inspeksi
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemeriksaan dan pengujian
terhadap tempat kerja, mesin, pesawat, alat dan instalasi, sejauh mana
masalah-masalah ini masih memenuhi ketentuan dan persyaratan K3
4 Riset
Dapat dilakukan dengan cara: teknis medis,psikologis dan statistic yang
dimaksudkan untuk menunjang tingkat kemajuan K3 sesuai dengan
perkembangan IPTEK
6 Persuasif
Cara pendekatan K3 secara pribadi dengan tidak menerapkan dan
memaksakan melalui sanksi-sanksi
7 Asuransi
Dapat ditetapkan dengan pembayaran premi yang lebih rendah terhadap
perusahaan yang memenuhi syarat K3 dan mempunyai tingkat kekerapan
dan keparahan kecelakaan yang kecil di perusahaannya
I.5. Kesehatan Kerja
Fokus utama dari kesehatan kerja terletak pada tiga obyek yang berbeda :
1 Pemeliharaan dan promosi kesehatan kerja dan kapasitas kerja;
2 Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan sehingga kondusif terhadap
keselamatan dan kesehatan,
3 Pengembangan organisasi dan budaya kerja dalam arah yang
mendukung kesehatan dan keselamatan kerja; dan dalam
pelaksanaannya juga mempromosikan iklim sosial yang positif, operasi
yang lancar dan meningkatkan produktifitas perusahaan. Konsep dan
budaya kerja dalam konteks ini adalah refleksi dari sistem-sistem nilai
yang essensial yang berlaku dalam perusahaan. Budaya tersebut
tercermin dalam praktek sistem manajemen, kebijaksanaan personalia,
prinsip-prinsip partisipasi, kebijaksanaan pelatihan dan manajemen mutu
dari perusahaan.”
I.5.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan Kerja adalah:
a) Beban Kerja
i. Fisik dan Mental
b) Lingkungan Kerja
i. Fisik
ii. Kimia
iii. Biologi
iv. Ergonomi
v. Psikologi
c) Kapasitas Kerja
i. Ketrampilan
ii. Kesegaran jasmani & rohani
iii. Status kesehatan/gizi
iv. Usia
v. Jenis kelamin
vi. Ukuran tubuh
b. Dermatitis Kontak
i. Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi
ii. Lokasi di kulit
c. Penyakit Paru
i. Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma
bronkus, fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis.
ii. Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi.
d. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal
i. Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus
(tambang batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon
tetraklorida, trichloroethylene, kloroform)
ii. Disebabkan oleh bahan kimia
e. Penyakit Saluran Urogenital
i) Dapat berupa : gagal ginjal(upa logam cadmium & merkuri ,pelarut
organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica urinaria (karet,
manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2-naphthylamin).
ii) Disebabkan bahan kimia.
f. Penyakit Hematologi
i. Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena)
ii. disebabkan bahan kimia
g. Penyakit Kardiovaskuler
i. Disebabkan bahan kimia
ii. Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon
rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol dinitrat), febrilasi ventricel
(trichlorethylene).
h. Gangguan alat reproduksi
i. Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena,
anasthetic gas, timbal, pelarut organic, karbon disulfida, vinyl klorida,
chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas, mercuri, pelarut organik)
keguguran (kerja fisik)
ii. Disebabkan bahan kimia dan kerja fisik
i. Penyakit muskuloskeletal
i. Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz),
Carpal turnel syndroma (tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit
punggung (pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis).
ii. Disebabkan : kerja fisik dan tidak ergonomis.
j. Gangguan telinga
i. Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB)
ii. Disebabkan faktor fisik
k. Gangguan mata
i. Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan),
conjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik
hewan, debu padi), iritasi non alergi (chlor, formaldehid).
ii. Disebabkan faktor fisik, biologi.
1) Eliminasi
2) Subsitusi
3) Engineering Control
4) Administrative Control
5) Personal Protective Equipment (PPE) / Alat Pelindung Diri (APD)
I.7. Rambu-Rambu K3