Isyarat darurat
Isyarat dapat diberikan dengan menggunakan peluit dengan cara:
• 1 kali tiupan peluit hentikan aktivitas dan perhatikan asal suara untuk intruksi selanjutnya.
• 2 kali tiupan peluit lanjutkan aktivitas.
• 3 kali tiupan peluit tanda bahaya! Segera tinggalkan lokasi secepatnya.
Prinsip menghadapi kedaruratan di air
Banjir merupakan bencana yang memiliki tingkat bahaya yang tinggi karena besarnya volume air
yang mengalir dan rintangan yang ada di dalamnya. Arus air akan terjadi bila:
- Turunan jalan
- Air yang mengalir dari lorong-lorong dapat merubah arus air
- Sampah-sampah yang hanyut
Faktor lingkungan yang diperhatikan
a. Lingkungan air berupa sifat & karakter air, tinggi
permukaan selalu sama, merupakan konduktor panas
yang baik, mampu memantulkan membelokkan dan
memecah sinar.
b. Arus dan gelombang ada tiga macam gelombang yang
ada di laut :
• Spilling : gelombang yang aman untuk berenang
• Plunging : gelombang yang dapat mencederai orang
• Surging : gelombang yang dapat menarik korban masuk
ke gelombang tersebut
TRIASE
• Definisi Triase
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta
transportasi. Triase dapat dilakukan di dalam rumah sakit maupun di lapangan. Triase digunakan dalam kegawatan sehari-hari dan dapat die
skalasikan untuk musibah masal dan bencana. Proses triase inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba di tempat kejadian dan ti
ndakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat berubah.
• Prioritas Korban
Prioritas 1: korban kritis akibat cedera atau penyakit yang mengancam nyawa seperti korban dengan gangguan pernapasan, perdarahan be
sar belum terkendali & penurunan status mental.
• Contoh: sumbatan jalan nafas, luka tusuk dada, syok, perdarahan pembuluh nadi, luka bakar yang luas
• - Prioritas 2: korban yang membutuhkan pertolongan seperti korban luka bakar tanpa gangguan napas, cedera alat gerak & spinal.
• Contoh: luka bakar sedang, patah pada tulang besar, trauma dada/perut, luka robek yang luas, trauma bola mata.
• - Prioritas 3: korban yang pertolongannya dapat ditunda seperti korban cedera yang masih bisa jalan (walking wounded)
• Contoh: luka memar dan luka robek ringan, luka bakar ringan (kecuali pada muka dan tangan)
• - Prioritas 4: korban meninggal atau mengalami cedera yang mematikan(harapan hidup kecil)
• Contoh: henti jantung kritis, trauma kritis, radiasi tinggi
Macam-macam korban
a. Perenang yang kelelahan Korban akan berusaha untuk menjaga kepalanya tetap berada di atas dengan gerakan dasar renang. Tanda-tanda:
• Berusaha meminta bantuan
• Terlihat panik
• Kayuhan tangan/kaki lemah dan masih dapat mengapung
• Posisi tubuh tergantung kondisi
• Terdapat sedikit perubahan arah gerakan atau diam di tempat
b. Korban terluka Korban yang merasakan kram atau luka lainnya ketika berenang. Tanda-tanda:
• Berteriak meminta bantuan
• Berusaha memegang bagian yang sakit/ injury
• Terlihat kesakitan
c. Non-swimmer Korban tidak dapat berenang dan berusaha untuk menjaga kepala agar tetap di atas. Tanda-tanda:
• Tidak dapat berteriak meminta pertolongan dan nafas terengah-engah
• Gerakan tubuh tidak beraturan
• Posisi tubuh vertikal
• Hanya dapat bertahan selama 20-60 detik kemudian tenggelam
• Tidak dapat mengikuti perintah/komunikasi.
d. Korban tenggelam tidak sadarkan diri Korban sudah tidak sadarkan diri. Tanda-tanda:
• Korban tidak bernafas
• Posisi tubuh (terutama wajah) telungkup di dalam air
Cara masuk ke air
a. Slide in entry Digunakan jika kedalaman perairan tidak diketahui. Cara
yang paling aman:
• Buat posisi seaman mungkin di tepi air dan masukkan salah satu kaki
• Rasakan pijakan kaki apakah berbahaya atau tidak
• Jatuhkan badan dan tahan berat badan dengan tangan
b. Step-in entry Dapat digunakan jika air jernih, kedalaman dapat diketahui
dan tidak ada benda berbahaya di dalam air.
• Lihatlah tujuan air
• Melangkah dengan hati-hati
• Ketika masuk air, pastikan lutut menekuk atau kaki menyentuk bokong
c. Compact Jump Entry Digunakan untuk mencapai kedalaman lebih dari
satu meter
• Letakkan kedua tangan menyilang pada dada
• Melangkah pada tepian air dengan satu kaki, dan kaki yang lain mengikuti
dengan bentuk lurus.
Kemampuan penyelematan di air
Seorang penyelamat di dalam air harus mempunyai kemampuan untuk:
a. Berenang dengan 5 gaya, antara lain :
• Gaya bebas kepala rata dengan permukaan
• Gaya dada
• Gaya gunting
• Gaya punggung
• Gaya bebas kepala di atas permukaan
b. Mengendalikan perahu karet dan bermesin
c. Metode dan teknik pertolongan di air.
d. Medical first responder tingkat dasar.
e. Memahami sistem penanganan keadaan darurat.
f. Menguasai pembuatan simpul :
• Clove hitch knot
• Fisherman knots Prinsip penyelamatan di air
a. Perhitungan/pertimbangan
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
d. Kemampuan fisik
e. Berenang menuju korban merupakan pilihan terakhir 1
Metode pertolongan di air
Metode pertolongan di air adalah tindakan efektif yang diambil oleh tim penyelamat ketika menghadapi kecelakaan di air.
Terdapat 5 metode yaitu R -T -R – G – T :
• Reach , Penolong berada di darat/pinggir dengan cara meraih/menjangkau korban d engan atau tanpa.
• Throw , Penolong melemparkan alat/benda yang mengapung ke arah korban dari darat/pinggir. Korban berada pada posisi dimana tidak
dapat dijangkau.
• Row, Penolong mendekati korban dengan alat (perahu, kano, dsb) kemudian menggunakan metode reach/throw .
• Go, Penolong berenang mendekati korban dengan membawa alat bantu apung dan akan berenang kembali ke pinggir/darat bersama
dengan korban.
• Tow/Carry, Dapat dilakukan dengan (tow) atau tanpa (carry) menggunakan alat. Paling beresiko bagi penolong.
Metode yang dapat digunakan ketika membawa korban
tanpa menggunakan alat:
a. Cross-chest tow Merupakan cara yang terbaik untuk korban
yang panik, karena penolong dapat mengkontrol korban dan
korban merasa aman. Penolong dapat menggunakan salah satu
atau kedua tanganya untuk menyilang dari bahu sampai dada
korban; dan bahu korban diapit di ketiak penolong.
b. Close chin tow Metode ini memberikan kesempatan
penolong untuk membantu tubuh korban agar tidak terlalu
tenggelam. Penolong dapat melakukan monitor dan
memberikan kontrol yang lebih kepada korban. Penolong dapat
mengunakan salah satu atau kedua tangannya untuk menyilang
dari ketiak menuju dagu korban; kemudian kepala korban di
taruh di bahu penolong sehingga kepala korban tetap berada di
permukaan.
c. Wrist tow Dapat digunakan untuk korban yang tidak
sadarkan diri. Penolong memegang pergelangan tangan korban
(seperti berjabat tangan), kemudian putar pergelangan
penolong (sehingga posisi jempol berada diatas permukaan)
sehingga korban ikut berputar.
d. Armpit tow Dapat digunakan untuk korban yang tidak
sadarkan diri. Penolong dapat mengunakan salah satu atau
kedua tanganya untuk memegang ketiak korban.
Jika korban berusaha untuk melawan dan tidak kooperatif sehingga membahayakan penolong dan korban,
dapat digunakan teknik defend & relase. Metode defend & release yang dapat digunakan yaitu:
Block
Penolong dapat mendorong atau
Wrist -Grip Escape
menendang tubuh korban agar menjauh.
Buatlah korban berada di bawah air,
kemudian dorong bahu korban ke air
dan tendang korban sehingga
penolong bisa bebas.
• Simulasi kasus :
Prajurit penyelam sedang melaksanakan giat penyelaman yai
tu menyambung pipa bawah air dengan kedalaman 25 Meter. K
urang lebih 2 jam menyelam salah seorang penyelam muncul
kepermukaan dengan kondisi tengkurap tidak ada pergerakan
dan peralatan selam masih terpasang, beberapa saat kemudi
an muncullah penyelam 2 yang langsung mendekat kepada kor
ban dan langsung memberikan pertolongan, sambil melambaik
an tangan yang mengisyaratkan membutuhkan bantuan.
• Penanganan Kegawatdaruratan Penyelam :
1. Pemeriksaan pada korban ( Tanda vital, pernapasan, kesadaran dll)
2. 5 Menit pertolongan tim SAR menggunakan perahu karet turun ke air melakukan evakuasi korban te
nggelam lalu dinaikkan ke atas perahu tersebut.
3. Apabila korban henti napas dan henti jantung maka tim kesehatan melapor kondisi korban kepada d
okter yang ada di darat sambil tetap melakukan RJP 2 siklus sampai timbul napas spontan dan deny
ut nadi teraba.
4. Korban dinaikkan ke darat,kemudian dilakukan pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah.
5. Dokter meminta memasang infus RL Grojok.
6. Berikan infus dengan dua kantung pertama sampai korban sadar atau pulih, namun apabila korban
masih merasa gelisah dan tanggung berikan cairan sampai korban mulai stabil.
7. Tim kesehatan mengecek kembali keadaan korban.
8. Ditemukkan kaki tidak bisa digerakkan dan kebal maka didiagnosis DCS Tipe 2.
9.Dokter memerintahkan ambulance Chamber untuk menyiapkan terapi HBO dengan tabel 6 US Navy.
10. Apabila keterbatasan sarana, maka segera rujuk dengan cepat ke tempat fasilitas lengkap untuk pe
nanganan lebih lanjut.
Evakuasi Kegawatdaruratan pada Kapal
b.bila tidak bias dilaksanakan terjunkanlah mereka langsung ke laut dari tempat-t
empat yang paling rendah ( bila masih ada tempat yang lebih rendah )
7.Pakailah Immersion Suit
8.Setelah berada di air, alat-alat penolong dan orang-orang segera
menjauhkan diri dari kapal pada jarak yang cukup aman supaya tid
ak terhisap dan usahakan orang-orang dan alat-alat keselamatan it
u bergerombol untuk memudahkan evakuasi.
• Persiapan Nakhoda sebelum melakukan Abandonship adalah :
c. (........---------). Jika semboyan ini berbunyi, berarti semua orang di atas kapal harus mengenakan p
akaian hangat dan baju renang dan menuju ke tempat darui'at mereka. ABK melakukan tugas mere
ka sesuai dengan apa yang tertera di dalam sijil darurat dan selanjutnya menunggu perintah. Setiap
jurumudi dan anak buah sekoci, menuju kesekoci dan mengerjakan :
- Membuka tutup sekoci, dilipat dan masukkan ke dalam sekoci (sekoci-sekqci kapal modern sekara
ng ini sudah tidak memakai tutup lagi tetapi dibiarkan terbuka)
- 2 Orang di dalam sekoci masing-masing seorang di depan untuk memasang tali penahan sekoci y
ang berpasak (cakil) dan seorang yang dibelakang untuk memasang prop sekoci.
- Tali penahan yang berpasak tersebut dipasang sejauh mungkin ke depan tetapi sebelah dalam da
ri lopor sekoci dan di sebelah luar tali-tali lainnya, lalu dikencangkan.
- Memeriksa apakah semua awak kapal dan penumpang telah memakai baju renang dengan benar.
- Memeriksaya siap menunggu perintah.
Alat Bantu Evakuasi
• EPIRB atau Emergency Position Indicating Radio Beacon. Alat yang ada di kapa
l laut ini berfungsi mirip Underwater Locator Beacon (ULB) yang ada di kotak h
itam di pesawat terbang. Sama-sama mengirimkan sinyal bila kapal atau pesa
wat mengalami keadaan darurat atau kecelakaan.
• EPIRB merupakan salah satu alat keselamatan kapal berdasarkan aturan inter
nasional GMDSS (Global Marine Distress Safety System) yang dikeluarkan oleh
IMO (International Maritime Organization). Semua kapal harus memiliki alat in
i selain radio transponder, navigasi telex dan alat keselamatan kapal lainnya.D
alam bentuk yang lain EPIRB bernama ELT (Emergency Locator Transmitter), y
ang dipakai oleh crosser pada motorcross atau pembalap di Paris-Dakkar, dan
bentuknya kecil seperti handphone.
THANKS