Anda di halaman 1dari 23

PRINSIP – PRINSIP

PENYELAMATAN JIWA
DILAUT
TUJUAN……..

 Peserta yang telah menyelesaikan


pelatihan dengan baik akan mampu
melaksanakan Penyelamatan diri di laut
sehingga mengurangi resiko kehilangan
korban dengan menggunakan teknik
Penyelamatan diri yang benar.
EMERGENCY SITUATIONS
Definisi:
keadaan dimana kapal mengalami musibah
sehingga semua crew dan orang didalamnya harus
meninggalkan kapal dengan menggunakan alat-alat
penolong yang terdapat di kapal, dengan terjun ke
laut atau tidak dan naik ke sekoci/rakit penolong
sampai mendapatkan pertolongan dari team SAR.
Prinsip untuk bertahan hidup di laut
 Pengetahuan, peralatan dan kemauan hidup
adalah modal utama.
 Jangan panik, jangan membuang waktu,
segera lengkapi pakaian dan alat
Penyelamatan yang ada.
 Lakukan dengan tertib petunjuk awak
kapal/pemimpin Penyelamatan .
 Jangan meloncat ke laut bila tidak perlu.
 Jangan meloncat lebih dari ketinggian bila
menggunakan baju berenang.
 Jangan meloncat ke dalam rakit penolong
kembung atau pada pusaran air.
 Hemat tenaga bila anda terapung-apung.
 Gunakan peralatan survival di kapal yang
anda temukan.
 Jangan minum air laut, berhemat dan atur
pemakaian air tawar yang ada.
 Jangan makan/minum bahan-bahan yang
mengandung protein (misalnya susu)
karena akan menambah kebutuhan akan
air.
2. PERSIAPAN PERORANGAN SEBELUM
MENINGGALKAN KAPAL
Tindakan pertama setelah
mendengar Isyarat
a. Gunakan seluruh pakaian
sebagai pelindung (utk
melindungi dari dingin,
terik sinar mthr &
binatang buas)
Panas tubuh Panas tubuh
1) Pakai pakaian hangat keluar terpelihara
sebanyak mungkin
2) Kenakan baju penolong
3) Pergi ketempat berkumpul
yg ditentukan.
b. Kenakan life Jacket

Walaupun pandai
berenang krn :
Mungkin terapung
lama, tdk sadar,
kejang otot sehingga
akan menyelamatkan
anda.
c. Terjun kelaut pakai life
jaket.
1. Berdiri tegak di sisi
kapal, lihat permukaan
air (pusaran, benda yg
menghalangi)
2. Tutup hidung & mulut
3. Pegang bagian atas life
jaket di satu sisi
4. Loncat dgn kaki tertutup
dan lurus
5. Jangan loncat ke life
boat atau life raft.
6. Jangan terjun lebih dari
4.5 mtr
Penguasaan Diri dari Kepanikan
 Tiga faktor terpenting di dalam penguasaan diri dari
kepanikan :
 Kemauan yang besar untuk tetap hidup secara
psikis dapat timbul dengan adanya tanggung
jawab moral terhadap keluarga, di samping
dorongan dan semangat pribadi.
 Jangan lari dari ketakutan. Pelajari apa yang
menyebabkan ketakutan itu, setelah jelas ambilah
tindakan atau persiapan untuk mengurangi rasa
takut tersebut.
 Berdoa adalah cara yang tepat untuk memperkuat
mental pribadi.
Ada beberapa bahaya yang berpengaruh pada
manusia dalam situasi dan kondisi darurat, antara lain :

 Kepanasan
 Kedinginan
 Mabuk Laut
 Tubuh kehilangan konsentrasi air (dehidrasi)
 Minum air laut
 Ikan-ikan Predator
 Cara- cara bertahan hidup di air
 Bila telah meloncat dari kapal usahakan terapung
dengan posisi telentang.
 Diam terapung sebelum pertolongan tiba.
 Bila dekat dengan kapal penolong atau survival craft,
berenanglah dengan posisi telentang dan gunakanlah
kedua tangan/lengan sebagai pengayuh.
 Ingat, harus berhemat dengan energi dengan tubuh
agar bertahan hidup sampai pertolongan tiba.
 Ingat, energi dalam tubuh diperlukan untuk menjaga
panas tubuh. Keselamatan dapat terjadi karena
hilangnya panas tubuh secara tidak disadari.
TINDAKAN UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA KEADAAN DARURAT.
• Kapal harus laik laut
• Memperhatikan faktor- faktor keselamatan
• Membuat rencana pelayaran
• Keamanan navigasi.
• Perawatan dan pemeriksaan safety equipment
• Training and drill
• Melakukan pemeriksaan rutin sesuai dengan
tanggung jawab dan mencatat dalam buku
harian kapal
PRINSIP – PRINSIP PENYELAMATAN
JIWA DI LAUT
• Mempertahankan kondisi fisik dan
psikologis
• Mempertahankan alat penolong dalam
keadaan baik
• Komunikasi kedalam dan keluar
• Tetap berkumpul
ALAT – ALAT PENOLONG
 Menurut Solas 1974, Chapter III
1. Life Boat ( sekoci Penolong)
2. Life raft ( Rakit Penolong )
3. Life Buoy ( Pelampung penolong )
4. Life Jacket ( Rompi Penolong )
5. Buoyant Apparatus ( alat – alat apung lainnya )
6. Line throwing apparatus ( alat pelempar tali )
Rompi penolong, Persyaratannya
1. Mampu menahan api selama
sedikitnya 2 detik
2. Seseorang harus mampu
memakainya dalam waktu satu
menit tanpa bantuan orang lain.
3. Nyaman dikenakan dan dipakai
4. Dapat digunakan untuk terjun
kelaut dari ketinggian 4,5 m
diatas permukaan air dengan
aman dan tidak rusak.
5. Tidak berkurang daya apungnya
apabilah digunakan dalam air
selama 24 jam
6. Dilengkapi dengan peluit.

sea survival
PYROTECNIC/VISUAL SIGNAL

1. ROKET PARACHUTE FLARE.

2. HAND FLARE

3. SMOKE SIGNAL

sea survival
POSISI HUDDLE

Anda mungkin juga menyukai