Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR KERJA KUNJUNGAN LAPANGAN

BASARNAS

Nama: Siti Nuril Anwari Rohmatillah

NIM: H1A212055

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN MUATAN LOKAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2016
1. Fasilitas dan kelengkapan penyelamatan yang dimiliki oleh BASARNAS
1.1 kegunaan dari masing- masing fasilitas dan kelengkapan penyelamatan
 Ring Buoy

Kegunaan alat ini adalah untuk menyelamatkan korban tenggelam yang


masih bisa untuk menjangkau suatu benda. Alat ini dapat di gunakan oleh
3-4 korban.
 Flexible Buoy

Digunakan untuk menyelamatkan korban tengglam dengan jumlah korban


maksimal satu orang
 Torpedo Buoy

Digunakan untuk menyelamatkan korban tengglam dengan jumlah korban


maksimal satu orang
 Life Jacket

Alat ini digunakan oleh penyelamat untuk menyelamatkan korban


tenggelam. Alat ini juga dapat digunakan oleh korban yang hampir
tenggelam.
 Hydronalix's robotic water rescue device

Alat ini dikendalikan dengan menggunakan remote control. Di jalankan


menuju ke korban sehingga korban dapat menjangkaunya dan kemudian
ditarik dengan tali.
 Papan penyelamat

Digunakan untuk menyelamatkan korban di air, biasanya peselancar. Alat


ini dapat mengangkut dua orang yang diminta untuk berbaring diatas
papan kemudian ditarik.
 Perlengkapan menyelam

- Fins: digunakan untuk memudahkan pergerakan di dalam air


- Selang regulator: digunakan untuk mengalirkan oksigen dari tabung ke
dalam masker atau mouthface
- Baju selam: melindungi bagian dalam tubuh saat melakukan
penyelaman, menghindari hipotermi saat melakukan penyelaman
- Bouyancy Compensator Device: digunakan untuk memberikan
bouyancy pada penyelam saat melakukan ascend
 Tabung oksigen

Tabung oksigen digunakan untuk menyimpan oksigen saat menyelam.


Tabung berisi 20% oksigen , 70% nitrogen dan 20% gas-gas lainnya.
 Full masker

Masker yang digunakan saat melakukan penyelaman


 Underwater jetski

Alat ini digunakan untuk memudahkan pergerakan di dalam air. Berguna


seperti mesin pendorong sehingga mempercepat proses penyelaman.
 Alat transportasi untuk penyelamatan di air
- Jetski

- Rubber boat

- Rigid Inflatable Boat


- Rescue Boat

 Perlengkapan medis basarnas


- Tas medis

- Ambu Bag
- Masker Oksigen

- Tabung Oksigen

- Collar neck
- Handskun

- Kasa Gulung

- Mayo
- Thermal protective Aids

1.2 Cara penggunaan fasilitas dan kelengkapan yang dimiliki


 Ring Buoy
Jika korban kooperatif dan terjangkau alat ini dapat dilemparkan ke arah
korban dan korban diminta untuk meraih alat yang dilempar. Jika
lemparan tidak sampai ke korban, penolong dapat berenang dan
mendekatkan alat ke korban, setelah alat terpegang korban dapat ditarik
oleh penolong. Jika korban tidak kooperatif, setelah ring buoy di pegang
oleh pasien, penolong mendorong ring buoy hingga posisi korban berada
diatasnya dan mengambang. Alat ini dapat mengangkut tiga korban
dengan perpegangan di sisi-sisinya kemudian ditarik oleh penolong.
 Flexible Buoy
Ikatkan tali pada tubuh penolong. Stelah itu penolong berenang menuju
korban pasang flexible buoy pada korban dan eratkan, bagian yang
mengambang berada di depan korban, secara otomatis pasien akan
mengambang setelah itu penolong menarik korban.
 Torpedo Buoy
Ikatkan tali pada penolong kemudian penolong berenang mendekati
korban. Usahakan jangan bersentuhan dengan korban, jaga jarak sekitar 1
meter dari korban berikan torpedo buoy pada korban, stelah korban
memegang torpedo buoy, penolong kemudian berenang untuk menarik
korban.
 Life jacket
Digunakan oelh penolong untuk menyelamatkan korban. Jaket di pasang
ditubuh penolong dengan tujuan untuk menambah bouyanci penolong agar
tidak tenggelan. Life jacket juga dapat di gunakan oleh korban. Penolong
dapat membawa lebih dari 2 life jacket dan memberikan salah satunya
pada korban yang kooperatif.
 Hydronalix's robotic water rescue device
Alat ini bertenaga baterai dan dikendalikan dengan menggunakan remote
control. Alat ini disambungkan dengan tali dan dijalankan dan diarahkan
kearah korban, alat ini mampu mencapai radius 1 km dengan feekuensi 2,4
Ghz. Korban diminta untuk memegang alat ini dan kemudian ditarik
menuju ke pinggir.
 Papan penyelamat
Digunakan untuk mengangkut korban yang tenggelam. Korban diminta
untuk berbaring diatas papan dan berpegangan dengan pegangan yang
terdapat di papan, kemudian ditarik oleh penolong.
 Perlengkapan menyelam
Perlengkapan ini digunakan untuk melakukan under water rescue. Pasien
yang tenggelam atau terjebak di dalam kapal yang tenggelam akan di
selamatkan oleh tim penyelam. Dalam melakukan penyelaman ada
beberapa kelengkapan yang digunakan.
- Fins (kaki katak) digunakan untuk memudahkan pergerakan
didalam air saat menyelam
- Selang regulator oksigen. Selang ini menghubungkan tabung
oksigen dengan mouthface, selang ini dilengkapi dengan alat
regulator yang mengatur jumlah oksigen yang di hirup oleh
penyelam.
- Baju selam. Baju selam terdiri dari dua yaitu wet suit dan dry suit,
wet berarti baju selam bisa basah sedangkan dry artinya baju selam
tidak bisa basah. Pada warm water, wetsuit yang digunakan
menggunakan bahan yang berlapis neoprene rubber. Bahan ini
tidak waterproof atau anti air sehingga air dapat tembus. Drysuit
digunakan pada cold water bahan yang digunakan adalah
waterproof sehingga tubuh terlindungi dari dinginnya air saat
menyelam. Baju selam digunakan untuk memproteksi penyelam.
- Bouyancy Compensator Device. semacam jaket yang dapat diisi
dengan dialiri udara. Fungsi Bouyancy Compensation Device
adalah untuk membantu penyelam saat akan menuju permukaan
air. Saat BCD ini mengembang tubuh penyelam akan terangkat ke
permukaan air.
- Tabung oksigen. Tabung udara ini digunakan untuk bernafas di
dalam air. Tabung ini mempunyai berbagai jenis ukuran tergantung
berapa lama seorang penyelam akan menyelam. Isi tabung adalah
campuran udara yang dibutuhkan oleh paru-paru untuk bernafas.
- Underwater jetski. Digunakan oleh penyelam untuk mempercepat
dan mempermudah proses penyelaman.

 Alat transportasi untuk penyelamatan di air


- Jetski. Sarana ini dapat digunakan untuk menjemput korban yang
berada di air. Sarana ini mampu membawa 2 penumpang
- Rubber boat adalah perahu berbahan dasar karet yang dapat
dikembangkan dan dilipat, yang dilengkapi dengan motor tempel
sebagai sarana pencarian dan pertolongan di area perairan/ laut;
- Rigid Inflatable BoatRigid Inflatable Boat (RIB) adalah perahu
berbahan dasar karet dengan lunas fiber glass serta dilengkapi
kemudi, yang digunakan sebagai sarana pencarian dan pertolongan
di area perairan/ laut. RIB memiliki panjang 10-15 meter dan
mampu menampung hingga 25 orang. Kemampuan jelajah RIB
mencapai 32 knot atau kurang lebih 60 km/jam. Mampu
menjelajah 10 mil kedalam. Tidak tersedia perlengkapan medis,
jadi perlengkapan medis harus dibawa dari luar.
- Rescue Boat adalah kapal versi SAR yang digunakan sebagai
sarana pencarian dan pertolongan yang dilengkapi dengan
peralatan SAR, dan digolongkan berdasarkan ukuran menjadi 3 (
tiga) jenis: Kelas II (panjang 30 s.d. 40 M). Standar Rescue Boat
Kelas II;Kelas III (panjang 20 s.d. < 30 M). Standar Rescue Boat
Kelas III;Kelas IV (panjang 12 s.d. < 20 M). Standar Rescue Boat
Kelas IV. Boat ini memiliki ruangan untuk korban selamat (30
seat). Dan ruangan pasien dengan 2 tempat tidur. Daya jelajah boat
ini mencapai 30 mil kearah laut.
 Perlengkapan Medis
- Tas medis. Digunakan untuk menyimpan perlengkapan medis yang
dibawa saat menolong pasien
- Masker oksigen. Digunakan untuk memberikan oksigen kepada
pasien yang membutuhkan
- Tabung oksigen. Tabung yang berisi oksigen yang digunakan oleh
pasien yang membutuhkan.
- Collar neck. Digunakan untuk melindungi korban yang dicurigai
mengalami cedera servikal
- Handskun. Digunakan untuk proteksi penolong saat menolong
korban
- Kasa. Digunakan untuk menutup luka pasien
- Mayo. Digunakan untuk membebaskan jalan nafas pasien
- Thermal protective Aids. Digunakan untuk pasien yang mengalami
hipotermi.
1.3 Langkah antisipasi yang dilakukan BASARNAS jika fasilitas atau kelengkapan
penyelamatan lain tidak tersedia atau tidak memadai.
 Jika fasilitas untuk penyelamatan tidak ada atau tidak tersedia maka pihak
BASARNAS akan memanfaatkan hal-hal yang dapat digunakan untuk
mengganti dari fungsi fasilitas yang tidak ada. Sebagai contoh, jika alat
penyelamatan di air tidak tersedia seperti pelampung, maka pihak
penolong dapat menggunakan galon untuk pengganti plampug. Jika
transportasi di air tidak memadai seperti kurangnya boat penyelamat maka
pihak BASARNAS akan berkoordinasi dengan para nelayan agar kapal
nelayan dapat digunakan dalam proses evakuasi korban kecelakaan di air.
Selain nelayan pihak BASARNAS juga dapat berkoordinasi dengan kapal
angkut penumpang dan juga TNI AL dalam melakukan pencarian pada
korban kecelakaan di air. Jika scope pencarian sangat luas biasnya
penolong membutuhkan sarana pencarian dari udara. BASARNAS
biasanya berkoordinasi dengan TNI AU untuk meminjam pesawat dan
helikopter untuk melakukan pencarian korban melalui udara.
1.4 Pemanfaatan fasilitas dan kelengkapan penyelamatan yang dimiliki oleh
BASARNAS.
 Peralatan yang dimiliki oleh BASARNAS cukup sering digunakan jika
ada kasus-kasus kecelakaan di dalam air. Jika tidak ada kasuspun fasilitas-
fasilitas dan perlengkapan ini sering digunakan untuk pelatihan rescue
oleh tim BASARNAS. Rescue boat yang dimiliki oleh BASARNAS juga
sudah tersebar di NTB dan siap untuk digunakan. Alat-alat yang dimiliki
basarnas juga biasa dipinjamkan atau digunakan oleh instituisi lain yang
membutuhkan fasilitas dan perlengkapan yang dimiliki BASARNAS.

2. Hasil wawancara dan diskusi dengan salah seorang petugas BASARNAS


2.1 Kasus-kasus yang pernah ditangani
 5 warga negara asing yang tenggelam pada saat diving di Teluk Benoa
(kasus terpilih)
 Korban tenggelam di sungai di daerah Labuapi
 Kasus nelayan tenggelam di Teluk Nare
2.2 Tahap-tahap evakuasi dari kasus yang dipilih
Pada saat kejadian terdapat 5 warga negara asing dari Jepang yang tenggelam saat
melakukan diving di daerah Teluk Benoa. Tim BASARNAS Denpasar kemudian
melakukan kerjasama dengan tim SAR Mataram untuk melakukan pencarian terhadap
korban-korban yang tenggelam. Pencarian korban dilakukan dengan beberapa tahap,
yang pertama merupakan tahap pencarian yang dipandu oleh kantor pusat. Korban-
korban tersebut telah terseret arus dan lokasi korban baru ditemukan 4 hari kemudian.
Setelah lokasi korban ditemukan, dilakukan tahapan dan prosedur evakuasi untuk
menjangkau korban dan mentransport korban ke lokasi yang lebih aman
menggunakan alat transportasi menggunakan helikopter. Pada saat pencarian, tiga dari
lima korban ditemukan di pesisir dan masih dalam kondisi hidup, satu korban
ditemukan di daerah Nusa Penida dan masih dalam kondisi hidup, dan satu korban
ditemukan dalam keadaan sudah meninggal di sekitar pulau Serangan. Pada saat
proses pencarian ini BASARNAS dibantu oleh pihak TNI Polri, Dinas Sosial dan
masyarakat sekitar.

2.3 Garis koordinasi dalam melakukan evakuasi korban

Garis koordinasi dalam evakuasi tersebut diawali dengan adanya laporan


korban hilang yang diterima oleh BASARNAS Bali, kemudian dipastikan kembali
apakah informasi tersebut benar atau tidak (Incerta), setelah itu dilakukan koordinasi
dengan BASARNAS Lombok dikarenakan wilayah perairan yang berbatasan
langsung dengan perairan Lombok. Sebelum dilakukan pencarian dilakukan Alerfa
(persiapan dan kesesuaian alat pertolongan), wilayah pencarian ditentukan
berdasarkan titik terakhir korban terlihat kemudian dilakukan Detresta (menurunkan
personil ke daerah perairan dimana korban terakhir terlihat).
2.4 Pihak-pihak yang terlibat dalam evakuasi korban

Pada saat melakukan evakuasi korban, pihak-pihak yang telibat meliputi TNI,
Polri, Dinas Sosial, dan masyarakat sekitar. Terdapat juga pihak puskesmas setempat
serta dokter yang sudah berjaga di pesisir untuk menerima korban yang sudah
dievakuasi. Dokter tidak terlibat dalam proses evakuasi korban pada saat itu namun
sudah standby di pinggir untuk melakukan pertolongan pertama dan lanjutan terhadap
korban yang dievakuasi.

2.5 Kendala-kendala yang dijumpai pada saat evakuasi


Pada kasus-kasus evakuasi di daerah perairan, kendala yang umumnya
dijumpai meliputi cuaca, ombak, angin serta lokasi tempat pencarian korban yang
menyulitkan. Selain faktor lingkungan, terkadang pada beberapa kasus terdapat
kendala seperti kekurangan personil, namun jarang dijumpai kendala seperti
kekurangan sarana yang memadai.

2.6 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala

Kendala cuaca yang menyulitkan pencarian menggunakan kapal diatasi


dengan meminta bantuan helikopter untuk membantu mencari korban lewat udara.
Pada saat pencarian korban, kurangnya personil tim penyelamat diatasi dengan
melibatkan pihak-pihak lain seperti TNI, Polri serta masyarakat di sekitar daerah
pencarian.

Anda mungkin juga menyukai