Anda di halaman 1dari 17

TSUNAMI

OLEH :

Silvi Asih Maishandy 2207101010090


Nurul Hafizah 2207101010118
Aulia Zalsabila Rosadi 2207101010132
Ali Akbar Hamonangan Daulay 2207101010141
Fathiyyah ‘Arafah Afsya 2207101010147

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT, karena
atas Rahmat dan RidhoNya, kami diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Muhammad Isa selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan dan Lingkungan yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami
yang selalu sedia membantu dalam mengumpulkan data dalam pembuatan makalah ini. Dalam
makalah ini, kami menjelaskan tentang Tsunami.
Kami mennyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Banda Aceh, 15 September 2022

Penyusun

2|P ag e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...4
Latar belakang………………………………………………………………4
Rumusan Masalah………………………………..........................................6
Tujuan………………………………………………………………………7
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………8
Pra Kejadian………………………………………………………………..11
Saat Kejadian………………………………………………………………12
Pasca Kejadian……………………………………………………………..13
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...16
Kesimpulan………………………………………………………………....16
Saran………………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………18

3|P ag e
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah pertumbuhan kota dan permukiman di Indonesia membuktikan bahwa masyarakat


pada umumnya bermukim di pesisir ataupun di pinggir sungai, itu terjadi karena tidak dapat di
pungkiri bahwa air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Hal tersebut juga terjadi karena
Indonesia merupakan negara kepulauan di mana sebagian wilayahnya adalah perairan, sehingga
banyak masyarakat Indonesia yang memilih tinggal di wilayah pesisir. Wilayah pesisir juga
mempunyai keragaman potensi sumber daya alam yang tinggi, dan hal itu sangat penting bagi
perkembangan sosial, ekonomi, budaya, dan juga pariwisata. Namun faktanya, masih banyak
masyarakat yang tidak mengetahui bahayanya tinggal di pesisir pantai atau di pinggir sungai.

Tinggal di pesisir pantai memiliki potensi bahaya terkenanya bencana alam, salah satu
bencana alam tersebut adalah bencana tsunami. Tsunami dapat disebabkan oleh berbagai hal
seperti, longsor di bawah laut, erupsi letusan gunung berapi, gempa bumi berskala besar, atau
gangguan besar lainnya di dasar laut. Hal itu menyebabkan terbentuknya gelombang raksasa yang
merambat sangat cepat dan melanda ke daratan. Tsunami yang telah terjadi di Indonesia sebagian
besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik yang muncul karena aktivitas pergerakan lempeng
tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya. Dengan wilayah yang
sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik, berbagai wilayah pesisir di Indonesia
berpotensi mengalami bencana tsunami.
Di Indonesia telah tercatat beberapa sejarah tsunami yaitu tsunami di Laut Banda pada
tahun 1674 mengakibatkan lebih dari 2000 korban meninggal dunia. Erupsi Gunung Krakatau
yang menyebabkan tsunami di sekitar Selat Sunda sampai Jawa dan Sumatera pada tahun 1883
dan menyebabkan lebih dari 30.000 orang meninggal dunia. Pada tahun 1992, terjadi tsunami di
Flores yang menewaskan lebih dari 2000 orang. Lalu tsunami terbesar yang menyebabkan sekitar
250.000 orang meninggal dunia yaitu pada tsunami di Aceh pada tahun 2004.
Selain kerugian karena menimbulkan banyak korban jiwa, terdapat juga kerugian karena
terguncangnya psikologis para korban yang selamat dari bencana tsunami. Tidak hanya itu,
kerugian materi yang mencapai miliaran hingga triliunan rupiah juga menjadi salah satu yang
paling merugikan, yaitu kehilangan tempat tinggal, infrastruktur, sarana publik, dan yang lainnya.
Jika daerah yang terjadi tsunami merupakan daerah pariwisata pantai, maka akan lebih banyak
kerugian yang terjadi terutama dalam hal materi, karena jumlah wisatawan yang berkunjung akan
menurun dan merugikan industri pariwisata.

4|P ag e
Karena kerugian dan korban yang begitu banyak akibat bencana tsunami, maka hal ini
menjadi salah satu permasalahan besar dan tugas bagi setiap negara untuk meminimalisir dampak
kerusakan dan jumlah korban jiwa yang diakibatkan oleh bencana alam tersebut. Di samping itu,
pemikiran penanggulangan bencana juga harus dipahami dan diimplementasikan oleh semua
pihak. Menyikapi hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan Undang Undang Republik
Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, dan membentuk lembaga
sebagai pengarah dan juga pelaksana penanggulangan bencana yaitu Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, karena Indonesia merupakan negara yang sangat luas,
jumlah penduduk yang tidak merata di setiap pulau dan daerahnya, juga fasilitas pendidikan dan
fasilitas publik yang berbeda di setiap wilayah, menyebabkan pengetahuan dan kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana alam menjadi tidak merata pada setiap penjuru daerah di
Indonesia. Selain itu kurangnya pengetahuan dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana
tsunami dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terutama di daerah yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, seperti dalam bidang pariwisata.

Oleh karena itu, dibutuhkan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh, baik sebelum terjadi, pada saat terjadi, dan sesudah terjadi
bencana, serangkaian upaya itu disebut mitigasi bencana. Karena pentingnya hal itu, makalah ini
akan mengkaji tentang kewaspadaan, kesiapsiagaan, dan mitigasi bencana tsunami, terutama
masalah pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami, dan
peran masyarakat serta tugas pemerintah dalam hal mitigasi bencana tsunami, agar dapat
meminimalisir potensi kerugian akibat tsunami.

5|P ag e
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu
sebagai berikut:

1. Apakah masyarakat Indonesia khususnya yang bertempat tinggal di pesisir telah memahami
tentang risiko bencana tsunami dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tsunami?

2. Apa saja yang telah dilakukan masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk
mengurangi potensi kerugian akibat bencana tsunami?
3. Apa saja yang harus di lakukan oleh masyarakat ketika terjadinya bencana tsunami?

4. Apa saja yang harus di lakukan oleh masyarakat dan pemerintah setelah terjadi nya bencana
tsunami?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah masyarakat Indonesia khususnya yang bertempat tinggal di pesisir
telah memahami tentang risiko bencana tsunami dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
tsunami.

2. Untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk
mengurangi potensi kerugian akibat bencana tsunami.
3. Untuk mengetahui apa saja yang harus di lakukan oleh masyarakat ketika terjadinya bencana
tsunami.
4. Untuk mengetahui apa saja yang harus di lakukan oleh masyarakat dan pemerintah setelah
terjadi nya bencana tsunami.

6|P ag e
BAB 2
PEMBAHASAN

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara 3 lempeng-
lempeng tektonik yang sangat aktif yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Indo-
Australia. Aktifitas lempeng tersebut mengakibatkan negara Indonesia kaya akan bahan tambang
dan mineral. Namun di samping menguntungkan, aktifitas lempeng tersebut juga potensial
menjadi sumber bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Bencana tersebut kemungkinan
datang dengan tanpa isyarat apapun sebelumnya, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan
untuk mengurangi dampak yang diakibatkan dari suatu bencana.

Tsunami tidak dapat diprediksi dan jarang terjadi tetapi berpotensi berdampak besar
terhadap bencana alam. Untuk mempersiapkan, mengurangi dan mencegah kerugian dari tsunami,
bahaya probabilistik dan metode analisis risiko telah dikembangkan dan terbukti
bermanfaat.Dengan data yang tersedia seringkali terbatas, kerangka kerja koheren yang
menggabungkan data, asumsi fisik (yaitu, model umum sistem), dan metode statistik untuk analisis
bahaya dan risiko diperlukan untuk menilai konsekuensi yang mempengaruhi lapisan masyarakat
yang berbeda.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tsunami seperti yang akan dijelaskan sebagai
berikut.

 Gempa bumi di bawah laut


Hampir 90 persen peristiwa tsunami di dunia disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi di
bawah laut. Gempa bumi yang terjadi di bawah laut akan menimbulkan banyak getaran
yang akan mendorong timbulnya gelombang tsunami. Gempa bumi yang terjadi di bawah
laut ini adalah jenis gempa tektonik yang timbul akibat adanya pertemuan atau tubrukan
dari lempeng tektonik. Namun, perlu kamu ketahui bahwa tidak semua gempa bumi bawah
laut akan menimbulkan tsunami.

Gempa bawah laut yang dapat menyebabkan tsunami hanya jika pusat gempa kurang dari
30 km di bawah permukaan laut, gempa minimal berkekuatan 6,5 skala richter, dan pola
gempa adalah pola sesar naik atau turun. Jika ciri-ciri ini muncul maka kamu sudah wajib
siaga akan datangnya tsunami.

 Letusan gunung berapi


Letusan gunung berapi, baik itu di atas atau di bawah laut dapat menjadi penyebab tsunami.
Nah, faktor inilah yang menjadi penyebab tsunami di Banten lalu, Squad. Erupsi dari
Gunung Anak Krakatau diduga menjadi penyebab tsunami yang mengakibatkan
gelombang air laut naik. Namun, gunung berapi yang dapat menyebabkan tsunami hanya

7|P ag e
jika kekuatan getarannya cukup besar. Efek getaran dari gunung berapi tersebut setara
dengan gempa tektonik di bawah laut, lho. Indonesia sendiri merupakan negara dengan
banyak gunung api sehingga dijuluki Ring of Fire.

 Longsor bawah laut


pada dasar laut terdapat struktur yang mirip dengan daratan seperti bukit, lembah, dan
cekungan yang bisa longsor sewaktu-waktu? Tsunami yang disebabkan oleh longsor di
bawah laut dinamakan Tsunamic Submarine Landslide. Longsor bawah laut ini biasanya
disebabkan oleh gempa bumi tektonik atau letusan gunung bawa laut. Getaran kuat yang
ditimbulkan oleh longsor kemudian bisa menyebabkan terjadinya tsunami. Selain itu,
tabrakan lempeng di bawah laut ini juga bisa menyebabkan terjadinya longsor.

 Hantaman meteor
Penyebab yang satu ini memang jarang sekali terjadi dan bahkan belum ada dokumentasi
yang menyebutkan adanya tsunami akibat hantaman meteor. Namun, hal ini mungkin saja
terjadi Squad. Sebuah simulasi dari komputer canggih menampilkan bahwa apabila ada
meteor besar dengan diameter lebih dari 1 km, maka akan menimbulkan bencana alam
yang dahsyat. Efeknya sama seperti saat bola atau benda berat menghantam air yang berada
di sebuah kolam atau bak air.

Bencana tsunami telah seringkali terjadi dan diantaranya menimbulkan korban jiwa dalam
jumlah yang sangat besar dan menimbulkan kerusakan yang sangat parah. Korban jiwa dan
kerusakan dalam jumlah besar tersebut terjadi karena ombak yang bergerak sangat cepat dan
tinggi ketika sampai ke pantai. Kecepatan tsunami dapat mencapai ratusan mil per jam di laut
terbuka dan mencapai ketinggian 100 kaki atau lebih ketika menghantam pantai.Gelombang
tsunami bergerak dengan sangat cepat, mencapai kecepatan 600-800 km/jam.Kecepatan tsunami
laut dalam lebih cepat dibandingkan laut dangkal.

 Tanda tanda Tsunami


1. Gempa bumi
Gempa bumi merupakan tanda peringatan tsunami yang langsung dapat dikenali dan dirasakan
oleh penduduk di dekat pantai. Walaupun tidak selalu gempa bumi menimbulkan tsunami,
tetapi terjadinya gempa merupakan tanda awal bagi penduduk untuk siap siaga menghadapi
kemungkinan terjadinya tsunami. Gempa bumi yang menimbulkan tsunami terjadi karena
pergeseran atau sesar, sehingga bagian lapisan bumi yang satu bergerak atau pindah dari
bagian lainnya. Pergeseran tersebut menimbulkan gelombang yang makin besar semakin ke
arah daratan.

8|P ag e
2. Surutnya air laut

Surutnya air laut secara tiba-tiba juga dapat dijadikan tanda akan terjadinya tsunami. Para
saksi mata pada saat tsunami Aceh tahun 2004 lalu menyatakan bahwa air laut surut secara
tiba-tiba sebelum terjadi tsunami. Peristiwa tersebut menarik para pengunjung pantai dan
sebagian bergerak ke arah lautan karena sebagian dasar pantai terlihat dengan jelas. Padahal
sekitar 10 sampai 30 menit kemudian menjadi gelombang yang besar dan ganas.

3. Hewan-hewan terutama burung laut yang ada di sekitarnya panik dan ikan-ikan yang ada di
laut tampak melakukan migrasi secara besar besaran.

5. Gelombang air laut yang ada terlihat lebih besar dan lebih tinggi dari biasanya.

Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan ketika terjadi Tsunami :

A. Pra Bencana

1. Ketahui tanda-tanda sebelum tsunami terjadi, terutama setelah gempa bumi (intensitas
gempa bumi lama dan terasa kuat, air laut surut, bunyi gemuruh dari tengah lautan, banyak
ikan menggelepar di pantai yang airnya surut, dan tanda-tanda alam lain).
2. Memantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami setelah gempa
bumi terjadi.
3. Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk sementara waktu setelah
satu gempa bumi besar mengguncang.
4. Segera menjauhi pantai dan tidak perlu melihat datangnya tsunami atau menangkap ikan
yang terdampar di pantai karena air surut.
5. Mengetahui tingkat kerawanan tempat tinggal akan bahaya tsunami dan jalur evakuasi
tercepat ke dataran yang lebih tinggi.

 Mitigasi bencana Tsunami


MItigasi bencana adalah segala upaya untuk mengurangi risiko bencana. Program mitigasi
bencana dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. Langkah mitigasi dapat dilihat dari berikut ini ;

 Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami.


 Pendidikan kepada masyarakat tentang karakteristik dan pengenalan bahaya
tsunami.
 Membuat Sistem Peringatan dini di sepanjang daerah pantai/perkotaan yang rawan
Tsunami

9|P ag e
 Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang berisiko.
 Melindungi dari kerusakan dengan melakukan upaya perbaikan lingkungan dengan
maksud menyerap energi dari gelombang Tsunami (misalnya dengan melakukan
penanaman mangrove sepanjang pantai)
 Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman di sekitar daerah pemukiman.
Tempat/ bangunan ini harus cukup tinggi dan mudah diakses untuk menghidari
ketinggian tsunami.
 Pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami, khususnya di Indonesia.
 Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
 Mengenali karaktenstik dan tanda-tanda bahaya tsunami di lokasi sekitarnya.
 Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda tsunami. Meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.
 Memberikan laporan sesegera mungkin jika mengetahui tandatanda akan terjadinya
tsunami kepada petugas yang berwenang Kepala Desa. Polisi, Stasiun radio, BPBD
dan lain-lain.
 Melengkapi diri dengan alat komunikasi. Perencanaan lokasi (land management) dan
pengaturan penempatan penduduk
 Memperkuat bangunan dan infrastruktur serta memperbaiki peraturan (code) disain yang
sesuai.
 Melakukan usaha preventif dengan merealokasi aktiftas yang tinggi kedaerah yang lebih
aman dengan mengembangkan mikrozonasi
 Mensosialisasikan dan melakukan training yang intensif bagi penduduk didaerah area yang
rawan Tsunami

B. Saat Bencana
1. Setelah gempa bumi berdampak pada rumah Anda, jangan berupaya untuk merapikan
kondisi rumah. Waspada gempa bumi susulan!
2. Jika Anda berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan segera membimbing keluarga
untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman.

3. Tidak semua gempa bumi memicu tsunami.Jika mendengar sirine tanda bahaya atau
pengumuman dari pihak berwenang mengenai bahaya tsunami, Anda perlu segera menyingkir
dari daerah pantai.Perhatikan peringatan dan arahan dari pihak berwenang dalam proses
evakuasi.

4. Jika telah sampai di daerah tinggi, bertahanlah disana karena gelombang tsunami yang kedua
dan ketiga biasanya lebih besar dari gelombang pertama serta dengarkan informasi dari pihak
yang berwenang melalui radio atau alat komunikasi lainnya.
5. Jangan kembali sebelum keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang.

10 | P a g e
6. Tsunami tidak datang sekali, tetapi bisa sampai lima kali. Oleh karena itu, sebelum ada
pengumuman dari pihak berwenang bahwa kondisi telah aman, janganlah meninggalkan
tempat evakuasi karena seringkali gelombang yang datang kemudian justru lebih tinggi dan
berbahaya.

7. Hindari jalan melewati jembatan. Anda dianjurkan untuk melakukan evakuasi dengan
berjalan kaki.
8. Bagi Anda yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan, segera
kunci dan tinggalkan kendaraan serta melanjutkan evakuasi dengan berjalan kaki.
9. Apabila Anda berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, upayakan untuk tetap
berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan.

C. Pasca-Bencana
1. Tetap utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.Waspada dengan instalasi
listrik dan pipa gas.
2. Anda dapat kembali ke rumah setelah keadaan dinyatakan aman dari pihak berwenang.
3. Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.

4. Hindari air yang menggenang karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya dan
ancaman tersengat aliran listrik.
5. Hindari air yang bergerak karena arusnya dapat membahayakan Anda.

6. Hindari area bekas genangan untuk menghindari terperosok atau terjebak dalam kubang. 7.
Jauhi reruntuhan di dalam genangan air karena sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu
penyelamat dan orang-orang di sekitar.

8. Bersihkan sarang nyamuk dan serangga lainya.


9.Berpartisipasi dalam kaporisasi sumber-sumber air bersih, perbaikan jamban dan saluran
pembuangan air limbah

10. Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak berwenang membutuhkan
relawan.
11. Tetap di luar gedung yang masih dikelilingi genangan air

12. Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat seperti pada
fondasi.
13. Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan menggunakan
sabun dan air bersih jika Anda terkena air genangan tsunami.

11 | P a g e
14. Apabila Anda terluka, dapatkan perawatan kesehatan di pos kesehatan terdekat. Dengarkan
berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana mendapatkan bantuan tenda darurat,
pakaian, dan makanan.

15. Buanglah makanan yang terkontaminasi air genangan.

 Sistem peringatan Tsunami


Sistem peringatan tsunami yang berpusat pada gempa biasanya bekerja dalam tiga tahap.
Saat jaringan seismik mendeteksi gelombang seismik, ia mengirimkan sinyal ke seismolog di
pusat peringatan. Data ini kemudian dianalisis untuk menilai apakah gelombang seismik
berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak, termasuk tingkat ancamannya. Pihak yang
bertanggung jawab kemudian mengeluarkan peringatan kepada publik dan memutuskan
tindakan yang akan diambil. Meskipun rangkaian tindakan yang tepat mungkin berbeda dari
satu negara ke negara lain, namun tetap mengikuti langkah-langkah umum ini.

Contoh sistem peringatan tsunami adalah Deep-ocean Assessment and Reporting of


Tsunamis (DART). Ini terdiri dari tiga bagian: perekam tekanan bawah (BPR), pelampung
permukaan, dan satelit. Setiap BPR ditambatkan ke dasar laut untuk merekam tekanan dan
suhu barometrik. Data tersebut kemudian dicatat ke pelampung saat BPR membaca ketinggian
air rata-rata. Akhirnya, data dikirim ke pusat peringatan melalui satelit. Jenis lain dari sistem
peringatan tsunami adalah alat pengukur dekat pantai yang digunakan untuk memperingatkan
masyarakat pesisir yang berisiko tinggi jika terjadi tsunami lokal Sistem ini mencakup
pengukur gelombang yang menggunakan gelombang ultrasonik dan pelampung serta
mengukur permukaan laut lepas pantai pada kedalaman air 50 hingga 200 m.

Dalam sumber lain, mengatakan bahwa Sistem peringatan dini tsunami memerlukan
subsistem Automatic First Arrival Picking (AFAP) yang baik untuk menentukan waktu tiba
gempa. Subsistem ini memiliki sinyal gempa domain waktu sebagai input dan waktu tiba
gelombang gempa primer (P-Wave) sebagai output. Ada beberapa metode AFAP yang banyak
digunakan saat ini, salah satunya adalah Short Term Average/Long Term Average (STA/LTA)
yang dipadukan dengan metode AR-AIC. Meskipun metode ini real-time, kinerjanya masih
relatif rendah. Dengan karakteristik yang mirip antara sinyal seismik dan data gambar,
pemanfaatan deep learning pada AFAP dapat semakin meningkatkan kinerjanya. Saluran
seismogram dapat dilihat sebagai tinggi citra, dan sinyal pada jendela tertentu dapat dilihat
sebagai lebar citra.

12 | P a g e
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
1. Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi , tanah longsor atau
letusan gunung berapi yang terjadi di laut.

2. Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang menyebabkan perpindahan


sejumlah besar air meluap ke daratan, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun
meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
3. Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah dan banyak menelan korban
jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam
keadaan waspada, persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.

Saran
1. Keterbatasan data kejadian tsunami berakibat pada validitas statistik. Keterbatasan tersebut
merupakan cerminan dari kurangnya perhatian pemerintah dalam melakukan riset dan mitigasi
pasca bencana. Pemerintah dalam hal ini seharusnya lebih proaktif dalam peningkatan mutu
pendidikan dengan meningkatkan riset dan penelitian sebagai wahana penunjang peningkatan
mutu iptek.

3. Daya hancur tsunami tidak hanya dipengaruhi oleh tinggi gelombang


tsunami,tetapi juga oleh inundation (jangkauan air terjauh ke daratan).
4. Pemerintah harus membuat dan mensosialisasikan tsunami warning system
di daerah-daerah yang merupakan zona rawan tsunami.

5. Mitigasi pasca bencana harus diintensifkan, baik dalam penanggulangan


korban maupun riset dan penelitian sebagai bahan acuan pembuatan

referensi misalnya Peta Zona Rawan Gempa atau Peta Zonasi Tsunami.

6. Perlu adanya penelitian mengenai bangunan-bangunan pemecah


gelombang tsunami, ataupun pengaruh pepohonan (vegetasi) yang ditanam
di pesisir pantai untuk mengurangi inundasi.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Azizun rohman, 2019 "faktor faktor penyebab tsunami" . Kanal ilmu fakultas teknik UGM

Anis Fauzi, Hunainah, dan Humaedi, 2020,"menyimak fenomena tsunaki di selat sunda" , UIN

Sultan Maulana Hasanuddin Banten

J Behrens , F Lovholt , F Jalayer , S Lorito. 2021. "Analisis bahaya dan resiko tsunami", frontiersin

Ikha Magdalena dkk. PeerJ Comput Sci . 2021. "Penempatan sensor tsunami yang optimal dengan
batasan kedalaman

Rhesa Aditya Sugondo dkk. Heliyon . 2021. "Deteksi P-Wave menggunakan pembelajaran
mendalam dalam domain waktu dan frekuensi untuk set data yang tidak seimbang"

BNPB. (2017). Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Badan Nasional


Penanggulangan Bencana.

14 | P a g e
PERTANYAAN DAN JAWABAN

Silvi Asih Maishandy 2207101010090 (Presentator)


Nurul Hafizah 2207101010118 (Presentator)

Aulia Zalsabila Rosadi 2207101010132 (Presentator)


Ali Akbar Hamonangan Daulay 2207101010141 (Moderator)

Fathiyyah ‘Arafah Afsya 2207101010147 (Presentator)

1. Penanya : Muhammad Rasyid Ridha (2207101010223)

Apa pendapat kalian terhadap Masjid Rahmatullah yang ada di Desa Lampuuk yang
merupakan salah satu bangunan yang selamat dari peristiwa Tsunami 2004?
Penjawab : Aulia Zalsabila Rosadi (2207101010132)
Menurut kami, Masjid rahmatullah menjadi saksi bagaimana kedahsyatan hempasan gelombang
yang membuktikan kebesaran tuhan dan pentingnya perhitungan saat membuat bangunan agar
,tidak mudah runtuh atau hancur saat terkena bencana Alam sekaligus sebagai salah satu
repesentasi dari Prabencan tsunami.

2. Penanya : M.F.Ramadhan (2207101010253)

Mengapa ketinggian gelombang tsunami bisa mencapai puluhan meter?dan apa yang
menentukan gelombang tsunami tersebut kuat atau tidak?
Penjawab : Nurul Hafizah (2207101010118)
Ketinggian gelombang tsunami bisa mencapai puluhan meter, hal tersebut karena dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya :
- Bentuk pantai
Refraksi adalah transformasi gelombang akibat adanya perubahan geometri dasar laut. Di tempat
di mana terjadi penyempitan maka akan terjadi konsentrasi energi, sehingga tinggi gelombang di
tempat itu akan membesar.
- Kelandaian pantai

Jarak jangkauan tsunami ke daratan juga sangat ditentukan oleh terjal dan landainya morfologi
pantai, di mana pada pantai terjal tsunami tak akan terlalu jauh mencapai daratan karena tertahan
dan dipantulkan kembali oleh tebing pantai, sementara di pantai landai tsunami menerjang

15 | P a g e
sampai beberapa kilometer masuk ke daratan. Bila tsunami menjalar ke pantai maka ia akan
mengalami perubahan kecepatan, tinggi dan arah.

- Arah gelombang tsunami


Gelombang tsunami yang datang dengan arah tegak lurus dengan pantai tentu akan menyebabkan
tinggi gelombang tsunami lebih tinggi jika dibandingkan tinggi gelombang tsunami yang datang
dengan arah sejajar atau dengan sudut tertentu. Seperti datang dari arah barat, timur, barat daya
ataupun dari arah tenggara.

Kekuatan tsunami dipengaruhi oleh kelandaian pantai, Ketika tsunami memasuki perairan
yang lebih dangkal, ketinggian gelombangnya meningkat dan kecepatannya menurun drastic,
meski demikian energinya masih sangat kuat untuk menghanyutkan segala benda yang
dilaluinya.

3. Penanya : Aqila (2207101010261)

Bagaimanakah mekanisme kerja alat sistem peringatan tsunami untuk memperingati


warga sekitar ?
Penjawab : Fathiyyah ‘Arafah Afsya (2207101010147

Sistem peringatan tsunami di di indonesia terbagi menjadi 2 sistem yaitu:


a. Sistem pemantauan darat yang terdiri atas jaringan seismometer dan GPS
b. Sistem pemantauan laut yang terdiri atas tide gauges, buoy, CCTV, radar tsunami, dan kabel
bawah laut. BMKG menerima data yang dikirim melalui sistem komunikasi yang berbasis satelit
Buoy adalah alat untuk mengamati ketinggian tsunami di laut. Alat ini disebut juga dengan
tsunameter. Alat ini terdiri dari dua bagian, satu bagian berada di dasar laut, dan satu bagian di
permukaan air laut. Alat ini akan mencatat jika ada perubahan tekanan dan ketinggian air laut
yang melewati alat tersebut.

tide gauge adalah jaringan alat yang digunakan untuk mengamati pasang surut ait di pantai
berkaitan dengan tsunami. Alat ini bisa mengetahui jika gelombang tsunami sudah mencapai
pantai atau jika tsunami sudah reda

Seismometer adalah alat pencatat dan pengukur getaran gempa bumi. Data dari beberapa
seismometer diproses dengan menggunakan perangkat lunak khusus untuk menentukan lokasi
(epicenter), waktu, kedalaman, serta magnitudo gempa bumi.

Jika terjadi gempa dengan magnitudo 7 SR atau lebih, BMKG akan menyebarluaskan berita
gempa bumi dan potensi tsunami melalui berbagai media, seperti peringatan di media sosial,

16 | P a g e
SMS, dan peringatan dari aplikasi BMKG di ponsel. Peringatan dini akan tsunami juga dapat
dilakukan dengan menggunakan toa masjid untuk menghidupkan serine.

Namun, sebab jarak gempa dengan tsunami hanya beberapa menit, sangat penting bagi
masyarakat daerah rentan tsunami utk Memahami tanda tsunami dan mempelajari mitigasinya
agar resiko dapat di minimalisir

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai