Disusun Oleh :
Nazmia Khoirunnisa, S.Kep
C1AC20077
Puji syukur penulis panjatkan syukur kehadirat Illahi Rabbi atas berkat
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak mungkin terwujud tanpa
bantuan dan dukungan dari semua pihak, oleh karena itu secara khusus penulis
sampaikan kepada :
1. H. Iwan Permana, SKM., S.Kep., M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Bencana
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, hal itu
manusia. Oleh karena itu permohonan maaf kami haturkan sebelumnya serta
i
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Bencana Tanah Longsor..........................................................................4
B. Anak Usia Sekolah...................................................................................15
BAB III HASIL PEMBINAAN
A. Hasil Pengkajian......................................................................................20
B. Analisa Data.............................................................................................25
C. Solusi........................................................................................................28
D. Plan Of Action (POA)..............................................................................30
E. Implementasi............................................................................................33
F. Evaluasi....................................................................................................36
BAB IV LITERATUR REVIEW
A. Summary Journal.....................................................................................37
B. Pembahasan..............................................................................................42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................45
B. Saran.........................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................v
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
kegunungapian dan kegempaan yang cukup tinggi. Lebih dari itu, proses
permukaan bumi yang khas dan sangat bervariasi, dari wilayah pegunungan
yang tinggi hingga wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi
ancaman banjir, penurunan tanah, dan tsunaminya. Maka dari itu di Indonesia
memiliki dampak yang dapat merusak suatu kawasan baik dalam skala kecil
maupun besar dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Badan Nasional
meteorologi yang paling sering terjadi di Indonesia adalah bencana banjir dan
longsor.
1
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
2015).
Bencana dibagi menjadi tiga bagian yaitu bencana alam, bencana non
alam, dan bencana sosial. Bencana alam merupakan suatu peristiwa yang
berada di luar kontrol manusia dan datang tanpa diduga kapan, dimana, dan
bagaimana bencana tersebut terjadi. Bencana alam salah satunya yaitu tanah
longsor.
rapuh serta ditunjang dengan iklim di Indonesia yang berupa tropis basah,
sehingga menyebabkan potensi tanah longsor menjadi tinggi. Hal ini karena
terjadinya longsor yang memakan korban jiwa dan kerugian harta benda
(Naryanto, 2019).
2
Bencana (BNPB) mencatat pada tahun 2005 terdapat 50 kejadian bencana
kejadian, 385 kejadian pada tahun 2014 dan 501 kejadian pada tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kabupaten Sukabumi.
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
Tanah longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau
dari tanah dan batu yang jatuh atau lepas dari dinding lereng.
tiba, pergerakan tanah atau bebatauan dalam jumlah besar secara tiba-tiba
4
atau berangsur yang umumnya terjadi di daerah terjal yang tidak stabil.
Faktor lain yang memengaruhi terjadinya bencana ini adalah lereng yang
gundul dan bebatuan yang rapuh. Hujan deras adalah pemicu utama
terjadinya tanah longsor. Tetapi tanah longsor dapat juga disebabkan oleh
gempa atau aktifitas gunung berapi, bahkan ulah manusia pun bisa
antar butir tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah untuk longsor,
tanah atau kuat geser tanah, Pemotongan kaki lereng secara secara
sejajar dengan arah tebing, munculnya mata air baru, tebing rapuh dan
(Adiyoso, 2018).
3. Dampak
5
a. Korban massal : bencana yang terjadi dapat mengakibatkan korban
jumlah besar.
jika tetap berada di lokasi kejadian. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat
adalah gabungan antara kerentanan dan ancaman serta adanya pemicu dari
bencana.
Faktor Pemicu
Bahaya
Resiko BENCANA
Bencana
Bahaya
6
Gambar 1 menunjukkan bahwa bencana terjadi akibat dari beberapa
proses. Pertama yaitu unsur bahaya dan yang kedua yaitu kerentanan.
(trigger). Misalnya saat terjadi hujan dengan curah hujan yang tinggi dan
tinggal pada daerah tersebut. Pemicu pada kejadian ini yaitu curah hujan
7
b. Kerentanan, yaitu kondisi yang dipengaruhi oleh faktor fisik, sosial,
ekonomi, geografi.
5. Manajemen Bencana
penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor non
lingkungan.
8
2) Kesiapsiagaan, kesiapsiagaan berarti merencanakan tindakan untuk
sebagai berikut :
masyarakat.
perencanaan bencana.
9
Pasca bencana, merupakan peningkatan standar teknis dan
kehidupan.
6. Penanggulangan Bencana
masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai
dampak bencana.
10
harmonis, memelihara keseimbangan, keserasian keselarasan dan
setempat.
dampak terhadap resiko bencana. Hal ini merupakan amanat dua aturan
Penanggulangan Bencana.
11
yang bertumpu pada 3 (tiga) faktor yaitu pencegahan, mitigasi dan
12
diimplementasikan sehingga memiliki daya dorong inisiasi yang
Tanah Longsor
yang gundul.
13
6) Mengukur tingkat kederasan hujan
bola dengan kuat dan lindungi kepala, posisi ini akan memberikan
longsor susulan dapat terjadi, periksa korban luka dan korban yang
14
2) Dengarkan siaran radio lokal atau televisi untuk informasi
keadaan terkini.
longsor.
yang berwenang.
longsor.
1. Pengertian
Anak sekolah dasar yaitu anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik
lebih kuat yang mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak
bergantung dengan orang tua. Anak usia sekolah ini merupakan masa
15
perilakunya sendiri dalam hubungan dengan teman sebaya, orang tua dan
lannya.
2. Perkembangan Anak
badan dimula sejak lahir dan berhenti pada usia 18 tahun (Desmita,
a. Perkembangan Kognitif
16
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana indvidu
individu.
pada tahap perkembangan kognitif dari Piaget, maka anak pada masa
17
dimensi dan juga menghubungkan satu dengan yang lainnya
(Soetjiningsih, 2012).
3. Perkembangan Moral
tingkatan dan terdiri dari enam stadium, dan masing-masing stasium akan
dilalui oleh setiap anak walaupun tidak pada usia yang sama namum
tingkatan terendah dari penalaran moral. Pada tingkatan ini baik dan
(hukuman).
anak ada pada angkatan II, yaitu pada moral yang conventional
18
Perkembangan moral pada masa kanak-kanak akhir, sebagai
berikut :
tersebut.
19
BAB III
A. Hasil Pengkajian
1. Peta Wilayah
U KEHUTANAN
DESA CIKURUTUG
Benda
Kukulu Lw . Tiis
Tanjungpura
DESA Cibosok
CIPURUT Cilisung Karang Anyar
Ktr UPK
Cijambe
Pojok KANTOR CAMAT Wetan DESA
Cijambe
Lio CIREUNGHAS Ra wa Belut BENCOY
Ci belendok
Pateken Sukamanah
Pamipiran
POLSEK
Desa Nagrog
Cikupa Cireunghas Cimapag
Cilangla
Si tu Ra wa Pa njang
Kecamatan Gegerbitung
Legenda :
Jalan Desa
Sungai
Batas Desa
Sungai Kecil
Kampung / Dusun
Kantor Desa
POLSEK Cireunghas
Kantor Desa Cireunghas
Ktr UPK Cireunghas
Gunung
Telford Jl Tanjungpura - Cikupa TA.2010
Rabat Beton Cijambe TA.2010
Jalan Kabupaten
Jalan Desa
20
Wilayah RW 003 Desa Cireunghas Kecamatan Cireunghas
terjadi longsor karena hujan yang deras dan tebing jalan dengan tanah
yang rapuh.
2. Data umum
3. Pengkajian situasi
21
4. Pengkajian lingkungan
5. Pengkajian keselamatan
lebih besar
6. Penanggulangan bencana
7. Pencegahan
Mitigasi bencana
8. Analisa resiko
22
Dari hasil wawancara di RW 03 cilangla kecamatan cireunghas
bawah sungai cikupa, dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian
tersebut.
23
sungai cikupa. Sebagian kecil warga mendengar sayup-sayup suara
tanah longsor dari arah tanjakan lamping, pagi harinya warga melihat
bentangan pimggir jalan dan tebing yang telah rubuh ke atas sungai.
karena tempat terjadi longsor tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
cikupa yang dekat sekali dengan longsoran. Dan dari anggota linmas
langsung dengan sungai terkikis aliran sungai cikupa. Hal itulah yang
24
Gambar 3.2 Peringatan Bencana Longsor Di RW 003 Desa
jalan.
B. Analisa Data
25
bilangan tanjakan lamping pada hari sabtu
21 maret 2020, pukul 03.00 wib.
26
jadi mereka tidak melihat pergerakan
tanah yang meruntuhkan badan jalan ke
atas sungai cikupa.
DO :
27
longsor
C. Solusi
menerapkaan berbagai upaya pencegahan hal ini juga perlu di dukung oleh
pemukiman
pemukiman
28
29
D. Planning Of Action (POA)
Tabel 3.2 Planing of Action (POA) Di RW 003 Kelompok Anak Usia Sekolah
Data Masalah Tujuan Rencana Waktu Sasaran PJ
Tindakan
DS : Kurangnya Jangka Panjang : 1. Lakukan 18-11-20 Kelompok Nazmia
- Dari hasil wawancara kesiapsiagaan Setelah dilakukan penyuluhan Pukul Anak usia
pada 7 orang anak usia kelompok implementasi selama pada 13.00 sekolah
sekolah mengatakan anak usia 1x30 menit, diharapkan Kelompok WIB
belum pernah diadakan sekolah Kelompok Anak Usia Anak Usia
sosialisasi terhadap terhadap Sekolah di RW 003 dapat Sekolah
kesiapsiagaan bencana bencana berhati-hati dan tanggap tentang
tanah longsor baik tanah longsor menghadapi bencana kesiapsiagaan
disekolah ataupun di tanah longsor dan menghadapi
cilangla Rw 003. mengetahui bagaimana bencana tanah
- Dari hasil wawancara cara evakuasinya. longsor.
pada 7 orang anak usia
sekolah mengatakan Jangka Pendek : 2. Lakukan
belum pernah ada Setelah dilakukan simulasi
pelatihan kepada warga implementasi selama 1 dan/atau
30
tentang penanggulangan hari, diharapkan demonstrasi
bencana atau tekhnik Kelompok Anak Usia cara
evakuasi saat terjadinya Sekolah mengetahui menyelamatka
bencana longsor. langkah-langkah dalam n diri.
- Dari hasil wawancara menghadapi bencana
pada 7 orang anak usia tanah longsor dan resiko
sekolah di Rw 003 tinggi timbulnya banyak
mengatakan jika terjadi korban di RW 003 akibat
longsor mereka langsung kurangnya kesiapsiagaan
berlari menjauh dari Anak Usia Sekolah di
tanah longsor tanpa wilayah RW 003 Desa
memperhatikan cireunghas terhadap
keselamatan dirinya. tanah longsor berkurang,
dengan kriteria :
DO : 1. Tidak ada lagi Anak
- Kelompok anak usia Usia Sekolah yang
sekolah tampak bingung mengaktakan
dan ragu saat menjawab bingung dan tidak
pertanyaan mengenai bisa menyelematkan
31
cara evakuasi ketika diri sendiri ketika
terjadi bencana tanah terjadi tanah longsor.
longsor. 2. Kelompok Anak
Usia Sekolah RW
003 siap siaga
menghadapi
terjadinya bencana
tanah longsor.
32
E. Implementasi
diri.
33
Tabel 3.3 Implementasi Planing Of Action Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Tanah Longsor Pada Kelompok Anak
Usia Sekolah di RT 005 RW 003 Desa Cireunghas Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi
Paraf
Tanggal Tanggal
No. Implementasi Penaggung Evaluasi Paraf
dan Waktu dan Waktu
Jawab
1. Kamis, 19- 1. Melakukan Penyuluhan Nazmia Kamis, 19- 1. Penyuluhan telah dilakukan : Nazmia
11-20 pada Kelompok Anak 11-20 a. Pada Anak Sekolah yang
Pukul 11.10 Usia Sekolah tentang Pukul 14.00 mengatakan sudah
WIB s/d kesiapsiagaan WIB s/d memahami bagaimana
selesai menghadapi bencana selesai kesiapsiagaan menghadapi
tanah longsor. bencana tanah longsor
2. Melakukan simulasi atau b. Anak Sekolah dapat
demonstrasi cara menjawab beberapa
menyelamatkan diri. pertanyaan mengenai cara
kesiapsiagaan bencana
tanah longsor
34
mengerti bagaimana cara
menyelamatkan diri saat terjadi
bencana tanah longsor
35
F. Evaluasi
36
BAB IV
LITERATUR REVIEW KEPERAWATAN BENCANA
A. Summary Jurnal
38
(60,0%) dalam kategorisasi
tidak baik. Hal ini
menunjukan bahwa
pengetahuan masyarakat
mengenai mitigasi bencana
tanah longsor di Desa
Melung baik. Pengetahuan
masyarakat yang
kurang baik disebabkan
karena pendidikan yang
rendah dari masyarakat
sesuai dalam karakteristik
responden dimana SD
sebanyak 27 orang atau
(54,0%), SMP sebanyak 9
orang atau (18,0%) dan SMA
sebanyak 14 orang atau
(28,0%).
2. Disaster Hidayati, 2020 Kegiatan ini telah dilakukan Guru dan Pemberdayaan anak usia Telah adanya pengetahuan dan
mitigation dkk selama 12 (dua belas) pekan anak-anak usia sejak dini untuk pemahaman tentang mitigasi
training dalam 3 (tiga) bulan dengan dini di memahami mitigasi bencana sehingga setiap
(pelatihan menggunakan metode Muhammadiya bencana merupakan tindakan bertujuan untuk
mitigasi observasi partisipatoris atau h Boarding meningkatkan self awareness
langkah awal membangun
bencana) observasi partisipan adalah School (MBS) mereka tentang bencana yang
Untuk anak suatu proses pengamatan yang Sang Surya,
masyarakat sadar bencana potensial terjadi, dan
usia dini di dilakukan oleh observer Kota Mataram sehingga ketika terjadi dimilikinya pengetahuan
muhammadiya dengan ikut mengambil bagian bencana guru dan anak kesiapsiagaan akan mitigasi
h boarding dalam kehidupan orang-orang anak usia dini ditempat ini bencana yang bertujuan untuk
school yang akan diobservasi, metode tidak lagi kebingungan dan mengatasi dan mengurangi
Sang surya, praktik langsung adalah panik karena telah dampak bencana atau resiko
kota mataram metode yang dilakukan oleh memahami bagaimana jangka panjang terhadap harta
39
guru dengan cara melakukan cara mengurangi risiko dan jiwa manusia.
praktek secara langsung sesuai bencana.
dengan materi yang akan
disampaikan kepada anak-
anak.
3. Evaluasi Nana 2020 Penilaian dan evaluasi Masyarakat Pembangunan sistem Berdasarkan hasil analisis dan
penerapan Sudiana teknologi ini mengacu kepada yang ada di peringatan dini bencana evaluasi data dapat
sistem metodologi audit teknologi. lokasi longsor di Kampung disimpulkan bahwa penerapan
peringatan dini Pada dasarnya audit teknologi Jatiradio, Desa Cililin, pilot project sistem peringatan
bencana atau evaluasi dilakukan Kecamatan Cililin, dini longsor di Kampung
Longsor di melalui tahapan proses Kabupaten Bandung Barat Jatiradio, Desa Cililin,
kampung persiapan atau perencanaan, telah memenuhi komponen- Kecamatan Cililin, Kabupaten
jatiradio, desa pengumpulan dan analisis komponen dari Standar Bandung Barat telah sesuai
cililin, data/informasi, pelaporan Nasional Indonesia (SNI dengan Standard Nasional
Kecamatan (Kelessidis, 2000; Lambrechts 8235:2017. Indonesia (SNI 8235: 2017)
cililin, et al., 2011). tentang Sistem Peringatan Dini
kabupaten Gerakan Tanah.
bandung barat
4. Pemetaan Al Khusna 2019 Jenis penelitian ini adalah Sampel Hasil penelitian ini Rendahnya pengetahuan
Kesiapsiagaan M, dkk deskriptif kuantitatif dengan penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kebencanaan yang dimilki oleh
Komunitas Di menggunakan kuisioner dari terdiri dari 275 tingkat kesiapsiagaan guru berdampak pada
SMP/MTs LIPI. guru dan 562 bencana siswa di sebagian pengetahuan yang dimiliki
Muhammadiya siswa yang besar SMP/MTs siswa, sehingga perlu adanya
h Dalam berada di Muhammadiyah Kabupaten peningkatan pengetahuan yang
Menghadapi SMP/MTs Karanganyar dalam dimiliki oleh guru.
Bencana Muhammadiya menghadapi bencana tanah
Tanah Longsor h Karanganyar longsor tergolong baik. Hal
Di Kabupaten ini dibuktikan dengan
Karanganyar tingginya presentase angka
kesiapsiagaan pada siswa
sebesar 62,8%.
40
Tingkat kesiapsiagaan dari
pihak sekolah belum siap
untuk mendukung siswa
dalam meningkatkan
kesiapsiagaan bencana
karena tingkat kesiapsiagaan
bencana yang dimiliki oleh
guru masih sangat rendah
dengan presentase tingkat
pengetahuan rata–rata
sebesar 27,47%.
41
B. Pembahasan
1. Kesiapsiagaan
dampak jika terjadi bencana tanah longsor. Apalagi bencana tanah longsor
bencana tanah longsor bagi komunitas sekolah. Tujuan dari penelitian ini
42
melakukan keterampilan yang diajarkan dan perkembangan
2. Bencana
(BNPB), menunjukkan bahwa pada tahun 2009 sampai dengan 2018, jumlah
berat 12.834 buah, rumah rusak sedang 4.718 buah, rumah rusak ringan
43
3. Pelatihan
internal dan eksternal. Faktor internal bersumber dari dalam dirinya sendiri
eksternal bersumber dari luar dirinya seprti stimulus yang diterima, bentuk,
menghadapi bencana.
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana dapat terjadi kapan saja dan dapat menimbulkan dampak
yang sangat merugikan baik itu material maupun nyawa terutama bagi
kelompok anak usia sekolah yang rentan menjadi korban dalam bencana.
bencana tanah longsor tentang evakuasi diri pada kelompok usia anak
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
45
2. Bagi Kelurahan
46
DAFTAR PUSTAKA
Http://Bpbd.Tanahlautkab.Go.Id/Definisi-Bencana-Menurut-Undangundang-
Nomor-24-Tahun-2007
Taufik, dkk. 2016. Identifikasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan SIG
(Sistem Informasi Geografis)(Studi Kasus: Kabupaten Kediri).
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh
Sipil (ITS). Rnal Teknik Its Vol. 5-No. 2. ISSN: 2337-3539 (2301-
9271.
Https://Www.Kemkes.Go.Id/Download.Php?File=Download/Penanganan-
Krisis/Buku_Pkk_Anak_Sekolah_Longsor.Pdf
Https://Www.Slideshare.Net/Mobile/Takayumelenciel/Tanah-Longsor-Blt
(Adiyoso 2018).
v
Muathofa R, 2019. Pengorganisasian Masyarakat Dalam Upaya Mitigasi
Bencana Tanah Longsor Daerah Aliran Sungai Air Terjun Rambut
Moyo Desa Palangsari Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan.
Skripsi : Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya.
vi
LAMPIRAN
vii
viii
ix
x