Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

FENOMENA FISIK ATAU ALAM

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD 1

DOSEN PENGAMPU

FATHUL JANNAH, M. Pd

DISUSUN OLEH

KELAS 2B

KELOMPOK 3
MUHAMMAD AMIN HAFIZ [2110125210067] 09
MAHMUDAH [2110125220048] 18
PUSPITA SARI [2110125220081] 23
MUNAZAR [2110125320011] 32

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Fenomena Fisik atau Alam” dengan tepat waktu. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Fathul Jannah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Sosial SD 1 atas segala bimbingan, arahan serta saran yang
diberikan kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
2. Mahasiswa/i Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar khususnya kelas 1B
angkatan 2021.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu segala
kritik dan saran sangat diharapkan guna membangun kemajuan di masa depan.
Semoga makalah ini akan bermanfaat bagi para pembaca dan bagi seluruh pihak
yang berkepentingan.

Banjarmasin, 15 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Fenomena Fisik yang Terjadi di Indonesia...................................................3

B. Fenomena Fisik yang Terjadi di Luar Negeri...............................................5

C. Penyebab Terjadinya Fenomena Fisik/Alam................................................6

D. Lingkungan Fisik Nusantara dan Hubungan Dengan Manusia....................8

E. Letak Wilayah Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Alam Indonesia.............21

BAB III PENUTUP...............................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

Bibliography...........................................................................................................27

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 lubang biru raksasa atau great blue hole............................................7

Gambar 2 waterspots atau tornado.....................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena merupakan rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan
yang dapat diamati dan dinilai melalui kacamata ilmiah. Fenomena disebut
juga hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan dapat terjadi secara
tidak terduga dan mustahil dalam pandangan manusia. Fenomena alam
merupakan peristiwa non-artifasial (kejadian alami) dalam pandangan
fisika, dan kemudian tidak tercipta oleh manusia, meskipun dapat
mempengaruhi manusia.
Manusia tidak bisa lepas dari dari alam, karena alam memenuhi
kebutuhan manusia. Namun di sisi lain alam juga memberikan dampak
yang buruk atau disebut sebagai bencana. Bencana merupakan peristiwa
yang mengancam kehidupan manusia yang mengakibatkan korban jiwa,
harta benda, maupun dampak psikologis. Fenomena bencana alam
merupakan gejala alam yang terjadi pada suatu wilayah yang dapat
ditangkap oleh pancaindra manusia. Fenomena ini terjadi setiap saat pada
setiap bagian wilayah Indonesia yang rawan bencana alam. Untuk
mengatasi dampak bencana maka manusia harus memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam menghadapi bencana.
Geografi fisik cenderung memfokuskan asosiasi ciri-ciri alam fisik
muka bumi dalam konteks pengaruh terhadap kehidupan manusia secara
keruangan atau dapat dikatakan geografi fisik merupakan bagian studi
geografi sejati yang menekankan persamaan dan perbedaan fenomena
alam fisik di muka bumi dengan sudut pandang kelingkungan dan
kewilayahan dalam konteks keruangan untuk pengelolaan wilayah dan
pembangunan berkelanjutan supaya manusia hidup sejahtera.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Apa saja fenomena fisik yang terjadi di Indonesia?
2. Apa saja fenomena fisik yang terjadi di luar negeri?
3. Apa penyebab terjadinya fenomena fisik/alam?
4. Bagaimanakah lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan
dengan manusia?
5. Bagaimanakah letak wilayah Indonesia dan pengaruhnya bagi keadaan
alam Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarakan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut
beberapa tujuan penulisan makalah:
1. Untuk mengetahui fenomena fisik yang terjadi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui fenomena fisik yang terjadi di luar negeri.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena fisik/alam.
4. Untuk mengetahui lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan
dengan manusia.
5. Untuk mengetahui letak wilayah Indonesia dan pengaruhnya bagi
keadaan alam Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fenomena Fisik yang Terjadi di Indonesia


1. Gunung Meletus
Indonesia merupakan negara yang dikenal karena kesuburannya.
Kesuburan Indonesia dipengaruhi oleh banyaknya gunung berapi yang
ada. Abu vulkanik hasil letusan gunung berapi dapat menyuburkan tanah.
Selain membawa kesuburan, keberadaan gunung berapi juga
menimbulkan kekhawatiran masyarakat sekitar. Letusannya yang bisa
terjadi sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana. Gunung meletus
dapat menyebabkan kerusakan bangunan, hancurnya lahan pertanian,
bahkan korban jiwa.
Meletusnya gunung berapi disebabkan adanya pergerakan magma
di dalam perut gunung. Pergerakan magma di dalam perut gunung
disebut intrusi. Pergerakan magma hingga keluar dari kawah disebut
ekstrusi atau erupsi. Magma dapat naik ke permukaan karena adanya
tekanan gas panas di dalam perut gunung. Magma naik melalui celah
yang ada, baik melalui kawah pusat maupun celah lainnya.
Celah-celah gunung berapi sewaktu-waktu dapat tersumbat oleh
lava yang mengental dan menimbulkan tekanan. Tekanan magma
tersebut dapat menyebabkan letusan. Peristiwa meletusnya tekanan
magma dari perut gunung itulah yang disebut gunung meletus.

2. Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsunami memiliki arti
gelombang pelabuhan. Masyarakat Jepang menyebutnya demikian karena
gelombang tsunami baru dapat dilihat dan dirasakan dahsyatnya ketika
telah mencapai pelabuhan.
Gelombang tsunami dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama,
tsunami disebabkan karena terjadi gempa di dasar laut. Kedua, tsunami

3
4

disebabkan karena longsor di laut. Ketiga, tsunami disebabkan karena


letusan gunung berapi. Tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi
terjadi karena patahan lempeng di dasar laut bergerak ke atas atau turun
ke bawah (vertikal) secara tiba-tiba. Akibatnya, air di permukaan akan
surut karena tersedot ke bagian yang patah. Sesaat kemudian air akan
menghempas kembali, mengalir, dan menghasilkan gelombang besar atau
tsunami.

3. Gempa
Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari perut bumi. Getaran
gempa bumi merupakan getaran bergelombang yang terjadi pada lapisan
kulit bumi. Kekuatan gelombang gempa bumi ada yang lemah dan ada
yang sangat kencang.
Di dunia ini terdapat enam belas lempeng raksasa. Indonesia
terletak di antara tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, lempeng
Pasifik, dan lempeng Indoaustralia. Pergerakan ketiga lempeng tersebut
sangat mungkin bertumbukan antara satu dan yang lainnya. Karena itu,
daerah-daerah di sekitar patahan lempeng sangat berisiko mengalami
gempa bumi.
Selain terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik,
Indonesia juga terletak di jalur cincin api Pacific. Jalur cincin api Pasific
merupakan jalur pegunungan berapi aktif di dunia. Banyaknya gunung
berapi aktif ini memungkinkan sering terjadinya gempa bumi akibat
pergerakan magma di dalam perut gunung.

4. Angin Putting Beliung


Puting beliung adalah angin kencang yang berputar yang keluar
dari awan Cumulonimbus (Cb) dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots
atau 64,4 km/jam dan terjadi dalam waktu singkat. Fenomena puting
beliung sering terjadi di Indonesia pada musim transisi atau musim hujan
yang disebabkan oleh adanya awan Cumulonimbus. Waktu terjadinya
5

kebanyakan pada siang atau sore hari dengan durasi yang singkat dan
bersifat sangat merusak untuk daerah-daerah yang dilewati.

B. Fenomena Fisik yang Terjadi di Luar Negeri


1. Petir Abadi Catatumbo
Badai petir merupakan salah satu fenomena cuaca yang paling
umum terjadi pada wilayah tropis maupun sub-tropis di seluruh dunia.
Karakteristik utama adalah keberadaan kilat dan petir yang dibawa oleh
tipe awan Cumulonimbus. Serta umumnya terjadi bersama dengan angin
kencang dan hujan lebat, bahkan tidak jarang menimbulkan hujan es
(hail) serta putting beliung (tornado). Badai petir umumnya terjadi akibat
proses upward yang kuat dari udara hangat dan lembap yang
dibangkitkan oleh konveksi di permukaan bumi.
Petir yang ditimbulkan oleh badai petir juga diketahui sebagai
salah satu sumber gas-gas NOx, yang dapat memberikan pengaruh pada
lapisan ozondi atmosfer, sehingga badai petir secara tidak langsung ikut
mempengaruhi iklim global (Schumann & Huntrieser, 2007).
Petir abadi Catatumbo merupakan salah satu fenomena alam yang
terdapat di Venezuela. Nama Catatumbo sendiri sebenarnya adalah salah
satu nama sungai di Venezuela yang bermuara di Danau Maracaibo. Petir
abadi ini selalu muncul berlompatan dari satu awan ke awan yang lain
setiap saat.

2. Bioluminesensi
Fenomena pemancaran cahaya disebut dengan bioluminesensi yang
dihasilkan oleh makhluk hidup (Dunlap 2009). Kemampuan
bioluminesensi banyak dimiliki oleh organisme laut, sekitar 80%
organisme bioluminesensi mendiami lautan dan dapat dijumpai di
kedalaman kurang dari 1000 m (Shimomura 2006; Herring dan Widder
2001).
6

Bioluminesensi merupakan hasil dari proses reaksi kimia alami,


produksi dan emisi cahaya dihasilkan oleh energi lewat oksidasi dari
substrat (lucifen) yang dikatalis oleh enzim (luciferase) (Haddock et al.
2010; Schrope 2007; Herring dan widder 2001). Ikan dapat memperoleh
enzim luciferase dengan berbagai cara, salah satunya adalah lewat
simbiosis dengan bakteri luminesen pada organ cahayanya, contohnya
pada jenis ikan ponyfish, pinecone fish, deep-sea anglerfishes, (Herring
dan Widder 2001), cardinasfishes, flashlight fishes (Hellinger 2017).

3. Cave of the Crystals


Cueva de los Cristales (Cave of the Crystals) atau gua kristal,
adalah gua yang terdapat di daerah Naica Mine, Chihuahua, Meksiko. Di
dalam Gua dipenuhi dengan air yang kaya kalsium-sulfat. Kalsium sulfat
dapat membentuk beberapa mineral, gipsum (CaSO 4 ·2H 2 O),
khususnya varietas transparan dan tidak berwarna yang dikenal sebagai
selenit, menjadi mineral dominan di gua-gua.

Kristal gua terbentuk karena ada dapur magma bawah tanah di


bawah gua. Magma yang memanaskan air tanah dan menjadi jenuh
dengan mineral, termasuk sejumlah besar gipsum. Ruang rongga gua itu
diisi dengan air panas mineral yang kaya dan tetap penuh selama sekitar
500.000 tahun serta suhu air tetap sangat stabil di atas 50 ° C. Hal ini
menyebabkan kristal mikroskopis terbentuk dan tumbuh.

C. Penyebab Terjadinya Fenomena Fisik/Alam


Fenomena alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika,
dan kemudian tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi
manusia semisal bakteri, penuaan, dan bencana alam. Contoh umum dari
fenomena alam termasuk letusan gunung berapi, cuaca, dan pembusukan.
Sebagian besar fenomena alam tak berbahaya seperti hujan. Fenomena alam
seperti bencana alam merupakan suatu peristiwa yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia. Bencana alam tersebut dapat berupa
banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, angin puting beliung,
7

kebakaran liar, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan angin, dan
sebagainya.
Fenomena adalah hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan dapat
terjadi dengan tidak terduga dan tampak mustahil dalam pandangan manusia.
Berikut beberapa fenomena alam yang menakjubkan yang terjadi di dunia:

1. Lubang Biru Raksasa atau Great Blue Hole

Lubang biru raksasa atau geat blue


hole merupakan suatu lubang yang
berada di lautan yang berbentuk
menyerupai sebuah lingkaran
Gambar 1 Lubang Biru Raksasa
atau Great Blue Hole sempurna. Lubang biru raksasa ini
mempunyai diameter 0,4 kilometer dengan kedalaman mencapai 145
meter. Di sisi- sisi lubang biru raksasa ini terdapat banyak karang yang
membatasinya. Karang- karang ini masih termasuk ke dalam komplek
karang lighthouse. Lubang biru raksasa ini terdapat di dekat pusat kota
Bleize, Amerika Tengah. Tepatnya berada pada jarak 60 mil dari pusat
kota Bleize.

2. Waterspouts atau Tornado di atas Air

Tsunami merupakan bencana alam


yang disebabkan naiknya
gelombang laut ke daratan dengan
kecepatan tinggi. Itu terjadi adanya
Gambar 2 Waterspots atau gempa yang terjadi dan berpusat di
Tornado
bawah lautan. Biasanya tsunami
terjadi apabila gempa melebihi 7 skala richter. Sebanyak 90 persen
tsunami disebabkan oleh pergerakan lempeng yang terletak di bawah
lautan. Gempa yang terjadi di dasar laut akan berdampak munculnya
tekanan ke arah vertikal. Kemudian dasar laut akan naik dan turun dalam
rentang waktu yang singkat. Air di pantai akan surut ke tengah sungai.
Itu membuat keseimbangan air laut yang kemudian menjadi gelombang
8

besar dan bergerak ke wilayah daratan. Tsunami merambat dengan


kecepatan mencapai 500 hingga 1.000 kilometer per jam. Saat mencapai
pantai kecepatan berkurang menjadi 30 hingga 50 kilometer per jam.

Demikian beberapa contoh fenomena alam yang terjadi dunia, walaupun


ada beberapa fenemona alam yang tidak berdampak buruk bagi manusia,
tetapi kita harus selalu waspada terhadap apa yang akan terjadi di alam
semesta ini. Alam banyak menyimpan rahasia dan berbagai macam fenomena
yang kadang kala di luar nalar manusia. Meski misterius fenomena alam
bukanlah karena hal-hal gaib. Fenomena alam banyak yang sulit di percaya
bahkan sering kali kita tidak percaya dengan keajaiban alam yang mungkin
bisa dibilang di luar pemikiran manusia.

D. Lingkungan Fisik Nusantara dan Hubungan Dengan Manusia


Aspek fisik wilayah nusantara sangat besar pengaruhnya terhadap
perumusan kebijakan nasional (bidang politik), misalnya perjuangan Provinsi
Kepulauan, pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, penataan ruang wilayah
laut-pesisir-DAS terpadu, pengelolaan wilayah pesisir terpadu dan
sebagainya. Wilayah Indonesia sering terjadi bencana alam, seperti gempa
bumi tektonik, letusan gunung api, banjir, tanah longsor, kekeringan, intrusi
air laut dibeberapa kota dan sebagainya yang banyak menimbulkan masalah
dalam masyarakat. Dengan pengetahuan ini diharapkan dapat melakukan
mitigasi sejumlah bencana alam tersebut, guna mengurangi korban jiwa,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan dan sebagainya. Setting wilayah
perlu diketahui, dalam rangka mitigasi bencana alam antara lain melalui
kebijakan penataan ruang wilayah, dan peningkatan sumberdaya manusia.
Dalam aspek fisik wilayah, diuraikan topologi, geologi, geomorfologi, pedoli,
klimatologi, hidrologi, biogeografi dan oseanografi Indonesia.

1. Aspek Fisik Wilayah


a. Topologi
Aspek topologi meliputi letak, luas, batas, dan bentuk fisik
wilayah. Aspek ini terkait dengan kehidupan social, ekonomi, budaya
dan politik dan system pertahanan dan keamanan. Secara astronomis,
9

wilayah Indonesia terletak pada 60 LU-110 LS dan 950 BT-1410 BT.


Berdasarkan posisi busurnya, wilayah Indonesia berada di belahan
timur, sedangkan berdasarkan posisi lintangnya, sebagian besarnya
berada di belahan bumi selatan. Jarak ujung Barat hingga ujung Timur
5.120 kilometer, ujung Utara hingga ujung Selatan 1.760 kilometer
(10 bujur atau lintag di khatulistiwa besarnya ± 111 km ) . apabila
diperhatikan pada peta NKRI, batas paling utara 60 LU tepat melewati
pulau Weh (Provinsi Nangroe Aceh Darussalam), batas paling selatan
110 LS tepat melewati pulau Rote (Provinsi Nusa Tenggara Timur),
batas sebelah barat 950 BT melewati Pulau Breueh (Provinsi Nangroe
Aceh Darussalam), dan batas sebelah timur 1410 BT melewati
Merauke (Provinsi Papua).
Indonesia tergolong daerah lintang paling rendah (low lituted),
berada di daerah tropic, dimana jalur khatulistiwa melewatinya.
Indonesia termasuk iklim tropic basah. Pada daerah-daerah
khatulistiwa, curah hujan cukup banyak dan merata sepanjang tahun
(pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua) sehingga daerah ini tertutup
hutan belantara dan terdapat beberapa sungai besar. Perubahan suhu
tidak terlalu besar, sehingga relative tidak ada gangguan badai topic,
kecuali mungkin dekat dengan daerah perbatasan iklim (sesekali
terjadi siklon tropic).

Indonesia terletak memanjang menurut garis lintang, ini berarti


diperlukan beberapa daerah waktu. Perbedaan garis bujur Indonesia
sebesar 460(1410-950), terdapat selisih waktu +- tiga jam.
Berdasarkan Kepres RI Nomor 41 Tahun 1987, wilayah NKRI
dipenggal menjadi tiga daerah waktu yaitu Waktu Indonesia Barat
(WIB): GMT + 7 Jam dengan derajat tolok 0 meliputi seluruh Provinsi
di Pulau Sumatera, Jawa-Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah; (2) Waktu Indonesia Tengah (WITENG): GMT + 8 Jam
dengan derajat tolok 1200 BT, meliputi Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Bali, NTB, NTT serta seluruh Provinsi di Pulau
10

Sulawesi; (3) Waktu Indonesia Timur (WIT): GMT + 9 Jam dengan


derajat tolok 1350 BT, meliputi Maluku, dan Papua.

Kedudukan suatu tempat terhadap daerah-daerah lain


disekitarnya, dinamakan letak geografis. Secara Geografis, Indonesia
diapit oleh dua benua (Benua Asia dan Benua Australia) dan dua
samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia).

Indonesia merupakan pertemuan tiga deretan pegunungan di


dunia. Pertama, deretan pegunungan Alpen-Banda atau Pegunungan
Mediteran. Deretan pegunungan ini terbentang dari pegunungan Alpen
di Eropa Barat melalui pegunungan di Birma, Kepulauan Andaman,
Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Wetar, Damar dan
berakhir di Laut Banda. Kedua, deretan pegunungan Asia Timur.
Pegunungan ini merupakan bagian dari Pegunungan lingkar Pasifik,
yang bermula di Pegunungan Andes di Amerika Selatan, melalui
Pegunungan Rockies di Amerika Utara, Alaska, melingkari Samudera
Pasifik hingga ke Jepang dan terus ke Selatan. Deretan pegunungan
Asia Timur terbentang dari Jepang, Taiwan, Filipina, kemudian
bercabang di Kalimantan (Pegunungan Muller dan Schwaner) dan
Sulawesi (sepanjang Sulawesi Utara). Ketiga, deretan Pegunungan
Lingkar Australia. Pegunungan ini terbentang dari Selandia Baru,
melalui Pulau Kaledonia di sebelah timur Australia, bagian utara
Papua Nugini dan Papua, berakhir di Pulau Halmahera.

b. Geologi
Tatanan geologi Indonesia rumit, akibat interaksi tiga lempeng
tektonik utama dunia, yaitu Lempeng samudera Pasifik yang bergerak
ke arah barat daya dengan kecepatan 9 cm/tahun. Lempeng Samudera
Hindia-Lempeng Benua Australia yang bergerak ke arah utara dengan
kecepatan 7 cm/tahun, serta Lempeng Benua-Eurasia yang bergerak
ke arah Timur-Tenggara dengan kecepatan 1 cm/tahun, menyebabkan
11

terjadinya berbagai peristiwa geologi yang spektakuler, seperti


kegiatan magmatic dan terbentuknya zona-zona kegempaan yang
tinggi, terangkatnya kerak bumi sehingga mempunyai topografi lebih
tinggi dari paras laut pada saat pasang maksimum atau yang kemudian
dikenal sebagai pulau dan pembentukan cekungan-cekungan
sedimenter yang kaya akan berbagai potensi sumberdaya mineral serta
pembentukan keanekaragaman bentuk lahan (land form) serta
berkembangnya berbagai jenis tanah.

Bumi terdiri dari lempeng-lempeng tektonik yang selalu


bergerak. Pergerakan lempeng memungkinkan adanya saling
tubrukan. Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik
utama dunia, yaitu Eurasia (Asia), Hindia Australia dan lempeng
Pasifik. Indoneia berada pada busur kepulauan (Santoso, 1993). Suatu
busur kepulauan aktif merupakan suatu anomaly di permukaan bumi,
dengan ciri-ciri bentuk rangkaian kepulauan yang menerus, rangkaian
gunung api aktif, palung laut pada arah lautan dan bentuk cawan
mendatar pada arah kontinen, adanya anomaly isostasi gravitasi,
aktivitas seismic, pergerakan kerak bumi sedang berjalan. Busur
tersebut berhimpit dengan sabuk orogenesa.

c. Geomorfologi
Kajian mengenai bentuk lahan (landform) pembentuk muka
bumi, baik diatas maupun di bawah paras laut dan difokuskan pada
genesis dan perkembangannya pada masa akan datang serta
konteksnya dengan lingkungan, dinamakan geomorfologi
(Verstappen, 1983). Wilayah darat Nusantara terdiri dari
keanekaragaman bentuk lahan seperti bentuk lahan structural
(pegunungan, perbukitan, bukit) bentuk lahan vulkanik, bentuk lahan
denudasional, bentuk lahan fluvial, bentuk lahan pelarutan (karst).
Wilayah pesisir ada bentuk lahan biogen (hutan mangrove, terumbu
karang, dsb.). aspek bentuk lahan berupa gambaran relief (topografi)
dasar laut Nusantara merupakan yang terunik di dunia. Semua tipe
12

topografi terdapat di dasar perairan laut Nusantara, seperti paparan


(shelf), depresi yang dalam dengan berbagai bentuk (parit, basin, dan
palung laut), berbagai bentuk elevasi yang dalam berupa pegunungan
(rise,ridge), gunug bawah laut (sea mount), dan sebagainya.
Keanekaragaman bentuk lahan tersebut terbentuk karena adanya (1)
proses endogenic, proses yang mekanisme kejadiannya berasal dari
pelepasan energy yang terakumulasi dalam bumi produk interaksi
antarlempeng litosfer; (2) proses eksogenik, proses yang mekanisme
kejadiannya berasal dari luar bumi produk interaksi komponen
geosfer; (3) proses biogenic, proses yang mekanisme kejadiannya
berasal dari aktifitas hewan dan tumbuhan; (4) proses antropogenik,
proses pembentukan bentuk lahan akibat aktifitas manusia.
Bentuk lahan struktural di Indonesia berupa keanekaragaman
pegunungan, dan perbukitan. Deretan pegunungan Nusantara meliputi:
1) Deretan pegunungan sunda, yaitu deretan pegunungan yang
berjajar dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
Maluku Selatan dan berakhir dipulau Banda;
2) Deretan pegunungan Sahulatau Sirkum Australia, yaitu deretan
pegunungan yang berjajar dari Australia, ujungtTimur Pulau
Papua, masuk melalui bagian tengah Papua dengan Puncak
tertinggi Jayawijaya;
3) Deretan pegunungan Sangihe, yaitu deretan pegunungan yang
membujur dari Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), masuk ke
Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan gunung una-una yang
sering meletus) hingga ke Sulawesi Selatan; dan
4) Deretan pegunungan Halmahera, yaitu deretan pegunungan yang
berderet mulai dari Pulau Talaud, Pulau Maju dan Tifor di
Maluku Utara, masuk ke Halmahera serta ke kepulauan
Halmahera.
Gunung api adalah suatu bentuk imbulan di permukaan bumi,
pada umumnya berupa kerucut raksasa, kerucut terpancung, kubah
atau bukit yang diakibatkan oleh penerobosan magma ke muka bumi.
13

Persebaran Gunung api Nusantara berasosiasi dengan daerah


subduksi.

Gunung api Nusantara didominasi oleh gunung api tipe strato,


yaitu gunung api yang berbentuk seperti kerucut, material yang
dikeluarkan pada waktu terjadi erupsi berselang-seling antara lava cair
encer dan lava cair kental. Gunung api tipe ini makin lama akan makin
lebih tinggi. Pada waktu gunung api meletus, material yang
dikeluarkan terdiri atas tiga jenis, yaitu material padat, material cair
(lava cair), dan gas. Material padat disebut piroklastika, yang meliputi;
(a) batu-batu besar, yang disebut bom, (b) batu-batu kecil, disebut
lapilli, (c) kerikil dan pasir, (d) debu atau abu vulkanis. Gas-gas yang
dikeluarkan oleh gunung api disebut ekshalasi. Gas-gas tersebut dapat
berwujud Asam Sulfida (H2S), Asam Sulfat (H2SO4), Carbon
Dioksida (CO2), Klorida (CL), Uap Air (H2O) dan Sulfida (HCL).

Pantai di Indonesia terdiri dari berbagai tipe, ada tipe pantai


berundak, pantai structural, pantai landai, pantai pulau-pulau karang,
pantai berbatu, dan pantai vulkanik. Daerah pantai di Indonesia
disusun oleh bentuk lahan beting gisik, gisik pasiran, antasan, bura,
tembolo, delta, guguk pasir, gambut, dan hutan mangrove. Beting
gisik dan gisik pasiran yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia
banyak terdiri dari material hasil letusan gunung api.

Wilayah daratan Indonesia juga tersusun dari bentuk lahan karst


(pelarutan) yang terdiri dari batu gamping dan dolomite seluas
154.032 km2, tersebar di beberapa pulau besar (Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Papua Barat serta kepulauan Nusa Tenggara, Bali, dan
Maluku). Secara spasial bentuk lahan karst meliputi: (1) karst tipe
Gunungsewu, (2) tipe Maros, (3) Tipe Kalimantan dan Papua, (4) tipe
Gombong Selatan, (5) tipe Wawolesea, dan (6) tipe Pulau Timor dan
Semau (Tipe Kupang dan Semau).

d. Pedologi dan Edapologi


14

Kajian mengenai proses-proses pembentukan tanah beserta


factor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survey tanah, dan cara-
cara pengamatan tanah di lapang di namakan pedalogi. Apabila tanah
merupakan tubuh alam, sebagai materi, dan sebagai factor produksi.
Sebagai tubuh alam, tanah dibentuk oleh proses-proses dan factor-
faktor pembentuk tertentu. Sebagai bahan atau meteri tanah memiliki
sifat-sifat tertentu (sifat fisika, sifat kimia, sifat biologi). Sebagai
factor produksi tanah memiliki produktivitas tertentu, nilai tertentu
untuk kesejahteraan & kelangsungan hidup umat manusia.

e. Klimatologi
Klimatologi mempelajari iklim, yang membahas proses dan
fenomena yang terjadi di atmosfer bumi. Rata-rata keadaan cuaca
dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, disebut
iklim (Nasir, 1994). Iklim satu daerah ditentukan oleh sejumlah unsur
iklim, terutama sinar surya, suhu, curah hujan, kelembaban udara, arah
dan kecepatan angin. Kepulauan Indonesia yang berada di sekitar
Khatulistiwa mempunyai iklim tropis yang panas dan lembab. Iklim
Indonesia juga dipengaruhi oleh angin musim timur laut dan angin
musim tenggara, yang menimbulkan musim hujan dan musim
kemarau. Rata-rata suhu udara Indonesia 270 C.
Udara yang bergerak arah horizontal atau hamper horizontal dari
daerah yang bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara
rendah, dinamakan angin. Angin yang mempengaruhi iklim Indonesia
adalah angin musim, Indonesia diapit oleh dua benua, yaitu Asia dan
Australia. Angin musim yang melalui Indonesia terjadi karena
perbedaan musim dingin dan musim panas di kedua benua itu. Antara
bulan Oktober dan Maret, di Asia berlangsung musim dingin dan di
Australia musim panas. Di Australia tekanan udara rendah, karena
pemanasan surya yang kuat. Dengan demikian angin bertiup dari Asia
ke Australia. Angin ini adalah angin musim timur laur dibelokan
arahnya ke kiri sehingga menjadi angin musim barat laut.
15

Lebih dari sebagian wilayah daratan Indonesia mendapat curah


hujan di atas 2.000 mm setahun. Besarnya curah hujan ini membuat
iklim Indonesia pada umumnya sangat lembab. Daerah dengan curah
hujan < 2.000 mm setahun hanya 10 % dari wilayah selatan,
sedangkan daerah kering dengan curah hujan < 1.000 mm setahun
hanya 0,2 %. Kawasan timur Indonesia curah hujannya lebih sedikit
dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia.

f. Hidrologi

Hidrologi mempelajari seluk beluk ar, kejadian dan


distribusinya, sifat alami, dan sifat kimiawinya, serta reaksinya
terhadap kebutuhan manusia dan makluk hidu lainnya (Sri Harto,
1993). Aliran air tawar atau payau yang mengalir melalui terusan
alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul alam
selanjutnya bermuara di laut, danau atau saluran lainnya, dinamakan
sungai. Sedangkan, sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah
topografik (punggung bukit) yang menampung, menyimpan, dan
mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang
bermuara di danau, atau laut, dinamakan daerah aliran sungai,
disingkat DAS. Indonesia memiliki 5.886 buah sungai induk yang
tersebar diseluruh wilayah daratan Indonesia.

Sungai-sungai besar di Indonesia banyak terdapat di pulau-pulau


besar yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Sungai-sungai ini
bermata air dipegunungan dan mengalir ke laut sepanjang ratusan
kilometer. Di Sulawesi, Maluku, Bali, NTB, NTT sungai-sungai pada
umumnya pendek. Wilayah daratan pulau-pulau ini sempit dan tidak
memiliki dataran rendah yang luas. Hanya sungai Konoweha di
Sulawesi Tengah merupakan sungai yang agak panjang.

Cekungan luas di daratan yang kemudian digenangi air,


dinamakan danau. Air danau umumnya berasal dari air hujan atau air
tanah. Danau-danau di Indonesia terbentuk karena kegiatan gunung
api, geraan tektonik, dan dibuat manusia. Kegiatan gunung api di
16

Indonesia menyebabkan terjadinya danau kawah (danau Kaldera dan


Danau Maar). Danau kawah terbenuk apabila kawah gunung api yang
mati terisi air hujan kemudian menjadi danau, karena batuan di dasar
kawah tidak dapat ditembusi air.

Pada beberapa muara sungai besar di Sumatera, Papua,


Kalimantan, dan beberapa tempat di Sulawesi banyak dijumpai rawa-
rawa luas. Sebagaimana rawa-rawa luas. Sebagaimana rawa-rawa ini
terpengaruh oleh pasang-surut air sungai, tetapi ada juga raa yang
tergenang. Air rawa yang tergenang umumnya masam, dasarnya
terdiri dari lapisan gambut yang tebal. Pada bagian rawa yang
mendapat pengaruh pasut derajat keasamannya lebih rendah.

Persebaran air tanah di Indonesia tidak merata. Ada beberapa


ubahan yang mempengaruhi ketersediaan air tanah pada satu daerah
yaitu curah hujan, jenis batuan, lereng medan, tutupan lahan dan
penggunaan lahan. Batuan yang paling baik daya kandungnya adala
batuan vulkaniklastika, endapan lepas, batu gamping. Biogeografi
mempelajari pola-pola persebaran hewan dan tumbuhan pada
permukaan bumi serta proses-proses yang menyebabkannya.

g. Biogeografi
Biogeografi meliputi Fitogeografi (Geografi Tumbuhan),
mempelajari pola-pola persebaran tetumbuhan pada permukaan bumi
serta proses-proses yang menyebabkannya; dan Zoogeografi (Geografi
Hewan), mempelajari pola-pola persebaran hewan pada permukaan
bumi serta proses-proses yang menyebabkannya.

Persebaran flora Nusantara dapat diklasifikasi ke dalam Tiga


Kawasan, yaitu Kawasan Barat Nusantara, Kawasan Tengah
Nusantara, dan Kawasan Timur Nusantara (Ruhimat, 2006). Flora
Asia pada ummnya. Oleh arena itu, Flora Kawasan Barat Nusantara
sering pula dinamakan Flora Asiatis. Faktor terjadinya kesamaan
tersebut disebabkan oleh proses geologi, di mana pada masa lalu
wilayah barat Nusantara pernah bersatu dengan benua Asia. Flora
17

Kawasan Barat Nusantara ini, sering pula dinamakan Flora Sumatera-


Kalimantan. Flora Kawasan Barat Nusantara terdiri atas beberapa
kelompok, yaitu hutan hujan tropik, hutan musim, hutan musim, hutan
pantai, dan sabana tropis.

Persebaran fauna atau dunia hewan di Indonesia


memperlihatkan cirri yang khas. Fauna Indonesia dapat dikelompokan
dalam tiga aerah fauna, yatu kawasan barat Indonesia, kawasan timur
Indonesia dan kawasan tengah Indonesia.

h. Oseanografi
Oseanografi memfokuskan diri dalam kajian aspek geologi,
fisika, kimia, dan biologi kelautan. Paparan Sunda merupakan paparan

benua dengan luas 1,8 juta , paparan terluas didunia. Paparan


ini menghubungkan pulau-pulau jawa, Kalimantan, dan Sumatera
dengan daratan Asia, dan meliputi antara lain Laut Cina, teluk
Thailand, selat malaka dan Laut Jawa.

Sebelah utara Australia terhampar paparan Sahul, dengan luas

1,5 juta , dirinci Paparan Arafura 930.000 , dan

paparan Sahul dan paparan Rowley masing-masing 300.000 .


Paparan Arafur mempunyai kedalaman 30-90 m. Pada paparan ini
terdapat Kepulauan Aru, terdiri dari lima pulau yang masing-masing
disatukan oleh selat-selat sempit seperti sungai, dengan dasar lebih
dalam dari dasar paparan sekitarnya. Sebuah punggun yang tak
terlampaui jelas terdapat memanjang mulai dari Aru kearah timur
yang dikenal sebagai Punggung Marauke (Marauke Rise).

Suhu air laut pada permukaan perairan laut di Indonesia

umumnya berkisar antara - C. Pada lokasi umbalan


(upwelling) misalnya di Laut Banda suhu air permukaan bisa turun

sampai C. Suhu dekat pantai biasanya sedikit lebih tinggi


daripada didaerah lepas pantai. Pada goba (lagoon) yang dangkal atau
dikobakan air yang terperangkap karena air surut, terjadi suhu panas
18

disiang hari, kadang-kadang dapat mencapai lebih dari dari C.


Salinitas secara umum dapat disebut sebagai jumlah kandungan garam
dari suatu perairan, yang dinyataan dalam permil. Salinitas permukaan
peairan laut rata-rata berkisar antara 32-34 permil. Hal ini disebabkan
di daerah tropic banyak turun hujan disamping banyak sungai yang
bermuara ke laut.

Tinggi gelombang rerata di perairan laut Indonesia berkisar 1,5


– 2,5 meter (Susanto, 1987). Gelombang setinggi ini sudah dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi pembakit listrik tenaga
gelombang.Wilayah perairan laut Indonesia memiliki keanekaragaman
hayati laut seperti berbagai jenis terumbu karang, hutan mangrove,
rumpu laut, padang lamun serta berbagai jenis ikan (demersal dan
pelagik). Perairan laut Indonesia juga kaya sumberdaya mineral,
logam, minyak lepas pantai dan sebagainya.

2. Aspek Manusia
a. Kependudukan
Menurut Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduk
Indonesia sebanyak 179.321.641 jiwa, meningkat menjadi
203.456.005 jiwa pada Sensus Penduduk 2000. Pada tahun 2005
jumlah pendudukan Indonesia mencapai 225. Juta jiwa. Pertumbuhan
rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 1990-2000
adalah 1,61 %, kemudian periode 2000-2005 turun menjadi 1,40 %.
Diproyeksikan periode 2005-2010 pertumbuhan penduduk Indonesia
akan turun menjadi 1,07 persen dan 2010-2020 akan turun lagi
menjadi 0,68 persen.

Angka fertilitas, yang diukur dengan Total Fertilty Rate (TFR)


mengaami penurunan dari 5,6 anak peribu pada tahun 1960-an
menjadi 2,9 anak peribu pada periode 1990-1995, dan menurun lagi
menjadi 2,6 anak peribu pada periode 1995-2000. Angka kelahiran
kasar (CBR) mengalami penurunan dari 43.00 tahun 1961-1970
menjadi 29,6 selama tahun 1990-1995, dan menurun lagi menadi 29,4
19

selama 1995-2000. Angka kematian bayi di Indonesia mengalami


penurunan dari 142 per 1.000 kelahiran menjelang tahun 1971
menjadi 70 per 1.000 kelahiran menjelang tahun 1990, dan menjelang
tahun 2000 turun menjadi 66 per 1.000 kelahiran.

Angka urbanisasi (proporsi ang tinggal diperkotaan) terus


meningkat. Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan naik dari 225
per 1.000 tahun 1960 menjadi 84 per tahun 1995, turun lagi menjadi
80 per 1.000 tahun 2000. Angka urbanisasi (proporsi yang tinggal di
perkotaan) terus meningkat. Penduduk yang tinggal di daerah
perkotaan naik dari 22,4 % pada tahun 1980 menjadi 30,9 % dan
meningkat lagi menjadi 35% pada tahun 1995 (Triptoherijanto, 1998).
Ananta (1997) memproyeksikan bahwa penduduk Indonesia tinggal di
perkotaan meningkat menjadi 46% pada tahun 2005 dan 55,2% pada
tahun 2020.

b. Aktivitas Ekonomi
Sebagian besar penduduk Indonesia (54%) pada tahun 2005
berdiam di daerah pedesaan, dengan menguntungkan idu pada sector
pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan,
peternakan, dan kehutanan). Pertanian tanaman pangan meliputi
pertanian lahan kering dan pertanian lahan basah. Pertanian lahan
kering adalah suatu system pertanian yang lebih banyak
menguntungkan diri pada curah hujan (Wiryono, 1988).

Aktivitas subsector perkebunan mencakup perkebunan rakyat,


perkebunan besar swasta, dan perkebunan besar diusahakan oleh
Perusahaan Negara Perkebunan (PNK). Usaha perikanan melupiti
umum (perikanan, peraian laut, sungai, dan danau) dan perkanan
budidaya (tambak, kolam, sawah, keramba). Usaha peternakan
meliputi peternakan hewan besar (sapi, kerbau, kuda), perternakan
hewan kecil (kambing, domba, babi, kelinci) dan peternakan unggas
(ayam, itik, angsa, burug puyuh). Pada tahun 2006-2007 peternakan
mengalami penurunan populasi karena masalah flu burung.
20

c. Aktivitas Sosial
Dalam aktivitas sosial manusia Indonesia selalu mengakomodasi
pranata-pranata social dan lembaga-lembaga sosial. Organisasi yang
bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai aspek
kehidupan, disebut pranata sosial, yang melalui pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan ekonomi, pranata yang bertujuan
untuk memenuhi kebuthan ilmiah manusia, pranata untuk memenuhi
kebutuhan keagamaan, pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan
manusia untuk mengatur kehidupan Bernegara, pranata yang bertujuan
mengurus kebutuhan jasmaniah manusia. Bentuk badan-badan yang
mengorganisasi yang melakukan aktivitas-aktivitas kemasyarakatan,
disebut lembaga social atau lembaga kemasyarakatan. Kelembagaan
di Indonesia meliputi lembaga kenegaraan, lembaga keagamaan,
lembaga swadaya masyarakat, lembaga kesenian dan sebagainya.

d. Aktifitas Budaya.
Kebudayaan Nasional Indonesia adalah totalitas, nilai-nilai,
gagasan-gagasan, dan perilaku manusia Indonesia serta hasil fisiknya,
baik yang tradisional maupun ciptaan masa kini, yang semuanya
terintegrasi secaraselaras dan bermakna dalam Nasional Indonesia
yang dinamis (koentjaraningrat, 1992).

e. Aktivitas Politik dan Pertahanan Keamanan.


Sejak orde baru hingga kini reformasi bangsa Indonesia
berusaha keras mewujudkan Demokrasi Pancasila dengan ciri-ciri
utamanya: musyawarah mencapai mufakat, tidak mengenal oposisi
tetapi mengakui adanya perbedaan pendapat, semangat kekeluargaan
dan aspek demokrasi yang multidimensional. Demokrasi Pancasila
dibangun di atas landasan budaya politik Pancasila. Indonesia
merupakan masyarakat majemuk, memiliki kemampuan untuk
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Ini merupakan
kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dengan tekad dan semangat
21

yang kuat akan persatuan dan kesatuan, adanya kerjasama semua


pihak membina persatuan dan kesatuan itu, maka bangsa Indonesia
tampil sebagai bangsa yang utuh, kokoh, dan bersatu sesuai dengan
cita-cita ideology pancasila dan konstitusinya UUD 1945. Reformasi
yang diselenggarakan bangsa Indonesia mencakup segenap bidang
kehidupan, termasuk reformasi bidang politik, yang dituangkan dalam
Ketetapan MPR hasil Sidang Istimewa Tahun 1998, UU, dan
peraturan perundang-undangan lainya. Otonomi daerah,
pemberdayaan masyarakat, dan demokratisasi adalah semangat
reformasi, yang perlu terus diaplikasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara nyata.

E. Letak Wilayah Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Alam Indonesia


1. Letak Astronomis
Letak astronomis berarti letak berdasarkan garis lintang dan bujur.
Garis lintang merupakan garis khayal pada peta atau globe yang sejajar
dengan khatulistiwa. Garis khatulistiwa membelah bumi menjadi dua
belahan utara dan belahan selatan. Letak Indonesia secara astronomis
terletak pada 6o LU – 11 oLS dan antara 95o BT – 141o BT. Letak
astronomis Indonesia menimbulkan beberapa pengaruh, yang antara lain
dapat dibagi berdasarkan:
a. Garis Lintang
Garis lintang adalah garis khayal yang digunakan untuk me
nentukan lokasi di bumi terhadap garis khatulistiwa pada globe atau
peta. Kelompok garis yang berada di sebelah selatan garis khatulistiwa
disebut Lintang Selatan (LS). Sementara itu, kelompok garis yang
berada di sebelah utara garis khatulistiwa disebut Lintang Utara (LU).
Jarak masing-masing garis dihitung dalam satuan derajat. Garis lintang
yang tepat berada pada garis khatulistiwa disebut 0o (nol derajat).
Dampak letak lintang Indonesia adalah :
22

1) Karena letak Indonesia yang terletak pada lintang rendah,


mengakibatkan seluruh wilayah Indonesia terletak di daerah beriklim
tropik (panas)
2) Pulau di Indonesia mudah dipengaruhi peredaran udara yang datang
dari laut-laut yang mengelilinginya, sehingga banyak menerima
hujan, hal ini menyebabkan kelembaban udara rata-rata tinggi
3) Negara Indonesia kaya akan flora dan fauna, karena menerima
banyak hujan dan arus laut yang membawa biji-biji flora ke wilayah
Indonesia.
b. Garis Bujur
Garis bujur adalah garis khayal yang ditarik dari kutub utara hingga
ke kutub selatan untuk menentukan lokasi di bumi pada globe atau peta.
Garis bujur atau meridian menghubungkan kutub utara dan selatan.
Garis ini menunjukkan posisi timur barat. Garis bujur utama atau bujur
0o melalui Kota Greenwich, Inggris. Garis bujur yang terletak di
sebelah timur Greenwich disebut Bujur Timur (BT). Garis bujur yang
terletak di sebelah barat Greenwich disebut Bujur Barat (BB). Garis
bujur timur dimulai dari Bujur 0o BT hingga 180o BT. Garis bujur barat
dimulai dari Bujur 0o BB hingga 180o BB. Kedua garis ini berhimpit di
Samudera Pasifik. Dampak garis bujur Indonesia adalah:
1) Letak Negara Indonesia berada pada bagian bumi sebelah timur.
2) Aktivitas penduduk dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu tiap
daerah, dimana penduduk yang berada di daerah bagian barat lebih
akhir melakukan aktivitas dibanding penduduk yang berada di
bagian timur.
2. Letak Geografis
Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya
di bumi atau posisi daerah itu pada bumi dibandingkan dengan posisi
daerah lain. Letak geografisnya ditentukan oleh letak astronomis dan letak
geologis. Secara geografis, Indonesia terletak di antara 2 samudera besar
dunia, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, di antara 2 benua besar
23

yaitu Benua Asia dan Benua Australia, dan pada pertemuan dua rangkaian
pegunungannya, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau
dan posisi wilayah yang amat strategis ini harus dijaga dari berbagai sisi,
terutama keamanan dari invasi negara lain maupun lainnya. Hal ini
disebabkan negara Indonesia berada pada posisi geografis yang
menguntungkan yang berbeda dengan posisi negara lainnya, baik pada
aspek ekonomi, komunikasi sosial budaya, transportasi, ataupun
pariwisata.
Terletak diantara dua samudera dan dua benua, yaitu Samudera
Pasifik dan Samudera Hindia, serta Benua Asia dan Benua Australia
merupakan letak geografis Indonesia. Pengaruh letak geografis tersebut
adalah:
a. Iklim di Indonesia adalah iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau.
b. Letak Indonesia yang berada pada posisi silang mengakibatkan
terjadinya aktifitas perdagangan, dimana letak ini merupakan jalur lalu
lintas internasional dan menjadi tempat persinggahan kapal laut yang
menempuh pelayaran antara Asia Timur dengan Asia Selatan, Asia
Barat dengan Afrika dan Eropa.
c. Letak kepulauan Indonesia yang berdekatan dengan Benua Asia yang
menyebabkan sosial budaya masyarakat Indonesia yang beragam,
sehingga banyak menerima pengaruh dari benua tersebut. Demikian
juga dengan transportasi dan komunikasi yang mengglobal
menjadikan sosial budaya masyarakat Benua Eropa dan Benua
Amerika juga mempengaruhi keragaman sosial budaya di Indonesia.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, dimana


Indonesia memiliki berbagai macam bahasa, agama, mata pencaharian,
suku bangsa, dan lain-lain. Letak wilayah Indonesia ternyata banyak
berpengaruh pada kehidupan masyarakatnya. Pengaruh tersebut telah sejak
lama terjadi, hal ini bisa terlihat dari adanya migrasi yang dilakukan orang-
24

orang yang berasal dari Benua Asia pada jaman prasejarah dimana pada
waktu itu bangsa Austronesia dari Burma (Myanmar), Muangthai dan
Malaka mendiami kepulauan Indonesia. Sampai abad ke 9 SM, Indonesia
menerima pengaruh dari Hindia Muka, baik di bidang ekonomi, politik,
maupun kebudayaan. Saudagar dari India berdatangan untuk berdagang,
bersamaan dengan mereka masuk pula agama dan kebudayaan Hindu dan
Budha yang kemudian berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Agama
Islam beserta kebudayaan Arabnya yang dibawa terutama oleh para
pedagang dari Gujarat dan persi sekitar abad ke 32 penyebarannya sangat
cepat meluas terutama di Kawasan pantai sejak abad ke 16 bangsa barat
mulai merambah ke kepulauan Nusantara dengan berbagai tujuan antara
lain perdagangan, kolonisasi, misi-misi keagamaan yang menyebarkan
agama Nasrani.

3. Letak Geologis
Letak geologis adalah letak suatu daerah atau negara berdasarkan
struktur batu-batuan yang ada pada kulit bumi. Letak geologis Indonesia
dapat terlihat dari beberapa sudut formasi geologi, keadaan bantuan dan
jalur-jalur pegunungannya. Formasi geologi Indonesia dibagi menjadi tiga
zona geologi:
a. Bagian utara merupakan paparan sunda (lempeng asia)
b. Bagian barat dan selatan merupakan paparan sahul (lempeng indo-
australia)
c. Bagian timur merupakan lempeng dasar samudera fasifik.

Indonesia terletak diantara 3 lempeng tektonik, yaitu Lempeng


Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Hal tersebut berpengaruh pada potensi
geologis Indonesia:

a. Banyaknya pegunungan tinggi dan pegunungan


b. Tanah subur akibat banyaknya gunung api
c. Keanekaragaman hayati
d. Keberagaman sumber daya mineral
e. Sumber daya laut yang melimpah
25

f. Rawan bencana seperti gempa, gunung meletus, dan tsunami.

Indonesia sebagai negara yang luas memiliki kekayaan alam dan


sumber daya alam yang sangat besar. Beberapa daerah di Indonesia
terkenal dengan hasil sumber daya alamnya baik itu berasal dari pertanian,
perkebunan dan juga pertambangan. Sumber daya alam terbagi menjadi
beberapa jenis, berikut adalah macam-macam atau jenis-jenis sumber daya
alam.

a. Jenis Sumber Daya Alam Berdasarkan Sumbernya


1) Sumber daya alam hayati atau biotik adalah sumber daya alam
yang berasal dari makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan
hewan.
2) Sumber daya alam non-hayati atau abiotik adalah sumber daya
alam yang berasal dari benda mati seperti tambang, air, batuan, dan
lain-lain.

b. Jenis Sumber Daya Alam Berdasarkan Sifatnya


1) Sumber daya alam yang dapat diperbarui hutan, laut, tanah, dan
lain-lain.
2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (Pratama, 2016)
(Arbain, 2016) (Taufiq Ramdani, 2020) (Kartika Dewi, 2018)
(Annisa, 2019)gas alam, batubara, minyak bumi, dan lain-lain.

Gejala geologi yang sangat berkaitan erat dengan pembentukan


kepulauan Indonesia yaitu gempa tektonik dan gejala gunung api. Rutten
yang kemudian juga didukung oleh Van Bemmelen mengatakan bahwa
asal pembentukan kepulauan Indonesia, yang masih bisa ditelusuri dengan
bukti-bukti dimulai dengan tenggelamnya Zone Anambas yang merupakan
kontinen asal, dan diperkirakan terjadi pada 300 tahun yang lalu, pada
kurun waktu geologi Devon. Tenggelamnya Zone Anambas tersebut
26

mengakibatkan wilayah sekitarnya bergerak kearah keseimbangan. Dalam


waktu mencari keseimbangan itulah berturut-turut bagian-bagian dari
muka bumi ada yang timbul dan ada yang tenggelam secara perlahan-lahan
dalam kurun waktu geologi masing-masing sampai pada bentuknya
sekarang. Landas kontinen telah mengalami 8 kali pembentukan daratan
atau epirogenesa.
BAB III

PENUTUP

27
DAFTAR PUSTAKA

28

Anda mungkin juga menyukai