Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BENCANA ALAM

Tugas Mata Kuliah Sosiologi Kebencanaan

Dosen Pembimbing :
Fatimahsyam, S.E. M.Si.

Disusun Oleh :
Aryanda Ramadhan (210305020)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH


FAKULTAS USHULUDIN DAN FILSAFAT
PRODI SOSIOLOGI AGAMA DARUSSALAM 2022

1
ABSTRAK

Indonesia adalah salah satu negeri rentan bencana. Ketika sebuah bencana
teijadi, masyarakat selalu ingin tahu tentang berbagai hal mengenai bencana
tersebut, misalnya tentang penyebab, korban, kerugian, dampaknya secara luas,
penanggulangan, dan lainnya. Dalam situasi ketidakpastian yang ditimbulkan
bencana, kebutuhan masyarakat terhadap berita-berita bencana akan meningkat
tajam. Kebutuhan informasi seputar bencana yang meningkat tajam ini
menggerakkan liputan bencana yang intensif dari media massa. Mediamedia di
Indonesia masih menunjukkan euforia saat memberitakan bencana. Sebagian
besar media hanya mengeksploitasi bencana sebagai ‘kisah satir yang
menghibur’, dengan bjerbagai praktik dramatis asi, demi kepentingan akumulasi
modal semata. Dalam dunia yang semakin terhubung satu sama lain dan
mengglobal, sebuah bencana tidak akan teijadi dalam sebuah ruang yang
terisolasi. Sebaliknya, sebuah bencana akan menjadi peristiwa lokal, nasional,
atau bahkan internasional, tergantung luasnya daerah yang terpapar, besarnya
efek, kerugian dan korban. Karena itu, bencana akan menjadi peristiwa yang
membekas secara psikologis dan sosial, tidak hanya bagi orang-orang yang
menjadi korban, namun juga bagi masyarakat secara luas.

Kata kunci: bencana, berita.

2
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 5


A. Latar Belakang ............................................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 6
C. Tujuan Makalah ............................................................................................................. 6

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 7


A. Teori Bencana ................................................................................................................. 7
B. B.Jenis-Jenis Bencana ................................................................................................... 10
C. Dampak Bencana Terhadap Masyarakat .................................................................... 15

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 20


A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................................ 20

BAB IV DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 21

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul bencana alam ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
sosiologi kebencanaan . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi para penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibuk Fatimahsyam, S.E. M.Si. selaku dosen
mata kuliah sosiologi kebencanaan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Saya menyadari makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini tersebut.

Banda Aceh, 29 September 2022

Penulis

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim dan negara kepulauan yang ada di Asia Tenggara.
Ditinjau dari sisi keadaan geografis Indonesia, letak wilayah Indonesia memang sangat strategis.
Dengan letak geografis Indonesia yang sangat strategis, tentu banyak keuntungan yang bisa
dimanfaatkan karena banyak pengaruh letak geografis Indonesia yang ditimbulkan. Indonesia juga
merupakan negara kepulauan yang memiliki jumlah pulau sebanyak lebih dari 17 ribu pulau. Adapun 5
pulau terbesar di Indonesia adalah Kalimantan, Papua, Sumatera, Sulawesi dan Jawa. Letak wilayah
Indonesia juga didasarkan pada letak astronomis Indonesia yang berada di dekat garis
khatulistiwa. Beberapa aspek dari letak geografis wilayah Indonesia didasarkan pada letak astronomis
Indonesia, letak geologis Indonesia dan letak fisiografis Indonesia serta pengaruh sosial budaya
Indonesia.

Letak Indonesia yang diapit 2 samudera dan 2 benua menyebabkan adanya pembagian musim
di Indonesia menjadi 2 musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Hal ini disebabkan
adanya angin muson yang disebabkan karena letak Indonesia di antara Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Kehadiran angin muson ini membuat Indonesia hanya memiliki dua musim yakni musim
kemarau dan musim penghujan. Kondisi alam di Indonesia juga dipengaruhi oleh letak Indonesia
secara geografis. Indonesia memiliki iklim laut karena posisinya sebagai negara kepulauan. Selain itu
posisi Indonesia secara geografis banyak memperoleh pengaruh angin laut sehingga banyak
mendatangkan hujan.

Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi secara tiba-tiba
dalam tempo relatif singkat dalam hubungan antara manusia dengan lingkungannya yang terjadi
sedemikian rupa, seperti bencana gempa bumi, banjir, gunung berapi sehingga memerlukan tindakan
penanggulangan segera. Perubahan ekosistem yang terjadi dan merugikan harta benda maupun
kehidupan manusia bisa juga terjadi secara lambat seperti pada bencana kekeringan.

5
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan
bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini, antara lain adalah :

1. Apa yang di maksud dengan bencana?


2. Apa yang di maksud dengan bencana alam?
3. Apa yang di maksud dengan bencana non-alam?
4. Apa-apa saja contoh bencana alam?
5. Apa-apa saja contoh bencana non-alam?
6. Bagaimanakah dampak bencana terhadap masyarakat?

C. Tujuan Makalah
Seperti rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian makalah ini, antara lain
adalah :
1. Untuk menjelaskan lebih dalam tentang p e n g e r t i a n b e n c a n a
2. Untuk menjelaskan lebih dalam tentang b e n c a n a a l a m .
3. Untuk menjelaskan lebih dalam tentang bencana non-alam.
4. Untuk mendeskripsikan dan mengkaji lebih dalam tentang d a m p a k be n c a n a t e rh a d a p
m a s ya r a k a t .
5. U nt u k m e n ge t ah u i co n to h - c o nt oh d a ri b e nc a n a a l a m m au p un b en c a n a n on - a l am .

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Bencana
1. Pengertian Bencana
Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan
bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia :

a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
b. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan terror.

Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal
kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang
sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian. Bencana merupakan
kombinasi antara ancaman (Hazard) dan kerentanan (Vulnerability). Ancaman yaitu fenomena, bahaya
atau resiko, baik alami maupun tidak alami yang dapat (tetapi belum tentu menimbulkan bencana
diantaranya banjir, tanah longsor, kekeringan, wabah penyakit, konflik bersenjata dll. Sedangkan
kerentanan adalah keadaan didalam suatu komunitas yang membuat mereka mudah terkena akibat
buruk dari ancaman diantaranya kerentanan fisik, sosial, dan psikologi/sikap.

7
Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi secara tiba-tiba
dalam tempo relatif singkat dalam hubungan antara manusia dengan lingkungannya yang terjadi
sedemikian rupa, seperti bencana gempa bumi, banjir, gunung berapi sehingga memerlukan tindakan
penanggulangan segera. Perubahan ekosistem yang terjadi dan merugikan harta benda maupun
kehidupan manusia bisa juga terjadi secara lambat seperti pada bencana kekeringan. Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bencana sebagai peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.

Keadaan gawat darurat ini bila tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menyebabkan
kematian dan kecacatan, oleh sebab itu diperlukan manajemen bencana. Dengan melihat manajemen
bencana sebagai sebuah kepentingan masyarakat kita berharap berkurangnya korban nyawa dan
kerugian harta benda. Dan yang terpenting dari manajemen bencana ini adalah adanya suatu langkah
konkrit dalam mengendalikan bencana sehingga korban yang tidak kita harapan dapat terselamatkan
dengan cepat dan tepat dan upaya untuk pemulihan pasca bencana dapat dilakukan dengan secepatnya.

Pengendalian itu dimulai dengan membangun kesadaran kritis masyarakat dan pemerintah atas
masalah bencana alam, menciptakan proses perbaikan total atas pengelolaan bencana, penegasan untuk
lahirnya kebijakan lokal yang bertumpu pada kearifan lokal yang berbentuk peraturan nagari dan
peraturan daerah atas menejemen bencana. Yang tak kalah pentingnya dalam manajemen bencana ini
adalah sosialisasi kehatian-hatian terutama pada daerah rawan bencana.

Definisi bencana menurut United Nation Development Program (UNDP) dalam (Soehatman,
2011: 10). “Bencana adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia yang
secara merugikan mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas sampai pada tingkat
yang menimbulkan bencana”.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bencana merupakan segala sesuatu yang
menyebabkan terganggunya kehidupan manusia sehingga dapat merugikan baik secara material
maupun non material.

8
Adapun definisi bencana menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 : Bencana merupakan
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis.

Pengertian diatas menjelaskan bahwa bencana dapat mengganggu kehidupan baik bencana yang
bersumber dari fenomena alam seperti gempa bumi, letusan gunungapi, bencana non alam alam seperti
halnya gagal teknologi, gagal modernisasi,wabah penyakit, dan lain-lain.

Menurut Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Definisi Bencana Undang-undang


Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai
berikut:

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan
manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan
mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor.

Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat,
dan teror.

Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal
kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang
sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian.

9
B. Jenis-Jenis Bencana

1. Bencana alam

Bencana alam adalah bencana yang bersumber dari fenomena alam seperti gempa bumi, letusan
gunung api, meteor, pemanasan global, banjir, topan, dan tsunami.

a. Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan gejala alamiah yang berupa gerakan goncangan atau getaran tanah
yang ditimbulkan oleh adanya sumbersumber getaran tanah akibat terjadinya patahan atau sesar akibat
aktivitas tektonik, letusan gunungapi akibat aktivitas vulkanik, hantaman benda langit (misalnya
meteor dan asteroid), dan/atau ledakan bom akibat ulah manusia.

Contoh gambar gempa bumi

Penyebab terjadinya Gempa Bumi :

• Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi.

• Aktivitas sesar di permukaan bumi.

• Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah.

• Aktivitas gunung api. • Ledakan nuklir

10
b. Letusan gunung api

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di
dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan
magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius
18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua
gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Contoh gambar letusan gunung berapi

Ciri – ciri Gunung Akan Meletus :Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui
beberapa tanda, antara lain

• Suhu di sekitar gunung naik.


• Mata air menjadi kering
• Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
• Tumbuhan di sekitar gunung layu
• Binatang di sekitar gunung bermigrasi
• Hasil Letusan Gunung Berapi

11
c. Jatuh meteor

Hujan meteor adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar
pada langit malam. Meteor ini terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa yang
dinamakan meteoroid, yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi. Ukuran meteor
umumnya hanya sebesar sebutir pasir, dan hampir semuanya hancur sebelum mencapai permukaan
Bumi. Serpihan yang mencapai permukaan Bumi disebut meteorit. Hujan meteor umumnya terjadi
ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya. Meteor Data Centre mencatat
sekitar 600 kasus dugaan hujan meteor, dan sekitar 100 sudah dibuktikan.

Gambar Jatuh meteor

12
2. Bencana non- alam

Bencana non alam adalah serangkaian peristiwa yang bukan berasal dari alam. Bencana non alam
ini bisa disebabkan konflik sosial antarkelompok, masyarakat, ataupun aksi teror. Bencana non alam
adalah serangkaian peristiwa yang bukan berasal dari alam. Bencana non alam ini bisa disebabkan konflik sosial
antarkelompok, masyarakat, ataupun aksi teror.

Contoh-contoh bencana no-alam antara lain adalah :

a. Banjir

Banjir juga bisa dikelompokkan sebagai bencana non alam, karena ada pengaruh aktivitas
manusia di dalamnya.Lalu, bagaimana caranya manusia menyebabkan banjir? Ternyata kebiasaan
seperti buah sampah ke aliran air juga bisa menyebabkan banjir.Penebangan hutan yang berlebihan
juga bisa menyebabkan bencana non alam banjir, karena hilangnya akar pohon yang mampu menyerap
air ke dalam tanah ketika hujan.Akibat aktivitas manusia yang sembarangan dan tanpa perhitungan,
terjadilah bencana banjir yang merugikan banyak orang.Banjir juga menyebabkan terhentinya aktivitas
manusia, sehingga potensi ekonomi juga menurun.

Contoh gambar bencana banjir

13
b. Kebakaran

Kebakaran adalah situasi di mana bangunan pada suatu tempat seperti rumah atau pemukiman,
pabrik, pasar, gedung dan lain-lain dilanda api yang menimbulkan korban dan atau kerugian.

Contoh gambar kebakaran

c. Kecelakaan industri

Kecelakaan industri adalah kecelakaan yang disebabkan dua faktor yaitu perilaku kerja yang
berbahaya (unsafe human act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe conditions). Jenis kecelakaan
industri yang terjadi bergantung pada macam industrinya, Misal bahan dan peralatan kerja yang
digunakan, proses kerja, kondisi tempat kerja, bahkan pekerja yang terlibat di dalamnya.

Contoh gambar Kecelakaan industri

14
d. Wabah penyakit

Selain itu, ada wabah penyakit juga termasuk bencana non alam. Selama manusia hidup, wabah
penyakit terus terjadi dan penyebabnya juga beragam. Bisa jadi penyebabnya adalah virus baru ataupun
virus hasil mutasi dari beberapa virus. Jika tidak ditangani serius, wabah penyakit bisa menyebabkan
kematian besar pada populasi manusia di dunia. Berikut ini beberapa jenis wabah penyakit yang pernah
dilalui oleh manusia.

Contoh gambar virus wabah penyakit (non-alam)

C. Dampak Bencana Terhadap Masyarakat

Salah satu dampak bencana terhadap menurunnya kualitas hidup penduduk dapat dilihat dari
berbagai permasalahan kesehatan masyarakat yang terjadi. Bencana yang diikuti dengan pengungsian
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh masalah bidang/sektor lain.
Bencana gempa bumi, banjir, longsor dan letusan gunung berapi, dalam jangka pendek dapat
berdampak pada korban meninggal, korban cedera berat yang memerlukan perawatan intensif,
peningkatan risiko penyakit menular, kerusakan fasilitas kesehatan dan sistem penyediaan air (Pan
American Health Organization, 2006). Timbulnya masalah kesehatan antara lain berawal dari
kurangnya air bersih yang berakibat pada buruknya kebersihan diri, buruknya sanitasi lingkungan yang
merupakan awal dari perkembangbiakan beberapa jenis penyakit menular.

15
Persediaan pangan yang tidak mencukupi juga merupakan awal dari proses terjadinya
penurunan derajat kesehatan yang dalam jangka panjang akan mempengaruhi secara langsung tingkat
pemenuhan kebutuhan gizi korban bencana. Pengungsian tempat tinggal (shelter) yang ada sering tidak
memenuhi syarat kesehatan sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan daya
tahan tubuh dan bila tidak segera ditanggulangi akan menimbulkan masalah di bidang kesehatan.
Sementara itu, pemberian pelayanan kesehatan pada kondisi bencana sering menemui banyak kendala
akibat rusaknya fasilitas kesehatan, tidak memadainya jumlah dan jenis obat serta alat kesehatan,
terbatasnya tenaga kesehatan dan dana operasional. Kondisi ini tentunya dapat menimbulkan dampak
lebih buruk bila tidak segera ditangani (Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan Sekretariat Jenderal
Departemen Kesehatan, 2001).

Dampak bencana terhadap kesehatan masyarakat relatif berbeda-beda, antara lain tergantung
dari jenis dan besaran bencana yang terjadi. Kasus cedera yang memerlukan perawatan medis,
misalnya, relatif lebih banyak dijumpai pada bencana gempa bumi dibandingkan dengan kasus cedera
akibat banjir dan gelombang pasang. Sebaliknya, bencana banjir yang terjadi dalam waktu relatif lama
dapat menyebabkan kerusakan sistem sanitasi dan air bersih, serta menimbulkan potensi kejadian luar
biasa (KLB) penyakit-penyakit yang ditularkan melalui media air (water-borne diseases) seperti diare
dan leptospirosis. Terkait dengan bencana gempa bumi, selain dipengaruhi kekuatan gempa, ada tiga
faktor yang dapat mempengaruhi banyak sedikitnya korban meninggal dan cedera akibat bencana ini,
yakni: tipe rumah, waktu pada hari terjadinya gempa dan kepadatan penduduk (Pan American Health
Organization, 2006).

Bencana menimbulkan berbagai potensi permasalahan kesehatan bagi masyarakat terdampak.


Dampak ini akan dirasakan lebih parah oleh kelompok penduduk rentan. Sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 55 (2) UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, kelompok rentan
meliputi: 1). Bayi, balita dan anak-anak; 2). Ibu yang sedang mengandung atau menyusui; 3).
Penyandang cacat; dan 4) Orang lanjut usia. Selain keempat kelompok penduduk tersebut, dalam
Peraturan Kepala BNPB Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pemenuhan Kebutuhan
Dasar ditambahkan „orang sakit‟ sebagai bagian dari kelompok rentan dalam kondisi bencana. Upaya
perlindungan tentunya perlu diprioritaskan pada kelompok rentan tersebut, mulai dari penyelamatan,
evakuasi, pengamanan sampai dengan pelayanan kesehatan dan psikososial.

16
Identifikasi kelompok rentan pada situasi bencana menjadi salah satu hal yang penting untuk
dilakukan. Penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment) paska gempa bumi 27 Mei 2006 di
Kabupaten Bantul, misalnya, dapat memetakan kelompok rentan serta masalah kesehatan dan risiko
penyakit akibat bencana. Penilaian cepat yang dilakukan pada tanggal 15 Juni 2006 di lima kecamatan
terpilih di wilayah Kabupaten Bantul (Pleret, Banguntapan, Jetis, Pundong dan Sewon) ini meliputi
aspek keadaan umum dan lingkungan, derajat kesehatan, sarana kesehatan dan bantuan kesehatan.
Hasil penilaian cepat terkait dengan kelompok rentan beserta permasalahan kesehatan yang dihadapi
adalah permasalahan kecukupan gizi dijumpai pada kelompok penduduk rentan balita dan ibu hamil,
sedangkan kondisi fisik yang memerlukan perhatian terutama dijumpai pada kelompok rentan ibu baru
melahirkan, korban cedera, serta penduduk yang berada dalam kondisi tidak sehat.

Pemberian pelayanan kesehatan pada kondisi bencana sering tidak memadai. Hal ini terjadi
antara lain akibat rusaknya fasilitas kesehatan, tidak memadainya jumlah dan jenis obat serta alat
kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan, terbatasnya dana operasional pelayanan di lapangan. Hasil
penilaian cepat paska gempa Bantul 2006, misalnya, mencatat sebanyak 55,6 persen Puskesmas Induk
dan Perawatan dari 27 unit yang ada di Kabupaten Bantul mengalami kerusakan berat, begitu juga
dengan kondisi Puskesmas Pembantu (53,6 persen) serta Rumah Dinas Dokter dan Paramedis (64,8
persen). Bila tidak segera ditangani, kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan dampak yang lebih
buruk akibat bencana tersebut.

Tidak hanya fasilitas kesehatan yang rusak, bencana alam tidak jarang juga menimbulkan
dampak langsung pada masyarakat di suatu wilayah yang menjadi korban. Pada kasus gempa Bantul
2006, sebagian besar (81,8 persen) rumah penduduk hancur, bahkan tidak ada rumah yang tidak rusak
meskipun hanya rusak ringan (3,1 persen). Selain itu, 70,4 persen penduduk masih mengandalkan
sumber air bersih dari sumur, namun ada sebagian kecil (4,8 persen) penduduk dengan kualitas fisik
sumur yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Masih banyak masyarakat yang mengobati dirinya
sendiri di rumah (30,2 persen) atau bahkan mendiamkan saja luka yang diderita (6,6 persen).

17
Ketersediaan cadangan bahan makanan pokok masih bisa mencukupi kebutuhan keluarga
untuk 14 hari, sedangkan bahan makanan lain masih bisa mencukupi untuk kebutuhan selama satu
minggu, kecuali buah-buahan (3 hari). Hampir dua minggu paskagempa, sudah banyak lingkungan
responden yang telah mendapatkan bantuan kesehatan dari berbagai instansi atau LSM, namun bantuan
pengasapan (fogging) untuk mengurangi populasi nyamuk baru 47,6 persen, penyemprotan (spraying)
untuk membunuh bibit penyakit berbahaya baru 20 persen, dan upaya pengolahan air hanya 21,9
persen.

Salah satu permasalahan kesehatan akibat bencana adalah meningkatnya potensi kejadian
penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Bahkan, tidak jarang kejadian luar biasa (KLB)
untuk beberapa penyakit menular tertentu, seperti KLB diare dan disentri yang dipengaruhi lingkungan
dan sanitasi yang memburuk akibat bencana seperti banjir. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
merupakan keluhan yang yang paling banyak diderita pengungsi sepuluh jenis penyakit bencana
letusan Gunung Merapi tahun 2010 di Kabupaten Sleman. Data EHA – WHO Indonesia (2010) per 27
Oktober 2010 juga mencatat 91 korban bencana Merapi harus dirujuk ke RS Sardjito di Yogyakarta,
sebagian besar diantaranya karena mengalami gangguan pernafasan dan/atau luka bakar.

Permasalahan kesehatan lingkungan dan sanitasi juga sering dijumpai pada kondisi bencana
alam. Berbagai literatur menunjukkan bahwa sanitasi merupakan salah satu kebutuhan vital pada tahap
awal setelah terjadinya bencana (The Sphere Project, 2011; Tekeli-Yesil, 2006). Kondisi lingkungan
yang tidak higienis, persediaan air yang terbatas dan jamban yang tidak memadai, misalnya, seringkali
menjadi penyebab korban bencana lebih rentan untuk mengalami kesakitan bahkan kematian akibat
penyakit tertentu.

Pengalaman bencana letusan Gunung Merapi pada tahun 2006 (USAID Indonesia – ESP, 2006)
dan 2010 (EHA – WHO Indonesia, 2010; Forum PRB DIY, 2010; ACT Alliance, 2011; BNPB,
2010, gempa bumi di Pakistan (Amin dan Han, 2009) dan Iran (Pinera, Reed dan Njiru, 2005) pada
tahun 2005, banjir di Bangladesh pada tahun 2004 (Shimi, Parvin, Biswas dan Shaw, 2010), serta
gempa disertai tsunami di Indonesia (Widyastuti dkk, 2006) dan Srilanka (Fernando, Gunapala dan
Jayantha, 2009) pada akhir 2004 menunjukkan beberapa masalah terkait kesehatan lingkungan dan
sanitasi.

18
Permasalahan tersebut termasuk terkait penilaian kebutuhan (assessment) yang tidak mudah
dan cepat, ketersediaan dan kecukupan sarana, distribusi dan akses yang tidak merata, privasi dan
kenyamanan korban bencana (khusunya kelompok perempuan) serta kurangnya kesadaran dan perilaku
masyarakat terkait sanitasi pada kondisi darurat bencana.

Kesehatan reproduksi merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang perlu mendapatkan
perhatian, khususnya pada bencana yang berdampak kepada masyarakat dalam waktu relatif lama.
Studi Hapsari dkk (2009) mengidentifkasi temuan menarik berkaitan dengan kebutuhan pelayanan
keluarga berencana (KB) paskabencana gempa bumi di Bantul (Yogyakarta) pada tahun 2006. Satu
tahun paskagempa, mereka yang menggunakan alat KB suntik dan implant cenderung menurun,
sebaliknya mereka yang menggunakan pil KB dan metode pantang berkala cenderung meningkat. Studi
ini juga menunjukkan bahwa prevalensi kehamilan tidak direncanakan lebih tinggi dijumpai pada
mereka yang sulit mengakses pelayanan KB dibandingkan mereka yang tidak mengalami kendala. Oleh
karena itu, peran penting petugas kesehatan diperlukan, tidak hanya untuk memberikan pelayanan KB
pada situasi bencana, tetapi juga untuk mengedukasi pasangan untuk mencegah kejadian kehamilan
yang tidak direncanakan.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi secara tiba-tiba
dalam tempo relatif singkat dalam hubungan antara manusia dengan lingkungannya yang terjadi
sedemikian rupa, seperti bencana gempa bumi, banjir, gunung berapi sehingga memerlukan tindakan
penanggulangan segera. Perubahan ekosistem yang terjadi dan merugikan harta benda maupun
kehidupan manusia bisa juga terjadi secara lambat seperti pada bencana kekeringan. Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bencana sebagai peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.

Kejadian Bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal
kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang
sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian. Bencana merupakan
kombinasi antara ancaman (Hazard) dan kerentanan (Vulnerability). Ancaman yaitu fenomena, bahaya
atau resiko, baik alami maupun tidak alami yang dapat (tetapi belum tentu menimbulkan bencana
diantaranya banjir, tanah longsor, kekeringan, wabah penyakit, konflik bersenjata dll. Sedangkan
kerentanan adalah keadaan didalam suatu komunitas yang membuat mereka mudah terkena akibat
buruk dari ancaman diantaranya kerentanan fisik, sosial, dan psikologi/sikap.

B. Saran

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khasanah keilmuan
dan bermanfaat bagi kita semua. Dalam pembuatan makalah pasti ada kekurangan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua dan terutama kepada dosen pembimbing kami
untuk kedepannya kami menjadi lebih baik lagi. Semoga dengan makalah ini dapat dijadikan sebagai
sarana yang dapat membangun dan mendorong setiap mahasiswa ataupun mahasiswi untuk berpikir
aktif dan kreatif

20
BAB IV DAFTAR
PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/06/070000069/jenis-jenis-bencana-alam-nonalam-dan-sosial?page=all

Adi Seno, April 2013, Karakterisasi Bencana Banjir Bandang Di Indonesia. Jurnal Sains dan Teknologi Insonesia.
Volume 15, No. 1.

http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/sistem-penanggulangan-bencana

http://bpbd.semarangkota.go.id/po-content/uploads/GEMPA_BUMI.pdf

https://bpbd.tanjungbalaikota.go.id/jenis-bencana/gunung-meletus/

http://www.ta3.sk/IAUC22DB/MDC2007/Roje/roje_lista.php

https://kependudukan.brin.go.id/kajian-kependudukan/dampak-bencana-terhadap-kesehatan-masyarakat/

21

Anda mungkin juga menyukai