BENCANA
“Konsep Bencana, Mitigasi Bencana, Konsep Resiko Bencana & Perencanaan”
Dosen Pengampu :
Dr. Abdul Aziz, SE BE, SKM, MM, MARS.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini dengan judul “Konsep bencana, mitigasi
dan perencanaan“
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana dan target yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Abdul Aziz, SE, BE, SKM, MM, MARS selaku dosen pengajar mata kuliah
Promosi Kesehatan Pada Situasi Bencana yang telah memberikan pengarahan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
2. Orang tua kami tercinta yang telah membantu, mendoakan, memotivasi, dan menanti
keberhasilan kami.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan penyusun. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat
penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan serta pengetahuan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana,
baik disebabkan oleh kejadian alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan
gunung berapi, banjir, angin puting beliung dan kekeringan, maupun yang disebabkan oleh
ulah manusia dalam pengolahan sumber daya dan lingkungan (contohnya kebakaran hutan,
pencemaran lingkungan, kecelakaan transportasi, kecelakaan industri, dan tindakan teror bom)
serta konflik antar kelompok masyarakat (Departemen Kesehatan) [DepKes]
Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
masyarakat baik yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis. Bencana dalam bahasa inggris disebut dengan disaster, berasal dari
kata Latin yaitu dis dan astro/aster. Dis berarti buruk atau terasa tidak nyaman, dan aster berarti
bintang. Dengan demikian secara harfiah disaster berarti menjauh dari lintasan bintang atau
dapat diartikan "kejadian yang disebabkan oleh konfigurasi astrologi (perbintangan) yang tidak
diinginkan". Rujukan lain mengartikannya sebagai "bencana terjadi akibat posisi bintang dan
planet yang tidak diinginkan".
Berdasarkan data BNPB terdapat 10.021 bencana yang terjadi di Indonesia tahun 1990-
2010 pada 33 provinsi. Bencana dikategorikan menjadi 17 yaitu aksi teror, banjir, banjir dan
tanah longsor, gelombang pasang, tsunami, gempa bumi, gempa bumi dan tsunami, kejadian
luar biasa (KLB), tanah longsor, kecelakaan industri, kecelakaan transportasi, kebakaran hutan,
hama tanaman, konflik, kekeringan, puting beliung, dan letusan gunung merapi. Lima bencana
yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir, kekeringan, puting beliung, tanah longsor, dan
gempa bumi.
Sementara itu bencana terbanyak terjadi pada tahun 2008 yaitu 1849. Provinsi yang
mengalami bencana terbanyak adalah Jawa Tengah yaitu sebanyak 1.954 bencana. Posisi kedua
adalah provinsi Jawa Barat dengan jumlah bencana 1.580. Posisi ketiga oleh provinsi Jawa
Timur dengan jumlah bencana 915 bencana. Posisi keempat dan kelima oleh provinsi Aceh dan
Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jumlah bencana berturut-turut 516 dan 504 bencana.
1
Sementara itu provinsi yang menempati posisi terbawah adalah Kepulauan Riau dengan
jumlah 9 bencana. Bencana juga terjadi di negara-negara seperti Jepang, Australia, Philipina,
Italia, Mexico, Samoa, New Zealand, kawasan Karibia (Antigua dan Barbuda, Dominica,
Grenada, St. Lucia, St. Kitts dan Nevis), Taiwan, Bangladesh, Malawi, Amerika dan kawasan
Eropa. Bencana yang terjadi seperti banjir, ledakan energi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam, non alam
maupun manusia. Sehingga bencana mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Kejadian bencana adalah
peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana,
korban dan atau kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih
dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian.
Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana,
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
World Health Organization (WHO) dari United Nations atau UN (Perserikatan Bangsa-
bangsa atau PBB) mendefinisikan bencana adalah kejadian yang mengganggu kondisi normal
dan menyebabkan tingkat penderitaan melebihi kapasitas adaptasi komunitas yang terdampak.
Bencana dapat terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan semua orang panik. Bencana
dapat mengakibatkan kerusakan dari kecil sampai besar. Gedung- gedung, sistem infrastruktur
dan lainnya akan mengalami kerusakan. Rusaknya fasilitas kesehatan, mengakibatkan
terjadinya gangguan dalam pelayanan kesehatan disamping itu juga terdapat banyak korban
dengan berbagai jenis cedera yang membutuhkan pertolongan segera (Al Khalayleh, Bond, &
Alasad, 2012). Xu & Tzeng (2016) mengatakan bahwa korban massal yang diakibatkan oleh
bencana dapat menyebabkan gangguan pada pelayanan kesehatan. Untuk mengurangi
dampaknya, maka perlu meningkatkan kepedulian terhadap bencana melalui tindak
penyelamatan dan pertolongan bencana. Tindakan tersebut bertujuan untuk memberikan
tanggap darurat yang efektif dan difokuskan pada pertolongan serta bantuan sementara untuk
membantu korban segera setelah bencana terjadi.
3
2.2 Jenis - Jenis Bencana
Bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan jenis-jenis bencana
terdapat Bencana Alam, Bencana Non-Alam, dan Bencana Sosial.
1. Bencana Alam
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor.
2. Bencana Non Alam
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara
lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3. Bencana Sosial
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan
oleh manusia Sehingga keadaan suatu kelompok masyarakat tidak bisa dikendalikan,
serta mengabaikan tata tertib yang sudah disepakati. Contohnya, konflik sosial antar
kelompok, antar komunitas masyarakat, aksi teror dan sabotase.
4
2.4 Contoh Permasalahan Bencana Di Indonesia (Gempa Bumi)
Salah satu daerah di Indonesia bagian selatan yang rawan gempa adalah Jawa Tengah
di mana Yogyakarta juga menjadi daerah rawan gempa. Pada 27 Mei 2006 lalu terjadi gempa
bumi di Yogyakarta dan sekitarnya termasuk di dalamnya wilayah Kabupaten Bantul, Klaten,
Gunung Kidul dan Kulon Progo. Gempa di Yogyakarta terjadi pada pukul 05:53:58 WIB
dengan posisi episentrum 7,97º Lintang Selatan dan 110,44º Bujur Timur, kedalaman 10 km,
serta momen magnitudo 6,3. Episenter gempa terletak sekitar 6 kilometer dari tepi pantai, di
kedalaman 35 kilometer Laut Selatan.
Gempa ini mengguncang kawasan pantai Parangtritis, Baron, Samas, Glagah,
Wonosari, Gunung Kidul yang terletak di ring I, disusul Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan
Klaten di ring 2. Wilayah DIY lainnya juga terguncang mulai dari kawasan Keraton, Sapen
sampai dengan Kaliurang. Gempa bahkan terasa sampai ke Purwokerto, Magelang dan
Purbalingga Jawa Tengah.
Gempa di Yogyakarta merusak rumah warga hingga fasilitas publik. Kawasan yang
paling parah rusak setelah gempa bukan terjadi di ring 1 melainkan di Kabupaten Bantul yang
terletak di ring 2, dengan konsentrasi kerugian terbesar di Kecamatan Bambanglipuro disusul
Imogiri, Pleret, Piyungan, dan Sewon. Struktur tanah aluvial menyebabkan Kabupaten Bantul
mengalami kehancuran yang parah pasca dilanda gempa. Secara keseluruhan, gempa
mengakibatkan lebih dari 5.800 jiwa tewas, 120 ribuan bangunan hancur, dengan potensi
kerugian ekonomi mencapai lebih dari 8 triliun rupiah. Kondisi tersebut segera ditanggapi oleh
pemerintah dengan kecepatan bertindak melebihi penanganan pasca bencana tsunami di Aceh
pada penghujung 2004 lalu.
Penanganan pasca gempa dilakukan dengan cepat di mana Susilo Bambang Yudhoyono
yang kala itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia memutuskan untuk memindahkan
kabinet pemerintahannya ke Yogyakarta dan berkantor selama lima hari di sana. Hal itu
5
dilakukan untuk mengendalikan Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) guna
memastikan penanganan korban pasca gempa.
Sementara itu, aksi solidaritas penggalangan dana juga dilakukan di mana-mana dan
oleh siapa saja. Di mana pada hari pertama, praktis korban tidak mendapatkan upaya
penanganan apapun, kecuali korban cedera yang berada di rumah sakit atau pun posko-posko
kesehatan seperti halnya puskesmas. Hal itu pun bersifat seadanya karena semua lokasi
pelayanan kesehatan baik rumah sakit besar maupun puskesmas kewalahan menangani korban
gempa yang mencapai ribuan.
Dikutip dari Pusat Krisis Kemenkes, Indonesia menjadi salah satu negara yang
memiliki tingkat kerentanan bencana cukup tinggi. Hal tersebut karena letak geografis
Indonesia yang berada diantara tiga lempeng sehingga meningkatkan berbagai macam bencana
alam. Bencana alam besar maupun kecil pernah terjadi di Indonesia, mulai dari gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, tanah longsor, banjir, kekeringan dan lain-lain.
Memang bencana alam terjadi karena faktor alam. Namun ada juga beberapa bencana yang
timbul atau diperparah dengan aktivitas manusia. Bencana alam memiliki dampak terhadap
manusia dan alam oleh sebab itu kita perlu melakukan tindakan untuk mengurangi dampak
bencana alam. Mengurangi dampak bencana alam dapat kita lakukan dengan membiasakan
hal-hal kecil yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan kita.
Penanggulangan bencana dapat dilakukan melalui tiga tahap mulai dari pra bencana,
saat bencana, dan pascabencana. Penanggulangan bencana dapat memanfaatkan sumber daya
manusia yang ada di daerah tersebut. Pada saat pra bencana masyarakat akan mengantisipasi
dengan memberikan peringatan tentang bencana yang akan terjadi. Kemudian pada saat terjadi
bencana masyarakat akan saling membantu sama lain, dan masyarakat lainnya menyalurkan
bantuan berupa sandang, pangan dan papan. Adapun pada pascabencana mereka akan
melakukan gotong royong sehingga sumber daya manusia di suatu daerah tertentu berfungsi
dengan baik.
6
2.5.1 Cara Penanggulangan Banjir
7
yang kurang pohon. Dan salah satu solusi yang dapat kita lakukan dan dimulai
dari diri sendiri adalah menghemat penggunaan air. Air yang merupakan sumber
daya alam harus kita hemat dan penggunaannya hanya sewajarnya saja, jangan
berlebihan.
8
Risk = Irisan (Hazard, Exposure, Vulnerability)
Keterangan:
Tingkat exposure yang bertambah dan terlambatnya usaha mengurangi vulnerability akan
menghasilkan peningkatan bencana alam dan tingkat kehilangan atau kerugian.
Tingkat keparahan dampak risk sangat bergantung pada tingkat exposure dan vulnerability di
daerah yang terkena dampak. Bukti menunjukkan bahwa peningkatan risk di dunia sebagian
besar disebabkan oleh peningkatan exposure manusia dan aset.
Hazard berpotensi menjadi risk ketika objek atau sistem yang rentan terpapar olehnya. Semua
faktor yang menentukan risk merupakan suatu variabel. Saat ini, kita masih sulit atau belum
9
dapat mempengaruhi kejadian atau intensitas suatu fenomena alam, tetapi kita dapat
mengendalikan exposure dengan cara menghindari daerah yang rawan terpapar oleh hazard.
Vulnerability dapat dikurangi dengan meningkatkan ketahanan struktur suatu objek atau
mengukur dengan hazard tertentu. Untuk mengurangi disaster risk, sangat penting untuk
mengurangi tingkat vulnerability dan menjaga agar exposure jauh dari hazard, salah satunya
dengan cara merelokasi masyarakat dan properti penting. Dalam memahami disaster risk, tidak
cukup hanya mempertimbangkan hazard, exposure dan vulnerability saja, tetapi harus
mempertimbangkan juga kapasitas masyarakat dalam melindungi diri dari bencana.
Tidak akan ada natural disaster jika tidak ada manusia, itu hanya sebuah peristiwa alam. Risk
merupakan karakteristik dari hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Setiap hari
manusia menghadapi atau mengambil risk. Meskipun tidak dapat dihilangkan, dalam beberapa
kasus Natural Hazard dapat diminimalkan bagi manusia. Untuk melakukan ini kita perlu
memahami proses yang berjalan di alam dan energi yang diperlukan untuk proses tersebut.
Sehingga, pada tahap selanjutnya kita dapat mengembangkan tindakan yang harus diambil
untuk dapat meminimalkan atau mengurangi risk.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bencana alam adalah salah satu faktor yang bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan
hidup. Bencana alam bila dilihat dari penyebabnya, dapat dibedakan sedikitnya menjadi tiga
jenis, yaitu geologis, klimatologis, dan ekstraterestrial. Berikut adalah macam-macam bencana
alam yang terjadi di Indonesia, diantaranya: Tsunami, Banjir, Kebakaran, Longsor, Gunung
Berapi, Kekeringan dan Abrasi. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko bencana, baik melalui pengurangan
ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana. Kesiapsiagaan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana serta organisasi yang
membantu dan langkah - langkah yang tepat dan daya guna.
3.2 Saran
Demikian hasil makalah tentang “Konsep Bencana, Mitigasi Bencana, Konsep Resiko
Bencana & Perencanaan” yang telah disusun oleh kelompok, masih banyak kekurangan dalam
penyusunan karena mahasiswa masih dalam tahap belajar untuk jadi lebih baik lagi
kedepannya, harapannya semoga pembaca dapat mengerti dan memahami isi dari makalah ini
dan dapat diterapkan hal-hal baiknya di kehidupan sehari-hari. Kritik dan saran yang
membangun juga diharapkan dari pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sub Bidang Prediksi Cuaca, Pusat Meteorologi Publik BMKG. 2023. Risiko Bencana (Disaster
Risk). https://signature.bmkg.go.id/site/risiko-bencana-disaster-risk/
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta. 2022. Mengenal Kebencanaan.
https://dinsosnakertrans.jogjakota.go.id/
Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2017. Lakukan Hal Kecil Untuk
Mencegah Terjadinya Bencana Alam. https://pusatkrisis.kemkes.go.id/lakukan-hal-
kecil-untuk-mencegah-terjadinya-bencana-alam
12