DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1. DHARMAWATY S.0020.P2.082
2. NURMAWATI SINDA S.0020.P2.119
3. YUSUF KARIM S.0020.P2.139
4. NOPATIANUS S.0020.P2.115
5. AMALIA RAMADHANI S.0020.P2.072
6. YUNITA SARI S.0020.P2.138
7. FITRIANI NATSIR S.0020.P2.087
8. ROSMILAH S.0020.P2.125
9. SIGIT SUPRIYANTO S.0020.P2.129
10. SUNITA ARDIANA S.0020.P2.133
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami
kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan masyarakat
maritim pada pengelolaan barak penampungan”. Pada penulisan makalah ini, kami berusaha
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna
dan diambil intisari dan materi pembelajaran.
Makalah juga diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa lain untuk menambah ilmu
pengetahuan mengenai konsep kegawat daruratan khususnya Asuhan keperawatan masyarakat
maritim pada pengelolaan barak penampungan
Kami menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal, mencurahkan
segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan , maupun dalam penyusunan. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik yang sifatnya sangat membangun demi tercapai suatu kesempurnaan dalam
memenuhi kebutuhan dalam pembuatan suatu makalah..
Penulis,
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................................................4
C. Manfaat...........................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Dapat memahami tentang konsep dasar Asuhan keperawatan masyarakat maritim pada
pengelolaan barak penampungan
2. Dapat memahami tentang konsep dasar penanganan penyakit yang menyerang
masyarakat jika terjadi bencana alam
C. MANFAAT
1. Mengetahui Asuhan keperawatan masyarakat maritim pada pengelolaan barak
penampungan
BAB II
4
TINJAUAN TEORI
5
Bantuan penampungan/hunian sementara diberikan dalam bentuk tenda-tenda, barak,
atau gedung fasilitas umum/sosial, seperti tempat ibadah, gedung olah raga, balai desa,
dan sebagainya, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat tinggal sementara.
Standar Minimal Bantuan :
a. Berukuran 3 (tiga) meter persegi per orang.
b. Memiliki persyaratan keamanan dan kesehatan.
c. Memiliki aksesibititas terhadap fasilitas umum.
d. Menjamin privasi antar jenis kelamin dan berbagai kelompok usia
3. Jenis Bantuan
a. Bantuan Pangan
Bantuan pangan diberikan dalam bentuk bahan makanan, atau masakan yang
disediakan oleh dapur umum. Bantuan pangan bagi kelompok rentan diberikan dalam
bentuk khusus.
Standar Minimal Bantuan :
1) Bahan makanan berupa beras 400 gram per orang per hari atau bahan makanan
pokok lainnya dan bahan lauk pauk.
2) Makanan yang disediakan dapur umum berupa makanan siap saji sebanyak 2 kali
makan dalam sehari.
3) Besarnya bantuan makanan (poin a dan b) setara dengan 2.100 kilo kalori (kcal).
b. Bantuan Non Pangan
Bantuan non pangan diberikan kepada korban bencana dalam status pengungsi di
tempat hunian sementara pada pasca tanggap darurat, dalam bentuk :
1) Peralatan Memasak dan Makan
Masing-masing rumah tangga korban bencana dapat memperoleh bantuan
peralatan memasak dan perlengkapan untuk makan
C. Bantuan Pelayanan Kesehatan
Korban bencana, baik secara individu maupun berkelompok, terutama untuk kelompok
rentan, dapat memperoleh bantuan pelayanan kesehatan. Bantuan pelayanan kesehatan
diberikan dalam bentuk :
1. Pelayanan kesehatan umum meliputi :
- Pelayanan kesehatan dasar.
- Pelayanan kesehatan klinis.
Standar Minimal Bantuan :
a. Pelayanan kesehatan didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan kesehatan primer yang
relevan.
b. Semua korban bencana memperoleh informasi tentang pelayanan kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan diberikan dalam sistem kesehatan pada tingkat yang tepat :
tingkat keluarga, tingkat puskesmas, Rumah Sakit, dan Rumah Sakit rujukan.
d. Pelayanan dan intervensi kesehatan menggunakan teknologi yang tepat dan diterima
secara sosial budaya.
6
e. Jumlah, tingkat, dan lokasi pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan korban bencana.
f. Tiap klinik kesehatan memiliki staf dengan jumlah dan keahlian yang memadai untuk
melayani kebutuhan korban bencana. Staf klinik maksimal melayani 50 pasien per
hari.
g. Korban bencana memperoleh pelayanan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
h. Korban bencana yang meninggal diperlakukan dan dikuburkan dengan cara yang
bermartabat sesuai dengan keyakinan, budaya, dan praktek kesehatan.
2. Pengendalian penyakit menular meliputi :
a. Pencegahan Umum
b. Pencegahan Campak
c. Diagnosis dan Pengelolaan Kasus
d. Kesiapsiagaan Kejadian Luar Biasa
e. Deteksi KLB, Penyelidikan & Tanggap
f. HIV/AIDS
Standar Minimal Bantuan :
a. Pemberian vitamin A bagi bayi berusia 6 bulan sampai balita usia 59 bulan.
b. Semua bayi yang divaksinasi campak ketika berumur 6 sampai 9 bulan menerima dosis
vaksinasi ulang 9 bulan kemudian.
c. Anak berusia 6 bulan sampai 15 tahun dapat diberikan imunisasi campak.
d. Korban bencana memperoleh diagnosis dan perawatan yang efektif untuk penyakit
menular yang berpotensi menimbulkan kematian dan rasa sakit yang berlebihan.
e. Diambil tindakan-tindakan untuk mempersiapkan dan merespon berjangkitnya
penyakit menular.
f. Berjangkitnya penyakit menular dideteksi, diinvestigasi, dan dikontrol dengan cara
yang tepat waktu dan efektif.
g. Korban bencana memperoleh paket pelayanan minimal untuk mencegah penularan
HIV/AIDS.
3. Pengendalian penyakit tidak menular, meliputi :
a. Cedera
b. Kesehatan Reproduksi
c. Aspek Kejiwaan dan Sosial Kesehatan
d. Penyakit Kronis
Standar Minimal Bantuan :
a. Korban bencana memperoleh pelayanan tepat untuk mengatasi cedera.
b. Korban bencana memperoleh pelayanan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
reproduksi.
c. Korban bencana memperoleh pelayanan kesehatan sosial dan mental sesuai kebutuhan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
7
Pada komunitas atau kelompok adalah sebagai berikut.
1. Pengkajian
Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut :
a. Inti (Core) meliputi
1) Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang berisiko,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai- nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :
1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena
dapat menjadi stressor bagi penduduk
2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat.
3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan dilingkungan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah sering
mengalami stress akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cuku menunjang,
ssehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayan di berbagai bidang
termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat/
memantau gangguan yang terjadi.
6) System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat di
manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait
dengan gangguan penyakit.
7) System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara keseluruhan, apakah
pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun Regional
(UMR) atau sebaliknya di bawah upah minimum.
8) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya
dapat di jangkau oleh masyakarat.http://eprints.umm.ac.id/51995/4/BAB
%20II.pdf.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis di tegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada.
a. Ansietas b/d adanya perubahan dalam lingkungan, status ekonomi, status
kesehatan, pola interaksi,fungsi peran
b. Defisit perawatan diri berpakaian b/d ketidakmampuan mendapatkan atribut
pakaian
c. Defisit perawatan diri eliminasi b/d kendala lingkungan
d. Defisit perawatan diri makan b/d ketidakmampuan makan makanan dalam
jumlah memadai
e. Defisit perawatan diri mandi b/d ketidakmampuan mendapatkan menjangkau
8
sumber air, dan mengatur air mandi.
f. Gangguan citra tubuh b/d penyakit,cedera.
g. Gangguan pola tidur b/d keadaan lingkungan sekitar
h. Gangguan rasa nyaman b/d ansietas, gelisah, takut, stimulasi lingkungan yang
mengganggu
i. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b/d pemajanan suhu lingkungan
j. Ketidak efektifan pemberian ASI b/d ketidakkuatan suplei ASI
k. Keletihan b/d keadaan psikologis,lingkungan dan situasional yang berubah
l. Resiko infeksi b/d pemajanan terhadap pathogen
m. Ketidakefektifan coping b/d ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap terhadap
stressor
3. Perencanaan Intervensi
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis keperawatan
komunitas yang muncul.
9
menggunkan
tehnik relaksasi
10. Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
2 Defisit perawatan diri Mampu 1. Koordinasikan dengan
berpakaian b/d mempertahankan bagian logistik barak
ketidakmampuan kebersihan pribadi tentang ketersediaan
mendapatkan atribut dan penampilan pakaian
pakaian yang rapi 2. Pertimbangkan usia pasien
Mengungkapkan ketika mempromosikan
kepuasan dalam aktivitas perawatan diri
berpakaian 3. Bantu pasien memilih
Menggunakan pakain pakaian yang mudah
secara bersih dan dipakai
rapi
3 Defisit perawatan diri Perawatan diri 1. Berkoordinasi untuk
eliminasi b/d kendala hygiene: mampu pengadaan toilet di
lingkungan mempertahankan sekitar barak
kebersihan Dan penampungan
penampilan yang rapi 2. Pertimbangkan budaya
pasien ketika
mempromosikan aktivitas
perawatan diri
3. Membantu klien ke toilet
4. Pertimbangkan
respon klien
terhadap kurangnya
privasi
5. Menyediakan privasi
selama eliminasi
4 Defisit perawatan diri Status nutrisi : 1. Pastikan semua klien di
makan b/d ketersediaan zat gizi barak penampungan
ketidakmampuan untuk memenuhi mendapatkan makanan
makan makanan kebutuhannya dengan gizi yang baik
dalam jumlah Klien mampu 2. Menyediakan makanan
memadai menyiapkan dan dan minuman yang
memakan makanan disukai, sesuai
secara mandiri 3. Ciptakana lingkungan
Mengungkapkan yang menyenangkan
kepuasan makan selama waktu makan
4. Menyediakan makanan
10
pada suhu yang paling
selera
5. Memantau berat badan klien
6. Jelaskan lokasi makanan
di atas nampan untuk
orang dengan
gangguan penglihatan
5 Defisit perawatan diri Klien mampu untuk 1. Koordiasi untuk
mandi b/d melakukan aktivitas ketersediaan sumber air
ketidakmampuan fisik secara mandiri yang mudah dijangkau
mendapatkan Mampu untuk Membantu menyediakan
menjangkau sumber membersihkan diri perlengkapan mandi yang
air, dan mengatur air secara mandiri dibutuhkan
mandi. Mampu 2. Memfasilitasi
mempertahankan klien untuk
kebersihan diri dan menyikat gigi
penampilan yang rapi 3. Memantau kebersihan kuku
Mampu 4. Memantau
membersihkan dan integritas kulit
mengeringkan tubuh klien
Mengungkapkan
kepuasan terhadap
kebersihan tubuh dan
hygiene oral
6 Gangguan citra tubuh Body image positif 1. Kaji secara verbal dan
b/d penyakit,cedera Mendeskripsikan nonverbal respon klien
secara factual terhadap tubuhnya
perubahan fungi 2. Monitor frekuensi
tubuh mengkritik dirinya
Memepertahankan 3. Dorong klien
interaksi sosial mengungkapkan
perasaannya
4. Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil
7 Gangguan pola tidur Jumlah jam tidur 1. Instruksikan untuk
b/d keadaan dalam batas normal memonitor tidur klien
lingkungan sekitar Pola tidur, kualitas 2. Ciptakan
dalam batas normal lingkungan yang
Perasaan segar nyaman
11
sesudah tidur atau 3. Fasiliitasi untuk
istirahat mempertahanakan
aktivitas sebelum
tidur (membaca)
8 Gangguan rasa Status lingkungan 1. Identifikasi tingkat
nyaman b/d ansietas, yang nyaman kecemasan
gelisah, takut, Status kenyamanan 2. Gunakan
stimulasi lingkungan meningkat pendekatan yang
yang mengganggu Keinginan untuk menenangkan
hidup 3. Pahami perspektif klien
terhadap situasi yang saat
ini sedang dihadapinya
4. Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan
dan persepsi
5. Instruksikan pasien
menggunakan tehnik
relaksasi
9 Resiko ketidak Termoregulasi 1. Newborn Care:
seimbangan suhu : newborn 2. Pantau suhu bayi
tubuh b/d pemajanan Suhu kulit normal baru lahir sampai
suhu lingkungan Suhu badan dalam stabil
batas normal 3. Pantau warna dan suhu kulit
4. Pantau dan
laporkan gejala
hipotermi/hiperterm
i
5. Tingkatkan
keadekuatan
masukan cairan dan
nutrisi
6. Gunakan matras panas,
selimut hangat yang
disesuaikan dengan
kebutuhan
10 Ketidakefektifan Ibu mengetahui tanda- 1. Tentukan keinginan dan
pemberian ASI b/d tanda penurunan motivasi ibu untuk
ketidakkuatan suplei suplei ASI menyusui
ASI 2. Membantu ibu dalam
12
pemberian ASI eksklusif
3. Memberikan makanan
yang baik untuk ibu
menyusui
4. Fasilitasi proses
bantuan interaktif
untuk membantu
mempertahankan
keberhasilan proses
pemberian ASI
5. Diskusikan metode
alternative pemberian
makanan bayi
11 Keletihan b/d keadaan Memverbalisasikan 1. Kaji adanya
psikologis,lingkungan peningkatan energi factor yang
dan situasional yang dan merasa lebih baik menyebabkan
berubah batas normal kelelahan
2. Monitor nutrisi dan
sumber energy yang
adekuat
3. Monitor jika ada
kelelahan fisik dan
emosi secara berlebihan
4. Monitor pola
tidur dan
kualitasnya
5. Dukung klien dan
keluarga untuk
mengungkapakan
perasaannya
6. Bantu aktivitas sehari-hari
sesuai kebutuhan
7. Pantau dan
laporkan gejala
hipotermi/hiperteri
8. Tingkatkan
keadekuatan
masukan cairan dan
nutrisi
9. Gunakan matras panas,
selimut hangat yang
13
disesuaikan dengan
kebutuhan
12 Resiko infeksi b/d Klien bebas dari tanda 1. Instruksikan kepada
pemajanan terhadap dan gejala infeksi para penghuni barak
pathogen Menunjukkan untuk selalu menjaga
kemampuan untuk perilaku hidup bersih
mencegah timbulnya dan sehat
infeksi 2. Monitor tanda dan gejala
Menunjukkan infeksi
perilaku hidup bersih 3. Dorong masukan
dan sehat nutrisi yang cukup
4. Dorong masukan cairan
5. Dorong istirahat
6. Ajarkan klien dan
keluarga tanda infeksi
7. Laporkan kecurigaan
infeksi
13 Ketidakefektifan Mengatakan 1. Anjurkan pasien untuk
coping b/d penurunan stress identifikasi gambaran
ketidakadekuatan Klien mengatakan perubahan peran yang
kesempatan untuk telah menerima realistis
bersiap terhadap tentang keadaannya 2. Gunakan pendekatan yang
stressor tenang dan meyakinkan
3. Menjelaskan fakta
bencana kepada
anak.
4. Mengenali reaksi
stress pada anak
5. Mendukung
keluarga/pengasuh
untuk menyokong anak
6. Menyediakan
lingkungan
bermain dan
beraktivitas
14
4. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah di rencanakan.
5. Evaluasi/ penilaian
a. Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan intervensi .
b. Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke Rumah Sakit
15
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penampungan/hunian sementara adalah tempat tinggal sementara selama korban bencana
mengungsi, baik berupa tempat penampungan massal maupun keluarga, atau individual.
Bantuan penampungan/hunian sementara diberikan dalam bentuk tenda-tenda, barak, atau
gedung fasilitas umum/sosial, seperti tempat ibadah, gedung olah raga, balai desa, dan
sebagainya, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat tinggal sementara. Standar
Minimal Bantuan :
1. Berukuran 3 (tiga) meter persegi per orang.
2. Memiliki persyaratan keamanan dan kesehatan.
3. Memiliki aksesibititas terhadap fasilitas umum.
4. Menjamin privasi antar jenis kelamin dan berbagai kelompok usia
B. SARAN
Perawat mampu memberikan pelayanan dengan maksimal untuk memehuhi kebutuhan hidup
terutama kesehatan masyarakat di barak penampungan.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://bnpb.go.id/produk-hukum/uploads/24/peraturan-kepala/2008/perka-7-tahun-2008-tentang-tata-
cara-pemberian-bantuan-pemenuhan-kebutuhan-dasar.pdf.
http://eprints.umm.ac.id/51995/4/BAB%20II.pd
17
18
19
20