Anda di halaman 1dari 5

Pembimbing : Narmawan.,S.Kep.,Ns.,M.

Kep

METODOLOGI PENELITIAN

“ HIPOTESIS DAN INSTRUMEN PENELITIAN “

Hubungan antara Motivasi kerja dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Benyamin
Guluh Kolaka

NAMA : RAMLA SARI


NIM : S.0020.P2.122

PRODI KEPERAWATAN STIKES KARYA


KESEHATAN KENDARI
TAHUN
2021
HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara Motivasi kerja dengan Kinerja Perawat di
Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka.
Dimana, Hubungan Motivasi Kerja dengan kinerja dipengaruhi oleh :
1. Penghasilan
2. Jabatan
3. Resiko
INSTRUMEN PENELITIAN

1. Construct Validity

Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-

item tes mampu mengukur apa-apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan

konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.

Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang dimaksudkan

mengukur variabel-variabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti

instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, lokus control, gaya kepemimpinan,

motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya performansi maksimum seperti

instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), intelegensi (kecerdasan intelekual),

kecerdasan emosional dan lain-lain.

Untuk menentukan validitas konstruk suatu instrumen harus dilakukan proses

penelaahan teoritis dari suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai dari

perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan

penulisan butir-butir item instrumen. Perumusan konstruk harus dilakukan berdasarkan

sintesis dari teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukur melalui proses

analisis dan komparasi yang logik dan cermat.

Menyimak proses telaah teoritis seperti telah dikemukakan, maka proses validasi

konstruk sebuah instrumen harus dilakukan melalui penelaahan atau justifikasi pakar atau

melalui penilaian sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yang menguasai

substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur.


2. Criterion Related Validity

Validitas kriteria (criterion related validity) Adalah validasi suatu instrumen

dengan membandingkannya dengan instrumen-pengukuran lainnya yang sudah valid dan

reliabel dengan cara mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen

tersebut mempunyai validitas kriteria.

Pendekatan validitas berdasar kriteria menghendaki tersedianya kriteria eksternal

yang dapat dijadikan dasar pengujian skor alat ukur. Suatu kriteria adalah variabel perilaku

yang akan diprediksikan oleh skor alat ukur. Untuk melihat tingginya validitas berdasar

kriteria dilakukan komputasi korelasi antara skor alat ukur dengan skor kriteria. Koefisien

ini merupakan koefisien validitas bagi alat ukur yang bersangkutan, yaitu r xy, dimana x

melambangkan skor alat ukur dan y melambangkan skor kriteria.

3. Equivalence Reliability

Reliabilitas seimbang (equivalence reliability). Menerapkan banyak indikator

yang dapat dioperasionalisasikan ke semua konsepsi pengukuran. Kesetaraan keandalan

akan menggunakan dua instrumen untuk mengukur konsep yang sama pada tingkat

kesulitan yang sama. Reliabilitas atau tidaknya pengujian akan ditentukan dari hubungan

dua skor instrumen, atau lebih dikenal dengan hubungan antara variabel bebas (independen

variable) dengan variabel terikat (dependen variable).


4. Stability Atau Test-Retest Reliability

Stability reliability sering juga disebut sebagai test-retest reliability

merupakan keandalan yang diperoleh dari dengan melakukan pengukuran ulang

pada kelompok / subjek yang sama. Misalnya sebuah kuesioner yang mengungkap

konsep yang sama disebar pada sekelompok mahasiswa, maka stabilitas pengukuran

dapat dihitung dengan menyebar ulang kuesioner tersebut dalam jangka waktu

beberapa bulan ke depan. Semakin tinggi kesamaan jawaban (atau semakin tinggi

korelasi) skor pada jawaban periode pertama dengan pengukuran periode

berikutnya, maka dapat dinyatakan kuesioner tersebut dapat disebut memiliki

tingkat kestabilan yang tinggi.

Stabilitas pengukuran juga dapat diperoleh dalam bentuk parallel atau

dikenal dengan parallel-form reliability dilakukan dengan mengubah susunan kata

namun memiliki item yang setara dan format respon yang sama. Bila dua tes

tersebut yang sebanding tersebut mengasilkan skor yang berkorelasi tinggi

(misalnya di atas 0.80), maka dapat dinyatatan bahwa ukuran tersebut secara logis

dapat dipercaya, dengan varian kesalahan minimal yang disebabkan oleh susunan

kata, urutan dan faktor lain (Sekaran, 2006).

Anda mungkin juga menyukai