MAKALAH KESIAPSIAGAAN
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ARIANTO K. AHMAD 201801050
2. RIVALDI NARDI 201801081
3. NURHIDAYAT 201801077
4. MUTMAINNAH 201801070
5. SRY DJULIANTI 201801088
6. JIHAN PAHIRA 201801064
7. NI MADE SUMIARTINI 201801073
8. FITRAHAITUNNUFUS 201801058
9. VALEN PAWAKANG 201801089
PRODI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. KONSEP BENCANA..................................................................................................3
1. Devinisi Bencana.....................................................................................................3
2. Factor penyebab terjadinya bencana.........................................................................4
3. Tahapan bencana......................................................................................................5
4. Manajemen bencana.................................................................................................5
B. KONSEP KESIAPSIAGAAN......................................................................................7
1. Definisi Kesiapsiagaan.............................................................................................7
2. Tujuan Kesiapsiagaan...............................................................................................8
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapsiagaan...........................................8
4. Indikator Penilaian Tingkat Kesiapsiagaan............................................................12
5. Pengukuran Tingkat Kesiapsiagaan........................................................................13
BAB III..................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
fasilitas pendidikan, 715 unit fasilitas peribadatan dan 117 fasilitas kesehatan)
(BNPB, 2017).
Pendidikan bencana untuk mengurangi risiko bencana di masa anakanak
menjadi sangat penting. Pengenalan awal bencana dan kemanfaatan hutan serta
ekosistem yang ada di lingkungan sekitar rumah tempat tinggal merupakan
media nyata yang bisa digarap dan diberikan untuk para generasi muda dalam
membentuk perilaku kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.(Widjanarko and
Minnafiah, 2018).
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. KONSEP BENCANA
1. Devinisi Bencana
4
Bencana alam adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh fenomena alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
b. Bencana non alam
Bencana non alam adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh fenomena faktor non alam seperti kegagalan
teknologi, kegagalan dalam modernisasi dan wabah penyakit.
c. Bencana social
Bencana sosial adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh faktor manusia yang meliputi konflik sosial antar
individu atau antar komunitas masyarakat.
d. Kegagalan teknologi
Kegagalan teknologi adalah suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh kesalahan design, pengoperasian, kelalaian dan
kesengajaan manusia dalam hal penggunaan terkonologi yang
mengakibatkan pencemaran dan kerusakan terhadap lingkungan,
jatuhnya korban jiwa, dan kerusakan lainnya.
2. Factor penyebab terjadinya bencana
5
3. Tahapan bencana
6
4. Manajemen bencana
7
Sering disebut fase perencanaan dan tanggap bencana dimana
masyarakat dalam kembali beraktivitas seperti biasanya. Evaluasi resmi
sangat penting dilakukan untuk mengidentifikasi perencana yang baik
bagi masyarakat dalam menghadapi bencana selanjutnya.
B. KONSEP KESIAPSIAGAAN
1. Definisi Kesiapsiagaan
8
peningkatan kemampuan untuk melakukan tindakan 13 persiapan dalam
menghadapi kondisi darurat bencana secara cepat dan tepat (LIPI-
UNESCO/ISDR, 2006).
Setiap fase-fase kesiapsiagaan harus dilakukan dengan persiapan yang
baik yaitu dengan mengkolaborasikan berbagai tindakan yang tujuannya
untuk dapat meminimalisir dampak buruk dan kerugian-kerugian yang
timbul akibat dari bencana dan menyusun kegiatan perencanaan untuk dapat
melakukan pertolongan serta perawatan yang efektif pada saat terjadi
bencana (Japanese Red Cross Society, 2009).
2. Tujuan Kesiapsiagaan
9
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapsiagaan
10
maka masyarakat akan mengembangkan kesadaran terhadap bahaya
yang meningkat dan persepsi terhadap risiko, kedua berdasarkan
pengalaman sebelumnya akan meningkatkan pemahaman secara realistis
tentang apa yang akan terjadi dan mengambil pengukuran proaktif untuk
mencegah dan meminimalisir potensi masalah terhadap bencana di masa
yang akan datang.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safinah
(2014), tentang hubungan pengalaman kejadian Tsunami terhadap
kesiapsiagaan bencana pada masyarakat di Gampong Jeulingke
Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh yaitu terdapat hubungan
antara pengalaman bencana Tsunami dengan kesiapsiagaan bencana
dengan signifikasi p-value = 0,001 (α < 0,1) yang didapat dari hasil
perhitungan Chi-Square. Pengalaman kejadian Tsunami merupakan
pengalaman berharga bagi masyarakat Gampong Jeulingke dan
pengalaman tersebut tidak dapat dilupakan.
c. Persepsi terhadap risiko
Pengelolaan emergensi dapat mempengaruhi persepsi risiko dan
mempromosikan kesiapsiagaan yang lebih tinggi dikomunitas
masyarakat melalui komunikasi risiko yang efektif. Komunikasi dalam
risiko dimaksudkan untuk mendidik masyarakat dan organisasi tentang
bahaya yang mereka hadapi, menginformasikan mereka tentang risiko
dan kemungkinan bahwa bahaya akan menghasilkan bencana, dan
mempengaruhi mereka untuk mengambil tindakan yang tepat untuk
melindungi diri mereka sendiri dan bisa menghadapi tantangan yang
diakibatkan oleh bencana.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novita
(2015), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapsiagaan
bencana banjir di Gampong Garot Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar
yaitu terdapat hubungan antara persepsi resiko terhadap bencana dengan
11
kesiapsiagaan bencana dengan signifikasi p-value = 0,001 yang didapat
dari hasil perhitungan Chi-Square.
d. Tingkat Kesadaran
Kesadaran bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu
memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus
eksternal, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang
secara samar-samar disadari oleh individu sehingga akhirnya
perhatiannya terpusat. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia
merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri sesuai
dengan yang diyakininya. Penguatan kesadaran akan bahaya dan resiko
terhadap suatu bencana merupakan langkah penting bagi masyarakat
untuk dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari
kejadian bencana tersebut. Tingkat kesadaran yang baik akan
menentukan hasil dari rencana yang telah dibuat dalam menghadapi
bencana alam dan pengurangan risiko dampak dari bencana khususnya
bencana Gempa dan Tsunami.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ria (2013),
tentang hubungan tingkat kesadaran dan karakteristik keluarga dengan
kesiapsiagaan dalam menghadapi gempa dan tsunami di Kota Padang
yaitu terdapat hubungan antara tingkat kesadaran dengan kesiapsiagaan
bencana Gempa dan Tsunami dengan signifikasi p-value = 0,05 yang
didapat dari hasil perhitungan Chi-Square.
e. Pelatihan Kebencanaan
Pelatihan sangat diperlukan dalam hal meningkatkan kesiapsiagaan
bencana yang tujuannya untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan
akibat dari bencana tersebut. Pelatihan kebencanaan juga bertujuan
untuk membuat masyarakat khususnya yang bekerja sebagai nelayan
paham dan sadar tentang resiko bencana yang dihadapi serta mampu
untuk mengelola ancaman yang ditimbulkan dari kejadian bencana dan
12
dapat menanamkan sifat tangguh dari ancaman bahaya bencana dengan
mempersiapkan kemampuan perseorangan serta dapat bangkit dari
keterpurukan akibat bencana.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hesti dkk
(2018), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapsiagaan
bidan dalam menghadapi bencana Gempa Bumi dan Tsunami di
Puskesmas Kota Padang yaitu terdapat hubungan antara pelatihan
kebencanaan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dengan
signifikasi p-value < 0,05 yaitu (0,004) yang didapat dari hasil
perhitungan Chi-Square.
4. Indikator Penilaian Tingkat Kesiapsiagaan
13
yang penting dan upaya yang konkrit untuk dapat melaksanakan
kegiatan siaga bencana secara tepat.
c. Rencana tanggap darurat
Kegiatan ini menjadi bagian yang penting dalam kesiapsiagaan
terutama berkaitan dengan evakuasi, pertolongan dan penyelamatan agar
dampak jumlah korban dari suatu bencana dapat diminimalkan. Upaya
ini bersifat sangat krusial karena semua elemen seperti pemerintah,
masyarakat dan yang lainnya harus dapat membuat rencana kegiatan
tanggap darurat yang jelas agar dampak buruk dari suatu bencana dapat
diminimalisir dengan baik.
d. Sistim peringatan bencana
Sistem peringatan bencana ini meliputi tanda peringatan dan
pendistribusian informasi akan terjadinya bencana. Dengan peringatan
bencana ini, khususnya masyarakat dapat melakukan tindakan yang
tepat dan dapat mengurangi korban jiwa, kerusakan harta benda, dan
kerusakan lingkungan. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan optimal
maka masyarakat memerlukan latihan dan simulasi, apa yang harus
dilakukan apabila mendengar peringatan, kemana dan bagaimana cara
menyelamatkan 19 diri dalam waktu tertentu sesuai dengan lokasi
dimana masyarakat sedang berada saat mendegar tanda peringatan
bencana.
e. Mobilisasi
sumberdaya Mobilisasi sumberdaya menjadi faktor yang sangat
krusial sebagaimana diketahui banyak sumberdaya yang tersedia baik
itu sumberdaya manusia (SDM), sumberdaya pendanaan dan prasarana
yang harus dikelola dengan baik dalam keadaan darurat. Semua
sumberdaya yang ada dapat menjadi suatu potensi yang mendukung
dalam kesiapsiagaan bencana dan juga bisa menjadi potensi yang tidak
mendukung dalam tindakan kesiapsiagaan bencana maka dari itu
14
diperlukan langkah-langkah dan yang tepat dalam memobilisasi sumber
daya yang ada untuk tindakan kesiapsiagaan yang baik.
5. Pengukuran Tingkat Kesiapsiagaan
Keterangan:
KA : Knowledge and Attitude (Pengetahuan dan Sikap)
EP : Emergency Planning (Rencana untuk Keadaan Darurat Bencana)
WS : Warning System (Sistem Peringatan Dini)
RMC : Resource Mobilization Capacity ( Kemampuan Memobilisasi
Sumber Daya)
15
Indikator Penilaian Kesiapsiagaan Menurut Jan Sopaheluwakan (2006)
tingkat kesiapsiagaan dapat dikategorikan menjadi lima diantaranya :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan jadi penyusun menerima
saran dan kritikan yang membangun guna perbaikan makalah selanjutnya.
Diharapkan kepada teman-teman agar selalu berhati-hati dan siap menghadapi
bencana yang ada.
16
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, F & Makfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents?page=3&q=%20pengetahuan
%20kesiapsiagaan%20bencana&select=title
https://www.researchgate.net/search/publication?q=kesiapsiagaan%2Bsiswa
%2Bmenghadapi%2Bbencana%2B&page=2
17