Anda di halaman 1dari 22

MASALAH BANJIR YANG TERJADI DI IBUKOTA SERTA AKIBATNYA BAGI

PENDUDUK JAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Bidang Studi Geografi

Disusun oleh :
Nama ::AGASTYA SAFARAJA PUTRANATA
kurniawan.
Kelas : X MIPA 1

SMA NEGERI 1 GENDING


Jl. Raya Sebaung Gending Kabupaten Probolinggo 67272
September 2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

MASALAH BANJIR YANG TERJADI DI IBUKOTA


SERTA AKIBATNYA BAGI PENDUDUK JAKARTA

Disusun oleh :
Nama : Gufril Dwi Arian
Kelas : X MIPA 1
Nis : 8493

Disahkan oleh
Kepala Sekolah

SUPRIYADI, S. Pd, M. M.
NIP. 196905101995031004

ii
PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku tercinta,


Terimakasih atas kasih sayang dan doa serta dukungannya yang selalu
memberikan motivasi dan semangat baik moral maupun material sehingga dapat
menyelesaikan tugas laporan penelitian ini.

Untuk orang yang paling kusayangi “Ibu Sriatin dan Bapak Sony Susilo” Terima
kasih atas doa dan dukungannya yang selalu senantiasa dan memberikanku
semangat sehingga dapat menyelesaikan tugas dan laporan penelitian ini.

Untuk teman-teman seluruh kelas X MIPA 1 dan teman-temanku yang belum


disebutkan Namanya

“Kalian adalah penyemangat dan anugerah terindah dalam hidupku”

iii
MOTTO

“ Belum terlambat untuk menjadi apapun yang kamu inginkan”.- (George Elliot)

“ Sukses bukanlah hal yang kebetulan, sebab kesuksesan terbentuk dari kerja
keras, pembelajaran, pengorbanan dan cinta yang ingin kamu lakukan”.- (Pele)

“ Tidak masalah jika kamu berjalan dengan lambat, asalkan kamu tidak pernah
berhenti berusaha”.- (Confucius)

“ Kamu yang mengendalikan nasib atau orang lain yang akan


mengendalikannya”.- (Jack Welch)

“ Tidak ada yang berhasil, jika kamu melakukannya dengan sungguh-sungguh”.-


(Maya Angelou)

iv
ABSTRAK

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu


peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas
manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian.

Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh
gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan
biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda
manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda),
kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmatnya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kamu
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari.

v
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gending, 18 Oktober 2021


Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
PERSEMBAHAN.................................................................................................iii
MOTTO.................................................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................3
2.1 definisi bencana alam.....................................................................................3
2.2 bencana banjir.................................................................................................3
2.3 penyebab terjadinya banjir.............................................................................4
2.4 dampak negatif dari banjir..............................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................6
3.1 Setting Penelitian............................................................................................6
3.1.1 Waktu Penelitian......................................................................................6
3.1.2 Tempat Penelitian....................................................................................6
3.2 Subyek Penelitian...........................................................................................6
3.3 Metode Pengumpulan Data............................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................7
4.1 pengertian banjir.............................................................................................7
4.2 penanggulangan banjir...................................................................................8
BAB V PENUTUP................................................................................................10
5.1 Kesimpulan...................................................................................................10
5.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

vii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banjir hingga saat ini menjadi masalah serius di berbagai daerah di Indonesia,
yang disebabkan oleh perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia yang
mempengaruhi berbagai aspek lingkungan hidup. Sebelum lingkungan hidup
menjadi rusak, banjir di Indonesia jumlahnya sedikit, karena masih seimbangnya
ekosistem yang ada dilingkungan.

Latar belakang saya mengambil permasalahan mengenai banjir karena saya


merasa prihatin dengan kondisi wilayah Jakarta yang setiap tahun tidak pernah
bisa lepas dari masalah banjir dan kurang tanggapnya pemerintah dengan masalah
ini.

Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat


adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat
dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang diatas normal dan adanya
pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan penting
seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran
sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangan
sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan
sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Adapun perumusan masalah mengenai banjir yang akan kita bahas, antara
lain:
1. Pengertian banjir
2. Penyebab banjir
3. Akibat banjir
4. Penanganan serta pencegahan banjir

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
yang telah diberikan pada mata pelajaran Fisika. Selain itu penyusunan ini

1
juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang permasalahan yang ada
saat ini.
1.4 Manfaat Penelitian
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk mengetahui dan lebih mendalami apa itu
banjir, penyebab banjir dan gejala-gejala terjadinya banjir.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi Bencana Alam

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu


peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang
baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.

Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan


oleh gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat
alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam
tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya
(kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai
bencana.

Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk


mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.
Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul bila
ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di
daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di
wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam”
juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau
malapetaka tanpa keterlibatan manusia.

Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya


sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual,
sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.

Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi


(hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang
berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster
resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan
sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah &
menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian

3
meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk
yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang
cukup.

Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait dengan
bencana.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor.
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan
teror.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi.
Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi
ancaman bencana.
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna.
Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan
sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.

4
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
prasarana dan sarana.
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pascabencana.
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa
menimbulkan bencana.
Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,
hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
tertentu.
Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan
melakukan upaya rehabilitasi.
Pencegahan bencanaadalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui
pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang
terancam bencana.
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat
berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
Bantuan darurat bencanaadalah upaya memberikan bantuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.

5
Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan
oleh Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi
Badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana.
Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau
dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum
pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita
atau meninggal dunia akibat bencana.

2.2. Bencana Banjir

Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area
atau tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang
semula tidak terendam air menjadi terendam akibat volume air yang bertambah
seperti sungai atau danau yang meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya
saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon
penyerap air dan lain sebagainya.

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi
dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-
wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa
juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang
rendah terkena dampak kiriman banjir.

Jenis – Jenis Banjir

Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi


penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai,
banjir danau, dan banjir laut pasang.

Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap, biasanya terjadi jika ada sampah yang
menghambat aliran sungai

Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.

Banjir Laut pasang


Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.
2.3. Penyebab Terjadinya Banjir

6
Pernahkah kita mengalami banjir? Bagaimana kita menghadapinya? Di antara
kita mungkin ada yang tinggal di sekitar sungai yang rawan banjir. Atau mungkin
tidak tinggal di sekitar sungai tapi tetap mengalami banjir. Tahukah kita
penyebabnya?

Secara umum, penyebab terjadinya banjir di Indonesia adalah sebagai berikut:

a) Pendangkalan sungai,
b) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliransungai,
c) Pembuatan saluran airyang tidak memenuhi syarat,
d) Pembuatan tanggulyang kurang baik,
e) Curah hujan tinggi
f) Banjir kiriman
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering
terjadi. Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang
sering dan lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah
sekitar arus sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang
terkena musibah banjir juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus
menerus dan sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.

Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah
banjir menimpa kita, tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah
menghadapinya. Ada banyak cara untuk menghadapi banjir tersebut, Di antaranya
yaitu:

Selamatkan barang-barang berharga.


Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan
tolong juga orang-orang di sekitar tempat tinggal kita.
Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur, dan
alat rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi, misalnya lantai dua rumah atau
loteng. Jika kita tidak memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting
seperti selimut, uang, perhiasan, dan bahan makanan sebisanya.
2.4 Dampak Negatif Dari Banjir

Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:

1. Rusaknya arealpemukiman penduduk;


2. Sulitnya mendapatkan air bersih;
3. Rusaknya saranadan prasarana penduduk;

7
4. Menghambat proses belajar mengajar;
5. Timbulnya penyakit-penyakit;
6. Menghambat transportasi darat.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode

8
Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu
untuk menjelaskan hubungan kausal antara penggunaan lahan dan banjir di
daerah Jakarta. Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode dalam penelitian ini
adalah metode pendekatan wilayah karena situasi saat terjadinya banjir
musiman ini berada hanya di daerah Jakarta.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Sungai Kecamatan Makasar Jakarta Timur (Sungai Cipinang) tetapi hanya


yang berada di Jl. Soeprapto.

3.3. Variabel Penelitian

Ada dua variable dalam proposal ini, yaitu

1. Variabel control, yaitu fenomena banjir musiman Jakarta.


2. Variabel terikat, yaitu akibat yang ditimbulkan terhadap masyarakat
3.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Studi pustaka
Teknik pengumpulan data dengan mengkaji berbagai teori, prinsip, kosep,
dan hukum –hukum yang berlaku dalam ilmu geografi. Data yang diperoleh
bersumber dari buku buku, internet, dan warga sekitar.

Observasi :

9
Pengumpulan data dalam ilmu geografi yang berusaha untuk melihat
langsung tentang gejala dan masalah geografis.

10
i

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Banjir


Pada dasarnya banjir disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada
saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi mauun
yang rendah. Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan,
karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air
yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai,
atau pecahnya bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah
aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau
saluran.

Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya


serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan
tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah
banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan
air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.

Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun terus-menerus sehingga air
pun semakin banyak memenuhi sungai dan saluran-saluran air. Kalau
sungai dan saluran air itu tersumbat oleh sampah dan kotoran, maka banjir
bisa terjadi.

Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi),
maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran2
atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan
masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan
menguap keudara (evapotranspirasi).

4.2 penaggulangan banjir

Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan


sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan
fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi
dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda.

11
Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim
penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung Jawab
Posko Banjir.
Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk
pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan
mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.

Yang harus dilakukan di tingkat keluarga

Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang
curah hujan dan posisi air pada pintu air.
Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas
dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras,
makanan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, buku
tabungan, sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dan tangan
jahil.dengan jumlah 46.264 rumah. Unsur O3 yang ada berasal dari pemakaian
listrik bervoltase tinggi yang dihasilkan dari aktifitas masyarakat di bangunan
permukiman atau perdagangan dan jasa. Jenis bangunan permanen yang tinggi
tersebut, mempengaruhi tingginya kadar O3 di Kecamatan Pedurungan. Vegetasi
yang ada di ruang terbuka hijau Kecamatan Pedurungan adalah Kiara payung,
Boegenvil, Mangga, Rambutan, Sawo, Beringin, Flamboyan, Kamboja, Palem,
Angsana, Jambu Air, Cemara, Jati, dan Palem. Jenis vegetasi tersebut belum
sesuai dan belum bisa menyelasaikan masalah pencemaran udara yang ada di
wilayah studi. Hal ini terlihat dari tingkat O3 yang terus mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Pada tahun 2010, unsur O3 sebesar 13,625 μg/m3 dan meningkat
menjadi 17,29 μg/m3 pada tahun 2014.
Luasan ruang terbuka hijau dengan kualitas udara di Kecamatan Pedurungan
memiliki hubungan yang erat. Dimana, semakin besar luasan ruang terbuka hijau
yang ada, meningkatkan kualitas udara di wilayah amatan. Selain perluasan ruang
terbuka hijau, pemilihan vegetasi yang sesuai dan tepat, juga dapat meningkatkan
kualitas udara. Parameter kualitas udara yang paling berpengaruh terhadap luas

12
ruang terbuka hijau adalah O3. Gas O3 yang ada di Kecamatan Pedurungan
sebagian besar berasal dari pembangkitan tenaga listrik yange bervoltase tinggi
sepeerti kulkas, AC, dan TV. Penggunaan lahan di Kecamatan Pedurungan
didominasi oleh kawasan permukiman dan perdagangan dan jasa. Pada kawasn
terbangun tersebut, terdapat aktifitas masyarakat dan penggunaan tenaga listrik
yang bervoltase tinggi di dalamnya.

13
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas Menggunakan kerangka teori sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulannya sebagai berikut :

Partisipasi masyarakat daam menanggulangi masalah banjir masih sangat


kurang. Begitu juga dengan Peran pemerintah masih sangat dominan pada
setiap tahap bencana. Partisipasi masyarakat yang merupakan critical
player pada tahap sebelum bencana, memiliki pengaruh sangat kecil dalam
proses dan implementasi kebijakan. Tingkat partisipasi terbaik yang terjadi
baru pada tingkat consultation. Pada beberapa kegiatan masih pada tingkat
information. Di tahap ini masyarakat masih sebagai obyek program/kegiatan
pemerintah.

Partisipasi telah dimulai pada tingkat partnership pada lingkup lingkungan


setempat yang dilaksanakan secara spontan. Kegiatan tanggap darurat, di
saat bencana banjir datang, partisipasi masyarakat seimbang dengan
stakeholder lainnya. Tingkat partisipasi yang dicapai adalah partnership,
baik secara individu maupun kelompok organisasi sosial. Pada tahapan
rehabilitasi setelah bencana, pemerintah kembali dominan, terutama dalam
kegiatan fisik.

Partisipasi masyarakat hanya sebatas consultation. Tingkat partisipasi risk


sharing dan partnership dilakukan lingkuplingkungan setempat.dan
Kebijakan pemerintah daerah tentang penanggulangan bencana masih
sangat terbatas
5.2 Saran
Banjir Merupakan salah satu Fenomena Bencana alam yang disebabkan
Terlalu banyaknya air, Banjir Bisa dicegah Dengan Cara sederhana
diantaranya, Menjaga Kebersihan, terutama di area sungai, Membuat
gorong-gorong dan lain-lain, Perlu Diingatkan bahwa Peran Manusia Sangat
Berpengaruh Pada hal tersebut. Serta kerjasama pihak yang terlibat untuk
mengantisipasi bencana banjir.

14
DAFTAR PUSTAKA

Maryono A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, dan Lingkungan. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.

Rukmana R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit


Kanisius. Yogyakarta.

Situs: http://afrahda.blogspot.com/2016/04/banjir.html

http://lemlit.unlam.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/yudi-firmanul-a.pdf

Hestiyanto, Yusman. 2005. Geograpi 1 SMA Kelas. Jakarta : Yudistira.

Hidayat. 2007. Ilmu Alam Fenomena Alam Sekitar. Bandung : PT Sarana Panca
Karya Nusa.

Rizky. 2013. “Pengertian Banjir dan Penyebabnya”


http://rizkynovi99.blogspot.com diakses tanggal 02 April 2016.

Situs: http://dikinuwa.blogspot.co.id/2016/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html

15

Anda mungkin juga menyukai