Anda di halaman 1dari 17

DINAMIKA PENDUDUK DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Dasar - dasar Lingkungan
Yang Dibina Oleh Dr. Sueb, M.Kes. dan Farid Akhsani, S.Si, M.Si.

Disusun Oleh :
Offering I 2019 / Kelompok 3

Dahlia Normala. (190342621245)

La Arlan (190342621233)

Vanessa Rizkita Pramono (190342621301)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FEBRUARI 2020
Hubungan antara Dinamika Penduduk dengan Permasalahan Lingkungan

Normala, Dahlia.*, Arlan, La.*, Pramono, Vanessa R.*, Sueb.*,Farid


Program Studi S1 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5 Malang 65145, Indonesia

Email bersangkutan :
*vnsallan743@gmail.com
*rvanessarizkita@gmail.com
*dahlianorma@gmail.com
**sueb.fmipa@um.ac.id
**farid.akhsani.fmipa@um.ac.id

Abstrak : Dinamika penduduk dan lingkungan sekitar memiliki hubungan yang sangat erat.
Kesehatan dan kualitas lingkungan ditentukan oleh masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Di
Kota malang sebagai contoh, merupakan kota yang padat penduduk dan memiliki akses jalan
yang tergolong sempit. Hal ini menyebabkan pemukiman warga menjadi tidak terstruktur dan
terkesan kumuh. Kesehatan dan kebersihan lingkungan juga sangat diragukan. Bantaran
sungai yang kotor dan dekat dengan pemukiman menjadi suatu hal yang memperburuk
pandangan kota.

Kata Kunci : Dinamika penduduk, Wawasan lingkungan, Masalah lingkungan


DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................2
1.3 TUJUAN......................................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................3
Kepadatan Penduduk dan Masalah Lingkungan....................................................................3
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................5
3.1 Macam atau Kategori dari Komponen Lingkungan....................................................5
3.2 Fungsi atau Peranan Lingkungan................................................................................5
3.3 Dampak dari Masalah Lingkungan.............................................................................6
A. Pencemaran Air...........................................................................................................7
B. Pencemaran Udara.......................................................................................................7
C. Pencemaran Tanah.......................................................................................................8
D. Urbanisasi Besar – Besaran............................................................................................8

E. Perubahan Iklim..............................................................................................................8

F.Terbentuknya Pemukiman Kumuh..................................................................................8


G. Menumpuknya Sampah Rumah Tangga........................................................................9
H. Masalah Banjir...............................................................................................................9
3.4Cara Mengatasi Pertumbuhan Penduduk yang
Tinggi......................................................9
A. Menegakkan Program
Transmigrasi...............................................................................9
B. Menekan pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga
Berencana......................10
C. Membuat Undang-Undang yang menetapkan usia minimal
menikah...........................10
D. Memberlakukan Tarif Tinggi Bagi Para
Imigran..........................................................10
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................11
Kesimpulan...........................................................................................................................11
Saran.....................................................................................................................................11
DAFTAR RUJUKAN..............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertambahan jumlah penduduk berpengaruh dengan perubahan iklim dan berpotensi
terjadinya pemanasan global (global warming). Hal ini terjadi di daerah-daerah dingin seperti
kutub utara dan kutub selatan terdapat bongkahan-bongkahan es yang sudah mencair. Es
yang mencair menyebabkan naiknya tingkat permukaan laut global ancaman bagi
keselamatan bumi. Naiknya suhu bumi di berbagai negara mengalami kenaikan antara 1,4 0C-
5,90C. Global warming ancaman bagi mahluk hidup bumi dan akan berdampak pada
terjadinya disaster seperti kekeringan, badai topan, El Nino, badai siklon tropis, banjir dan
bencana lainnya yang berpengaruh kestabilan fungsi lingkungan sebagai sumber daya.

Lingkungan sebagai sumber daya mempertemukan berbagai kepentingan di dalamnya,


antara lain kepentingan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah. Benturan kepentingan antara
berbagai pihak sering berakibat kondisi lingkungan harus menjadi korban. Pada akhirnya,
kondisi lingkungan yang dikorbankan akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di
sekitar. Pengelolaan lingkungan selain berusaha melakukan tindakan preventif, yakni
mencegah meluasnya kerusakan lingkungan juga melakukan tindakan represif, yaitu
bertindak secara nyata untuk menghadapi kondisi lingkungan yang terlanjur rusak. Kondisi
lingkungan yang demikian jika dimungkinkan perlu diperbaiki agar dapat bermanfaat
kembali bagi kesejahteraan masyarakat banyak.

Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya tumbuhan dan binatang di sekitarnya.
Selain itu manusia memerlukan ruang, waktu, cahaya, air, udara, tanah serta kondisi iklim
tertentu yang dipengaruhi suhu, kelembaban, curah hujan untuk dapat hidup secara wajar.
Kumpulan organisme hidup dan benda mati tersebut yang berada bersama-sama pada suatu
tempat akan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, membentuk suatu kesatuan sistem
yang disebut sebagai sistem ekologi (ecological system) atau ekosistem. istilah ekosistem ini
pertama kali dikemukakan oleh Tinsley (1935). la menyebutkan bahwa ekosistem merupakan
sistem hubungan timbal balik antara komponen biotik (komunitas dan populasi) dengan
komponen abiotiknya. Oleh karena itu ekosistem seringkali disebut sebagai satuan fungsional
dasar di dalam ekologi.
Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup merumuskan bahwa lingkungan merupakan kesatuan ruang yang semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya. Dalam definisi ini terlihat semakin jelas bahwa manusia memiliki andil yang besar di
dalam mempengaruhi kebelangsungan dan dinamika lingkungan. Lingkungan meliputi
keadaan baik yang disebut makhluk hidup maupun benda, termasuk pula keadaan-keadaan
yang mempengaruhi keberadaan makhluk hidup dan benda. Keadaan-keadaan yang kemudian
juga disebut hukum alam memang akan mengalami keadaan homeostasis (keseimbangan)
apabila pengaruh manusia dalam batas kewajaran, namun apabila campur tangan manusia
telah melampaui batas kemampuan salah satu atau lebih komponen lingkungan untuk
memperbaiki dirinya, maka akan terjadi ketidakseimbangan atau ketidakharmonisan antara
komponen lingkungan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari topik di atas adalah:
1. Apa saja kategori komponen lingkungan?
2. Apa saja fungsi atau peranan lingkungan?
3. Apa saja dampak dan Permasalahan Pertumbuhan Penduduk?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui macam atau kategori dari komponen lingkungan.
2. Untuk mengetahui dampak dari pertumbuhan penduduk bagi lingkungan.
3. Untuk mengetahui fungsi atau peranan lingkungan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Masalah kepadatan penduduk disebabkan akibat menurunnya tingkat kematian dengan


tanpa disertai menurunnya tingkat kelahiran. Umumnya dinegara-negara berkembang sudah
mampu menurunkan tingkat kelahiran, sedangkan dinegara-negara yang sedang berkembang
belum mampu menurunkan tingkat kematian dan kelahiran. Kepadatan penduduk yang terjadi
sekarang akibat dari tidak diterapkannya program KB. Program ini sudah banyak
disosialisasikan, tetapi hanya sedikit masyarakat yang mau melakukan program ini karena
anggapan primitif bahwa banyak anak banyak rejeki. Permasalahan ini sudah sangat
membudaya di masyarakat. Kesadaran masyarakat akan hal ini memang masih sangat
rendah.Selain itu pergaulan remaja yang bebas sekarang ini dapat mengakibatkan
bertambahnya angka seks bebas yang mampu menambah masalah kelahiran di usia muda
ataupun masalah kriminal seperti aborsi,penelantaran anak dst.

Pola-Pola kehidupan manusia memang mengalami suatu revolusi besar-besaran ketika


dihadapkan pada kenyataan semakin meningkatnya populasi jumlah manusia dan juga
perkembangan teknologi yang dapat digunakan untuk menunjang kehidupan. Pola hidup
tersebut sebagian diantaranya ada yang kurang selaras dengan lingkungan alam sehingga
menghasilkan krisis lingkungan. Perubahan pola kehidupan antara lain: meningkatnya jumlah
penggunaan kendaraan bermotor yang membutuhkan bahan bakar minyak, meningkatnya
penggunaan energi listrik akibat alat-alat yang perlu diaktifkan dengan tenaga tersebut;
berubahnya pola makan dari teknik pengolahan tradisional menjadi menggunakan alat
modem yang lebih hemat waktu; dan digunakannya traktor serta mesin dalam usaha
pertanian. Perubahan pola yang diberikan tersebut hanyalah beberapa contoh. Krisis
lingkungan turut dipengaruhi oleh perubahan pola dan gaya hidup tersebut.

Peningkatan populasi tersebut membutuhkan berbagai sarana dan fasilitas pemenuhan


kebutuhan hidup, mulai dari pangan, sandang, papan, maupun kebutuhan integratif lainnya.
Meningkatnya populasi manusia secara langsung berhubungan dengan terpenuhinya
kebutuhan hidup yang hampir seluruhnya memanfaatkan sumber daya alam. Kebutuhan
pangan yang meningkat berusaha dipenuhi dengan modernisasi dan mekanisasi pertanian.
Modernisasi pertanian memiliki aspek positif diantaranya dapat mencapai intensifikasi dan
difersivikasi produksi, namun juga turut menyumbangkan aspek negatif seperti dampak
penggunaan pestisida dan insektisida terhadap kualitas lingkungan. Peningkatan kebutuhan
sandang juga secara tidak langsung memacu peningkatan produksi perkebunan kapas, Hal
negatif yang dapat timbul dari meningkatkan kebutuhan sandang adalah efek limbah hasil
produksi dari industri tekstil. Kebutuhan akan papan menuntut eksploitasi terhadap berbagai
sumber daya alam, seperti kayu, pasir, batu, dan beberapa jenis barang tambang. Bekas
daerah eksploitasi sering kali menjadi daerah yang tandus dan bahkan berubah menjadi lahan-
lahan kritis. Pemenuhan kebutuhan integratif, seperti rekreasi alam juga sering menghasilkan
efek negatif berupa rusaknya alam oleh ulah manusia yang jahil ataupun berambisi mengeruk
kekayaan dari potensi alam yang ada.

Tekanan populasi penduduk yang lain adalah akibat distribusi penduduk yang tidak merata.
Urbanisasi telah turut memperparah keadaan lingkungan perkotaan. Dalam Kongres
Metropolis Sedunia (Herlianto, 1997: 5) dikemukakan 6 masalah pokok yang umumnya
dihadapi oleh kota-kota besar dunia. Salah satu dari masalah yang disebutkan adalah
lingkungan hidup dan kesehatan yang semakin menurun Bintarto (1983:47) juga
menyebutkan bahwa salah satu masalah yang ditimbulkan akibat pemekaran kota adalah
masalah sampah. Sampah dihasilkan dari aktifitas kehidupan manusia. Pemukiman kumuh
(siam area) juga menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi oleh kota-kota besar
sebagai pusat pemukiman penduduk kalangan bawah.

Faktor yang juga turut memunculkan krisis lingkungan adalah konsumsi berlebihan dan
pola konsumsi yang boros. Konsumsi berlebihan menuntut sistem produksi memperbesar
kapasitasnya yang berarti menambah jumlah zat buangan sisa hasil industri yang dihasilkan
dan sisa hasil limbah plastik masusia yaitu sisa konsumsi berupa bahan pembungkus,
khususnya sampah  plastik turut menjadi permasalahan karena tidak dapat menjalani daur
biologis. Berikut 5 negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia, Indonesia berada
diperingkat ke dua sebagai penyumbang sampah plastik.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Macam atau Kategori dari Komponen Lingkungan


Lingkungan meliputi keadaan baik yang disebut makhluk hidup maupun benda, termasuk
pula keadaan-keadaan yang mempengaruhi keberadaan makhluk hidup dan benda. Keadaan-
keadaan yang kemudian juga disebut hukum alam memang akan mengalami keadaan
homeostasis (keseimbangan) apabila pengaruh manusia dalam batas kewajaran, namun
apabila campur tangan manusia telah melampaui batas kemampuan salah satu atau lebih
komponen lingkungan untuk memperbaiki dirinya, maka akan terjadi ketidakseimbangan atau
ketidakharmonisan antara komponen lingkungan.

Jika dalam kedua definisi tersebut manusia ditempatkan sebagai salah satu komponen
lingkungan, maka dalam definisi benkut ini lingkungan lebih dilihat sebagai sesuatu yang
berada di luar diri manusia. Dahlan (1995:4) menegaskan bahwa lingkungan dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar kita. Lingkungan dikategorikannya menjadi
tiga, yaitu:

1. Lingkungan fisik seperti tanah, air, udara, serta interaksi diantara unsur tersebut.
2. Lingkungan biologis, termasuk di sini adalah semua organisme hidup baik binatang,
tumbuh-tumbuhan maupun mikroorganisme.
3. Lingkungan sosial, meliputi semua interaksi manusia dengan sesamanya.

Lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan lingkungan sosial merupakan kesatuan sistem
yang tidak dapat saling dipisahkan. Ketiga lingkungan tersebut berinteraksi satu sama lain
menurut hukum-hukum keseimbangan sistem lingkungan (hukum alam). Hukum alam yang
mengatur keseimbangan dapat mengalami perubahan menjadi tidak lagi sinergis apabila
tekanan manusia terlalu besar terhadap lingkungan. Tekanan manusia terhadap lingkungan
yang dimaksudkan di sini adalah beban hasil kegiatan manusia berupa limbah/sampah yang
terlalu besar jumlahnya. Jumlah yang besar dari hasil aktivitas manusia dapat
dideterminasikan melalui kemampuan lingkungan untuk mampu pulih atau tidak
kemampuannya dalam melayani pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang.
3.2 Fungsi atau Peranan Lingkungan
Suparmoko (2000:1) menyebutkan tiga fungsi atau peranan lingkungan yang utama, yaitu:

1. Sebagai sumber bahan mentah untuk diolah menjadi barang jadi atau untuk langsung
dikonsumsi.
2. Sebagai asimilator, yaitu sebagai pengolah limbah secara alami.
3. Sebagai sumber kesenangan.

Lingkungan terdiri atas berbagai komponen yang meliputi berbagai sumber daya yang
dapat bermanfaat bagi manusia. Salah satu komponen tersebut adalah bahan mentah atau
sumber daya alam (natural resources). Bahan mentah tersebut ada yang perlu diolah terlebih
dahulu sebelum dapat dimanfaatkan, misalnya bahan tambang. Bahan mentah juga ada yang
dapat langsung dikonsumsi selain dapat diolah kembali, misalnya berbagai produksi
pertanian.

Lingkungan juga menjadi sumber kesenangan, karena dapat dijadikan sebagai obyek
pemuasan kebutuhan manusia. Tuntutan kebutuhan manusia dengan pemanfaatan
sumberdaya alam cenderung tidak berpihak pada kelestarian lingkungan. Revolusi industry
4.0 menjadi tantangan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup dimana industri 4.0 di
sektor lingkungan keberpihakan kepada daya dukung lingkungan yaitu pembangunan
berkelanjutan (sustainable development), keberlanjutan ekologis, pendidikan lingkungan,
konservasi dan produk ramah lingkungan. Dengan demikian pertumbuhan penduduk diikuti
dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat di suatu wilayah tidak melebihi dari daya
dukung lingkungan dan keberpihakan kepada kelestarian lingkungan.

3.3 Dampak dan Permasalahan Pertumbuhan Penduduk


Meningkatnya populasi di suatu daerah tentu saja akan mempengaruhi kepadatan penduduk
di wilayah tersebut (baik itu dalam cakupan kota, kabupaten, propinsi, dan juga negara).
Kepadatan penduduk tentu saja berdampak pada berbagai aspek kehidupan dan salah satunya
yang paling signifikan terkena pengaruh dari kepadatan penduduk adalah aspek lingkungan.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa salah satu kerusakan lingkungan diakibatkan
bertambahnya jumlah populasi di suatu wilayah, atau dengan kata lain bertambahnya
kepadatan penduduk di wilayah tersebut. Hal ini diperparah dengan kondisi pertambahan
kepadatan penduduk yang tidak sejalan dengan majunya pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat. Berikut ini adalah beberapa dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan:

A. Pencemaran Air

Air adalah salah satu sumber daya terpenting bagi manusia. Kelangsungan hidup manusia di
suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh keberadaan air bersih. Air bersih memiliki manfaat
secara langsung maupun tidak langsung, beberapa manfaat tersebut antara lain adalah:

 Keperluan makan dan minum sehari – hari


 Keperluan MCK (Mandi, Cuci, Kakus)
 Keperluan lainnya (beribadah, dsb)

Bertambahnya kepadatan penduduk bisa jadi mempengaruhi ketersediaan air bersih.


Bertambahnya jumlah manusia di suatu wilayah bisa jadi mengurangi jumlah sumber daya air
bersih. Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah tingginya angka pembuangan limbah
rumah tangga dan industri ke sumber air bersih, seperti sungai, danau, dan yang lain.
Kenyataannya adalah Indonesia sendiri telah kekurangan lebih dari 20% sumber air bersih
akibat bertambahnya jumlah populasi selama 10 tahun belakangan ini.

B. Pencemaran Udara

Salah satu elemen yang tak kalah penting dari air bersih dan juga mulai berkurang
kelestariannya adalah udara bersih. Udara bersih sangat penting karena merupakan sumber
oksigen yang sangat diperlukan makhluk hidup, terutama manusia untuk bernafas.
Bertambahnya jumlah populasi manusia menyebabkan adanya pembukaan lahan hijau
dengan cara pembakaran. Asap dan polusi hasil pembakaran akan menyebabkan udara
tercemar. Hal lain yang menyebabkan pencemaran udara terjadi adalah, meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor. Kasusnya dapat dilihat di beberapa kota besar di Indonesia. Jumlah
penduduk yang meningkat, menyebabkan meningkat pula permintaan terhadap transportasi
umum dan juga kepemilikan kendaraan pribadi. Sedangkan, emisi dari kendaraan bermotor
yang menghasil CO dan CO2 sangat berperan dalam pencemaran udara bersih.
C. Pencemaran Tanah

Bertambahnya penduduk seringkali tidak diimbangi dengan majunya akses pendidikan dan
teknologi. Salah satunya adalah masih rendahnya kesadaran mengenai pengelolaan limbah
darat. Bertambahnya penduduk berarti bertambah pula limbah hasil rumah tangga. Namun,
teknologi dan pengetahuan yang terbatas belum dapat mengelola limbah hasil rumah tangga
tersebut dengan baik. Akibatnya, sampah hanya menumpuk di TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) dan mencemari tanah sekitar karena beberapa limbah sangat sulit diurai.

D. Urbanisasi Besar – Besaran

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Meskipun tidak berdampak
secara langsung, namun nyatanya urbanisasi juga telah membawa dampak pada lingkungan.
Meningkatnya urbanisasi akan menambah jumlah limbah rumah tangga dan industri. Hal ini
disebabkan meningkatnya kebutuhan penduduk akan barang hasil industry.

E. Perubahan Iklim

Beberapa belas tahun yang lalu, musim di Indonesia masih bisa dibagi menjadi dua masa
dalam satu tahun. Namun saat ini, musim hujan dan kemarau datang tanpa bisa diprediksi
waktunya. Beberapa tempat lain di seluruh dunia pun mengalami kondisi cuaca ekstrim dan
badai yang datang terus – menerus di berbagai tempat. Hal ini disebabkan adanya perubahan
iklim akibat adanya efek rumah kaca. Kepadatan penduduk ditenggarai menjadi salah satu
alasan meningkatnya efek rumah kaca di muka bumi. Bertambahnya jumlah penduduk telah
menyebabkan tingginya pencemaran udara, meningkatnya produksi CO dan CO 2 sebagai
akibat pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, dan meningkatnya produksi CFC akibat
penggunaan beberapa alat elektronik. Hal ini tentu bukan hanya berdampak pada saat ini
melainkan juga pada kehidupan generasi selanjutnya.

F. Terbentuknya pemukiman kumuh


Hal Ini merupakan masalah paling utama yang dihadapi jika terjadi peledakan pertumbuhan
penduduk.Pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.Maka dari itu,
manusia harus memenuhi kebutuhan ini sebelum melirik ke kebutuhan-kebutuhan
lainnya.Bagi orang yang mampu, mereka bisa membeli tempat tinggal di tempat-tempat yang
layak (apartemen, atau perumahan).Namun bagi mereka yang kurang beruntung secara
ekonomi, mereka harus rela mendirikan rumah di tanah yang teramat sempit.Inilah pemicu
terbentuknya pemukiman kumuh di kota-kota dengan kepadatan penduduk yang
tinggi.Bahkan bagi mereka yang lebih tidak beruntung lagi, mereka akan memilih untuk
mendirikan gubuk-gubuk di pinggiran sungai, di pinggir rel kereta api, atau bahkan di kolom
jembatan. Itu semua bukanlah hal yang aneh jika kita menganalisa kondisi kota yang padat
penduduk.

G. Menumpuknya Sampah rumah tangga

Di kota banyak penduduk , setiap harinya menghasilkan kurang lebih sampah sebanyak
6.500 ton per hari. Sampah tersebut dihasilkan oleh rumah-rumah yang padat
penduduk(Indonesia The BAPEDAL Regional Monitoring Capacity Development
Project,2010)

H. Masalah banjir

Semakin banyak sungai yang tercemar sampah-sampah rumah tangga seperti plastic dan
kertas,maka aliran air akan tersumbat dan akibatnya aliran air sugai tidak lancar. Tidak hanya
itu, semakun banyaknya pembangunan rumah-rumah, apartemen, dan fasilitas umum maka
daerah peresapan air semakin sempit yang dapat menghasilkan banjir.

3.4 Cara Mengatasi Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi

A. Menggalakkan program transmigrasi

Salah satu program mengatasi kepadatan penduduk tanpa menekan pertumbuhan penduduk
adalah dengan menggalakan program transmigrasi. Transmigrasi merupakan program
penduduk dari wilayah yang banyak atau padat penduduknya ke wilayah yang masih jarang
penduduknya. Transmigrasi ini akan mendorong terjadinya pemerataan penduduk. Jika
penduduknya sudah merata maka maka hal ini akan mendorong terjadinya pemerataan
pembangunan. Program transmigrasi akan mengurangi kepadatan penduduk di daerah yang
padat dan akan dialihkan ke wilayah-wilayah Indonesia yang penduduknya belum terlalu
padat

B. Menekan pertumbuhan penduduk dengan program Keluarga Berencana

Salah satu cara yang cukup efektif sebagai solusi untuk mengatasi kepadatan penduduk
adalah dengan mencanangkan program keluarga berencana atau KB. Keluarga Berencana
merupakan program pemerintah bagi rakyat Indonesia untuk membatasi jumlah anak, dimana
dalam satu keluarga cukup memiliki 2 orang anak saja. Dalam program KB, ibu-ibu rumah
tangga diberikan cara-cara khusus agar tidak hamil. Cara-cara yang dilakukan ini misalnya
dengan mengonsumsi obat tertentu, pemakaian alat kontrasepsi, suntik atau jarum, dan lain
sebagainya. Program Keluarga Berencana ini berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk
sehingga jumlah penduduk di Indonesia tidak terlalu meledak..

C. Membuat Undang-Undang yang menetapkan usia minimal menikah

Beberapa tahun belakangan sebuah kasus yang marak terjadi di Indonesia adalah tentang
kerusakan moral anak- anak remaja. Banyak anak-anak di usia sekolah yang hamil di luar
nikah kemudian mereka akan dikeluarkan dari sekolah. Hal ini tidak hanya terjadi pada satu
dua orang saja, namun hampir di setiap negara mengalami kasus seperti ini. Tidak hanya
berdampak pada masa depan para pelajar saja, namun dalam jangka panjang hal ini juga akan
berdampak pada jumlah penduduk yang ada di Indonesia.

D. Memberlakukan tarif tinggi bagi para imigran

Para turis asing ini tidak hanya melakukan perjalanan satu hari (pulang pergi dalam satu hari)
dari negaranya kemudian ke Indonesia dan kembali lagi ke negaranya. Para wisatawan
tersebut akan menetap di Indonesia, meski hanya untuk sementara waktu. Nah, hal-hal
semacam inilah yang menambah kepadatan penduduk Indonesia. Kita menyebut kegiatan
orang asing yang masuk ke Indonesia sebagai suatu aktivitas migrasi yang disebut dengan
imigrasi. Pelaku dari imigrasi ini disebut dengan imigran. Biasanya ketika imigran masuk ke
Indonesia, maka mereka akan mengurusi berbagai macam dokumen administrasi beserta
dengan biayanya. Nah, salah satu upaya mengurangi kepadatan penduduk dari segi warga
negara asing adalah kenaikan tarif biaya administrasi. Hal ini mungkin akan memberikan
dampak baik besar maupun tidak besar.

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup memang ada dua aliran yang
berkembang. Aliran yang pertama melihat bahwa manusia memiliki keunggulan sehingga
dapat memanfaatkan alam secara maksimal untuk memenuhi kebutuhannya. Aliran yang
kedua melihat bahwa manusia sebenarnya merupakan bagian dari lingkungan, sehingga perlu
berusaha hidup selaras dengan lingkungan. Aliran yang pertama memang menghasilkan
manusia-manusia yang berprinsip ekonomis tinggi, tetapi mengabaikan keberlanjutan
lingkungan. Berdasarkan pandangan pertama inilah eksplorasi alam secara sewenang-wenang
terus berkembang. Aliran yang kedua yang diharapkan dapat tumbuh sebagai penyelaras guna
terwujudnya idealisme pembangunan berwawasan lingkungan dan lingkungan sebagai
sumber daya mempertemukan berbagai kepentingan di dalamnya, antara lain kepentingan
keberlanjutan lingkungan untuk kebutuhan masyarakat.

Bertambahnya populasi dan meningkatnya kepadatan penduduk secara otomatis akan


meningkatkan jumlah pemakaian listrik, transportasi, meningkatnya aktivitas industri, dan
pengolahan bahan pangan. Hal inilah yang menyebabkan berkurangnya sumber energi tak
terbarukan tersebut karena penggunaan secara besar – besaran. Eksploitasi dan eksplorasi pun
dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut. Dampaknya tentu ke beberapa kerusakan
lingkungan lainnya seperti yang disebutkan di atas.

2. Saran
Seharusnya masyarakat diberikan edukasi yang cukup tentang permasalahan lingkungan
seiring bertambahnya penduduk melalui penyuluhan di kampung-kampung. Dengan begitu,
tingkat kesadaran masyarakat mengenai kesehatan lingkungan akan lebih peka dan akan
melakukan perubahan secara perlahan. Hal ini juga perlu dukungan dari pemerintah dan dari
beberapa orang yang berpengaruh. Dengan hal ini juga akan memunculkan terobosan-
terobosan baru yang nantinya akan berdampak baik bagi penduduk di lingkungan itu sendiri
dan berpotensi meningkatkan perekonomian warga.

DAFTAR RUJUKAN

[1] Glasier, Ana. 2006.Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.ECG.

[2] Helmizar,2014. Evaluasi Kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) Dalam


Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Bayi Di Indonesia.

[3] Indonesia The BAPEDAL Regional Monitoring Capacity Development Project,


2010. Supporting Pollution Controls and Sustainable Environmental Monitoring.

[4] Paul,R.Ehrlich ;John.P.Holdern. 2006. Science New Series Vol.171.

[5] Pratiwi,Ninik. 2007. Penilaian Peran Serta Masyarakat Dalam Akselerasi


Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Angka Kematian Bayi.
[6] Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian. Jakarta: PT rineka cipta.

[7] Efendi, 2012.dinamikan kepadatan penduduk kota padang Siahaan N.H.T.


2004.Hukum Lingkungan dan Ekonomi Pembangunan, Jakarta: Erlangga.

[8] Notoadmodjo, Soekijo. 20011. ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

[9] Malthus T.R., 1978, Principles Of Population ( 7 th ,ed) London, J.Johnson.


Mantra Bagoes Ida, 2007, Demografi Umum, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset.

[10]Samadi, 2007, Geografi 2 SMA kelas XI,Jakarta, Quandra.


[11] Saraswati, Mila, Widaningsih, Ida, 2008,Be Smart Ilmu Pangetahuan Sosial,
Jakarta, Grafindo.
[12] Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung, Rafika Aditama.

[13] Badan Pusat Statistik, 2020, Laporan BPS tahun 2020.

[14] Ariyani, Dwi Rina & Harini, R. 2012. Jurnal Bumi Indonesia: Tekanan Penduduk
terhadap Lahan
Pertanian di Kawasan Pertanian.

[15] Damayanti, A. & Hidayat, F. 2010.  Jurnal Geografi: Dinamika Penduduk dan
Kebutuhan.
Makalah disampaikan pada saat Seminar Nasional dan Kongres MKTI VII, Ratu
Convention Center, Jambi, November.

[16] Departemen Jenderal Anggaran Menteri Keuangan. 2015. Kajian Kependudukan.


Jakarta

[17] Frumkin, Howard. 2010.  Environmental Health: From Global to Local. San
Francisco: John
Willey & Sons.

[18] Hasnida. 2002. Crowding (Kesesakan) dan Density (Kepadatan). Universitas


Sumatera Utara: USU Digital Library

[19] Keraf, A. Sonny. 2014. Filsafat Lingkungan. Depok: PT Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai