Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANALISIS STUDI KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sains dan Tekonologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Rini Halila, M.T

Oleh :

Sofiah Aini (0703222058)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penyusun bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya
yang bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah sains dan teknologi lingkungan dengan
judul “Menganalisis Studi Kasus Kerusakan Lingkungan” Tak lupa juga shalawat
berangkaikan salam kita hadiahkan kepada junjungan besar kita baginda yang mulia Nabi
Muhammad SAW.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Rini Halila, M.T selaku dosen
pengampu mata kuliah sains dan teknologi lingkungan yang telah memberikan tugas ini, dan
tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membagikan ilmunya dan teman-teman yang berpartisipasi sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
Dalam makalah ini masi banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik isi
maupun penyusunannya. Atas dasar itu saya dengan senang hati mengharapkan kritik dan
sarannya kepada pembaca yang guna menyempurnakan makalah ini. Hal tersebut semata-mata
agar menjadi evaluasi dalam pembuatan tugas ini. Semoga dengan selesainya makalah ini
memberi banyak manfaat serta sebagai petunjuk bagi pembaca untuk menambah wawasan ilmu
mengenai studi kasus kerusakan lingkungan.

Medan, 24 maret 2024

Sofiah Aini

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1 Kasus Pencemaran lingkungan atau kerusakan lingkungan ............................................. 3

2.1.1 Studi kasus I: Tanah longsor dikabupaten natuna 2023............................................. 3

2.2.2 Studi Kasus II: Kebakaran Hutan Di Provinsi Jambi ................................................ 4

BAB III...................................................................................................................................... 7

PENUTUP................................................................................................................................. 7

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 7

3.2 Saran ................................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan memiliki peran penting yang dipandang sebagai tempat tinggalnya manusia
dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya, dengan lingkungan fisik manusia dapat
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan materilnya, dengan lingkungan biologi
manusia dapat memnuhi kebutuhan jasmaninya, dan dengan lingkungan sosial manusia
dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya.
Persoalan lingkungan menjadi topik dunia Ketika manusia mulai merasakan dampak
yang semakin meluas akibat bencana yang terjadi dimuka bumi ini yang disebabkan oleh
ulah manusia itu sendiri seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain sebagainya.
Persoalan lingkungan ini yang kompleks tidak mudah untuk diselesaikan dan syarat dengan
berbagai konflik kepentingan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sebagai contoh sering
dilanggarnya aturan terkait kerusakan lingkungan. Padahal dari pelanggaran hal tersbeut
merupakan awal kerusakan atau pencemaran lingkungan.
Disamping itu kerusakan lingkungan yang sering dialami negara Indonesia ialah tanah
longsor. Bencana tanah longsor merupakan salah satu bencana alam geologi yang dapat
menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang sangat besar, seperti terjadinya
pendangkalan, terganggunya jalur lalu lintas, rusaknya lahan pertanian, permukiman,
jembatan, saluran irigasi dan prasarana fisik lainnya.
Pengertian tanah longsor itu sendiri adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau
ke luar lereng. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/ batuan
penyusun lereng. Gangguan kestabilan lereng tersebut dapat dikontrol oleh kondisi
morfologi (terutama kemiringan lereng), kondisi batuan/tanah penyusun lereng, dan
kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh
dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-
faktor yang mepengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor
yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Kerusakan lingkungan lainnya yang sering terjadi karena sikap egoisnya manusia akan
kepentingan materialnya. Seperti ulah manusia yang membakar hutan untuk pembukaan
lahan Perkebunan yang baru sehingga dapat menimbulkan berbagai aspek kerugian yang
besar. Kebakaran hutan adalah peristiwa yang disebabkan oleh ulah manusia ataupun factor
alam yang sering terjadi setiap tahunnya di provinsi jambi.
Sehubung dengan permasalahan lingkungan yang dipaparkan diatas tentunya makalah
ini akan menganalisis studi kasus tanah longsor dan kebakaran hutan. untuk kesadaran
sikap Masyarakat akan pencegahan kerusakan lingkungan agar lingkungan dan sumber
daya alam tersebut dapat terpelihara keberadaan dan kemampuannya untuk memnuhi
kebutuhan generasi yang akan datang.

1
1.2 Rumusan Masalah
Studi kasus I

1. Apa yang dimaksud dengan Tanah Longsor?


2. Bagaimana penyebab bencana tanah longsor di kabupaten natuna dapat terjadi?
3. Bagaimana dampak sosial dan ekonomi Masyarakat pasca bencana tanah longsor di
kabupaten natuna?
4. Apa saja Upaya atau strategi yang dapat dilakukan untuk pemulihan kondisi sosial
dan ekonomi Masyarakat pasca bencana tanah longsor di kabupaten natuna?
5. Apa saja mitigasi yang dapat dilakukan untuk meminimalisasikan dampak bencana
tanah longsor di kabupaten natuna?
Studi Kasus II
1. Deskripsikan bencana kebakaran hutan yang terjadi di provinsi jambi?
2. Bagaimana kebakaran hutan di jambi bisa terjadi, Jelaskan penyebabnya?
3. Apa saja dampak yang terjadi akibat bencana kebakaran hutan di jambi?
4. Sebutkan Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan di
jambi?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan pernyataan rumusan masalah, bertujuan untuk menganalisis jurnal studi
kasus tanah longsor yang terjadi dikabupaten natuna pada tanggal 6 maret 2023 dan kasus
kebakaran hutan di provinsi jambi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus Pencemaran lingkungan atau kerusakan lingkungan
2.1.1 Studi kasus I: Tanah longsor dikabupaten natuna 2023
Tanah longsor adalah suatu bencana alam yang sering terjadi diwilayah dataran tinggi
karena efek curah hujan atau gempa bumi.(pareta & pareta, 2012). Tanah longsor terjadi
karena gaya yang bekerja pada lereng terdapat gangguan kesetimbangan antara gaya
penahan dan gaya peluncur. ketidak seimbangan itu terjadi diakibatkan karena adanya gaya
dari luar lereng yang menyebabkan lebih besar massa gaya peluncur yang dipengaruhi oleh
kandungan air pada suatu lereng daripada gaya penahannya. Sehingga mengakibatkan
tanah itu bergerak turun. Naryanto dkk (2019) menyimpulkan bahwa tanah longsor sebagai
proses perpindahan massa batuan (tanah) akibat gaya berat (gravitasi). Bencana tanah
longsor sering terjadi diwilayah Indonesia termasuk yang terjadi di kabupaten natuna
tanggal 6 maret 2023 menimpa Masyarakat yang tinggal di kecamatan serasan dan
kecamatan serasan timur.
Menurut badan geologi badan kementrian energi dan sumber daya mineral menyatakan
bahwa penyebab bencana tanah longsor yang terjadi pada kabupaten natuna tanggal 6 maret
2023 yaitu disebabkan oleh kemiringan lereng tebing yang curam, tanah pelapukan yang
tebal dari batuan tua (pra tersier) berupa pelapukan granodiorite, dan curah hujan yang
tinggi atau ekstrim dengan durasi lama sebagai pemicu terjadi gerakan tanah.
Dampak dari tanah longsor di kabupaten natuna 2023 meliputi 2 aspek yaitu dampak sosial
dan ekonomi sebagai berikut:
a. Dampak sosial
Kejadian tanah longsor di kabupaten natuna terkhusus di kecamatan serasan dan serasan
timur pada tanggal 6 maret 2023 memberikan dampak sosial yang buruk bagi Masyarakat.
Selain mengakibatkan korban jiwa sebanyak 54 orang, longsoran material juga menimbun
dan merusak berupa 100 rumah penduduk terdampak, 1 tempat ibadah rusak, 200 meter
jalan rusak, dan longsoran material juga menimbun sekolahan, rusaknya jaringan Listrik,
jaringan komunikasi, dan jaringan air bersih. Bencana tanah longsor ini juga
mengakibatkan Masyarakat kehilang dan rusaknya dokumen pribadi. Seperti KTP, Kartu
Keluarga, Ijazah, surat kepemilikan tanah, BPKB dan dokumen penting lainnya.
b. Dampak ekonomi
Mayoritas Mata pencarian masyarakat di pulau serasan adalah nelayan. Sebagaimana dari
hasil pengamatan dan informasi dari Masyarakat, bahwa dari beberapa titik yang terkena
longsor termasuk longsoran terbesar, tidak memberikan dampak secara langsung terhadap
alat-alat produksi perikanan tangkap. Dimulai dari perahu dan kapal milik Masyarakat tidak
rusak ataupun hilang demikian juga dengan alat produksi tangkap lainnya seperti pukat,
pancing, jaring, dan box fiber. Namun dampak ekonomi bencana tanah longsor lebih
mengarah pada keluarga korban bencana yang bekerja sebagai nelayan.
Dimasa krisis Upaya yang dapat dilakukan ialah memberikan pertolongan terhadap
korban seperti memberikan makanan dan kebutuhan pokok sehari-hari, memberikan tempat
tinggal atau pengungsian yang aman, serta memberikan perawatan Kesehatan pada korban

3
bencana ataupun pengungsi yang mengalami gangguan Kesehatan, dan melakukan
pencarian terhadap korban jiwa tanah longsor.
Untuk memulihkan kondisi sosial dan ekonomi Masyarakat pasca bencana tanah
longsor di kabupaten natuna terkhusus di pulau serasan diperlukannya strategi kebijakan
yang efektif, efesien dan mendapat dukungan publik yaitu:
a. Pendataan secara lebih mendetail terhadap kelompok masyarakat pengungsi yang
meninggalkan Pulau Serasan terkait dengan rencana lamanya tinggal,
b. Pemulihan infrastruktur yang mendukung kegiatan perekonomian di Pulau Serasan
berupa perbaikan jalan, saluran drainase, jaringan air bersih, jaringan komunikasi,
dan jaringan listrik di Pulau Serasan,
c. Pemulihan fasilitas umum berupa perbaikan tempat ibadah dan sekolah,
d. Pelatihan keterampilan bagi masyarakat yang beralih usaha ke usaha ekonomi
rumah tangga baru,
e. Penyertaan modal/pemberian modal usaha yang tidak membebani masyarakat
dengan persyaratan yang mudah,
f. Penguatan faktor-faktor produksi perikanan tangkap berupa jumlah alat-alat
produksi dan kualitas sumber daya manusia,
g. Penguatan sosial masyarakat melalui pembentukan dan pelatihan komunitas
tanggap bencana yang berbasis masyarakat.
Meminimalisasikan dampak bencana tanah longsor dapat dilakukan mitigasi seperti
melakukan pemetaan daerah rawan bencana, meningkatkan kapasitas Masyarakat tanggap
bencana, pelatihan kesiapsiagaan Masyarakat terhadap bencana, dan diseminasi
kebencanaan dapat dilaksanakan melalui kerja sama antara badan penanggulangan bencana
daerah (BPDB) dengan kantor pencarian dan pertolongan (SAR) kabupaten natuna, serta
memberikan pemahaman kepada Masyarakat untuk memilih lokasi hunian yang lebih aman.
2.2.2 Studi Kasus II: Kebakaran Hutan Di Provinsi Jambi

Kebakaran hutan merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia termasuk di


provinsi jambi. Faktanya kebakaran hutan dapat merusak lingkungan yang sangat besar dan
mengundang banyak bencana alam lainnya. Sepanjang 2023 pembakaran hutan di provinsi
jambi seluas 229,54 hektare. Ia merinci bahwa total yang paling luas lahan terbakar yakni

4
di kabupaten Batanghari seluas 111,14 hektare. Dwi nanto manajer analisis dan pembelaan
hukum walhi jambi mengatakan Dwi nanto manajer analisis dan pembelaan hukum walhi
jambi mengatakan terdapat Kawasan hidrologi gambut (KHG) seluas 904.424 hektare
dengan 14 titik di jambi, namun sekitar 60% lahan tersebut dikelola oleh Perusahaan yang
tidak ramah untuk ekosistem gambut. Akibat dari ulah manusia inilah yang membuat
kebakaran hutan semakin sering terjadi, hanya untuk kepentingan pribadi tanpa melihat
kelestarian alam sekitar.
Terjadinya kebakaran hutan dan lahan diprovinsi jambi disebabkan oleh ulah manusia,
bencana ini erat hubungannya dengan kebijakan dan program pemanfaatan sumber daya
alam/hutan. seperti lahan gambut, sangat rawan terhadap bencana kebakaran. Karena ketika
Hutan gambut dikonversi menjadi kebun kelapa sawit dalam wilayah yang sangat luas,
pengolahan lahan biasanya dilakukan dengan cara membakar. Meskipun ada banyak
peringatan tentang bahaya praktik membakar hutan namun masih banyak masyarakat yang
melakukan metode ini dengan alasan efesiensi biaya jauh lebih murah.
Dampak yang ditimbulkan dari bencana kebakaran hutan diprovinsi jambi yaitu:
a. Hilangnya keanekaragaman hayati: Hutan adalah rumah bagi berbagai spesies
tumbuhan dan hewan. Konversi kawasan hutan mengakibatkan hilangnya habitat
alami, yang dapat menyebabkan kepunahan spesies dan menyebabkan penurunan
keanekaragaman hayati.
b. Perubahan siklus air: Hutan memiliki peran penting dalam siklus air, termasuk
penyimpanan air, penguapan, dan pembentukan awan. Konversi kawasan hutan
mengurangi kapasitas hutan untuk menyimpan air dan mengurangi kemampuannya
untuk mengatur aliran air. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pola curah hujan,
kekeringan, atau banjir.
c. Peningkatan emisi gas rumah kaca: Hutan berperan sebagai penyerap karbon dan
membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Konversi kawasan hutan melepaskan
karbon yang tersimpan dalam biomasa hutan ke atmosfer, yang berkontribusi
terhadap perubahan iklim dan pemanasan global.
d. Erosi tanah dan degradasi lahan: Hutan memiliki peran penting dalam mencegah
erosi tanah dan menjaga kesuburan tanah. Ketika hutan dikonversi, lahan terbuka
menjadi lebih rentan terhadap erosi tanah dan degradasi lahan yang dapat merusak
produktivitas pertanian dan keberlanjutan lingkungan.
e. Polusi udara parah: kebakaran hutan atau lahan mengakibatkan dampak asap yang
dapat mengganggu Kesehatan maupun aktivitas sehari-hari. Selain itu juga dapat
memakan korban jiwa.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ditimbulkan dari kebakaran hutan di jambi,
perlu dilakukan Strategi pencegahan kebakaran hutan di provinsi jambi yakni:
a. Optimalisasi fasilitas pendukung penanggulangan karhutla yang dimiliki oleh Polda
Jambi seperti menyiagakan personel, pelatihan pemadaman, pengecekan kesiapan
peralatan dan merancang tali jiwa.
b. Optimalisasi fasilitas pendukung penanggulangan karhutla yang dimiliki oleh
perusahaan perkebunan dan kehutanan dengan pendekatan pendataan dan
koordinasi perusahaan dalam basis koordinasi polres tingkat kabupaten.

5
c. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan
untuk keperluan apapun.
d. Meningkatkan patroli untuk mendeteksi dini keberadaan asap karhutla dengan
program asap digital, patroli udara, patroli sambang dan kunjungan ke lapangan.
e. Memonitor dan memastikan penataan dan pemetaan ekosistem gambut. Keenam,
penyusunan dukungan anggaran pencegahan karhutla.
f. Penegakan hukum yang efektif dengan melakukan koordinasi dengan ahli,
melakukan penindakan di lapangan jika terjadi kebakaran.
g. Melakukan pemadaman api sehingga dampak kerugian akibat Karhutla dapat
diminimalisir.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peristiwa Bencana tanah longsor di Kabupaten Natuna 6 Maret 2023
mengakibatkan 54 orang meninggal dunia, kerusakan infrastruktur, rusak dan hilangnya
dokumen pribadi masyarakat, ratusan orang mengungsi, sebagian rumah tangga
terdampak longsor tidak dapat meneruskan usaha perikanan tangkap dan beralih usaha.
Rekomendasi strategi kebijakan pemulihan kondisi sosial-ekonomi pasca bencana
tanah longsor di Kabupaten Natuna melalui perbaikan insfrastruktur pendukung
kegiatan ekonomi, pelatihan keterampilan usaha peralihan dari perikanan tangkap,
pemodalan usaha, penguatan produksi perikanan tangkap, dan penguatan komunitas
tanggap bencana berbasis masyarakat. Sedangkan Kebakaran hutan di jambi
mengakibatkan dampak negative seperti berdampak pada spesies hewan dan tumbuhan
yang kehilangan tempat tinggalnya, rentan terjadi banjir, kekeringan dan bencana
lainnya karena berkurangnya penyimpanan kapasitas air. faktanya penyebab dari
kebakaraan hutan di provinsi jambi adalah ulah dari manusia. Rekomendasi strategi
yang dapat dilakukan adalah terutama kesadaran Masyarakat sekitar untuk perduli
dalam menjaga lingkungan.
3.2 Saran
Saran untuk mengatasi tanah longsor di kabupaten natuna mencakup Lakukan
pemantauan secara berkala terhadap area yang rentan terhadap tanah longsor untuk
mendeteksi perubahan kondisi tanah atau faktor risiko lainnya yang dapat memicu
kejadian tanah longsor. Sedangkan untuk kasus II kebakaran hutan di jambi
meningkatkan pengawasan Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif
dari pembukaan lahan ilegal dan pembakaran hutan. Melalui program pendidikan dan
penyuluhan, masyarakat dapat memahami pentingnya pelestarian hutan dan
menerapkan praktik pertanian atau perkebunan yang berkelanjutan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Farid, A. M., Ellyzan, & Oktavera, L. (2023). ANALISIS DAMPAK DAN STRATEGI
KEBIJAKAN PEMULIHAN KONDISI SOSIAL-EKONOMI PASCA BENCANA
TANAH LONGSOR DI KABUPATEN NATUNA. Jurnal Analisis Kebijakan vol.7 No
1, 1-12.
Indonesia, C. (2023, agustus 20). CNN Indonesia. Retrieved from cnnindonesia.com:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230819145111-20-987958/229-ha-hutan-
di-jambi-terbakar-sepanjang-2023-satgas-salahkan-warga/amp

Anda mungkin juga menyukai