Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Lingkungan pada Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Falkutas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
Dosen Pengampu : Dra.Yusna Melianti,MH.
Disusun Oleh :
Kelompok 2 PPKn Reguler B 2019
Dwi Chaya Laudra 3191111003
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat,
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan rekayasa ide ini dengan tepat waktu. Rekayasa
ide dengan judul “Upaya Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Pengalihan Fungsi Lahan
Perbukitan Menjadi Lahan Perkebunan” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas
untuk mata kuliah Hukum Lingkungan. Melalui rekayasa ide ini, kami berharap agar para
pembaca mampu mengenal lebih jauh mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kerusakan lingkungan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam proses penyusunan rekayasa ide ini, khususnya kepada dosen pengampu kami, yaitu
Dra. Yusna Melianti, MH yang bersedia membimbing dan mengarahkan kami dalam
penyusunan rekayasa ide ini.
Kami berharap agar rekayasa ide yang telah kami susun ini dapat memberikan
inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain. Kami juga berharap agar rekayasa ide ini
menjadi acuan yang baik dan berkualitas.
Kami pun menyadari begitu banyak kekurangan dari rekayasa ide ini, sehingga kami
sangat berharap mendapatkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya, kami dapat
melakukan rekayasa ide yang lebih baik lagi.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1
pemanasan global yang semakin meningkat yang mengakibatkan perubahan iklim dan
hal ini akan memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Untuk itu perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan
konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
B. Tujuan TRI
Melihat dan mencari permasalahan yang ada dalam konteks Hukum
Lingkungan. Setelah kita dengan teliti mencari tahu permasalahannya dalam
pendidikan, kita mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Oleh karena itu, dalam hal ini penulis tugas rekayasa ide mengangkat permasalahan
tentang “Upaya Mengatasi Kerusakan Lingkungan Akibat Pengalihan Fungsi Lahan
Perbukitan Menjadi Lahan Perkebunan”. Kemudian penulis tugas rekayasa ide akan
mencari tahu permasalahan tentang bagaimana cara mengatasi kerusakan lingkungan
akibat pengalihan fungsi lahan perbukitan menjadi lahan perkebunan
C. Manfaat TRI
Adapun manfaat dari pembahasan ini yaitu, selain sebagai salah satu tugas
mata kuliah, saya juga berharap agar pembahasan ini dapat dikembangkan oleh para
pembaca seterusnya.
BAB II
A. Wahyu
Analisis Masalah
Potensi terjadinya longsor secara terus menerus Lahan perbukitan yang beralih fungsi menjadi
lahan perkebunan sangat rentan mengalami bencana longsor. Hal ini dikarenakan jenis tanah
yang ditanami di lahan ini tidak memiliki bebatuan seperti tanah dipegunungan. Longsor
sering terjadi pada lahan tersebut pada saat kondisi musim kemarau, pada saat musim hujan
terlebih lagi akan sangat berbahaya bagi masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan lereng
dan sekitarnya karena pada saat musim tersebut tingkat terjadinya longsor semakin
meningkat.
Solusi
Penetapan metode penanaman bersilang atau tumpangsari Untuk sisa lahan yang berdampak
longsor, pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan PERHUTANI dan Dinas Pertanian
menerapkan metode penanaman tumpangsari dengan jenis tanaman pohon sengon dan
mangga. Akan tetapi pemerintah tidak serta merta menjadikan lahan keseluruhan untuk
tanaman berakar tunggang, tetapi masih mengedepankan dan mempertahankan aspek
kesejahteraan masyarakat.
B. Nova
Analisis Masalah
Rusaknya suatu kondisi lingkungan memiliki makna bahwa menurunnya tingkat kegunaan
untuk pemanfaatam tertentu bahkan bisa tidak digunakan sama sekali. Faktor yang
menyebabkan rusaknya lingkungan ini disebabkan oleh dua hal, yaitu manusia dan alam.
Kerusakan lingkungan bisa menimbulkan suatu bencana seperti longsor, banjir. Hal ini terjadi
karena adanya alih fungsi lahan yang berakibat pada rusaknya lingkungan, yang dimana tidak
dilakukannya upaya reboisasi atau revegetasi. Perusakan lingkungan apabila dilihat dari
peristiwa terjadinya, yaitu: (a) Disebabkan oleh alam atau perbuatan manusia; (b)
Disebabkan oleh pencemaran, baik air, udara maupun tanah.
Solusi
Rusaknya lingkungan karena alih fungsi lahan, maka perlu dilakukan pengelolaan yang
memadai melalui lembaga khusus/tim penataan yangmenangani kegiatan pertanian dan
pemberlakuan zonasi pengelolaan lahan di wilayah. Meningkatkan koordinasi dengan
berbagai pihakdalam hal pengawasan dan pengelolaaan kawasan agar lebih efektif dan
optimalsehingga pemda dapat mengabil kebiajakan-kebijakan strategis dalam permasalahan
ini.Pihak-pihak yang dimaksud antara lain adalah Dinas Lingkungan Hidup, DinasPertanian,
Akademisi/universitas di bidang Lingkungan Hidup dan Hukum SumberDaya Alam,
Akademisi/universitas pada bidang ilmu Geografi atau ilmu Tanah, dan Wahana Lingkungan
Hidup(LSM)
C. Meutia
Analisis Masalah
Lahan merupakan salah satu unsur penting untuk menunjang kelangsungan hidup manusia
guna mempertahankan eksistensinya. Seiring dengan pertumbuhan populasi dan
perkembangan peradaban manusia, penggunaan lahan mulai terusik yang mengakibatkan
terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan sendiri dapat menimbulkan dampak yang
sangat merugikan bagi ketahanan pangan, lingkungan, kesempatan kerja, dan masalah sosial
lainnya. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah untuk mengatasinya sebaiknya lebih diarahkan
dengan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan.
Solusi
Implementasi alih fungsi lahan masih dapat dilakukan selama tidak merugikan dan dapat
ditekan serta dinetralisasi. Ada tiga strategi dapat ditempuh dan harus dilaksanakan secara
serentak, yaitu: (1) memperkecil peluang terjadinya alih fungsi lahan dengan mengurangi
intensitas faktor yang dapat mendorong terjadinya; (2) mengendalikan kegiatan alih fungsi
lahan dalam menekan potensi dampak negatif yang ditimbulkan; dan (3) menanggulangi atau
menetralisasi dampak negatif alih fungsi lahan.
Memperkecil peluang terjadinya alih fungsi lahan dengan mengurangi intensitas faktor yang
dapat mendorong terjadinya alih fungsi lahan, dapat diwujudkan dengan beberapa upaya,
anatara lain: (a) menekan laju pertumbuhan penduduk; (b) relokasi atau penempatan ulang
penduduk untuk mengurangi tekanan terhadap lahan pertanian terutama di kawasan pertanian
produktif; (c) mengembangkan pajak progresif pada lahan nonpertanian untuk mengurangi
permintaan lahan yang berlebihan dan tidak efisien; dan (d) menerapkan prinsip "hemat
lahan" dalam mengembangkan kegiatan nonpertanian. Pada prinsip “hemat lahan”, dapat
diterapkan pengubahan tata letak suatu bangunan. Cara ini berupa membangun bangunan
bertingkat. Cara ini sangat efektif untuk mengurangi penggunaan lahan. Dengan
menggunakan cara ini, lahan yang digunakan untuk bangunan lebih sedikit karena letaknya
yang sejajar secara vertikal bukan horisontal. Bangunan yang disusun secara vertikal
memberikan peluang untuk pencegahan pengurangan lahan serta memperluas penyerapan air
sehingga dapat mengurangi potensi banjir. Dengan cara ini, lahan yang seharusnya digunakan
untuk bangunan, bisa dikurangi penggunaannya
Analisi Masalah
Terjadinya kerusakan lingkungan dimana mana yang pada akhirnya menimbulkan bencana
alam. Tatanan hutan yang rusak akan menimbulkan banjir, erosi, tanah longsor maupun
kekeringan dimusim kemarau. Kerusakan hutan juga akan berujung pada berkurangnya titik
mata air, di mana air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup dimuka bumi
ini. Tanpa air manusia tidak dapat hidup dengan baik, bahkan kehidupan manusia di muka
bumi ini akan punah bila tidak didukung oleh ketersediaan air yang cukup.
Solusi
Perencanaan tata guna lahan dan tata ruang Perencanaan penatagunaan tanah dan
lahan, khususnya dilakukan di wilayah perbukitan atau dataran tinggi yang merupakan
bagian dari kegiatan penataan ruang Pemerintah Daerah, karena tanah merupakan
bagian dari ruang yang sangat penting. Dalam perencanaan dan pelaksanaannya pun
harus mengacu pada tata ruang wilayah, tata ruang wilayah Nasional, tata ruang
wilayah Provinsi, dan tata ruang wilayah Kabupaten/Kota serta berprospek jangka
panjang untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
Melakukan penanaman ulang secara terus menerus Terkait tata guna lahan yang tidak
berdampak langsung terhadap longsor, Pemerintah Daerah dapat bekerjasama dengan
PERHUTANI. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir semakin parahnya kerusakan
lingkungan, dan mengoptimalkan kesejahtaraan sosial serta mencakup jaminan
keamanan masyarakat.
E. Mychell Tambunan
Analisis Masalah
Alih fungsi lahan mengakibatkan rusak sistem ekosistem lingkungan yang ada, yang dimana
Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, serta 2 pemanasan global yang semakin
meningkat yang mengakibatkan perubahan iklim dan hal ini akan memperparah penurunan
kualitas lingkungan hidup.
Solusi
Penyuluhan lingkungan
Penyuluhan lingkungan dilakukan agar masyarakat sekitar lebih sadar dan peka terkait hal
negatif dan positif lingkungan, tetapi tidak mengesampingkan perekonomian mereka dalam
berkebun. Adapun hal-hal yang disampaikan dalam penyuluhan antara lain:
a. Membangun kesadaran masyarakat terkait lingkungan melalui penanaman jenis tanaman
yang harus ditanam di wilayah perbukitan.
b. Metode tanam silang di perkebunan milik pribadi. Hal ini dilakukan agar kesejahteraan
masyarakat berlangsung lama, sehingga kehidupan dalam berlingkungan layak dan
mencapai kesejahteraan social sebagai perwujudan Negara Kesejahteraan.
c. Penyampaian kepada masyarakat agar mematuhi aturan hukum terkait tata guna lahan
agar sesuai dengan peruntukkannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Seperti Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan
Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya, hanya akan membawa
masalah serius bagi lingkungan. Lahan yang sudah mengalami longsoran akibat alih
fungsi akan sulit dilakukan upaya pengembalian ciri fisik lahan menjadi seperti semula.
Sulitnya mengembalikan fungsi lahan akan menjadikan daerah tersebut tidak layak untuk
dijadikan sebagai daerah/ladang produktif seperti perkebunan, atau daerah aman
pemukiman, Sehingga penetapan kawasan rawan bencana pada daerah tersebut saat ini
sudah dilakukan.
Solusi
1. Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang
Penggunaan lahan yang sesuai dengan peruntukkannya adalah tantangan tersendiri di masa
yang akan datang untuk mengatasi krisis tata ruang yang telah terjadi diperlukan penataan
ruang yang baik dan berada dalam satu sistem yang menjamin konsistensi.
4. Penyuluhan Lingkungan
Bertujuan agar masyarakat sekitar lebih sadar dan peka terkait hal negatif dan positif
lingkungan, tetapi tidak mengesampingkan perekonomian mereka dalam berkebun.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dampak yang ditimbulkan akibat alih fungsi lahan yang terjadi adalah potensi
terjadinya longsor secara kontinu, sulitnya mendapatkan air bersih, reboisasi yang sulit
dilakukan, hilangnya karakteristik lahan dan upaya pemulihan lahan yang mustahil
dilakukan karena mengingat kawasan sudah menjadi lahan datar. Sehingga lahan
tersebut ditetapkan menjadi Kawasan Rawan Bencana (KRB), yang dalam arti lain
tidak layak dijadikan ladang produktivitas dan tempat tinggal.
Terkait upaya Pemerintah Daerah mengatasi kerusakan lingkungan harus
berdasarkan konsep Negara Kesejahteraan. Dengan melalui beberapa upaya, yaitu
perencanaan tata guna ruang dan tata guna lahan, penetapan metode tanam silang
(tumpangsari), melakukan penanaman ulang sesuai dengan karakteristik lahan secara
terus menerus, dan penyuluhan lingkungan kepada masyarakat.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan lingkungan yang
berujung pada munculnya bencana alam dan juga sebagai wujud komitmen pemerintah
daerah untuk mensejahterakan masyarakatnya dari segi pembangunan, ekonomi dan
sosial tetapi tidak mengesampingkan keberlangsungan lingkungan guna terciptanya
hubungan yang harmonis antara masyarakat dan lingkungan hidup.
B. REKOMENDASI
Adapun yang menjadi Rekomendasi dalam penulisan Tugas Rekayasa Ide ini
adalah sebagai berikut:
1) Bagi reviewer: untuk hendaknya memberikan komentar dan saran maupun
kritik yang membangun guna menyempunakan pembuatan Tugas Rekayasa Ide
berikutnya
2) Bagi penulis: dapat sebagai rujukan untuk memperbaiki isi jurnal dalam
pencetakan selanjutnya, untuk memberitahukan kepada penulis apa yang
menjadi kekurangan dalam jurnal tersebut dan apa yang sebaiknya penulis
lakukan terhadap isi jurnal tersebut.
3) Bagi pembaca: sebagai penambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
tahap strategi belajar mengajar alangkah baiknya diberikan suatu masukan yang
membangun guna penyempurnaan serta perbaikan yang harus dilakukan dimasa
dewasa ini, dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dimasa
yang akan datang dalam pembuatan Tugas Rekayasa Ide yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA