Anda di halaman 1dari 18

PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP SECARA LOKAL

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah


Islam dan Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu : Erik Rahman Gimiri, M.H.

Disusun Oleh :
1. M. Sevio Praja Tianto (2321010133)
2. Niko Prasetyo (2321010092)
3. Rizqinal Fadhli (2321010102)

JURUSAN HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1445 H / 2024 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat
anugerah terindahnya sehingga saya dapat terselesainya makalah ini dengan
baik, walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini membahas
mengenai “Permasalahan Lingkungan Hidup Secara Lokal”. Semoga pembuatan
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuannya. Dalam pembuatan makalah ini, tentunya tidak terlepas dari
bantuan beberapa pihak. Untuk itu, kami ucapkan terimakasih kepada
1. Bapak Erik Rahman Gimiri, M.H selaku dosen pengampu mata kuliah
2. Orang tua dan teman-teman yang telah membantu dan mendukung kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Walaupun dalam penulisan makalah ini terdapat banyak salah dalam
penulisan, sehingga saya meminta maaf yang sebesarnya-besarnya atas
kekurangan makalah ini yang disengaja maupun tidak sengaja sehingga sangat
diperlukannya saran dan kritikan yang membangun untuk menjadi lebih baik
dalam perbaikan makalah.
Bandar Lampung, Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Hidup .....................................................................4
B. Permasalahan Lingkungan Hidup Secara Lokal...........................................6
C. Akar Krisis Lingkungan Hidup.....................................................................6
D. Contoh dan Dampak Isu Lingkungan Lokal.................................................7
E. Cara Menanggulangi Permasalahan Lingkungan Hidup Secara Lokal .......12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak ada yang salah dengan manusia yang mencoba memanfaatkan
alam untuk mendukung kehidupan mereka karena memang alam diciptakan
untuk mendukung kehidupan manusia. Akan tetapi, pemanfaatan alam menjadi
hal yang salah ketika pemanfaatan alam tidak diimbangi dengan pelestarian
lingkungan terlebih dengan fakta bahwa perkembangan teknologi yang kian
hari kian pesat dan menjadi tumpuan kehidupan bagi banyak manusia modern
rupanya merupakan salah satu faktor yang menggerus alam dalam waktu yang
tidak begitu lama.
Masalah lingkungan merupakan isu nyata yang sudah menjadi
perbincangan ramai dalam Konferensi PBB mengenai lingkungan hidup yang
diadakan di Stockholm, Swedia 15 Juni 1972. Di tahun yang sama pada tanggal
15-18 Mei, Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Nasional oleh Universitas Pajajaran membahas isu mengenai masalah
lingkungan hidup untuk pertama kalinya di Indonesia. Kenyataan mengenai
laju pertumbuhan populasi penduduk yang kian tahun kian meningkat
merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam masalah lingkungan.
Pertumbuhan penduduk membuat pembangunan dan industri semakin
diperlukan sementara itu pembangunan dan industri juga memberikan dampak
yang negatif terhadap lingkungan yang kemudian akan berimbas kepada
manusia. Krisis lingkungan hidup dalam pandangan merupakan gambaran
krisis spiritual paling dalam yang pernah melanda umat manusia akibat
pendewaan humanisme yang memutlakkan manusia terhadap alam. Sehingga
terjadilah pemerkosaan alam yang mengatasnamakan hak prioritas manusia.
Hal ini diperlukan penyelamatan lingkungan dengan segera melalui visi Islam
tradisional yang memiliki perspektif pelestarian lingkungan hidup secara
efektif dan mendasar.
Tanpa adanya pengenalan dan implementasi ajaran Islam tradisional akan
mengakibatkan krisis lingkungan tidak pernah kunjung berhenti. Saat ini

4
negara-negara Islam dilanda krisis lingkungan hidup yang sama fatalnya, atau
bahkan lebih gawat dari pada negara-negara modern. Gambaran ini
menimbulkan ambigu bagi para peneliti pemula yang secara dangkal
menyimpulkan bahwa visi Islam tentang pemanfaatan lingkungan akan sama
atau tidak ada bedanya dengan pandangan Barat modern yang menjadi biang
kerok krisis lingkungan hidup. Sedangkan, bila dikaji lebih mendalam akan
tampak perbedaan yang tajam antara pandangan Islam tradisional dengan Barat
modern tentang pelestarian alam.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini tersusun dari beberapa pernyataan utama, yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengertian lingkungan hidup
2. Bagaimana permasalahan lingkungan hidup secara lokal
3. Bagaimana akar krisis lingkungan hidup
4. Bagaimana contoh dan dampak isu lingkungan lokal
5. cara menanggulangi permasalahan lingkungan hidup secara lokal
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan hidup
2. Untuk mengetahui permasalahan lingkungan hidup secara lokal
3. Untuk mengetahui akar krisis lingkungan hidup
4. Untuk mengetahui contoh dan dampak isu lingkungan lokal
5. Untuk mengetahui cara menanggulangi permasalahan lingkungan hidup
secara lokal
D. Manfaat Penulisan
1. Agar dapat menambah wawasan tentang pengertian lingkungan hidup
2. Agar dapat menambah wawasan tentang permasalahan lingkungan hidup
secara lokal
3. Agar dapat menambah wawasan tentang akar krisis lingkungan hidup
4. Agar dapat menambah wawasan tentang contoh dan dampak isu lingkungan
lokal

5
5. Agar dapat menambah wawasan tentang cara menanggulangi permasalahan
lingkungan hidup secara lokal

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan merupakan manifestasi dari interaksi makhluk hidup di
dunia kosmos ini. Pengelolaan hutan dilakukan dengan tidak efisien,
merupakan cikal bakal mengganggu tatanan kehidupan. Lingkungan hidup
adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup. Termasuk dan yang menjadi inti didalamnya
adalah ma- nusia dengan perilakunya. Kesemuanya itu mempengaruhi
kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia sebagai subyek serta
makhluk hidup lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan hidup
merupakan salah satu komponen yang setiap saat harus terjaga keberadaannya.
Penegakan hukum lingkungan (evironmental law inforcement) terhadap
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak terbatas pada upaya
pengadilan.
Pendayagunaan penegakan hukum lingkungan (pra peradilan) secara
administratif yang berkaitan dengan izin dan pendayagunaannya akan lebih
potensial mencapai tingkat penataan. Hal ini apabila dibandingkan dengan
penegakan hukum lewat pengadilan yang biasanya kerugian yang diakibatkan
pencemaran dan kerusakan lingkungan telah terjadi Relasi makhluk hidup
terhadap lingkungan terjadi sejak lahir atau tumbuh hingga mengalami
kematian atau kepunahan. Dalam pelaksanaannya pengelolaan lingkungan
memiliki beberapa asas, hal tersebut tertuang dalam Undang- undang No. 32
tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pasal 2,
sebagai berikut:1
1. Asas tanggung jawab negara“negara menjamin pemanfaatan sumber daya
alam memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan
mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan”,
Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan
1
Muhammad Alrizky Ekiawan, “Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Norma Hukum
Indonesia,” Jurnal Rechten Riset Hukum Dan Hak Asasi Manusia 5, no. 2 (2023): 34–42,
https://doi.org/10.29123/jy.v13i3.345.

7
sehat”, Dan :negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber
daya alam yang menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakaan
lingkungan hidup”.
2. Asas kelestarian dan keberlanjutan “bahwa setiap orang memikul
kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap
sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya
dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.
3. Asas keserasian dan keseimbangan “bahwa pemaanfaatan lingkungan
hidup harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi,
sosial budaya, dan perlindungan serta pelestarian”.
4. Asas kehati-hatian “bahwa ketidak pastian mengenai dampak suatu usaha
dan/atau kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah
meminimalisasi atau menghindar ancaman terhadap pencemaran dan/atau
kerusakaan lingkungan hidup”.
5. Asas keadilan “bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
harus memcerminkan keadilan secara prop orsional bagi setiap warga
negara, baik lintas daerah, lintas generasi, maupun lintas gender.
6. Asas pencemar membayar “bahwa setiap penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatannya menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup wajib menanggung biaya pemulihan lingkungan”.
7. Asas partisipatif “bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk
berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan
perlindungan dan penggelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung
maupun tidak langsung”.
8. Asas kearifan lokal “bahwa dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku
dalam tata kehidupan masyarakat”.
9. Asas tata kelola pemerintahan yang baik “bahwa perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi, transparasi,
akuntabilitas, efesiensi, dan keadilan”.

8
10. Asas otonomi daerah “bahwa pemerintah dan pemerintah daerah mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah dalam bingkai negara kesatuan republik indonesia”
B. Permasalahan Lingkungan Hidup Secara Lokal
Kajian terhadap hal ini sangat penting karena beberapa faktor. Pertama,
krisis lingkungan hidup tidak hanya berkaitan dengan masalah kepentingan
umum yang terbatas pada tataran mikro kosmos (litosfer, hidrosfer, atmosfer,
dan biosfer), tetapi juga dapat menjangkau makro kosmos secara keseluruhan.
Kedua, krisis lingkungan hidup merupakan masalah yang memiliki efek
multidimensi karena memengaruhi hampir semua unsur lingkungan hidup.
Andaikata terjadi pencemaran udara (atmosfer) saja akibatnya akan
memengaruhi ketiga unsur yang lain apabila sumber krisis tidak segera diatasi.
Ketiga, munculnya metode penanggulangan krisis lingkungan dari manapun
sumbernya akan membantu dan mengisi kesenjangan ilmu pengetahuan dan
teknologi penyelamatan lingkungan.2
C. Akar Krisis Lingkungan Hidup
Apabila ajaran Islam demikian bersemangat dalam melestarikan alam,
mengapa implementasinya tidak pernah nyata dan membumi? Inilah
pertanyaan krusial dan masih banyak lagi pertanyaan senada yang memerlukan
jawaban. Secara historis, semenjak abad 18 hingga kini dikenal ada dua
mazhab pembaruan yang paling didengar Barat, yaitu fundamentalis dan
modernis. Kelompok pertama memasukkan beberapa aliran, seperti
Wahhâbîyah dan Salâfîyah yang pada awalnya menentang Barat dalam rangka
menciptakan masyarakat yang berdasarkan hukum Ilahi murni. Namun, sejak
tahun 1950 aliran yang bermarkas di Saudi Arabia ini, meskipun masih
bergandengan erat dengan Wahhâbîyah, mulai mengadakan industrialisasi
besar-besaran tanpa didukung pengetahuan yang memadai tentang efek

2
Achmad Cholil Zuhdi, “Krisis Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Al-Qur’an,” Jurnal
Keilmuan Tafsir Hadis 2, no. 2 (2012): 139–62.

9
samping iptek Barat yang berkaitan dengan alam sebagaimana yang diajarkan
oleh agama (Islam).
Kelompok kedua, modernis, sesuai dengan namanya kelompok ini
membela mati-matian dan bahkan mensakralkan kebudayaan Barat yang
diyakini tanpa cacat, seperti yang terjadi di Turki, Mesir, India, Iran (Persi),
dan yang lain. Kedua kelompok tersebut pada hakekatnya sama-sama tidak
memiliki pengetahuan dan penilaian yang kritis terhadap iptek Barat, sehingga
diterimanya mentah-mentah iptek tersebut sejak awal, seperti yang terjadi di
Turki maupun di Saudi Arabia dengan dalih mengejar ketinggalan dalam
segala bidang, khususnya politik, budaya, dan ekonomi. Pada tingkat
operasional, dunia Islam tidak lebih berhasil menghindari krisis lingkungan
hidup, meskipun pada tingkat konsepsi religius tampak jelas sikap positif dan
ramah yang Islami terhadap alam.3
Hal ini karena dominasi Barat terhadap Timur yang tidak saja
mengakibatkan munculnya dominasi ekonomi dan pengadopsian teknologi
Barat kelas pinggiran ke dunia Islam, tetapi juga mendorong banyak negara
yang mayoritas Islam untuk menyingkirkan sebagian besar ajaran Islam,
khususnya ajaran melestarikan lingkungan hidup dengan ajaran dan hukum
Barat sekuler yang tidak memperdulikan perusakan alam. Implikasinya
masalah krisis lingkungan kini telah menjadi isu dunia yang perlu mendapat
perhatian dan penangan secara global pula sifatnya. Di sinilah saat yang tepat
bagi dunia Islam untuk mengekspos dan menghadirkan tradisi intelektual Islam
yang kaya dengan metode penanggulangan krisis lingkungan, agar Barat
menyadari bahwa Islam memiliki kearifan tersendiri terhadap alam yang
sedang sekarat. Tradisi kearifannya perlu diikutkan dalam teologi lingkungan
yang disusun bersama oleh Barat dan Timur.
D. Contoh dan Dampak Isu Lingkungan Lokal
Ada banyak berita mengenai dampak lingkungan yang terjadi di berbagai
wilayah di Indonesia dengan potensi alam dan potensi wisata alam kini
3
Muhammad Qomarullah, “Lingkungan Dalam Kajian Al-Qur’an Krisis Lingkungan Dan
Penanggulangannya Perspektif Al-Qur`an,” Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis, 15, no.
1 (2014): 135–58.

10
keadaanya sangat memprihatinkan. Kerusakan lingkungan sudah menjadi
pemandangan biasa dimana-mana. Eksploitasi tambang yang berlebihan,
perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, kebakaran hutan
serta sejumlah isu lingkungan lainnya dituding menjadi penyebab utama.4
1. Kebakaran Hutan
Proses kebakaran hutan dapat terjadi karena proses alami atau ulah
dari manusia. Kebakaran oleh ulah manusia biasanya bermaksud untuk
pembukaan lahan untuk perkebunan. Manusia dengan sengaja membakar
hutan supaya memudahkan proses clearing. Kejadian ini berlangsung
sporadis dan dalam waktu yang hampir bersamaan di setiap lokasi. Pemicu
kebakaran diduga berasal dari aktivitas pembukaan lahan pertanian.
Dampak dari pembakaran hutan adalah memberikan kontribusi
CO2 diudara, hilangnya keanekaragaman hayati, ekonomi hasil hutan dan
Asap. Asap yang dihasilkan dapat menganggu kesehatan (system
pernafasan) dan dapat mengganggu aktivitas lainnya seperti penerbangan.
Dampak asap ini tidak hanya bersifat local akan tetapi bisa berdampak
pada Negara lain.Contoh kebakaran hutan asapnya sampai ke Negara
singapura dan Malaysia
2. Sampah di Perkotaan dan di Pemukiman.
Sampah – sampah di perkotaan dan di pemukiman sudah sangat
meresahkan warga dikarenakan tempat pembuangannya yang belum juga
tertata rapi dengan bau yang sangat menggangu serta masih kurang nya
kesadaran masyrakat akan sampah, membuat masyrakat membuang sampah
tidak pada tempatnya, contoh : sungai, parit, tepi jalan. Dampak negatif
sampah :
a. Dampak terhadap Kesehatan.
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan

4
Rusdiyanto, “Masalah Lingkungan Hidup Indonesia Menghadapi Era Globalisasi,” Jurnal
Cakrawala Hukum 6, no. 2 (2015): 215–27.

11
anjing yang dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah terjangkitnya penyakit diare,
kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum,
penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah
yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
b. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampaknya akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan
yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana. Pembuangan
sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, drainase, dan lain-lain. Infrastruktur lain dapat juga
dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana
penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih
sering dibersihkan dan diperbaiki.
3. Kekeringan
Kekeringan adalah kekurang air yang terjadi akibat sumber air tidak
dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia atau mahluk hidup
lainnya. Dampak dari kekeringan bisa menyebabkan gangguan pada
kesehatan, keterancaman pangan.
4. Banjir
Banjir merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat
menampung limpaan air hujan karena proses infiltrasi
mengalmipenurunan.Hal tersebut terjadi karena daerah hijau sebagai
penahan larian air hujan berkurang. Dampak dari banjir menyebabkan
gangguan kesehatan, keterkendalaan kegiatan aktivitas manusia,
penurunan produktivitas. Dampak banjir merupakan dampak lokal, akan

12
tetapi bisa juga menjadi skala nasional seperti banjir dijakarta yang
menghambat aktivitas nasional karena bandara terisolasi.
5. Longsor
Longsor adalah terkikisnya daratan oleh air lairan (runoff) karena
penahan air larian (daerah hijau) berkurang. Dampak dari longsor bisa
berdampak terjadinya kerusakan tempat tinggal atau tempat kegiatan
aktivitas seperti ladang, sawah dan juga bisa menganggu transportasi
kegiatan perekonomian. Dampaknya sangat dirasakan bagi daerah lokal
dan ada kemungkinan berantai kedaerah lainnya.
6. Erosi Pantai ( Abrasi ).
Erosi adalah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air
laut. Erosi ini terjadi karena kurangnya vegetasi seperti bakau yang biasa
tumbuh di bibir pantai. Kurangnya vegetasi ini disebabkan karena
kurangnya kesadaran masyarakat akan kelestarian pantai. Dampak erosi
pantai berdampak lokal dan dapat menyebabkan kerusakan tempat tinggal,
dan hilang potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata.
7. Intrusi Air Laut
Masuknya air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah akibat air tanah
telah banyak digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan intrusi air
laut seperti kawasan mangrove. Dampak dari intrusi air laut adalah
terjadinya kekurangan stok air tawar, menganggu kesehatan.
8. Penebangan Liar Hutan
Jika hutan itu terbuka dalam hamparan yang luas seperti pasca
eksploitasi HPH, penebangan hutan, dengan kerapatan dibawah 50 persen
maka akan mudah terbakar. Akibatnya dedaunan busuk dengan humus
yang tebal, ranting dan dahan yang kering lekang sehingga dengan
pemantik kecil saja kawasan ini segera terbakar. Keadaan hutan yang
sudah longgar, pohon-pohon besar dan kecil ditebang dan tidak ada
regenerasi berdampak pada perairan terutama anak-anak sungai akan
banjir besar dan menerima debit air yang melebihi kapasitas normal.
Sungai yang dahulunya tidak bisa meluap dan begitu bersahabat sekarang

13
sebaliknya, seperti banjir di beberapa Kabupaten di Aceh. Sedangkan di
musim kemarau persediaan air sangat kurang. Fakta di atas menunjukkan
bahwa kawasan hutan bukit dan pegunungan sudah kurang fungsinya
sebagai penahan air agar secara perlahan-lahan mengalir ke muara sungai.
Yang kita khawatirkan jika musim hujan tiba dengan curah hujan sangat
tinggi yang merupakan siklus sepuluh tahunan maka air akan tertumpuk di
daerah muara.
9. Pengerukan Tanah Berlebihan
Mengeruk tanah di perbukitan dan tidak menanam pohon sebagai
penyangga tanah tersebut tentu merupakan bencana yang bisa
membahayakan masyarakat yang bermukim di bawah bukit tersebut, di kota
Singkawang sendiri telah banyak di temukan bukit-bukit yang tanahnya
sudah siap mendatangkan bencana seperti bencana banjir, tanah longsor,
banjir bandang, angin puting beliung, dan lain sebagainya. Bencana itu
disebabkan oleh keserakahan dan kepongahan manusia yang senantiasa
mengeksploitasi hutan demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.
Anehnya justru mereka tidak pernah peduli atas akibat yang
ditimbulkannya.
10. Pencemaran Limbah Industry.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup
adalah : masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran
terjadi akibat pengelolaan limbah industri yang tidak baik dan benar.
Dampak dari pencemaran adalah gangguan kesehatan, penurunan kualitas
lingkungan dan dapat menurunkan produktivitas. Dampak dari pencemaran
limbah industri ini bisa berskala nasional karena pencemaran bisa terjadi
dibadan perairan mengalir atau udara sehingga dampaknya tidak hanya satu
daerah tetapi dirasakan oleh daerah lain.

14
E. Cara Menanggulangi Permasalahan Lingkungan Hidup Secara Lokal
Sosialisasi permasalahan lingkungan diharapkan dapat menumbuhkan
kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini, serta mengajarkan
mereka betapa pentingnya menjaga dan merawat lingkungan dengan baik.
Salah satu permasalahan lingkungan yang dapat dilakukan dalam lingkup
sekolah misalnya pemilahan sampah berupa sampah yang dihasilkan yang ada
disekitar sekolah diharapkan untuk dimanfaatkan ulang dan gotong-royong
membantu petugas untuk memilah sampah agar dapat mengurangi beban.
Sampah yang ada terutama terutama berupa sampah plastik bekas pembungkus
makanan. Sampah yang ada belum dipilah dan biasanya dibuang oleh petugas
kebersihan sekolah. Kesadaran dalam meletakkan sampah pada tempatnya
sudah baik karena siswa telah meletakkan sampah pada tempatnya, namun
jumlah tempat sampah yang tersedia belum sebanding dengan jumlah sampah
yang dihasilkan. Dengan adanya kegiatan pengabdian maka dilakukan
sosialisasi pemilahan sampah anorganik dengan organik sehingga dapat
direncanakan kegiatan pengelolaan sampah lebih lanjut. Sampah anorganik
dapat dibuat menjadi bahan kerajinan tangan atau pun digunakan ulang
sedangkan sampah organik dapat dikumpulkan dan dimanfaatkan menjadi
pupuk kompos.5

5
Hasanuddin and Franita Leonard, “Edukasi Permasalahan Lingkungan Lokal Dan
Nasional Di Sma Negeri 23 MakassaR” 1, no. 5 (2023): 729–34.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan yang telah dipaparkan pada pembahasan
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup. Termasuk dan yang
menjadi inti didalamnya adalah ma- nusia dengan perilakunya.
Kesemuanya itu mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia sebagai subyek serta makhluk hidup lainnya.
2. Krisis lingkungan hidup tidak hanya berkaitan dengan masalah
kepentingan umum yang terbatas pada tataran mikro kosmos (litosfer,
hidrosfer, atmosfer, dan biosfer), tetapi juga dapat menjangkau makro
kosmos secara keseluruhan.
3. Secara historis, semenjak abad 18 hingga kini dikenal ada dua mazhab
pembaruan yang paling didengar Barat, yaitu fundamentalis dan modernis.
Kelompok pertama memasukkan beberapa aliran, seperti Wahhâbîyah dan
Salâfîyah yang pada awalnya menentang Barat dalam rangka menciptakan
masyarakat yang berdasarkan hukum Ilahi murni.
4. Ada banyak berita mengenai dampak lingkungan yang terjadi di berbagai
wilayah di Indonesia dengan potensi alam dan potensi wisata alam kini
keadaanya sangat memprihatinkan. Kerusakan lingkungan sudah menjadi
pemandangan biasa dimana-mana. Eksploitasi tambang yang berlebihan,
perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, kebakaran hutan
serta sejumlah isu lingkungan lainnya dituding menjadi penyebab utama.
5. Sosialisasi permasalahan lingkungan diharapkan dapat menumbuhkan
kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini, serta
mengajarkan mereka betapa pentingnya menjaga dan merawat lingkungan
dengan baik.

16
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat disusun, pastilah masih terdapat
banyak kekeliruan di dalamnya. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik
pembaca agar kami dapat menjadi lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ekiawan, Muhammad Alrizky. “Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Norma
Hukum Indonesia.” Jurnal Rechten Riset Hukum Dan Hak Asasi Manusia 5,
no. 2 (2023): 34–42. https://doi.org/10.29123/jy.v13i3.345.
Hasanuddin, and Franita Leonard. “Edukasi Permasalahan Lingkungan Lokal Dan
Nasional Di Sma Negeri 23 Makassar.” Jurnal Pengabdian Masyarakat 1,
no. 5 (2023): 729–34.
Qomarullah, Muhammad. “Lingkungan Dalam Kajian Al-Qur’an Krisis
Lingkungan Dan Penanggulangannya Perspektif Al-Qur`an.” Jurnal Studi
Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis, 15, no. 1 (2014): 135–58.
Rusdiyanto. “Masalah Lingkungan Hidup Indonesia Menghadapi Era
GlobalisasI.” Jurnal Cakrawala Hukum 6, no. 2 (2015): 215–27.
Zuhdi, Achmad Cholil. “Krisis Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Al-Qur’an.”
Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis 2, no. 2 (2012): 139–62.

18

Anda mungkin juga menyukai