Kelompok VIII
Anggota :
1. Afifah (1813015054)
2. Ingwe Viollenrofita Cheiya (1813015049)
3. Najla Nabila Azzahra (1813015089)
4. Nurul Handayani (1813015074)
5. Rizki Noor Amelia (1813015069)
6. Lutviatul Muzhahadah (1813015059)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
Kata Pengantar
Tujuan membuat makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja kah
problematika pada lingkungan fisik dan lingkungan non fisik serta dampak apa
saja kah yang ditimbulkan dari permasalaha tersebut dan juga mengetahui solusi
yang tepat dalam mengatasi permasalah tersebut.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik dalam bentuk
materi, dorongan, maupun bentuk lainnya mendapatkan balasan dari Allah swt.
Amin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
LAMPIRAN ………………………………………………………………………… 31
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
terbesar bagi kelangsuan eksistensi bagi manusia itu sendiri dalam mencapai
kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera. Dalam buku berjudul The
Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich
meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya
penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argument
yang sama seperti yang dikemukakan oleh Thomas Malthus dalam An Essay
on the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk
mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan
yang akan mengakibatkan kelaparan. Hal ini tentu saja dapat terjadi semakin
bertambahnya penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang
tersedia. Namun, bagaiana jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak cukup
menampung jumlah tenaga kerja yang ada. Tentu hal ini akan berdampak
pada meningkatnya angka pengangguran dan terutama kemiskinan, dan tak
dapat dipungkiri lagi kemiskinan merupakan salah satu alasan dari
meningkatnya kasus criminal di Indonesia yang dapat mengakibatkan semakin
bertambahnya problematika lingkungan non fisik yang sudah ada. Seperti
kasus cyber bullying, LGBT, pemerkosaan, pembunuhan, kekerasan dalam
keluarga dan sebagainya.
2
saling menguntungkan dan dapat saling menunjang dalam upaya peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran manusia.
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari lingkungan fisik dan lingkungan non fisik
2. Untuk mengetahui apa saja problematika lingkungan fisik dan lingkungan non
fisik
3. Untuk mengetahui dampak dari problematika lingkungan fisik dan lingkungan
non fisik untuk masyarakat
4. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan untuk problematika lingkungan fisik
dan lingkungan non fisik
4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur
lingkungan hidup terbagi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik); yakni unsur lingkungan hidup yang terdiri dari
makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad
renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, sehingga lingkungan hayatinya
didominasi tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan
hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya; yakni lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam
perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai
keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati
oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik); yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-
benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan
hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air
tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja
kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan
terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati,
perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dll.
5
Lingkungan fisik meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembanga dan proses
kehidupan (Purwanto,1994). Lingkungan fisik terdiri dari :
1. Lingkungan Alam
Lingkungan alam adalah lingkungan yang merupakan ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Lingkungan alam dapat dibedakan atas lingkungan
daratan dan lingkungan perairan. Lingkungan alam daratan yang berada di
sekitar kita, antara lain, gunung, pegunungan, dataran rendah, dataran
tinggi, dan lembah. Adapun lingkungan alam perairan yang berada di
sekitar kita antara lain, sungai, danau, rawa, dan laut. Lingkungan alam
sudah ada sejak zaman dahulu
2. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan merupakan lingkungan yang terbentuk karena
adanya tindakan oleh manusia. Sehingga tanpa adanya tindakan dari
manusia, maka lingkungan buatan tidak akan ada untuk digunakan
manusia atau masyarakat banyak. Ada berbagai macam contoh lingkungan
buatan yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari- hari pula. Beberapa
contoh dari lingkungan buatan antara lain taman bunga, kebun buah,
waduk, bendungan, dan lain sebagainya. Lingkungan buatan yang
semacam ini juga meruapakan lingkungan yang tidak asing dan sering kali
kita temui di sekitar tempat tinggal kita.
6
alam) dan tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan
binaan/buatan).
7
Memang kapal kargo berbendera Panama yang terbakar pada saat itu
waktunya hampir bersamaan dengan munculnya tumpahan minyak di Teluk
Balikpapan. Kondisi laut yang terbakar menyulitkan proses pemadaman.
Kabid Humas Polda Kaltim Ade Yaya Suryana mengatakan, dua orang
tewas akibat kejadian ini dan 20 orang yang berada di kapal kargo sudah
dievakuasi.
Selasa (03/04), ratusan personil gabungan, seperti dari Polri, TNI, dan
Pertamina, terus membersihkan minyak di sejumlah titik di pinggir pantai di
kawasan teluk tersebut. Mereka menggunakan gayung, menciduknya dan
menampungnya dalam ember. Tim gabungan juga menggunakan teknik oil
boom untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak terutama yang
agak di tengah laut. "Supaya bisa membatasi ruang gerak minyak dan bisa
terkumpul yang kemudian disedot," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan, Suryanto.
8
tersangka kasus minyak tumpah di teluk Balikpapan. Kepala Biro
Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Muhammad Iqbal
mengatakan tersangka adalah nakhoda Kapal Kargo MV Ever Judger 2
berinisial ZD dan IS yang merupakan karyawan PT Pertamina. ZD diduga
bersalah karena menurunkan jangkar kapal tanpa memperhatikan adanya
pipa PT Pertamina, hingga mengakibatkan pipa tersebut mengalami
kebocoran. Sedangkan IS diduga bersalah karena ia selaku Chief
Superintendent dianggap lalai. Ialah orang yang bertanggungjawab
mengontrol mesin pompa pipa minyak bawah laut menuju kilang Pertamina
di Balikpapan. Kejadian pipa patah jam 10 malam(30/03) sedangkan ia baru
menutup pipa jam 8 pagi esoknya.
“Misalnya jaring udangnya ada yang robek akan diganti. Dan harus
diserahkan ke Pertamina sebagai evidence (bukti),” kata Kepala Sub Bidang
Rehabilitasi di Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten PPU,
Lidya Anggreni dikutip dari Prokal.co (Jawa Pos Group), Senin (9/7).
9
angka ini kemungkinan akan menyusut menjadi 1.132 orang, karena ada
data ganda. Sementara itu, kompensasi untuk kapal motor akan diberikan
sebesar Rp 800 ribu. Sedangkan kapal kelotok sebesar Rp 1 juta.
Setidaknya, ada 98 unit speedboat dan 27 kapal kelotok yang telah
diverifikasi sebagai korban ceceran minyak ini. Sementara itu, untuk
budidaya tambak, dilakukan negoisasi besaran kompensasinya. Pertamina
menjanjikan paling lambat akhir Juli 2018 lewat rekening bank yang
dibuatkan Pertamina, untuk masing-masing korban terdampak.
Aris mengaku pembayaran ganti rugi ini tidak bisa secara keseluruhan
dibayarkan karena menjadi kebijakan mereka(Pertamina). Ia mengatakan
untuk pembayaran diusulkan sampai ke pusat setelah disetujui baru
dibayarkan, jadi harus bertahap. Pihak Pertamina menargetkan akhir tahun
ini ganti rugi sudah selesai dibayarkan.
10
2. Dampak Kasus
11
penduduk terpapar minyak,empat kawasan terumbu karang rusak,
lima kawasan padang lamun terancam mati, habitat mamalia
terganggu dan satwa terancam bermigrasi, budidaya rumput laut
rusak, plankton musnah.
"Ada yang bisa melaut, tapi jarak jauh, sekitar 40 sampai 70 mil
dari pantai. Mereka harus menggunakan kapal di atas empat gross
ton karena harus melawan ombak besar," ujarnya saat dihubungi dari
Jakarta, Minggu (08/04). Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan
Balikpapan mencatat, jumlah nelayan di kota itu pada tahun 2017
mencapai setidaknya 3.000 orang. Mereka rata-rata memiliki kapal
berukuran dua sampai tiga GT.
12
Sebagian dari para nelayan itu, merujuk pendataan swadaya yang
dilakukan Pokja Pesisir, juga rugi secara material karena alat tangkap
mereka terpapar minyak.
3. Solusi Kasus
13
Pertamina yang patah akibat tertarik oleh jangkar milik kapal MV Ever
Judger. Sebenarnya, ini juga merupakan kelalaian pemerintah
Indonesia yang gagal membangun sistem peringatan dini
kepada kapal-kapal asing untuk menghindari kejadian semacam itu.
Karena kapal ini kapal asing, tentu saat masuk di Indonesia akan
mematuhi peraturan di negara Indonesia. Seperti, seharusnya ada
pengawalan kapal pandu KSOP Balikpapan dan TNI AL. Rangkaian
kelalaian itu berujung tumpahan minyak mentah di Balikpapan,
Penajam Paser Utara, dan Kutai Kartanegara sehingga kerusakan
lingkungan telah mengancam kelestarian keanekaragaman hayati
Teluk Balikpapan.
14
3. Dampak lalu lintas kapal pada keamanan penyaluran pipa bawah
laut (180 hari).
4. Audit lingkungan terhadap seluruh operasional kegiatan dengan
memasukkan risiko terhadap seluruh pipa kilang dan proses
produksi (180 hari).
5. Membuat sistem penanganan dini tumpahan minyak, dengan
membuat SOP (30 hari) dan membuat sistem pemantauan
otomatis pengiriman minyak mentah dari terminal Lawe-Lawe
menuju Pertamina Balikpapan (90 hari).
6. Inspeksi pipa secara berkala setahun sekali (30 hari).
7. Tata kerja penggunaan alat pengoperasian pompa (transfer crude
oil) dalam keadaan darurat (30 hari).
15
diamankan oleh Tim Gabungan Polres Jakarta Utara dan Polsek Kelapa
Gading. Pesta gay berlangsung di Fitnes Atlantis yang beralamat di Ruko
Inkopal no.15 dan 16, RT 15/RW 03, Kelapa Gading Barat.
Penggerebekan berlangsung pada Minggu (21/5/2017) pukul 19.30 WIB.
16
Siang Atlanters
Saksikan sensasi 4 Trainer Gym macho and muscle yang akan LIVE dan
menghiburan kalian semua.
Ikuti fun games dan dapatkan hadiah menarikFree : Snack, pisang, dan minuman
hangat
ATLANTIS
PIN BB : 22A10A4D
Enjoy,
Atlantis.
1) Langgar UU Pornografi
Ratusan orang tersebut diduga melanggar Undang-undang Nomor 4
Tahun 2008 tentang Pornografi. "Kita mengamankan 141 orang yang
melanggar Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pornografi," ujar
17
Kasat Reskrim Polres Metro Jakut AKBP Nasriadi saat dikonfirmasi
wartawan, Senin (22/5/2017).
5) Temuan mengejutkan
Polisi menemukan barang bukti mengejutkan ketika menggerebek pesta
gay bertajuk The Wild One. Beberapa di antaranya adalah barang bukti
berupa ceceran kondom. Polisi juga menemukan tiket, rekaman kamera
pengawas, fotokopi izin usaha, uang tip penari telanjang, kasur, iklan
acara The Wild One, serta ponsel.
18
SA (29) penari, AS (41) dan SH (25) tamu berbuat homoseksual, BY (20),
R (30) instruktur fitness, TT (28) perancang busana.
2. Dampak Kasus
19
fitrahnya sebagai manusia. Berikut penjabaran beberapa agama yang
menolak akan kehadiran LGBT atau GLBT di Indonesia :
1. Agama Islam
Dalam Islam Allah SWT sudah melarang keras hamba-Nya
agar tidak masuk golongan orang-orang yang menyukai sesama
jenis, seperti LGBT. Al-Quran sebagai sumber ajaran agama Islam
di dalamnya terdapat sejarah masa lampau yang pernah di alami
oleh Nabi Luth dengan kaumnya. Dimana kaum Luth sangat
terkenal dengan saling menyukai sesama jenis dan akhirnya
mendapatkan adzab yang sangat pedih. Ini pertanda bahwa Allah
sangat tidak menyukai orang yang saling menyukai sesama jenis.
Dalam Al-Qur’an kita telah diberi rambu-rambu akan bahaya LGBT,
sebelum LGBT di zaman sekarang telah ada pada zaman Nabi
Luth yang dihukumi oleh adzab yang sangat pedih dan
menakutkan. Sesungguhnya, LGBT merupakan merupakan suatu
perbuatan yang menyimpang dari fitrah manusia yang
sesungguhnya di dalam Islam memiliki pandangan hukum LGBT
adalah Haram.
2. Agama Kristen
Di dalam Al-Kitab, khususnya Perjanjian Baru, bahwa Al-
Kitab menunujukkan bagaimana seharusnya paradigma orang
Kristen terhadap homoseksualitas, gay, dan juga lesbian. Al-kitab
secara tegas menunjukkan bahwa homoseksualitas adalah dosa,
tetapi Al-kitab tidak menyatakan bahwa para pelakunya LGBT
dalam hal ini biasa disebut gay dan lesbian bebas diperlakukan
dalam ketidakadilan seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Tuhan
Yesus membeci dosa homoseksualitas, sama seperti Dia
membenci dosa-dosa yang lain, tetapi Dia tetap mengasihi mereka
yang terlibat di dalam-Nya. Tuhan mau para gay dan lesbian ini
diperlakukan dalam terang kasih ilahi, sehingga mereka dapat
bertobat dan dipulihkan dari dosa homoseksualitas. Alkitab jelas
menyebutkan bahwa homoseksualitas adalah dosa dan kekejian di
mata Yesus.
20
3. Agama Budha
LGBT adalah penyakit fitrah manusia dan seksualitas yang
menyimpang, inilah pandangan yang sangat tidak sesuai dan
kurang tepat menurut pernyataan Ven Ajahn Brahm bahwa
pernyataan tersebut sama saja seperti orang bodoh yang berkata
bahwa,”Apabila bunuh diri dilegalkan, maka semua orang akan
melakukannya” di dalam ruang lingkup Ajaran Buddha,yang penuh
cinta kasih sesuai dengan Karaniya Metta Sutta dimana sewaktu
anda membacakan Karaniya Metta Sutta (dalam tradisi
Theravada) anda mengatakan,”Semoga semua makhluk
berbahagia, semua makhluk bebas dari penderitaan”.
4. Agama Hindu
Penyimpangan seksual yang dilakukan kaum homoseksual
memang bukan kejahatan, akan tetapi hal itu tetap sebagai
perbuatan dosa yang ditanggung oleh pribadi masing-masing.
Ajaran Hindu tidak membenarkan pernikahan diantara pria dengan
pria (gay), wanita dengan wanita (lesbi). Dengan kata lain, pelaku
penyimpangan seks (homoseksual) tidak diberikan hak untuk
mendapat upacara pernikahan atau upacara perkawinan dengan
puja mantra Veda.
Ada dua jenis waria, yaitu mereka yang bertindak selaku
pria dan mereka yang bertindak selaku wanita. Waria yang
bertindak selaku wanita menyamarkan diri mereka dalam
berpakaian, pembicaraan, gerakan tangan dan kepala, kelemah
lembutan, sifat pemalunya, kesederhanaannya, kegemulaiannya
dan sifat penakutnya. Kegiatan yang biasa dilakukan terhadap
bagian jaghana atau bagian tengah dari wanita, oleh para waria ini
dilakukan dengan mulutnya dan hal inilah yang disebut
Auparistaka. Para waria ini mendapat kesenangan imajinatif dan
mata pencaharian mereka dari jenis hubungan badan semacam
itu menjadikan mereka menjalani kehidupan sebagai wanita
penghibur. Demikian keterlibatan tersamar dari seorang waria
21
yang berperan sebagai wanita. (Kama Sutra, hal 127-128). Dalam
kitab suci Manawa Dharmasastra, Astamodyaya atau bab delapan
menyinggung hukuman terhadap pelaku lesbi. Mereka tidak
dibenarkan menodai seorang gadis, mereka dapat dipidana atau
didenda. Pada sloka 369 dinyatakan, apabila seorang gadis
menodai seorang gadis lain, akan didenda sebesar 200 pana dan
membayar mas kawin dua kali lipat. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat ditafsirkan bahwa bilamana seorang lesbi menodai
seorang gadis lain maka dapat dikenakan sanksi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
homoseksual bertentangan dengan dharma dan merupakan
perbuatan dosa, mereka tidak dibenarkan menikah dengan
upacara Veda. Meski demikian, bagi mereka yang mengalami
kelainan seksual tersebut dibenarkan mendapatkan kesenangan
seksual dengan sesamanya tanpa menodai seseorang yang
bukan homoseksual.
Selain HIV-AIDS, ada penyakit lain akibat LGBT yang tak kalah
berbahayanya, contohnya, sarkoma kaposi, sebuah penyakit baru
yang belum ada penawarnya. Sarkoma kaposi adalah kanker yang
menyebabkan sebagian kecil jaringan abnormal tumbuh di bawah kulit,
di sepanjang mulut, hidung, dan tenggorokan atau di dalam organ
22
tubuh lainnya. Bagian tersebut biasanya berwarna merah atau ungu
dan terbuat dari sel kanker dan sel darah.
23
juga pada institusi negara dan negara itu sendiri secara makro.
Memperluas makna dari zina dengan cara menghapus syarat ikatan
perkawinan (mengkriminalkan hubungan seksual suka sama suka) dan
memidana hubungan seksual sesama jenis jelas akan menimbulkan
overkriminalisasi. dampak dari overkriminalisasi yaitu Pertama,
meningkatnya jumlah tindak pidana. Ini adalah efek langsung yang
jelas akan terjadi. Namun yang jadi masalah adalah ketika kualitas
perbuatan yang dipidana sebetulnya belum menyentuh syarat suatu
perbuatan yang dapat dikriminalisasi. Kedua, sejalan dengan poin
pertama, maka akan terjadi ledakan penghuni Rutan dan Lapas.
24
1. Pemberian layanan pengobatan gratis bagi penderita HIV/AIDS
3. Solusi Kasus
a) Negara telah menetapkan pencegahan penyimpangan orientasi
seksual dan menjelaskannya dalam Undang-undang No. 44 tahun
2008 tentang pornografi dan telah memasukkan istilah
“persenggamaan yang menyimpang” sebagai salah satu unsur
pornografi. Dalam penjelasan pengertian istilah ini mencakup antara
lain “persenggamaan atau aktivitas seksual lainnya dengan mayat,
binatang, oral seks, anal seks, lesbian, dan homoseksual.”
b) Dalam pencegahan penyimpangan LGBT melalui praktik adopsi
anak, negara juga telah mengantisipasi motif perbuatan tersebut
melalui Peraturan Pemerintah No. 54 tahun 2007 tentang Adopsi
yang secara secara tegas menetapkan bahwa orang tua yang
mengadopsi tidak boleh pasangan homoseksual. Demikian pula
adopsi oleh orang yang belum menikah tidak diperkenankan.
c) Peran Keluarga dan Pendidikan seks bagi anak
Di era keterbukaan media dan teknologi informasi dewasa ini ruang
untuk terpapar berbagai konten negatif seperti pornografi, LGBT dan
penyimpangan-penyimpangan moral lainnnya akan semakin besar.
Dalam lingkup pendidikan anak, selain dampak positif kemajuan
teknologi informasi untuk belajar dan mengakses pengetahuan
25
lebih luas dan cepat, peluang mengakses konten negative
tersebut juga besar. Oleh karena itu diperlukan strategi tersendiri
untuk mengantisipasi pengaruh negatif teknologi informasi
terutama terkait dengan penyebaran LGBT. Dalam upaya
pencegahan penularan perilaku LGBT, ketahanan keluarga,
keharmonisan di tengah keluarga, pola asuh yang tepat, dan
pemberian pendidikan yang baik menjadi penting. Selain itu
pengajaran dari orang tua dan lingkungan terdekat akan
bagaimana pendidikan seks untuk menumbuhkan rasa
tanggungjawab diri atas nilai seks biologis, gender dan orientasi
gender menjadi penting untuk diberikan kepada anak dan remaja.
Anak- anak dan remaja membutuhkan pendidikan seksual yang
mengajarkan betapa berharganya tubuh dan cara menjaganya. Pola
pendidikan seksual dalam Islam yang relatif praktis dapat berikan
oleh orang tua kepada anaknya tidaklah melalui metode pembahasan
lisan yang menghilangkan rasa malu manusia.
d) Bekerjasama dengan media informasi, LSM (Lembaga Sosial
Masyarakat), dan sebagainya.Seperti sudah banyak dituliskan bahwa
keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Di
lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapat pengaruhdan
nilai-nilai dasar kehidupan. Keluarga merupakan lembaga
pendidikan tertinggi yang bersifat informal dan kodrat.Melalui
keluarga inilah anak sejak dini mendapat asuhan dari orang tua
menuju ke arah kedewasaannya. Keluarga tidak hanya sebuah
tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Keluarga juga memiliki
fungsi sebagai suatu sistem sosial yang akan membentuk karakter
serta moral anak. Menjadi tempat ternyaman bagi anak dan
bermula dari keluarga segala sesuatu berkembang, seperti persepsi
positif terhadap diri, keterampilan berkomunikasi, bersosialisasi,
kemampuan mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku
yang menyimpang Melalui kesadaran bahwa keluarga merupakan
lingkungan awal yang akan membentuk jati diri seorang anak, oleh
karena itu pengajaran tentang seksualitas atau pendidikan seks
26
sejak dini di lingkungan keluarga diharapkan menjadi solusi ampuh
untuk mencegah LGBT.
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan fisik meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-
cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan dan
proses kehidupan. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam, lingkungan
buatan, dan lingkungan alam, tetapi sudah mendapat sentuhan manusia.
Problematika pada lingkungan fisik seperti tumpahan minyak mentah
dikarenakan pipa milik PT Pertamina Refinery patah akibat tertarik oleh
jangkar milik kapal MV Ever Judger. Akibatnya rusaknya hutan mangrove di
sepanjang bibir pantai, rusaknya ekosistem laut ditandai dengan kematian
sejumlah pesut, serta berdampak pada masyarakat pesisir pantai yang
mengeluh mual dan pusing akibat bau minyak yang menyengat.
Lingkungan non fisik merupakan lingkungan yang tidak bersifat fisik,
yaitu lingkungan sosial budaya, ekonomi, dan lain-lain. Lingkungan non fisik
merupakan wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu
interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranata dengan symbol
dan nilai, serta terkait dengan ekosistem.
Problematika pada lingkungan non fisik seperti terjadinya
penggerebekan pesta gay bertajuk 'The Wild One' di Kelapa Gading Barat,
Jakarta Utara. Akibatnya komunitas LGBT banyak menuai penolakan dari
berbagai kalangan agama-agama di Indonesia, karena tidak sesuai dengan
fitrahnya sebagai manusia, yaitu agama Islam, agama Kristen, agama
Budha, dan agama Hindu. Selain itu LGBT juga mengakibatkan
meningkatnya penderita HIV-AIDS serta penyakit lainnya seperti sarkoma
kaposi, meningkatkan gejala sosial dan maksiat, dan meningkatkan
overkriminalisasi.
B. Saran
Diharapkan setelah penulisan makalah ini, masyarakat sadar akan
dampak dari problematika lingkungan fisik maupun non fisik sangatlah besar
28
karena sangat merugikan masyarakat. Pemerintah diharapkan mampu lebih
berkompeten dalam menanggapi masalah yang terjadi sekarang ini. Selain
itu, peran masyarakat juga sangat dibutuhkan agar hal seperti tumpahan
minyak dan juga LGBT dapat dicegah.
29
DAFTAR PUSTAKA
Very. 2017. Ini dampak yang terjadi Bila MK Kabulkan Permohonan Perluasan
Delik Kesusilaan dalam KUHP. http://indonews.id/mobile/artikel/10696/Ini-
Dampak-yang-Terjadi-Bila-MK-Kabulkan-Permohonan-Perluasan-Delik-
Kesusilaan-dalam-KUHP/. [Diakses pada 30 Oktober 2018]
30
LAMPIRAN
LAPIRAN
31
32
33
34
35
36
37
38