Anda di halaman 1dari 13

DISUSUN OLEH:

NAMA: Sigiem lestari

NIM: RRA1C410046

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Irma suryani M.pd

PROGRAM SETUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN P – MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2010 / 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan ridhonya penulis dapat
menyelesaikan makalah karya ilmiah Bahasa Indonesia tentang “ KERUSAKAN LIKUNGAN PERKOTAAN
”. Sehingga tepat pada waktunya.

Dalam menyelesaikan makalah ini tentunya penulis banyak menemui halangan dan rintangan
tetapi dengan bantuan dari teman-teman maka halangan dan rintangan tersebut dapat dilalui oleh
penulis dengan baik. Untuk itu sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Irma suryani M.pd selaku dosen pembimbing mata kuliah BahasaIndonesia yang telah berkenan
memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah karya ilmiah ini.

2. Ibunda dan Ayahanda yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan memberi dukungan
penuh yang tak ternilai harganya,yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu dan tak dapat penulis
berikan apa-apa kecuali permohonan doa kepada ALLAH SWT semoga amal kebaikan yang telah
diberikan mendapat balasan dari ALLAH SWT.

3. Teman-teman yang telah bersedia memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
Dalam penulisan makalah karya ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan makalah karya ilmiah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca khususnya Mahasiswa Reguler Mandiri Universitas Jambi.

Jambi, mei 2011

Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar belakan..............................................................................2

1.2 Rumusan masalah......................................................................2

1.3 Tujuan penulisan........................................................................2

1.4 Manfaat penulisan .....................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................

2.1 Pengertianlingkungan hidup......................................................4

2.2 Penyebab terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan..............7

2.3 Dampak dari kerusakan linkungan perkotaan .........................10

2.4 Upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengurangi kerusakan lingkungan


perkotaan ...................................................13

BAB III PENUTUP .............................................................................17

3.1 Kesimpulan..............................................................................17

3.2 Saran........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................20
BAB I

PENBAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masalah lingkungan semakin lama semakin besar, meluas, ibarat bola saljuyang
menggelinding, semakin lama semakin besar . persoalanya bukan hanya bersifat lokal atau translokal,
tetapi regional, nasional, trans-nasional, dan global. dampak–dampak yang terjadi terhadap lingkungan
tetapi hanya berkait pada satu atau dua segi saja. tetapi kait mengait sesuai dangan sifat lingkungan
yang memiliki multi mata rantai relasi yang saling mempengaruhi secara subsistem. apabila suatu aspek
dari lingkungan terkena masalah , maka berbagai aspek lainya mengalami dampak atau akibat . pada
mulanya masalah lingkungan hidupmerupakan masalah alami yakni peristiwa yang terjadi sebagai
bagian dari proses natural. proses natural tanpa menimbulkan akibat yang berarti bagi tata lingkungan
itu sendiri, dan dapat pulih kemudian secara alami atau homoestasi. akan tetapi, sekarang masalah
lingkungan tidak lagi di katakan sebagai masalah yang semata–mata bersifat alami, karena manusia
memberikan penyebab yang sangat signifikan secara variable bagi peristiwa- peristiwa lingkungan. tidak
bisa di sangkal bahwa masalah- masalah lingkungan yang lahir dan berkembang karena factor manusia
jauh lebih besar dan rumit atau kompictet dibandingka fktr alami itu sendiri. Manusia dengan berbagai
dimensinya terutama dengn factor mobilitas pertumbuhanya akal pikiran dengan segala perkembangan
aspek–aspek kebudayaan, dan begitu juga dengan factor prosesmasa / zaman yang mengubah karakter
dan pandangan manusian. merupakan factor yang lebih tepat dikaitkan dengan masalah lingkungan
perkotaan.oleh karna itu persoalan–persoalan lingkungan saat ini seperti pencemaran, kerusakan
sumber daya alam, penyusutan cadangan–cadangan hutan, musnahnya berbagai spesies hayati, erosi,
banjir, bahkan jenis–jenis penyakit yang berkembang terakhir ini. diyakini merupakan gejala-gejala
negative yang secara dominan bersumber dan factor manusia itu sendiri jadi, deralasan jika di katakan di
mana dan masalah lingkungan maka di situ ada manusia. terdapat masalah–masalah lingkungan seperti
pencemaran, banjir, tanah longsor gagal panen karna hama, kekeringan, punahnya berbagai jenis
binatang langka, lahan menjadi tandus, gajah dan harimau mengganggu perkampungan warga dan
lainya. dalam rangka system pencegahan (prevevtive) dan penanggulangan (presessive) yang dilakukan
untuk itu, tidak akan efektif jika ditangani dengan pradigma fisik, ilmu pengetahuan dan teknologi atau
ekonomi. tapi factor tadi, paradigma solusinya harus pula melibatkan semua aspek humanistic. maka
dalam hal ini peran ilmu dalah humaniora, seperti sosiologi, antropologi, psoikologi, hukum, kesehatan,
religi,etologi, dan bagainya. sangat strategis dalam pendekatan persoalan lingkgan hidup/permsaahan
perkotaan (siahaan,2004 : 1-2).
1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup?

2. Apa penyebab terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan?

3. Apa dampak terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan?

4. Apa upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengurangi kerusakan lingkungan perkotaan?

1.3 Tujuan penulisan

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan pengertian dari lingkungan

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan dampak terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan

3. Mendeskripsikan dan menjelaskan penyeba dari kerusakan linkungan perkotaan

4. Mendeskripsikan dan menjelaskan upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengurangi kerusakan
lingkungan perkotaan

1.4 Manfaat penulisan

Manfaat penyusunan makalah karya ilmiah ini yaitu untuk membuka jendela pengetahuan tentang
lingkungan dan permasalahan tentang kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini dan mengajak
pembaca untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar. harapan penulis adalah agar makalah
karya ilmiah ini bermanfaat sehingga pembaca mengetahui permasalaha–permasalahan lingkungan
hidup rutama kerusakalingkungan hidup.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian lingkungan hidup

Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar organisme. lingkungan terdiri atas semua
benda mati dan makhluk hidup lain yang terdapat di sekitar organisme tersabut. lingkungan yang sesuai
akan menunjang kehidupan organisme yang ada pada ekosistem. proses ekosistem akan terus berjalan
dengan teratur. Daur materi, aliran energy dan produktivitas lingkungan terus terjamin. kondisi ini akan
terus bertahan manakala komponen–konponen ekosistem berada dalam keadaan seimbang
(Hidayati,2007: 304).

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan
sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga
kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di
sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua
orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan
yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung
sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar (Soemarwoto. 1926: 221).

Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial.
Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk
kepribadian seseorang.Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup
di bumi. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
(soewardu.1950).

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan
hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang
dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem
nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat
mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap
anggota masyarakat.

Unsur Fisik (Abiotik)


Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti
tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi
kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di
muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung
secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim
yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain(Soemarwoto.1926) .

Kualitas air di Kota yang semakin menurun (baik air tanah maupun air permukaan) disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu: erosi tanah selama konstruksi bangunan, limbah industri, luapan air kotor dan
septictank, banjir, serta kontaminasi air hujan di permukaan tanah dan jalanan. Karena antara jaringan
air bersih dan sanitasi saling berkaitan, maka dalam perencanaan dan pembangunan jaringannya harus
ada keterpaduan diantara keduanya dengan jaringan jalan dan tata hijau kota (Herman . 1995).

2. 2 Penyebab terjadinya kerusakan lingkungan perkotaan

Menurut Herman Haeruman (1995) harapan masa depan untuk memperoleh kualitas lingkungan
perkotaan yang lebih baik akan bergantung kepada empat hal yaitu:

Ketepatan alokasi ruangan untuk setiap kegiatan pembangunan;

Ketersediaan dan kemampuan kelembagaan dan proses pengelolaan lingkungan;

Pengendalian kegiatan pembangunan yang mengaah kepada efisiensi pembangunan bahan dan
pengendalian pencemaran dan pengendalian fungsi;

Tingkat peran serta masyarakat dan disiplin bermas yarakat kota;

Masalah lingkungan hidup di perkotaanmerupakan masalah kompleks. Apabila dituangkan dalam model
lengkap akan merupakan model yang besar dengan garis interdependensi yang rumit. pengelolaan
lingkungan hiup diperkotaan merupakan upaya terpaduyang harus berisi informasi yang tepat dan
lengkap. Upaya ter[padu meliputi berbagai bidang ilmu dari berbagai sector seperti pemanfaatan ,
penataan , pemeliharaan, pengawasan, pengendalia, pemulihan, dan pengembangan dari berbagai
instansi pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun masyarakat. Banyak masalah perkotaan antara
masalah yang berkaitan dengan:

a. Perusakan alam, meliputi pencemaran sungai di dalam kota. misalnya di Jakarta, sungai menjadi
saluran pembuangan limbah, reklamasi pantai dan laut, penurunan dan penyempitan ruang hijau;

b. Perusakan nilai histiris kota;


c. Prioritas di berikan kepada kendaraan bermotor, bukan pejalan kaki;

Konsentrasi di kota-kota, pertumbuhan yang cepat di pinggir kota, pembangunan yang tidak beraturan
dan menyebar serta memperpanjang jarak tempuh (irwan.2005:44-45).

Permasalahan lingkungan perkotaan yang dominan saat ini adalah population dan building density kota
(kepadatan) yang terus meningkat, masalah persampahan, masalah sanitasi kota, dan water quality
(kualitas air). Permasalahan kepadatan Kota semakin kompleks dengan perkembangan jumlah
penduduk yang sangat tinggi, terutama penduduk yang tidak tetap. Jumlah penduduk merupakan
ancaman dan pressure terbesar bagi masalah lingkungan hidup. Setiap penduduk memerlukan energi,
lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup, di sisi lain setiap orang juga menghasilkan
limbah dalam beragam bentuk. Pertambahan penduduk yang sangat tinggi di Kota Surabaya, diakui
telah melampau kemampuan daya dukung lingkungan untuk meregenerasi sendiri, sehingga berimbas
pada kualitas hidup manusia yangmakinrendah.Masalah persampahan perkotaan terutama masih
banyaknya sampah yang dibuang ke badan sungai atau berserakan di tempat terbuka.Dengan
banyaknya sampah, sungai tidak dapat berfungsi sebagaimana semestinya (fungsi transportasi,
konservasi, rekreasi, dan sebagainya) akibat air yang tidak mengalir lancar dan rusaknya ekosistem
sungai akibat zat-zat berbahaya yang terkandung dalam sampah tersebut. Selain masalah sampah di
sungai, timbunan sampah di berbagai sudut kota berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, terutama
penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, lalat, kecoak, dan tikus.Keberadaan lalat, nyamuk, dan tikus
yang merupakan vector (pembawa) berbagai macam penyakit menjadi salah satu indikator seberapa
baik kualitas lingkungan suatu kota. Bahkan diindikasikan bahwa penyebab pemanasan global bukan
hanya karena produksi CO2 yang berlebihan, tapi juga disebabkan oleh zat CH4 yang dihasilkan dari
proses pembakaran sampah yang akan terbawa ke atmosfir dan merusak lapisan ozon.

Pengelolaan sampah yang masih menggunakan paradigma lama (pengumpulan, pengangkutan, dan
pembuangan akhir) perlu dirubah. Hal ini karena permasalahan sampah yang semakin kompleks,
terutama kesulitan mendapat tempat pembuangan akhir serta berkembangnya jumlah dan ragam
sampah perkotaan.Penanganan sampah dengan paradigma baru perlu mengedepankan proses
pengurangan dan pemanfaatan sampah (minimalisasi sampah). Minimalisasi sampah adalah upaya
untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari proses
produksi dengan reduksi dari sumber dan/atau pemanfaatan limbah. Keuntungan dari metode ini
adalah: mengurangi ketergantungan terhadap TPA (tempat pembuangan akhir), meningkatkan efisiensi
pengolahan sampah perkotaan, dan terciptanya peluang usaha bagi masyarakat. Metode minimalisasi
sampah mencakup tiga usaha dasar yang dikenal dengan 3R, yaitu reduce (pengurangan), reuse
(memakai kembali), dan recycle (mendaur ulang). Permasalahan lainnya adalah sanitasi perkotaan.
Masalah sanitasi diperkotaan terutama disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sulit dirubah,
terutama masyarakat yang tinggal di pinggir sungai yang masih menggunakan badan sungai sebagai
tempat pembuangan. Buruknya sanitasi perkotaan akan menyebabkan masalah pada tingkat kesehatan
masyarakat, terutama munculnya berbagai penyakit diare, muntaber dan penyakit kulit. Oleh karena itu,
perlu pembinaan intensif warga tentang masalah kebiasaan ber-sanitasi. Kedepannya perlu
perencanaan jaringan perpipaan air limbah (Sewerage System) kota yang diselenggarakan per distrik
agar biaya investasi dapat ditekan serta pengelolaan tidak mahal.Masalah sanitasi kota selalu berkaitan
dengan masalah kualitas air dan aspek penyebaran bibit penyakit di perkotaan. Kualitas air di Kota yang
semakin menurun (baik air tanah maupun air permukaan) disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: erosi
tanah selama konstruksi bangunan, limbah industri, luapan air kotor dan septictank, banjir, serta
kontaminasi air hujan di permukaan tanah dan jalanan. Karena antara jaringan air bersih dan sanitasi
saling berkaitan, maka dalam perencanaan dan pembangunan jaringannya harus ada keterpaduan
diantara keduanya dengan jaringan jalan dan tata hijau kota (Soemitro.1985) .

2.3 Dampak dari kerusakan linkungan perkotaan

Kadar pencemaran yang sangat tinggi, tidak akan dapat dipulihkan kembali seperti semula. Mengenai
akibat pencemaran terhadap lingkungan hidup harus melihat kepada ukuran dampak penting terhadap
lingkungan yang perlu disertai dengan dasar pertimbangan yaitu sebagai berikut: terhadap penilaian
pentingnya dampak lingkungan berkaitan secara relative dengan besar kecilnya rencana usaha atau
kegiatan yang berhasil guna dan daya guna, apabila rencana usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan
dengan didasarkan pada dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap salah satu aspek lingkungan
atau dapat juga terhadap kesatuan dan atau kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan lainnya dalam
batas wilayah yang telah ditentukan. Perlu diketahui bahwa dampak terhadap lingkungan atas dasar
kemungkinan timbulnya dampak positif atau dampak negative tidak boleh dipandang sebagai factor
yang masing-masing berdiri sendiri, melainkan harus diperhitungkan bobotnya guna dipertimbangkan
hubungan timbul baliknya untuk mengambil keputusan. Sedangkan yang menjadi ukuran dampak
penting terhadap lingkungan hidup adalah :

a) jumlah manusia yang akan terkena dampak tersebut adalah pengertian manusia yang akan terkena
dampak mencakup aspek yang sangat luas terhadap usaha atau kegiatan, yang penentuannya
didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan masyarakat dan jumlah manusia yang terkena
dampaknya tersebut, dimana manusia yang secara langsung terkena dampak lingkungan akan tetapi
tidak menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan yang telah dilaksanakan,

b) luas wilayahterhadap luas wilayah persebaran dampak adalah merupakan salah satu factor yang
dapat menentukan pentingnya dampak terhadap lingkungan, dimana rencana usaha atau kegiatan
mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau
tidak berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak,

c) lamanya dampak berlangsung dapat berlangsung pada suatu tahap tertentu atau pada berbagai
tahap dari kelangsungan usaha atau kegiatan, dengan kata lain akan berlangsung secara singkat yakni
hanya pada tahap tertentu siklus usaha atau kegiatan akan tetapi dapat pula berlangsung relative lama
yang akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan lingkungan hidup didalam masyarakat/manusia
dilingannya yang telah merusak tatanan dan susunan lingkungan hidup disekitarnya,

d) intensitas dampak mengandung pengertian perubahan lingkungan yang timbul bersifat hebat atau
drastic serta berlangsung diareal yang luas dalam kurun waktu yang relative singkat, hal ini
menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar pada komponen lingkungan hidup yang
berdasarkan pertimbangan ilmiah serta dapat mengakibatkan spesies-spesies yang langka atau endemik
terancam punah atau habitat alamnya mengalami kerusakan,

e) komponen lingkungan lain yang terkena dampak, akibat rencana usaha atau kegiatan
menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau
sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak primer,

f) sifat kumulatif dampak adalah pengertian bersifat bertambah, menumpuknya atau bertimbun,
akibat kegiatan atau usaha yang pada awalnya dampak tersebut tidak tampak atau tidak dianggap
penting, akan tetapi karena aktivitas tersebut bekerja secara berulang kaliatau terus menerus maka
lama kelamaan dampaknya bersifat kumulatif yang mengakibatkan pada kurun waktu tertentu tidak
dapat diasimilasikan oleh lingkungan alam atau social dan menimbulkan efek yang saling memperkuat
(sinergetik).

g) akaibat pencemaran dan berbalik dan tidak berbaliknya dampak ada yang bersifat dapat dipulihkan
dan terdapat pula yang tidak dapat dipulihkan walaupun dengan upaya manusia untuk memulihkannya
kembali, karena perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan yang telah tercemar
dengan kadar pencemaran yang sangat tinggi, tidak akan dapat dipulihkan kembali seperti semula
(Soemitro. 1985)

2.4 Upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengurangi kerusakan lingkungan perkotaan

Upaya mengatasi permasalahan perkotaan yang sedemikian pelik haruslah tetap

dipandang dengan sikap optimis. Saat ini kita menyadari bahwa kita telah terlanjur pada pilihan
pembangunan perkotaan yang kurang tepat. Dengan adanya konsep pembangunan berkelanjutan maka
selayaknya Indonesia tidak harus mengikuti pola dari negara-negara maju. Kalaupun bukan yang
pertama,

Indonesia dapat menerapkan konsep pembangunan perkotaan berkelanjutan secara cerdas, holistik,
inovatif dan partisipatif. Pada tatanan kebijakan, perlu dilakukan mainstreaming pembangunan
berkelanjutan dalam setiap upaya pembangunan misalnya eksploitasi sumber daya alam dan
pemanfaatan ruang yang berbasis ekologis, kampanye hemat energi dan energi alternative terbarukan,
serta mendorong terbangunnya infrastruktur lingkungan hidup diperkotaan, seperti sewerage system
dan TPA berbasis usaha komunal (dengan memanpaatkan sampah sebagai bahan baku produksi
lanjutan, misalnya pupuk organic basis sampah kota). Sedangkan dalam tataran pelaksanaan, strategi
yang ditempuh adalah dengan pengembangan sistem penaatan, baik dalam koridor penegakan hukum
dan HAM maupun dengan cara persuasif inklusif (incentive mechanism). Penaatan norma lingkungan
hidup dalam kerangka supremasi hukum dilakukan secara komprehensif, yaitu dengan konsisten
menjalankan UU No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah yang berlandaskan pada prinsip-
prinsip 3P; peningkatan pendayagunaan aparat (PPNS), prasarana dan sarana penegakan hukum
lingkungan; serta pengembangan Jejaring Penegakan Hukum Lingkungan.

Seiring dengan peningkatan dan pengembangan penegakan hukum lingkungan maka, Kementerian
Lingkungan Hidup telah menawarkan langkah

inovatif melalui berbagai program. Dua program unggulan KLH, yaitu Langit Biru dan ADIPURA
merupakan upaya strategis untuk mewujudkan lingkungan perkotaan yang berkualitas baik, sehat dan
berkelanjutan. Program Langit Biru yang antara lain dilaksanakan melalui penggunaan bahan bakar dan
penggunaan kendaraan yang berteknologi ramah lingkungan perlu diperluas dan didukung oleh semua
pihak. Upaya yang dimaksudkan untuk mewujudkan kualitas udara yang lebih baik (Better Air Quality)
tersebut sungguh sangat nyata manfaatnya, karena dapat mengurangi dampak serius bagi kualitas /
kesehatan manusia seperti menurunnya IQ, gejala autis dan anemia, kemandulan/keguguran dan
agresivitas remaja. Tidak kurang pentingnya adalah peningkatan perhatian terhadap masalah
kebisingan, karena secara nyata juga telah menimbulkan gangguan kejiwaan yang serius. Namun usaha
tidak sampai disitu saja, perlu upaya yang lebih serius dan Pengelolaan pola berkelanjutan (berwawasan
lingkungan). Awal abad XXI ini persoalan lingkungan telah bertambah semakin rumit. Persoalan lama
masih banyak yang belum berhasil diselesaikan seperti sampah/MSW dan bencana alam yang telah
menimbulkan dampak lingkungan, namun isu-isu baru (emerging issue) telah muncul, antara lain
persoalan e-waste, B-3 dan perubahan iklim yang berdampak serius terhadap kesehatan manusia.
Persoalan-persoalan baru tersebut telah menambah kerumitan permasalahan di kawasan perkotaan,
karena sebagian besar sumbernya justru di wilayah perkotaan. Tuntutan hidup di perkotaan telah
menimbulkan gaya hidup yang serba cepat dan menuntut penggunaan fasilitas modern seperti alat-alat
elektrik dan elektronik serta konsumsi energi yang terus meningkat yang ternyata telah menimbulkan
dampak negatip serius bagi kehidupan umat manusia. Upaya untuk mewujudkan clean land, clean water
dan clean air di daerah perkotaan perlu terus dilakukan, karena kualitas lingkungan yang buruk telah
menimbulkan dampak serius bagi kehidupan manusia. Salah satu hasil kajian menunjukkan bahwa
akibat lingkungan yang buruk, masyarakat miskin Indonesia terpaksa harus membelanjakan dana yang
sangat besar (sekitar 43 triliun rupiah) untuk biaya pengobatan yang semestinya dapat di dayagunakan
untuk keperluan yang lebih produktip dan bermanfaat langsung bagi peningkatan kualitas
kehidupannya.

Upaya yang di lakukan pemerintah untuk menanggulangi kerusakan yaitu:


1. Bidang Pertambangan dan Energi yaitu pertambangan umum, tranmisi, PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU,
ekspoitasi, kilangan/pengolahan dan tarnmisi minyak/gas bumi.

2. Bidang Kesehatan yautu: rumah sakit kelas A/setara kelasA atau kelas I dan industri farmasi.

3. Bidang Pekerjaan Umum yaitu :pembangunan Waduk, Irigasi dan kanalilasi, jalan raya/tol,
pengolahan sampah, peremajaan kota dan gedung bertingkat/apartemen.

4. Bidang Pertanian yaitu: Usaha tambak udang, sawah, perkebunan dan pertanian.

5. Bidang Parpostel seperti hotel, padang golf, taman rekreasi dan kawasan parawisata

6. Bidang Tranmigarasi dan Pemukiman Perambahan Hutan.

7. Bidang perindustrian seperti : Industri semen, kertas pupuk kimia/petrokimia, peleburan baja,
timah hitam, galangan kapal, pesawat terbang dan industri kayu lapis.

8. Bidang Perhubungan seperti: Pembangunan Jaringan kereta api, Sub Way, pembangunan
pelabuhan dan badar udara.

9. Bidang perdagangan,

10. Bidang pertahanan dan keamanan seperti : Pembangunan genung amunisi, pangkalan angkatan
laut, pangkalan angkatan udara dan pusat latihan tempur,

11. Bidang pengembangan tenaga nuklir sepert: Pembangunan dan pengopearian reactor nuklir dan
nuklir non reactor.

12. Bidang kehutanan yaitu: Pembangunan taman safari, kebun binatang, hak pengusaha hutan, hak
pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan Pengusaha parawisata alam.

13. Bidang pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B-3) dan 14 Bidang kegiatan
terpadu/multisektor (wajib AMDAL) (Soewardu.1950).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar organisme . lingkungan terdiri atas
semua benda mati dan makhluk hidup lain yang terdapat di sekitar organisme tersabut . lingkungan yang
sesuai akan menunjang kehidupan organisme yang ada pada ekosistem

2. Penyebab terjadi pada masalah perkotaan antara lain masalah yang berkaitan dengan:

A. Perusakan alam , meliputi pencemaran sungai di dalam kota . misalnya di Jakart, sungai menjadi
saluran pembuangan limbah, reklamasi pantai dan laut, penurunan dan penyempitan ruang hijau;

B. Perusakan nilai histiris kota;

C. Prioritas di berikan kepada kendaraan bermotor, bukan pejalan kaki;

D. Konsentrasi di kota-kota, pertumbuhan yang cepat di pinggir kota, pembangunan yang tidak
beraturan dan menyebar serta memperpanjang jarak tempuh

3. Dampak yang terjadi akibat kerusakan lingkungan:

A. Banyaknya wabah penyakit yang diderita oleh masyarakat.

B. Sempitnya lapangan pekerjaan.

C. Sulitnya masyarakat dalam memenuhi perekonomianya.

D. Rendahnya mutu pendidikan.

4. Upaya yang di lakukan pemerintah untuk menanggulangi kerusakan yaitu:

A. Bidang Pertambangan dan Energi yaitu pertambangan umum, tranmisi, PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU,


ekspoitasi, kilangan/pengolahan dan tarnmisi minyak/gas bumi,

B. Bidang Kesehatan yautu: rumah sakit kelas A/setara kelasA atau kelas I dan industri farmasi,

C. Bidang Pekerjaan Umum yaitu :pembangunan Waduk, Irigasi dan kanalilasi, jalan raya/tol,
pengolahan sampah, peremajaan kota dan gedung bertingkat/apartemen,

D. Bidang Pertanian yaitu : Usaha tambak udang, sawah, perkebunan dan pertanian,

E. Bidang Parpostel seperti hotel, padang golf, taman rekreasi dan kawasan parawisata,

F. Bidang Tranmigarasi dan Pemukiman Perambahan Hutan,

G. Bidang perindustrian seperti: Industri semen, kertas pupuk kimia/petrokimia, peleburan baja, timah
hitam, galangan kapal, pesawat terbang dan industri kayu lapis.

H. Bidang Perhubungan seperti: Pembangunan Jaringan kereta api, Sub Way, pembangunan pelabuhan
dan badar udara,

I. Bidang perdagangan,
J. Bidang pertahanan dan keamanan seperti : Pembangunan genung amunisi, pangkalan angkatan
laut, pangkalan angkatan udara dan pusat latihan tempur.

K. Bidang pengembangan tenaga nuklir seperti : Pembangunan dan pengopearian reactor nuklir dan
nuklir non reactor,

L. Bidang kehutanan yaitu : Pembangunan taman safari, kebun binatang, hak pengusaha hutan, hak
pengusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan Pengusaha parawisata alam,

M. Bidang pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B-3) dan 14 Bidang kegiatan
terpadu/multisektor (wajib AMDAL).

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa dan mahasiswi program studi biologi seharusnya kita tau masalah lingkungan
hidup ini . kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum mahluk hidup ada . maka dari itu
untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekadekah kita memikirkanya . sampai pada
satu sisi di mana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta melestarikanya. marilah kita
bergotong royong untuk menyelamatkan bumi yang telah membererikan kita kehidupan yang sempurna
ini. Setop kerusakan lingkungan dan global warming.

Anda mungkin juga menyukai