Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN

PERUBAHAN-PERUBAHAN LINGKUNGAN HIDUP

DOSEN PENGAMPU :
…………………………………….

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


I MADE SUARDANA_L13122075
DEWI RATNA PAKPAHAN_L13122098
NI MADE RAI SUTRIANI_L13122083
ILDA MARISKA_L13122262
AGITFA_L13122091
YUYUN_L13122024
RESA SADEWA_

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Permasalahan
Lingkungan dan Perubahan-Perubahan Lingkungan Hidup” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak/ibu
____________ pada Mata Kuliah Kajian Lingkungan Hidup. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Permasalahan Lingkungan dan Perubahan-
Perubahan Lingkungan Hidup” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu _______________ selaku dosen mata kuliah
Kajian Lingkungan Hidup yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 9 September 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
A. Definisi Lingkungan Hidup..................................................................................................4
B. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup..........................................................................................5
C. Kerusakan Lingkungan Hidup..............................................................................................6
D. Manfaat Lingkungan Hidup..................................................................................................8
E. Perubahan Lingkungan Hidup............................................................................................10
F. Faktor-Faktor Yang Mengakibatkan Perubahan Lingkungan Hidup.................................11
G. Contoh Perubahan Lingkungan Hidup...............................................................................11
H. Upaya Perbaikan Keseimbangan Lingkungan Hidup.........................................................13
BAB III..........................................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan adalah tempat hidup semua makhluk yang ada di bumi,
khususnya manusia. Apabila seseorang membicarakan lingkungan hidup,
biasanya yang terpikirkan adalah hal-hal atau segala sesuatu yang berada di
sekitar manusia (Soekanto, 2007:339), karena setiap makhluk memiliki hubungan timbal
balik dengan alam sekitarnya. Menurut Muhammad Fadli (dalam www.frozpedia.com,
diunduh tanggal 28 November 2013) manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup
tanpa individu yang lain dan lingkungan sekitarnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan
dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang
lain, yang selanjutnya terbentuklah sebuah kelompok manusia yang saling membutuhkan
satu sama lain, bahkan membuat kelompok-kelompok kecil dalam bermasyarakat.
Kelompok-kelompok kecil itu nantinya akan membentuk sebuah satu kesatuan yang luas
yang disebut masyarakat negara dan peradaban.

Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan,


karena manusia merupakan makhluk yang dianugerahi akal sehat. Dengan adanya
pengelompokan individu-individu masyarakat, terciptalah suatu budaya. Dan budaya itu
sendiri merupakan wujud dari perilaku masyarakat yang sudah tertanam dalam dalam
kehidupan dan tidak terlepas dari perubahan zaman yang pada hakikatnya membawa dampak
positif atau negatif bagi kelangsungan hidup.

Kalau memperhatikan kehidupan lingkungan, mungkin dapat dirasakan atau akan


tampak adanya lingkungan yang berbeda-beda di dalam kehidupan manusia. Misalnya,
lingkungan perkotaan dan lingkungan pedesaan, lingkungan pertanian, dan seterusnya. Sudah
tentu lingkungan-lingkungan tersebut tidak terjadi demikian saja atau secara kebetulan.
Lingkungan terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup
tertentu, yang membentuk suatu keseimbangan tertentu (Soekanto, 2007:340-341).

Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat adalah tanggung jawab bersama,
khususnya masyarakat yang ada di sekitar lingkungan. Ada satu fenomena yang menarik di
masyarakat, di mana tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup
dan alam masih rendah. Dan itu berpengaruh pada kehidupan masyarakat di lingkungan
sekitar pemukiman. Pada dasarnya dukungan penuh pemanfaatan lingkungan sesungguhnya
ada dalam Undang- undang dan peraturan-peraturan tentang lingkungan. Seperti pada pasal
28H ayat 1 UUD 1945, dijelaskan “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

1
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan”.

Pencemaran dan perusakan lingkungan kadang-kadang tampak jelas pada kehidupan


kita seperti timbunan sampah di jalan dan pasar-pasar, pendangkalan sungai yang penuh
dengan kotoran, ataupun sesak nafas karena asap knalpot ataupun cerobong asap pabrik. Ada
juga yang kurang nampak misalnya terlepasnya gas hidrogen sulfida dari sumber minyak tua.
Begitu pula musik yang memekakan telinga yang keluar dari peralatan elektronik modern
(Sastrawijaya, 1991: 2). Dampak negatif lain dari pencemaran itu adalah sampah rumah
tangga yang menumpuk hasil konsumsi sehari-hari masyarakat yang menimbulkan bau tidak
sedap, jika di lihat dari segi kesehatan masyarakatnya pun jika membuangnya sembarangan
dan menumpuk akan menjadi sarang berkembangbiaknya berbagai penyakit, dan jika dilihat
dari segi keindahannya pun menjadi tidak sedap dipandang.

Semakin bertambahnya umur manusia maka bertambah pula perubahan yang terjadi pada
pada fisik, sifat dan lain-lain. Seperti halnya manusia, bumi juga mengalami perubahan,
misalnya dalam fisiknya. Semakin tua bumi maka semakin banyak perubahan fisik
lingkungan di bumi terhadap daratan.
Perubahan lingkungan terjadi karena adanya faktor alam dan faktor manusia yang
menyebabkan struktur dari sebuah daratan menjadi tidak seperti umumnya, karena
mengalami perbedaan yang signifikan yang bahkan mempengaruhi keadaan lingkungan dan
iklim.

Dari faktor manusia sendiri terjadi karena ulah manusia yang semena-mena
memperlakukan alam seperti menebang pohon sembarangan yang berakibat hutan tandus dan
berakibat tanah longsor, Membuang sampah di sembarang tempat yang berakibat banjir, dll.

Dari faktor alam terjadinya perubahan lingkungan fisik terjadi akibat adanya bencana
alam, tetapi bancana alam jalam, tetapi bancana alam juga banyak yang terjadi karena ulah
manusia.

Perubahan lingkungan ini yang menyebabkan pemanasan global, perubahan bentuk muka
bumi dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu lingkungan hidup dan faktor apa yang menyebabkan terjadinya kerusakan
pada lingkungan hidup?
2. Apa saja manfaat lingkungan hidup?
3. Apa itu perubahan lingkungan hidup dan faktor apa yang mengakibatkan
terjadinya perubahan lingkungan hidup?
4. Seperti apa contoh perubahan lingkungan hidup?
5. Upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keseimbangan
lingkungan hidup?

2
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang lingkungan hidup dan faktor yang menyebabkan


terjadinya kerusakan lingkungan hidup.
2. Untuk mengetahui manfaat dari lingkungan hidup.
3. Untuk mengetahui tentang perubahan lingkungan hidup dan fakotr yang
mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan hidup.
4. Untuk mengetahui contoh nyata perubahan lingkungan hidup.
5. Untuk mengetahui upaya yang bisa dilakukan agar dapat memperbaiki
keseimbangan lingkungan hidup.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup terdiri dari dua kata, yakni lingkungan dan hidup. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia lingkungan berarti daerah, golongan, kalangan, dan
semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia dan hewan. Sedangkan hidup berarti
masih terus ada, bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya. Jika kedua kata tersebut
digabungkan, maka lingkungan hidup berarti daerah atau tempat dimana makhluk hidup
untuk bertahan dan bergerak sebagaimana mestinya.

Secara umum lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya.

Beberapa pakar lingkungan tidak membedakan secara tegas antara pengertian


lingkungan dengan “lingkungan hidup” baik dalam pengertian sehari-hari maupun dalam
forum ilmiah. Namun yang secara umum digunakan adalah istilah “lingkungan” lebih
luas dari pada “lingkungan hidup”. Istilah lingkungan hidup dalam bahasa Inggris disebut
environment, dalam bahasa Belanda disebut dengan milieu, atau dalam bahasa Perancis
disebut dengan environment.

1. Menurut Para Ahli

S.J McNaughton dan Larry L Wolf, mengartikannya dengan semua factor


eksternal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung mempengaruhi kehidupan,
pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi organisme.

Prof. Dr. Ir.Otto Soemarwoto, seorang ahli ilmu lingkungan (ekologis) terkemuka
mendefinisikannya sebagai berikut: lingkungan adalah jumlah semua benda dan
kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.

Prof. Dr. St. Munadjat Danusaputro, SH, ahli hukum lingkungan terkemuka dan
guru besar hukum lingkungan Universitas Padjadjaran mengartikan lingkungan hidup
sebagai semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya, yang terdapat dalm ruang temapat manusia berada dan mempengaruhi
hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hiduplainnya.

Emil Salim, menyatakan bahwa secara umum lingkungan hidup diartikan sebagai
segala benda, kondisi dan keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita
tempati dan mempengaruhi hal hidup termasuk kehidupan manusia.

A.L Slamet Ryadi, menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah suatu ilmu.
Dikatakan ilmu lingkungan adalah ilmu yang mampu menerapkan berbagai disiplin

4
melalui pendekatan ekologis terhadap masalah lingkungan hidup yang diakibatkan
karena aktifitas manusia sendiri.

Soedjono, mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan hidup fisik atau


jasmani yang mencangkup dan meliputi semua unsur dan faktor fisik jasmaniah yang
terdapat dalam alam. Dalam pengertian ini, maka manusia, hewan, dan tumbuh-
tumbuhan tersebut dilihat dan dianggap sebagai perwujudan fisik jasmani belaka.
Dalam hal ini lingkungan hidup manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan yang ada di
dalamnya.

2. Menurut Yuridis

Menurut pengertian yuridis, seperti yang diberikan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlingdungan Dan Pengelolahan Lingkungan
Hidup, lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.

Dari beberapa definisi mengenai lingkungan hidup yang telah di paparkan tadi
maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup itu ialah suatu rangkaian atau suatu
sistem yang saling mempengaruhi satu sama lain terhadap kehidupan dan kesejahteraan,
baik terhadap manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, maupun terhadap benda mati lainnya.
Lingkungan hidup yang terdiri dari biotik dan abiotik yang berada dalam suatu
ruang tempat manusia berada, mempengaruhi manusia dan jasad hidup lain, di dalamnya
terjadi hubungan timbal balik antar masing-masing komponen. Komponen biotik adalah
komponen hidup yang ada di alam dan meliputi semua makhluk hidup, seperti hewan,
tumbuhan, mikroorganisme, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik adalah seluruh
unsur yang tak hidup, misalnya tanah, air, dan udara.

B. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup terbentuk karena adanya penggabungan antara benda hidup


dan benda mati. Berikut ini adalah 3 unsur yang ada di dalam lingkungan hidup.

1. Biotik
Unsur biotik atau unsur hayati adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas
manusia, hewan, tumbuhan, dan organisme kecil yang tidak terlihat. Berdasarkan
kemampuan mendapatkan makanan, unsur ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) Autotrof
Autrotof disebut juga sebagai produsen karena dapat membuat makanan,
baik untuk diri sendiri maupun untu korganisme lain. Ciri-cirinya adalah
memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis.

5
b) Heterotrof
Heterotrof disebut juga sebagai konsumen karena mendapatkan makanan
dari autrotof atau memakan sesama heterotrof dan tidak dapat membuat
makanan sendiri.Heterotrof dibedakan menjadi tiga, yaitu herbivora, karnivora,
dan omnivora.
c) Dekomposer
Dekomposer disebut juga sebagai pengurai karena bertugas menguraikan
sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati menjadi senyawa anorganik sehingga
dapat menyuburkan tanah.Contoh dekomposer adalah bakteri, cacing, ganggang,
dan jamur.

2. Abiotik
Unsur abiotik atau unsur fisika adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas
benda-benda mati dan sangat berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup, seperti air,
angin, cahaya matahari, derajat keasaman, garam, kelembapan udara, suhu, dan tanah.

3. Sosial Budaya
Selain unsur abiotik dan unsur biotik, di dalam lingkungan hidup juga ada unsur
sosial budaya berupa:
a. Adat istadat
Adat istiadat berasal dari para leluhur dan harus dijaga kelestariannya oleh
masyarakat yang menganutnya.
b. Hukum
Hukum diterapkan agar kehidupan berjalan dengan baik dan lancar. Jika hukum
dilanggar, orang yang bersangkutan akan dikenakan sanksi.
c. Moral
Aturan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat termasuk kedalam moral
yang harus dipatuhi. Berbeda dengan hukum, seseorang yang melanggar moral
tidak akan dikenakan sanksi.
d. Kepercayaan
Hubungan yang dibangun antara orang yang satu dengan orang yang lain harus
dilandasi dengan kepercayaan. Agar kehidupan selalu rukun dan damai,
kepercayaan harus dipegang teguh.
e. Kesenian
Kesenian menjadi simbol keindahan di suatu lingkungan yang dapat dipelajari
atau diciptakan oleh siapa saja dan dari mana saja.

C. Kerusakan Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan


mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya
sumberdaya tanah, air udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.
Menurut Khikmawati (2018: 14) kerusakan lingkungan merupakan tindakan yang
menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik atau
hayati yang mengakibatkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi dalam

6
menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Kerusakan lingkungan hidup akan
mengakibatkan suatu perubahan sifat-sifat dan unsur-unsur lingkungan yang berakibat
peran dan arti penting lingkungan hidup bagi kehidupan menjadi terganggu, bahkan tidak
berfungsi lagi.

1. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan

Keraf (2010: 15) membagi bentuk kerusakan lingkungan menjadi lima yakni,
pencemaran lingkungan, lahan kritis, kerusakan ekosistem, kerusakan hutan, dan
kepunahan keanekaragaman hayati.

2. Faktor penyebab kerusakan lingkungan


Saat ini, lingkungan hidup sudah banyak mengalami kerusakan. Jika dibiarkan
terus-menerus, hal ini akan menimbulkan dampak yang sangat besar pada ekosistem.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup adalah sebagai
berikut.

a. Faktor alam
Kerusakan lingkungan hidup karena faktor alam terjadi karena adanya
bencana alam, seperti:

a) Banjir
Selain karena ulah manusia, banjir juga dapat terjadi karena faktor alam,
misalnya hujan yang terus-menerus. Curah hujan seperti ini akan membuat
sungai meluap atau membuat tanggul jebol karena tidak mampu lagi
menampung debit air. Banjir yang sering terjadi saat musim penghujan dapat
membuat bangunan dan tempat tinggal makhluk hidup rusak, lapisan tanah
yang subur hilang terbawa air, serta tanaman-tanaman rusak.

b) Gempa bumi
Gempa bumi terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi atau
aktivitas gunung berapi dan dampaknya bergantung pada besarnya kekuatan
gempa. Gempa bumi akan mengakibatkan banyak bangunan yang roboh,
terjadi tanah longsor, dan terputusnya jalur transportasi. Jika kekuatan gempa
sangat besar, kemungkinan akan menimbulkan tsunami.

c) Gunung berapi meletus


Saat meletus, gunung berapi akan mengelurkan abu vulkanik, lahar, lava,
uap panas, dan material lainnya yang dapat merusak lingkungan. Dampak dari
letusan tersebut dapat berlangsung lama bergantung pada besarnya kekuatan
letusan, tetapi saat kembali normal, daerah yang terdampak letusan akan
menjadi subur. Letusan gunung berapi akan mengakibatkan gangguan
pernapasan, gas beracun, kerusakan lingkungan, bahkan dapat mematikan
lingkungan sekitar.

7
b. Faktor manusia
Selain faktor alam, faktor manusia juga dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan hidup, seperti:

a) Membuang sampah sembarangan


Saat ini, masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan,
terutama di sungai. Hal ini akan mengakibatkan banjir jika musim penghujan
tiba.

b) Limbah industri
Limbah industri ini dapat berasal dari pabrik dan rumah tangga. Jika tidak
dikelola dengan tepat, limbah-limbah tersebut akan merusak lingkungan
hidup.

c) Menebang hutan secara liar


Saat ini, luas hutan di Indonesia semakin berkurang karena maraknya aksi
penebangan liar. Hutan yang gundul tidak dapat meresap dan menahan aliran
air hujan sehingga dapat terjadi banjir dan longsor.

D. Manfaat Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup memiliki banyak manfaat bagi keberlangsungan hidup


makhluk hidup. Manfaat lingkungan bisa menyediakan udara, air, tempat tinggal, hingga
memberi iklim yang baik. Manfaat lingkungan ini membuat ekosistem sangat penting
dijaga kelestaraiannya. Manusia tak hanya menikmati manfaat lingkungan, tapi juga
membantu menjaganya.
Manfaat lingkungan juga membentuk apa yang disebut ekosistem. Ekosistem
adalah kelompok organisme hidup yang hidup dan berinteraksi satu sama lain dalam
lingkungan tertentu.
Manfaat lingkungan terdiri dari dua jenis, yaitu manfaat lingkungan hidup alami
dan manfaat lingkungan hidup buatan.

1. Manfaat lingkungan hidup alami


Lingkungan hidup alami terjadi karena adanya proses alam dan tanpa adanya
campur tangan manusia. Semua unsur yang ada di dalamnya akan bekerja secara
dinamis untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Lingkungan hidup alami memiliki
beberapa manfaat bagi kehidupan, seperti berikut ini.

a. Sebagai penyedia air


Semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan,
membutuhkan air untuk hidup. Karena itu, air menjadi salah satu hal penting
dalam kehidupan. Jika kekurangan air, dapat dipastikan makhluk hidup menjadi
lemas, sakit, bahkan mati.

8
b. Sebagai penyedia mikroorganisme
Mikroorganisme sangat diperlukan untuk menguraikan sisa-sisa makhluk
hidup yang sudah mati. Melalui sebuah proses yang dilakukan oleh
mikroorganisme, sisa-sisa tersebut akan menjadi tanah yang subur.

c. Sebagai penyedia oksigen


Setiap makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bernapas. Sama
halnya seperti air, jika kekurangan oksigen, makhluk hidup akan lemas, bahkan
mati.

d. Sebagai penyedia sumber daya alam


Salah satu contoh sumber daya alam yang ada di lingkungan hidup alami
adalah gas alam dan minyak bumi. Kedua sumber daya alam tersebut akan
dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya, gas
alam dan minyak bumi akan diolah menjadi bahan bakar.

e. Sebaga penyedia tanah


Bagi tumbuhan, tanah berfungsi sebagai tempat hidup. Bagi manusia,
tanah berfungsi sebagai tempat untuk berkebun, berladang, bahkan mendirikan
rumah.

f. Sebagai sumber makanan


Di dalam lingkungan hidup alami terdapat berbagai unsur biotik dan unsur
abiotik yang saling menguntungkan, seperti tumbuhan memerlukan cahaya
matahari untuk berfotosintesis, hewan membutuhkan tumbuhan sebagai sumber
makanan, serta manusia membutuhkan hewan dan tumbuhan sebagai sumber
makanan.

g. Sebagai tempat hidup


Lingkungan menjadi tempat bagi makhluk hidup, baik manusia, hewan,
maupun tumbuhan untuk berpijak. Selain itu, lingkungan juga menjadi tempat
untuk beraktivitas dan berinteraksi.

2. Manfaat lingkungan hidup buatan


Lingkungan hidup buatan terbentuk karena adanya campur tangan manusia
dengan memanfaatkan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern,
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Meskipun demikian, lingkungan
hidup buatan memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan, di antaranya:

a. Sebagai pembangkit tenaga listrik


Waduk sebagai salah salah satu contoh lingkungan hidup buatan sangat
bermanfaat untuk pembangkit tenaga listrik. Pembangkit ini akan mengalirkan
listrik ke rumah-rumah, gedung-gedung, dan fasilitas umum lainnya sehingga
penerangan dapat menyala, terutama pada malam hari.

9
b. Sebagai sarana edukasi
Banyak contoh lingkungan hidup buatan yang bermanfaat sebagai sarana
edukasi, seperti sekolah, taman, kawasan industri, dan waduk. Di lingkungan
tersebut, kita dapat mempelajari banyak hal sehingga dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan.

c. Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan


Salah satu tujuan dibuatnya lingkungan hidup buatan adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Tidak hanya kebutuhan pokok, tetapi kebutuhan
hidup lainnya, seperti kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Dengan adanya
lingkungan hidup buatan ini, makhluk hidup, terutama manusia, dapat memenuhi
semua kebutuhannya.

d. Sebagai sumber penghasilan


Salah satu manfaat lingkungan hidup buatan bagi kehidupan adalah
sebagai sumber penghasilan. Dengan begini, perekonomian masyarakat dapat
berjalan dan kesejahteraan hidup dapat meningkat.

e. Sebagai tempat pengembangan dan penelitian


Ternyata, lingkungan hidup buatan juga dapat digunakan sebagai tempat
untuk melakukan pengembangan dan penelitian. Dengan dilakukannya kedua hal
tersebut, kehidupan makhluk hidup akan semakin berkembang.

f. Sebagai tempat rekreasi


Setiap orang membutuhkan waktu untuk bersantai dan salah satunya
adalah dengan berekreasi. Lingkungan hidup buatan dapat memberikan sarana
tersebut, seperti danau, taman, dan waduk.

g. Sebagai tempat penyimpanan cadangan air


Biasanya saat musim kemarau, banyak daerah yang mengalami
kekeringan. Dengan adanya lingkungan hidup buatan, seperti danau dan waduk,
kekeringan tersebut dapat diatasi karena tersedia cadangan air.

E. Perubahan Lingkungan Hidup

Perubahan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai terganggunya keseimbangan


lingkungan berupa pengurangan fungsi dari suatu komponen yang ada di dalamnya, atau
hilangnya sebagian komponen yang bisa menyebabkan putusnya rantai makanan dalam
ekosistem di suatu lingkungan.
Pada dasarnya, perubahan lingkungan terjadi karena adanya campur tangan
manusia dalam kegiatan pembangunan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia itu sendiri. Perubahan tersebut pun menjadikan kerusakan lingkungan yang
terkadang sudah sampai taraf mengkhawatirkan, hingga berdampak pada alam.
Perubahan lingkungan akibat pencemaran lingkungan saat ini telah menjadi isu lokal,
nasional, dan global.

10
F. Faktor-Faktor Yang Mengakibatkan Perubahan Lingkungan Hidup

Perubahan lingkungan dapat terjadi karena faktor campur tangan (kegiatan)


manusia dan alam.

1. Faktor manusia
Manusia memiliki berbagai jenis kebutuhan, baik kebutuhan pokok atau
kebutuhan lainnya untuk menjalani hidup. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia
pun memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Dengan begitu, semakin banyak
jumlah manusia, maka semakin banyak pula sumber daya alam yang digali.
Dalam proses pengambilan, pengolahan, dan pemanfaatan sumber daya alam itu,
ada sisa-sisa zat yang tidak digunakan oleh manusia. Sisa-sisa tersebut dibuang karena
dianggap sudah tidak memiliki manfaat lagi. Proses pembuangan yang tidak sesuai
dengan yang seharusnya itu akan mencemari perairan, udara, dan daratan, sehingga
lama-kelamaan lingkungan menjadi rusak.
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan pencemaran akhirnya terjadi dimana-
mana, serta menimbulkan dampak buruk bagi manusia, seperti penyakit dan bencana
alam. Beberapa contoh aktivitas manusia yang dapat mengakibatkan perubahan
lingkungan, antara lain sebagai berikut.

a) Penambangan liar;
b) Pembangunan perumahan dan industri;
c) Penebangan hutan sebagai langkah untuk pemenuhan kebutuhan pangan,
sandang, papan, lahan, dan sarana transportasi;
d) Penerapan intensifikasi pertanian yang diikuti dengan peningkatan penggunaan
pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan; dan
e) Eksploitasi sumber daya laut menggunakan cara yang tidak ramah lingkungan.

2. Faktor alam
Pada dasarnya, lingkungan tempat kita tinggal (bumi) awal pembentukannya
sangatlah panas, sehingga tidak ada satupun bentuk kehidupan yang berada di
dalamnya. Namun, sering berjalannya waktu yang sangat lama, dan secara berangsur-
angsur lingkungan bumi berubah menjadi lingkungan yang memungkinkan adanya
bentuk kehidupan. Perubahan lingkungan itu pun terjadi karena adanya faktor-faktor
alam.
Perubahan lingkungan yang terjadi karena adanya faktor-faktor alam, antara lain
bencana alam banjir bandang, gunung meletus, tanah longsor, gempa bumi, tsunami,
kekeringan, kebakaran hutan, angin puting beliung, dan perubahan musim.

G. Contoh Perubahan Lingkungan Hidup

Contoh perubahan lingkungan adalah terjadinya pencemaran, yaitu masuknya


atau dimasukkannya suatu komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh aktivitas manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak bisa berfungsi
lagi sesuai dengan yang seharusnya. Berdasarkan tempat terjadinya, pencemaran
lingkungan dibedakan menjadi pencemaran air, tanah, udara, dan suara.

11
1. Pencemaran air
Pencemaran air merupakan perubahan lingkungan dengan masuknya zat, energi,
unsur-unsur atau komponen lain ke dalam air yang mengakibatkan penurunan kualitas
air. Pencemaran air dapat terjadi di perairan darat (sungai dan danau), serta perairan
laut.
Sumber-sumber pencemaran air, antara lain berupa limbah industri, seperti logam
berat (merkuri, timbal, seng, timah, krom, arsenat, dan lain-lain). Kemudian limbah
rumah tangga, seperti sampah rumah tangga (plastik, minyak, sisa-sisa makanan) dan
detergen. Lalu limbah pertanian, seperti zat kimia yang terkandung dalam pupuk
pertanian.
Limbah-limbah tersebut pun dapat menyebabkan berbagai penyakit dan kematian
organisme yang ada di air serta peristiwa eutrofikasi.

2. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah dapat bersumber dari pencemaran tanah secara langsung, maupun
tidak langsung melalui pencemaran udara dan air.

a. Pencemaran tanah secara langsung


Pencemaran tanah secara langsung dapat terjadi akibat hal-hal berikut:

a) Penggunaan pestisida dan insektisida yang berlebihan pada tanaman; dan


b) Pembuangan sampah sembarangan.

b. Pencemaran tanah secara tidak langsung

a) Pencemaran tanah melalui udara


Polutan udara yang merupakan salah satu pencemaran udara akibat
terjadinya perubahan lingkungan juga bisa mencemari tanah, jika diguyur
oleh air hujan. Polutan tersebut pun akan terserap ke dalam tanah melalui
air hujan. Hal itu dapat menyebabkan terganggunya kehidupan organisme
tanah.

b) Pencemaran tanah melalui air


Polutan yang ada dalam air buangan limbah juga dapat meresap ke dalam
tanah, dan mengubah struktur tanah, sehingga kehidupan organisme tanah
juga jadi terganggu.

3. Pencemaran udara
Berbagai jenis gas yang dihasilkan oleh aktivitas industri merupakan polutan
utama di udara. Senyawa polutan udara pun digolongkan menjadi dua, yaitu senyawa
polutan primer dan sekunder.
Senyawa polutan primer merupakan gas yang langsung dibebaskan dari
sumbernya. Sedangkan senyawa polutan sekunder adalah senyawa yang baru
terbentuk, setelah adanya reaksi antara senyawa-senyawa primer selama di udara.

12
Sumber-sumber pencemaran udara, antara lain berasal dari bahan bakar fosil
(bensin dan solar), pembakaran sampah/sisa hasil pertanian, pembakaran gas alam dan
minyak bumi, transportasi, pembakaran arang, asap pabrik, serta pembakaran sampah,
sehingga menghasilkan gas CO2, NO, SO, serta CFC (Chloro Fluoro Carbon)/Freon.
Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, yaitu sebagai berikut.

a) Konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang berlebih dapat menyebabkan proses


peredaran darah di dalam tubuh makhluk hidup jadi terganggu, sehingga dapat
mengakibatkan kematian.
b) Konsentrasi CO2 yang berlebih di atmosfer bumi juga dapat mengakibatkan
pemanasan global (efek rumah kaca).
c) Konsentrasi nitrogen oksida (NO) berlebih di udara dapat bersifat racun yang
menyebabkan sesak napas.
d) Sulfur oksida (SO) dan nitrogen oksida (NO) yang dihasilkan oleh asap pabrik
dapat menyebabkan hujan asam.
e) Konsentrasi gas CFC berlebih di udara menyebabkan rusaknya lapisan ozon
yang melindungi bumi dari masuknya sinar ultraviolet.

4. Pencemaran suara
Suara dengan tingkat kebisingan tertentu juga dapat mencemari lingkungan. Suara
tersebut menyebabkan terjadinya gangguan fisiologi dan psikologi pada makhluk
hidup.
Tingkat kebisingan suara yang melebihi 70 Decibel (Db), jika didengarkan dalam
waktu lama bisa mengakibatkan gangguan kesehatan. Semakin tinggi tingkat
kebisingan suara yang didengarkan, semakin cepat pengaruhnya bagi kesehatan.

H. Upaya Perbaikan Keseimbangan Lingkungan Hidup

Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal,


yaitu komponen-komponen ekosistem yang ada terlibat dalam aksi-reaksi, serta berperan
sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi (arus energi), dan siklus biogeokimia.
Dengan demikian, untuk menjaga dan memperbaiki keseimbangan lingkungan
yang rusak, perlu di lakukannya pelestarian alam agar tercipta keseimbangan antara
perkembangan peradaban makhluk hidup dengan pemeliharaan lingkungan. Upaya dan
usaha tersebut pun bisa dilakukan dengan konservasi lingkungan, pengolahan dan daur
ulang sampah dan limbah, serta mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya yang
berlebih untuk digunakan sesuai dosis dan peruntuknnya.

1. Konservasi
Konservasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk melindungi,
mengatur, dan memperbaharui sumber daya alam. Beberapa contoh konservasi
lingkungan, antara lain:

a) Konservasi sumber daya alam hayati, yaitu pembuatan perlindungan tempat


hidup satwa melalui taman nasional.
b) Konservasi tanah, seperti reboisasi, pembuatan sengkedan, dan rotasi tanaman.

13
c) Konservasi hutan, seperti membuat peraturan penebangan hutan dan pengelolaan
hutan bakau.
d) Konservasi air, salah satunya pembuatan waduk.
e) Konservasi energi, yaitu pemanfaatan sumber energi alternatif.

2. Daur ulang
Upaya perbaikan keseimbangan lingkungan selanjutnya, dapat dilakukan dengan
daur ulang bahan bekas atau sampah menjadi menjadi bahan baru yang dapat
digunakan kembali. Dengan melakukan proses daur ulang, berbagai sampah dapat
menjadi sesuatu yang berguna, sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan
bahan baku yang baru. Manfaat lainnya, kita juga jadi bisa menghemat energi,
mengurangi polusi, mengurangi kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca dari pada
proses pembuatan barang baru.
Daur ulang yang merupakan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R
(Reuse, Reduce, and Recycle) dapat dilakukan pada sampah kaca, plastik, kertas,
logam, tekstil, maupun barang elektronik. Berikut tahap-tahap kegiatan daur ulang
yang bisa kita lakukan.

a) Mengumpulkan barang-barang yang telah di buang, seperti kertas, botol air


mineral, dus susu, kaleng, dan yang lainnya.
b) Memilah atau mengelompokkan sampah yang sudah dikumpulkan berdasarkan
jenisnya, seperti kertas, plastik, dan kaca.
c) Menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan secara langsung,
dengan membersihkannya terlebih dahulu.
d) Mengirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang, atau menunggu
pengumpul barang bekas keliling yang akan dengan senang hati menerimanya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Lingkungan Hidup itu ialah suatu rangkaian atau suatu sistem yang saling
mempengaruhi satu sama lain terhadap kehidupan dan kesejahteraan, baik terhadap
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, maupun terhadap benda mati lainnya. Lingkungan
hidup memiliki beberapa unsur, yaitu biotik (unsur hayati), unsur abiotik (unsur fisika),
dan unsur sosial budaya.
Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau
penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Bentuk kerusakan lingkungan hidup terbagi
menjadi lima yakni, pencemaran lingkungan, lahan kritis, kerusakan ekosistem,
kerusakan hutan, dan kepunahan keanekaragaman hayati. Faktor terjadinya kerusakan
lingkungan hidup biasanya dikarenakan oleh faktor alam (banjir, gempa bumi, dan
bencana alam lainnya) dan faktor manusia (menebang hutan secara liar, membuang
sampah sembarangan, dan lain-lain).
Lingkungan hidup memberikan banyak manfaat bagi kelangsungan hidup, yaitu
manfaat lingkungan hidup alami (penyedia air, penyedia tempat hidup, dan lain-lain) dan
manfaat lingkungan hidup buatan (tempat cadangan air, tempat pengembangan, tempat
penelitian, dan lain-lain).
Perubahan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai terganggunya keseimbangan
lingkungan berupa pengurangan fungsi dari suatu komponen yang ada di dalamnya, atau
hilangnya sebagian komponen yang bisa menyebabkan putusnya rantai makanan dalam
ekosistem di suatu lingkungan. Faktor yang biasanya mengakibatkan terjadinya
perubahan lingkungan hidup yaitu, faktor alam (bencana alam) dan juga faktor manusia.
Selanjutnya, contoh perubahan lingkungan yang biasanya terjadi seperti,
pencemaran udara, air, tanah, dan suara.
Dari semua sebab-akibat terjadinya kerusakan dan perubahan lingkungan hidup,
upaya yang dapat dilakukan agar dapat mencegah terjadinya kerusakan dan perubahan
lingkungan yaitu, konservasi dan daur ulang

B. Saran

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca agar mendapatkan


wawasan, khususnya mengenai seputar permasalahan lingkungan hidup. Makalah ini
hanya terbatas pada permasalahan dan perubahan lingkungan hidup. Oleh karena itu,
makalah ini belum dapat mengkaji secara sempurna segala aspek yang terdapat dalam
lingkungan hidup. Masih banyak yang perlu dikaji dalam lingkungan hidup tersebut
seperti nilai-nilai hukum, dan sebagainya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Afni, Nurul. 2018. Representasi Alam dan Manusia dalam Novel Api Awan Asap Karya Korrie
Layun Rampan: Suatu Kajian Ekokritik Gred Garrad. Skripsi. Makassar: Universitas
Negeri Makassar.

Alamendah, 2014. Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan Penyebabnya. Online: dikutip
dari https://www.google.co.id/amp/s/alamendah.org/ 2014/08/01/kerusakan-
lingkunganhidup-di-indonesia-dan-penyebabnya/ amp/ pada tanggal 20 November 2018
pukul 10.34 WITA.

Anzar, A., Anshari, A., & Juanda, J. 2018. Research Material Development of Drama
Appreciation Based on Local Wisdom on Student in Indonesian Literature and
Language Education Program at Muhammadiyyah University of Makassar Indonesia.
Journal of Language Teaching and Research, 9(1), 113-118.

Brahmana, S. 2008. Sastra Sebagai Sebuah Disiplin Ilmu. Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra. 4 (2),
116-121

Darman, Faradika. 2017. Representasi Manusia dan Alam dalam Puisi Aku, Hutan Jati, dan
Indonesia Karya Yacinta Kurniasih. TotoBuang: Jurnal Ilmiah dan Kebahasaan. 5 (2),
243-254. https://totobuang.kemen-dikbud.go.id/jurnal/ indeks.php/totobuang/
article/view/43/43

Dewi, Novita. 2015. Manusia dan Lingkungan dalam Cerpen Indonesia Kontemporer: Analisis
Ekokritik Cerpen Pilihan Kompas. Jurnal Litera: Vol 4 No. 2. 376-391. DOI:
http://dx.doi.org.10.21831/ltr.v14i2.7211.

Dewi, Novita. 2016. Ekokritik dalam Sastra Indonesia: Kajian Sastra yang Memihak. Jurnal
Bahasa dan Sastra Adabiyyat, 15 (1), 19-37.

Endraswara, Suwardi. 2016. Sastra Ekologis Teori dan Praktikum Pengkajian. Yogyakarta:
CAPS

Fauzi, Ammar Akbar. 2014. Kritik Ekologi Dalam Kumpulan Cerpen Kayu Naga Karya Korrie
Layun Rampan Melalui Pendekatan Ekokritik. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.

Fransis, 2009. Akar Krisis Ekologi. Dikutip dari


https://fransis.wordpress.com/2009/05/04/akarkrisis-ekologi/ pada tanggal 15
September 2018 pukul 14.20 WITA.

Gafur, Lorensius. 2013. Mengorbankan Lingkungan demi Hidup Manusia. Online: diakses pada
https://www.academia.edu/10457686/krisis-ekologis tanggal 28 Februari 2019 pukul
17.30

16
Glofelty, C. and H. Froom, Eds. 1996. The Ecocriticism Reader: Landmark in Literary Ecology.
London: University of Georgia Press.

Hardiningtyas, Puji Retno. 2016. Masalah Tanah dan Krisis Lingkungan di Bali dalam Antologi
Puisi Dongeng Dari Utara Karya Made Adnyana Ole. Jurnal Atavisme, 19 (1), 45-59.

Igho, Joshua. 2017. Nestapa Bumi. Suara Merdeka (online) Dikutip dari Kliping Sastra
Indonesia: pada tanggal 24 September 2018, pukul 12.30 WITA
https://klipingsastra.com/id/percakapan-pohon-nestapa-bumi-kota.html

Istiqomah,dkk. 2014. Sikap Hidup Orang Jawa dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad
Tohari. Jurnal Sastra Indonesia. 3(1), 1-9 http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi

Juanda, J. 2016. Pendidikan Lingkungan Peserta Didik Melalui Sastra Anak Berbasis Lokal.
Conference: Konferensi Internasional Kesusastraan XXV, UNY Yogyakarta. Vol.1

Juanda, J. 2018a. Pendidikan Lingkungan dalam Cerpen Media Daring Indonesia sebagai
Sarana Harmonisasi Kehidupan Manusia dengan Alam. Prosiding Konferensi
Internasional Kesusastraan XXVII, Bangka Belitung: HISKI Komisariat Daerah
Kepulauan Bangka Belitung, 443- 469

Merdeka.com, 2020. “Pengertian Lingkungan Hidup Menurut Para Ahli dan Jenisnya yang
Perlu Diketahui”, https://www.merdeka.com/sumut/pengertian-lingkungan-hidup-
menurut-para-ahli-dan-jenisnya-yang-perlu-diketahui-kln.html, diakses pada 9
September 2023 Pukul 16.30 WITA.

Webmaster, 2020. “3 Unsur Lingkungan Hidup”, https://dlh.semarangkota.go.id/3-unsur-


lingkungan-hidup/, diakses pada 9 September 2023 Pukul 16.30 WITA.

Webmaster, 2020 “Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kerusakan Lingkungan Hidup”,


https://dlh.semarangkota.go.id/faktor-faktor-yang-menyebabkan-kerusakan-lingkungan-
hidup/, diakses pada 9 September 2023 Pukul 16.30 WITA.

Webmaster, 2020. “Manfaat Lingkungan Hidup Buatan Bagi Kehidupan”,


https://dlh.semarangkota.go.id/manfaat-lingkungan-hidup-buatan-bagi-kehidupan/,
diakses pada 9 September 2023 Pukul 16.30 WITA.

Sendari, Anugerah Ayu. 2023. “10 Manfaat Lingkungan bagi Makhluk Hidup, Kenali Jenis
Ekosistemnya”, https://www.liputan6.com/hot/read/5299940/10-manfaat-lingkungan-
bagi-makhluk-hidup-kenali-jenis-ekosistemnya?page=2, diakses pada 9 september 2023
pukul 16.40 WITA.

Nurhakim, Ahmad., & Atirnirmala, Pratita, B., Sc., 2023. “Contoh Perubahan Lingkungan
beserta Dampaknya pada Makhluk Hidup”,
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/contoh-perubahan-lingkungan-beserta-
dampaknya-pada-makhluk-hidup/, diakses pada 9 september 2023 pukul 16.55 WITA.

17

Anda mungkin juga menyukai