Anda di halaman 1dari 25

HAKIKAT DAN MAKNA LINGKUNGAN BAGI MANUSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah


Mata Kuliah Permukiman dan Lingkungan Kelas C2 Semester 6

Dosen Pengampu:
Dr. Pudji Rahmawati, Dra., M.Kes.

Disusun Oleh:
Yollanda Aprilia Permatasari
(B92218135)
C2

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
taufiq serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan.
Shalawat beserta salam-Nya Allah semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, sang revolusioner, pemimpin, dan sang fasilitator sejati, yang kita
nantikan syafa’atnya kelak di yaumil qiyamah. Makalah yang berjudul “HAKIKAT
DAN MAKNA LINGKUNGAN BAGI MANUSIA”.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Permukiman dan
Lingkungan. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, antara lain :

1. Kedua orang tua, ayahanda dan ibunda yang senantiasa mendoakan;


2. Ibu Dr. Pudji Rahmawati, Dra., M.Kes. selaku dosen mata kuliah
Permukiman dan Lingkungan yang telah memberikan pengarahan kepada
kami.

Semoga tugas makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, serta
mendapat ridho dari Allah SWT. Tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan kami juga memohon maaf bila dalam makalah ini terdapat
kesalahan.

Surabaya, 23 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I.

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II.

PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1 Hakikat dan Makna Lingkungan Bagi Manusia ......................................... 3


2.2 Kualitas Penduduk dan Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Manusia .... 5
2.2.1 Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan ................................. 5
2.2.2 Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan .......... 8
2.3 Problematika Lingkungan Sosial Budaya yang Dihadapi Masyarakat ...... 11
2.3.1 Interaksi dalam Lingkungan Sosial ................................................... 11
2.3.2 Pranata dalam Lingkungan Sosial ..................................................... 12
2.3.3 Problema dalam Kehidupan Sosial ................................................... 12
2.4 Isu-Isu Penting tentang Persoalan Lintas Budaya dan Bangsa ................... 13
2.4.1 Isu tentang Lingkungan ..................................................................... 13
2.4.2 Isu tentang Kemanusiaan .................................................................. 14

BAB III.

PENUTUP ............................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16


3.2 Saran ............................................................................................................ 17

ii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18

iii
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat dan lingkungan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masyarakat Perilaku dan tindakan manusia dalam kehidupan keseharian berpengaruh
pada kualitas lingkungan dimana ia tinggal. Manusia merupakan makhluk yang cepat
beradaptasi dengan lingkungan. Adaptasi ini sangat diperlukan supaya manusia bisa
bertahan hidup dari seleksi alam. Oleh sebab itu, makna lingkungan sebagai tempat
tinggal manusia juga sebagai teman hidup manusia.

Tuhan menciptakan segalanya termasuk lingkungan, hanya untuk memenuhi


kebutuhan hidup manusia, dan tugas manusia hanyalah menjaga dan melestarikan
lingkungan agar tidak berdampak pada perusakan lingkungan. Jika lingkungan rusak dan
punah, manusia pun akan mengalami kepunahan. Dalam ilmu biologi, lingkungan adalah
kombinasi antara keadaan fisik yang terikat dengan kondisi sumber daya alam, seperti;
tanah, air, energi surya, mineral, serta flora serta fauna yang juga tumbuh diatas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
tindakan bagaimana menjaga lingkungan fisik tersebut. Lingkungan menurut ilmu biologi
ini terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak
bernyawa seperti; tanah, udara, air, iklim kelembaban, cahaya, bunyi,. Sedangkan
Komponen biotik adalah segalah sesuatu yang bernyawa, seperti; tumbuhan, hewan,
manusia, dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Sementara itu jika dikaitkan dengan ilmu sosial kemasyarakatan dan


hubungannya bersama manusia, lingkungnan juga dikatakan suatu media dimana
makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki ciri serta fungsi yang khas dan terikat
secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama
bagi manusia yang memiliki peran yang lebih kompleks dan rill. Lingkungan dapat
berbentuk lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan alam dan lingkungan buatan adalah
lingkungan fisik. Lingkungan alam adalah keadaan yang diciptakan oleh Tuhan untuk
manusia, seperti; air, tanah, pohon, udara, sungai, dan lain sebagainya. Sementara
lingkungan buatan adalah lingkungan yang dibuat oleh manusia, seperti; jembatan, jalan,

1
2

bangunan rumah, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat pula lingkungan alam, tetapi
sudah merupakan hasil peradaban manusia (diolah dan dimanfaatkan manusia), seperti
persawahan yang berundak-undak, pegunungan di california yang dipahat menjadi tokoh
presiden dan lain-lainnya. Sementara itu lingkungan non fisik adalah lingkungan sosial
budaya dimana manusia tinggal. Lingkungan sosial adalah wilayah tempat
berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial antara berbagai kelompok
beserta pranatanya dengan simbol dan nilai, serta terkait dengan ekosistem dan tata ruang.

Dengan demikian pembahasan dari makalah ini yang berjudul “Hakikat dan
Makna Lingkungan Bagi Manusia”, semoga pembahasan dalam makalah mengenai
hakikat dan makna lingkungan bagi manusia dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa hakikat dan makna lingkungan bagi manusia?
2. Apa saja problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat?
3. Apa saja isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan bangsa?
4. Bagaimana kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan
manusia?

1.3 Tujuan
Selain rumusan masalah yang dapat ditemukan dalam makalah ini, adapula
tujuan dari rumusan masalah, antara lain:
1. Untuk mengetahui hakikat dan makna lingkungan bagi manusia;
2. Untuk mengetahui dan membaca beragam problematika lingkungan sosial
budaya yang dihadapi masyarakat;
3. Untuk mengetahui dan membaca isu-isu penting tentang persoalan lintas
budaya dan bangsa;
4. Untuk mengetahui dan memahami kualitas penduduk dan lingkungan
terhadap kesejahteraan manusia.
BAB II.

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat dan Makna Lingkungan Bagi Manusia

Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada


mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia
berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah
lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Adorno, menyatakan bahwa
semua teori tentang kemajuan sejak masa pencerahan menafsirkan sejarah sebagai proses
yang melibatkan manusia dan alam dalam suatu pertetangan satu sama lain. Sejarah
dipandang sebagai pembebasan manusia dari cengkeraman alam.

Manusia pada kenyatannya hanya dapat membebaskan diri dari alam dengan cara
menaklukkan alam kepadanya. Manusia mengatasi ketergantungan dari alam dicapai
dengan penguasaan yang terorganisir (Bertens 1983:189-190).

Dari sinilah lahir peradaban, istilah Toynbee sebagai akibat dari kemampuan
manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung kehidupannya. Misalnya,
manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati sungai yang membatasinya.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih
kompleks dan riil (Elly M. Setiadi, 2006).

Lebih lanjut dikemukakan oleh Adorno bahwa bertentangan dengan harapannya,


manusia yang ingin membebaskan diri dengan menguasai alam justru pada jaman ini
menjadi objek dari penguasaan itu. Alih-alih memberikan emansipasi (pembebasan) bagi
manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan manusia sebagai objek dari
penguasaannya sendiri (Bertens 1983:191).

Kritik ini diteruskan oleh Herbert Marcuse yang menyatakan manusia modern
sebagai manusia berdimensi satu (one dimensional man). Menurut Marcuse, manusia
adalah makhluk yang menurut kodratnya mendambakan kebahagiaan dan berhak juga

3
4

atas kebahagiaan. Perwujudan kebahagiaan sama sekali tergantung pada pemuasan


kebutuhan-kebutuhannya yang sebenarnya dan untuk pertama kalinya dalam sejarah,
jaman modern ini mempunyai kemungkinan obyektif untuk merealisasikan pemuasan ini,
antara lain karena pekerjaan berkat otomatisasi sudah hampir tidak lagi bersifat
menghinakan martabat manusia.

Hal ini adalah ciri khas yang menonjol dalam masyarakat industri modern, yaitu
peranan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rasionalitas dalam jaman kita ini adalah
rasionalitas teknologis. Segala sesuatu dipandang dan dihargai sejauh dapat dikuasai,
digunakan, diperalat, dimanipulasikan, dan ditangani. Dalam pandangan teknologis,
instrumentalisasi merupakan suatu istilah kunci. Mula-mula cara berpikir dan bertindak
ini hanya dipraktekkan dalam hubungan dengan alam saja, tetapi lama kelamaan
diterapkan juga pada manusia dan seluruh lapangan sosial. Bukan saja benda-benda, alam
dan mesin-mesin diperalat, dan dimanipulasikan, tetapi hal yang sama berlangsung juga
diseluruh wilayah politik, sosial, dan kultural. Manusia dan masyarakat tidak terkecuali
merupakan dari penguasaan dan manipulasi teknologis (Bertens 1983:193).

Lingkungan merupakan salah satu dari sedikit kekuatan yang telah terbukti
digdaya dalam mengintegrasikan bangsa dan manusia dari berbagai ras ke dalam satu
kesatuan hubungan global yang lebih konstruktif. Hampir secara aklamasi, semua
pemangku kepentingan utama dalam sebuah masyarakat politik negara, civil society dan
economic society menyepakati lingkungan sebagai salah satu inti utama konstitusi global.

Hampir setiap bangsa menempatkan lingkungan sebagai bahasa bersama dalam


mata rantai politik yang menghubungkan sebuah bangsa dengan komunitas global.
Lingkungan dengannya, telah menjadi ideologi humanisme di antara bangsa komunitas
dan individu dari sembarang ras, ideologr, kebudayaan dan tingkatan ekonomi. Ia menjadi
titik episentrum paling netral paling kuat, tetapi sekaligus paling subyektif dari
masyarakat manusia. Di dalam isu lingkungan melekat kepentingan subyektif makluk
manusia: masa depan bersama dari bukan saja sebuah bangsa tetapi setiap komunitas dan
individu pembentuk bangsa (Lay, 2007).

Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak
mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Lingkungan amat penting
bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh
5

manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya
dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.

Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh,


dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan;
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia;
3. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang
mendiaminya;
4. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia;
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk
kebutuhan dan kebahagiaan hidup.

Selain itu ada pula peranan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui cara
sebagai berikut :

1) Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan;


2) Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat;
3) Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan
sosial;
4) Memberikan saran dan pendapat;
5) Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan.

2.2 Kualitas Penduduk dan Lingungan Terhadap Kesejahteraan Manusia

2.2.1 Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan Manusia

Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa ada hubungan yang erat antara


lingkungan dengan manusia. Lingkungan memberikan makna atau arti penting bagi
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkungan dapat
memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup sejahtera. Lingkungan
hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan demikian, lingkungan mampu
memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
6

Pada masa sekarang, manusia tetap menginginkan lingkungan sebagai tempat


maupun sumber kehidupannya yang dapat mendukung kesejahteraan hidup. Melalui
ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mengusahakan lingkungan yang
sebelumnya tidak memiliki daya dukung serta lingkungan yang tidak dapat untuk
hidup (unhabitable) menjadi lingkungan yang memiliki daya dukung yang baik dan
bersifat habitable. Contoh : manusia membangun bendungan, dam, atau waduk guna
menampung air. Air tersebut digunakan untuk cadangan jika terjadi kemarau
panjang, air bendungan digunakan untuk mengairi sawah-sawah waega. Air juga
digunakan sebagai penggerak untuk pembangkit listrik. Daerah-daerah yang
sebelumnya gersang, seperti daerah gurun di Arab sekarang ini sudah bisa ditanami
pepohonan. Manusia membuat saluran khusus untuk menyalurkan air sungai ke
wilayah tersebut. Bahkan, dalam waktu tertentu dibuat hujan buatan.

Dewasa ini, manusia dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang maju dan
teknologi modern dapat mengatasi keterbatasan lingkungan, terutama yang bersifat
fisik atau lingkungan alam. Daerah-daerah yang pada masa lalu dianggap tidak
mungkin dapat digunakan sebagai tempat hidup, sekarang ini dimungkinkan. Daerah
itu sekarang mampu memberi kesejahteraan bagi hidup manusia berkat penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah
meningkatkan kualitas hidup manusia melalui penciptaan lingkungan hidup yang
mendukungnya.

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,


penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan
lingkungan hidup.

Pengelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai


tujuan membangun manusia seutuhnya;
b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
c. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup;
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan yang akan datang;
7

e. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang


menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Di Indonesia segala kekayaan alam termasuk tanah, sumberdaya hayati dan


air dikuasai oleh negara seperti yang diatur dalam UUD 1945. Sangat jelas bahwa
pemerintah mewakili negara, bertangung jawab menjamin semua kekayaan alam
tersebut dikelola dengan baik dengan menjamin kekayaan yang dihasilkan dapat
digunakan sebaik baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia. Setelah konstitusi, peraturan paling penting yang berkaitan dengan
pengelolaan dan distribusi manfaat sumber daya alam yaitu TAP MPR IX tahun 2001
tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. Secara umum, hal
ini dapat dilihat sebagai sebuah pencapaian dan pernyataan eksplisit MPR, dimana
yang paling penting dan dibutuhkan pemerintah untuk memiliki komitmen terhadap
pembaruan pengelolaan sumber daya alam dan pembaruan agraria. Hal ini
mengharuskan negara untuk mengkaji, mencabut dan merevisi semua peraturan
perundangundangan mengenai tanah dan sumber-sumber agraria dan pada saat yang
sama menyelesaikan konflik agrarian yang ada saat ini secara adil dan lestari. UUPA
No 5 tahun 1960 dan UU Kehutanan no 41 tahun 1999 merupakan dua perundang-
undangan paling penting yang dalam perundangan hirarki perundangan tanah dan
sumber daya alam menduduki urutan kedua setelah Konstitusi.

Kedua aturan tersebut secara langsung mengatur pengelolaan dan distribuís


sumber daya alam. Kondisi pengelolaan sumber daya alam di Indonesia saat ini
sangat beragam. Di beberapa tempat terdapat komunitas masyarakat yang menanam
hutan produktif disekitar tempat tingla mereka dengan tanaman buah-buahan, kopi,
coklat dan dicampur dengan tanaman kayu-kayuan yang dikenal dengan. Hutan
seperti ini menyediakan banyak jasa lingkungan, menyerupai hutan alam. Namun
dengan sedikit lebih rendah dalam kandungan keanekaragaman hayatinya
dibandingkan dengan hutan alam.

Undang-undang No. 23 1997 tentang Pengelolaaan Lingkungan Hidup yang


mengatur hak, kewajiban, dan peran warga negara perihal pengelolaan ini.
Hak, kewajiban, dan peran itu sebagai berikut:
8

a) Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat;
b) Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan
dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai
hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
c) Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup;
d) Setiap yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan
informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup;
e) Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk
berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana


manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara
kualitas lingkungan juga semakin baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya
akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.

2.2.2 Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan

Di negara, penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan.


Pembangunan, apa pun penjelasan ideologisnya, merupakan sebuah upaya yang
dilakukan secara sengaja (intervention) dan terencana dalam rangka mendapatkan
hasil yang lebih baik dari kondisi kehidupan sebelumnya. Kondisi kehidupan yang
lebih baik seperti apa yang diinginkan dalam proses perubahan itu, kata yang tidak
pernah absen dari telinga setiap warga negara adalah kehidupan masyarakat yang
sejahtera.

Sebagai modal dasar atau set pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai
sasaran pembangunan, tetapi juga merupakan pelaku pembangunan. Mereka adalah
subjek dan objek dari pembangunan negara. Pembangunan pada dasarnya dilakukan
oleh penduduk negara dan ditujukan untuk kebutuhan dan kesejahteraan penduduk
9

yang bersangkutan. Oleh sebab itu, perdebatan tentangnya berkembang menjadi


perdebatan ideologis tentang bagaimana cara pencapaian perubahan dan hasil dari
proses perubahan itu sendiri, yang berhubungan dengan kualitas kehidupan manusia.
Kalau perubahan yang diharapkan lebih baik itu adalah sejahtera sebagai sebuah
kondisi yang dapat dirasakan oleh masyarakat, pertanyaan tentangnya adalah
berdasarkan basis apa hidup sejahtera itu diletakkan, apakah sejahtera itu ditunjukkan
oleh basis individu atau basis komunitas, atau bahkan keduanya (Goodin, 1988:363,
Fitzpatrick, 2001:11).

Masyarakat mengartikan sejahtera sangat kualitatif, yakni ada jaminan


kemanan untuk mengamankan harta sapi mereka sehingga hidupnya tenang, akan
tetapi negara justru sebaliknya, yakni pertambahan ternak sapi mereka yang
diperoleh secara kredit sebagai indikasi semakin sejahtera hidup mereka. Sejahtera
ditangkap sebagaimana memahami kemiskinan, yang diartikan karena
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan. Pertanyaannya, “apakah
ketidaksejahteraan masyarakat itu identik dengan kemiskinan?”. Kelihatannya ada
asumsi menyamakan keduanya, meskipun kemiskinan itu dapat merupakan salah
satu indikasi ketidaksejahteraan. Akhir dari semua jawaban ini adalah peningkatan
pendapatan perkapita, meskipun indikasi mutakhir tidak hanya dilihat pendapatan
perkapita, melainkan juga terpenuhinya kebutuhan hidup minimum seperti
kemampuan mengakses fasilitas kesehatan, pendidikan dan pemenuhan nutrisi.

Penduduk juga pada dasarnya adalah orang-orang yang tinggal disuatu tempat
yang secara bersama-sama menyelenggarakan kehidupannya. Penduduk Negara
adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah Negara, tunduk pada
kekuasaan politik Negara dan menjalani kehidupannya di bawah tata aturan Negara
yang bersangkutan.

Hal yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi:

a. Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos


kerja, dan kepribadian;
b. Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,
persebaran, perataan, dan pertimbangan penduduk ditiap wilayah negara
(Minarno, 2007).
10

Petumbuhan penduduk akan selalu berkaitan dengan masalah lingkungan


hidup. Penduduk dengan segala aktivitasnya akan memberikan dampak terhadap
lingkungan. Demikian pula makin meningkatnya upaya pembangunan menyebabkan
makin meningkat dampak terhadap lingkungan hidup. Dampak lingkungan hidup
adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu
usaha atau kegiatan. Lingkungan hidup bisa berdampak positif dan negatif bagi
kesejahteraan penduduk. Contoh perubahan positif : pembangunan jalan-jalan raya
yang bisa menghubungkan daerah-daerah yang sebelumnya terisolir penghijauan,
penanaman turus jalan. Perubahan yang positif dari lingkungan tersebut tentu dapat
memberikan keuntungan dan sumber kesejahteraan bagi penduduk. Contoh negatif :
yaitu kerusakan lingkungan hidup.

Perubahan lingkungan sebagai akibat tindakan manusia tidak jarang


memberikan dampak negatif, yaitu kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan
lingkungan hidup tidak hanya meniadakan daya dukung lingkungan itu sendiri, tetapi
juga memberi resiko bagi kehidupan manusia. Kerusakan lingkungan hidup
merupakan problematika besar yang dialami umat manusia sekarang ini. Bahkan, isu
tentang lingkungan hidup merupakan satu dari tiga isu global dewasa ini, yaitu isu
tentang HAM, demokrasi, dan lingkungan.

Beberapa problema lingkungan hidup dewasa ini antara lain:

1. Pencemaran (polusi) lingkungan, yang mencakup pencemaran udara,


pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara;
2. Masalah kehutanan, seperti penggundulan hutan, pembalakan hutan, dan
kebakaran hutan;
3. Erosi dan banjir;
4. Tanah longsor, kekeringan, dan abrasi pantai;
5. Menipisnya lapisan ozon dan efek rumah kaca;
6. Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk, seperti gatal-gatal,
batuk, infeksi saluran pernapasan, diare, dan tipes.

Beberapa masalah yang berkaitan dengan kerusakan sumber daya alam dan
lingkungan hidup:
11

1) Terus menurunya kondisi hutan Indonesia;


2) Kerusakan daerah aliran sungai
3) Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak;
4) Citra pertambangan yang merusak lingkungan;
5) Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati;
6) Pencemaran air semakin meningkat;
7) Kualitas udara semakin menurun, khususnya di kota-kota besar.

Kesejahteraan hidup penduduk Negara sangat ditentukan oleh kualitas


penduduk yang bersangkutan. Kulitas penduduk mencerminkan kualitas insani dan
sumber daya manusia yang dimiliki Negara.

Kesejahteraan sosial itu menunjuk kondisi kehidupan yang baik,


terpenuhinya kebutuhan materi untuk hidup, kebutuhan spiritual (tidak cukup
mengaku beragama tetapi wujud nyata dari beragama seperti menghargai sesama),
kebutuhan sosial seperti ada tatanan (order ) yang teratur, konflik dalam kehidupan
dapat dikelola, keamanan dapat dijamin, keadilan dapat ditegakkan dimana setiap
orang memiliki kedudukan yang sama di depan hukum, tereduksinya kesenjangan
sosial ekonomi.

Midgley (2005:21) mengkonseptualisasikan dalam tiga ketegori pencapaian


tentang kesejahteraan, yakni pertama, sejauh mana masalah sosial itu dapat diatur.
Kedua, sejauh mana kebutuhan dapat dipenuhi dan ketiga, sejauh mana kesempatan
untuk meningkatkan taraf hidup dapat diperoleh. Semuanya ini bisa diciptakan dalam
kehidupan bersama, baik ditingkat keluarga, komunitas maupun masyarakat secara
luas (Fitzpatrick, 2001).

2.3 Problematika Lingkungan Sosial Budaya yang Dihadapi Masyarakat

Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan,


yaitu interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan symbol dan
nilai, serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang
atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).

2.3.1 Interaksi dalam Lingkungan Sosial


12

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut


hubungan timbal balik antara perorangan, antara kelompok manusia dalam bentuk
akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Interaksi sosial dapat terjadi
apabila ada kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan usaha
pendekatan pertemuan fisik dan mental. Kontak sosial dapat bersifat primer (face to
face) dan dapat berbentuk sekunder (melalui media perantara, koran, radio, tv, dan
lain-lain). Komunikasi merupakan usaha penyampaian informasi kepada manusia
lain. Tanpa komunikasi tidak mungkin terjadi interaksi sosial. Komunikasi bisa
berbentuk lisan, tulisan, atau simbol lainnya.

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), akomodasi


(accomodation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict).

2.3.2 Pranata dalam Lingkungan Sosial

Pranata sosial (dalam bahasa Inggris Istilahnya institution) menunjuk pada


sistem pola-pola resmi yang dianut suatu warga masyarakat dalam berinteraksi
(Koentjaraningrat, 1996). Pranata adalah suatu sistem norma khusus yang menata
rangkaian tinakan berpola mantap guna memenuhi keperluan yang khusus dalam
kehidupan masyarakat.

2.3.3 Problema dalam Kehidupan Sosial

Problema sosial merupakan persoalan kareba menyangkut tata kelakuan yang


abnormal, amoral, berlawanan dengan hukum, dan bersifat merusak.

Sesuai dengan faktor-faktor penyebabnya, maka problema sosial dapat


diklasifikasikan sebagai berikut (Soerjono Soekanto, 1982):

a. Problema sosial karena faktor ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan


pengangguran;
b. Problema sosial karena faktor biologis, seperti wabah penyakit;
c. Problema sosial karena faktor psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa, dan
disorganisasi;
13

d. Problema sosial karena faktor kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan,


kenakalan anak, konflik ras, dan konflik agama.

2.4 Isu-Isu Penting tentang Persoalan Lintas Budaya dan Bangsa


Isu-isu penting yang menjadi persoalan lintas budaya dan bangsa pada umumnya
merupakan isu global yang menjadi keprihatinan umat manusia sedunia. Merupakan isu
global karena persoalan ini tidak hanya dihadapi umat manusia dalam suatu Negara atau
wilayah tertentu, tetapi melanda ke berbagai belahan dunia.
Berikut ini adalah isu-isu yang mengenai lingkungan dan isu mengenai kemanusiaan,
yaitu :
2.4.3 Isu tentang Lingkungan
Isu-isu tentang lingkungan dapat disebutkan dibawah ini, yaitu:
a. Kekurangan pangan
Kekurangan pangan menciptakan kekhawatiran berbagai pihak.
Dunia pun diliputi kekhawatiran itu, karena pertambahan penduduk
yang tinggi, terutama di negara-negara berkembang. Kekurangan
pangan menciptakan gejala serius berupa kelaparan, karena pangan itu
merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki.

b. Kekurangan sumber air bersih


Sejak dulu air diakui sebagai sumber kehidupan. Khususnya air
bersih banyak dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan,
terutama sekali untuk minum. Kurangnya ketersediaan air bersih berarti
telah terjadi kelangkaan air sebagai sumber kehidupan. Tidak
tersedianya air bersih dapat memicu timbulnya berbagai macam
penyakit, seperti kolera, tifus, malaria, demam berdarah, dan penyakit
lain yang menular.

c. Polusi atau pencemaran


Polusi atau pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain
kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya
14

turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup


tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : pencemaran
udara, air, dan tanah. Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel.
Contohnya : gas, Gas CO, CO2, dan batu bara. Polusi air dapat
disebabkan oleh pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan
pembuangan sampah domestik, sampah organik, dan fosfat.
Pencemaran tanah disebabkan oleh sampah-sampah plastik yang sukar
hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng; detergen yang
bersifat nonbiodegradable (secara alami sulit diuraikan) dan zat kimia
dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

d. Perubahan iklim
Sumber energi fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang
dihasilkan oleh banyak pembangkit energi mengakibatkan terjadinya
pencemaran udara. Perubahan iklim mengakibatkan adanya perubahan-
perubahan yang tidak terkirakan sebelumnya, seperti peningkatan suhu,
melelehnya gunung es permukaan air laut naik, banyaknya banjir dan
badai, serta musim panas yang semakin panjang.

2.4.4 Isu tenteng Kemanusiaan


Selain membahas isu tentang lingkungan, adapun isu tentang kemanusiaan
sebagai berikut:
a) Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah global yang sering dihubungkan
dengan kebutuhan, kesulitan, dan kekurangan di berbagai keadaan
hidup. Ilmu pengetahuan telah menempatkan standar ganda dalam
pengukuran kemiskinan antara negara maju dan berkembang
(Chrossudovsky, 2003:30). Demikian halnya jika ukuran ini digunakan
untuk melihat standar pemenuhan kebutuhan hidup per keluarga, ini
menjadi sangat problematik. Menstandardisasi pengukuran angka
15

kemiskinan tidaklah mudah, yang semuanya ini membuka ruang


perdebatan untuk memahami konsep kemiskinan.
Perdebatan itu sekurangnya menempatkan paham tentang
kemiskinan absolut (universal standart) dan kemiskinan relative. Kalau
kemiskinan absolut dan relatif masih menekankan pada ukuran materiil,
meskipun pada kemiskinan relative orang miskin diukur dengan cara
membandingkan dengan orang, kelompok lain atau orang yang tinggal
di wilayah tertentu dengan wilayah lain, namun ada yang meletakkan
konsep kemiskinan berdasarkan atas pandangan yang bukan bersifat
materiil. Miskin dilihat dari kemampuan kreativitas seseorang atau
lembaga untuk melakukan kerja guna pemenuhan kebutuhan hidup,
meskipun hal ini tidak harus mengabaikan kebutuhan dasar (Levine and
Rizvi, 2005:76).

b) Konflik atau perang


Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya
adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan dan lain sebagainya.

c) Wabah penyakit
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitaannya meningkat secara nyata,
melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka. Sumber penyakit dapat berasal dari
manusia, tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung atau tercemar
penyakit, serta yang menimbulkan wabah. Wabah membahayakan
kesehatan masyarakat karena dapat mengakibatkan sakit, cacat, dan
kematian.
BAB III.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulis makalah yang berjudul “Hakikat dan
Makna Lingkungan Bagi Manusia”, adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat dan lingkungan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.


masyarakat Perilaku dan tindakan manusia dalam kehidupan keseharian
berpengaruh pada kualitas lingkungan dimana ia tinggal. Kerusakan
lingkungan telah menjadi ancaman yang sangat serius di semua belahan bumi
dan telah dirasakan dengan adanya perubahan iklim dan efek-efek yang
ditimbulkannya.
2. Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana
manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat
sementara kualitas lingkungan juga semakin baik. Lingkungan yang
berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu
meningkatkan kesejahteraan.
3. Kesejahteraan hidup penduduk Negara sangat ditentukan oleh kualitas
penduduk yang bersangkutan. Kulitas penduduk mencerminkan kualitas
insani dan sumber daya manusia yang dimiliki Negara. Kesejahteraan sosial
itu menunjuk kondisi kehidupan yang baik, terpenuhinya kebutuhan materi
untuk hidup, kebutuhan spiritual (tidak cukup mengaku beragama tetapi
wujud nyata dari beragama seperti menghargai sesama), kebutuhan sosial
seperti ada tatanan (order ) yang teratur, konflik dalam kehidupan dapat
dikelola, keamanan dapat dijamin, keadilan dapat ditegakkan dimana setiap
orang memiliki kedudukan yang sama di depan hukum, tereduksinya
kesenjangan sosial ekonomi.
4. Isu-isu penting yang menjadi persoalan lintas budaya dan bangsa pada
umumnya merupakan isu global yang menjadi keprihatinan umat manusia
sedunia. Merupakan isu global karena persoalan ini tidak hanya dihadapi

16
17

umat manusia dalam suatu Negara atau wilayah tertentu, tetapi melanda ke
berbagai belahan dunia. Adapun isu-isu yang dimaksud mengenai lingkungan
dan isu mengenai kemanusiaan.

3.2 Saran

Adapun saran dari penulisan makalah ini, antara lain:

1. Manusia sangat berhubungan dengan lingkungan, oleh karena itu manusia harus
mampu menjaga dan melestarikan lingkungannya. Selain itu manusia harus mampu
menjaga eksistensinya dalam sosialisasi dengan manusia lain di lingkungannya,
manusia juga memiliki problema dalam kehidupannya sehingga manusia dituntut
untuk mampu menangani problema tersebut.
2. Masalah lingkungan ini menjadi tanggung jawab bersama, individu, keluarga,
masyarakat dan bangsa (negara). Dalam masalah ini bangsa (negara) mempunyai
peran yang sangat strategis. Sebagai lembaga formal yang paling besar yang
mempunyai kekuatan memaksa untuk menerapkan program penyelamatan
lingkungan. Upaya politis dan yuridis telah ditetapkan dalam pengelolaan
lingkungan harus diikuti dengan kebijakan nyata.
3. Penyelamatan lingkungan merupakan kerja keras dan besar bagi semua komponen
tidak terkecuali pada lingkungan akademisi. Hal ini dilandasi dari suatu
pemahaman yang perlu ditanamkan pada lingkungan akademis, bahwa lingkungan
akan ramah kepada manusia jika manusia juga ramah kepada lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Ely, A. J., Henaulu, A. K., & Umanailo, M. C. B. (2020). Sustainable traditional


cultural for tourism fisherier with canvas business model on the Ambon Island.
Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and
Operations Management, 0(March), 2561–2567

Fachruddin, I., Wisadirana, D., Kanto, S., Raharjo, M., & Umanailo, M. C. B. U. (2020).
The Dynamicsof Community Behavior Changes in “Kampung Inggris”, Kediri.
Journal of Advanced Research in Dynamical and Control Systems, 12(SP8), 402–
408. https://doi.org/10.5373/jardcs/v12sp8/20202538

Fesanrey, W., Umasugi, S., & Umanailo, M. C. B. (2020). Dampak Faktor Eksternal
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. EcceS (Economics, Social, and
Development Studies), 7(1), 1. https://doi.org/10.24252/ecc.v7i1.13382

Hentihu, I., Ohiobor, M., & Umanailo, M. C. B. (2020). KOMUNITAS PESISIR


DI KABUPATEN BURU The Livelihood Institutional and Lifelihood
Sustainability Coastal community in Buru District. Titian: Jurnal Ilmu
Humaniora, 04(2), 159–171. https://online-
journal.unja.ac.id/index.php/titian%0AP-ISSN:

Hentihu, I., & Umanailo, M. C. B. (2020). Capacity of Local FoodInstitutions in


Realizing Sustainable Food Security. Solid State Technology,
63(2s). http://solidstatetechnology.us/index.php/JSST/article/view/6468

Kanto, S., Wisadirana, D., Chawa, A. F., & Umanailo, M. C. B. (2020). Change in
community work patterns. Proceedings of the International Conference on
Industrial Engineering and Operations Management, 0(March), 2496–2502.

Kimin, K., Rahman, A., Conang, A., & Umanailo, M. C. B. (2020). Analysis of
horizontal sumbu wind tines using three blades and diameters of 12 meter kinds
on wind speed in Barat-Maluku Seram Region. Proceedings of the
International Conference on IndustrialEngineering and Operations
Management, 0(March), 2583–2587.

18
Kurniawan, R., Leonardo, A., Suryana, S., & Umanailo, M. C. B. (2020).
ECOLOGICAL INTELLIGENCE : WASTE SAVING MOVEMENTS IN
PRABUMULIH CITY. 7(15), 66–74.

Lionardo, A., Kurniawan, R., & Umanailo, M. C. B. (2020). An effectiveness model


of service policy of building permit (IMB) based on a green spatial
environment in palembang city. Proceedings of the International Conference
on Industrial Engineering and Operations Management.

Lionardo, A., Nasirin, C., Kurniawan, R., & Umanailo, M. C. B. (2020). Accountability
of Local Government Policy in Improving Health Services to Respond Industrial
Revolution Era 4 . 0 Department of Public Administration, Faculty of Social and
Politic Science, Sriwijaya College of Health Sciences (STIKES) Mataram. 29(8),
4121–4127

Marasabessy, S., Abdulmudy, R., & Umanailo, M. C. B. (2020). Factors that


influence the success of rural women empowerment in salahutu district.
Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and
Operations Management, 0(March), 2547–2553.

Mu’adi, S., Maksum, A., Hakim, M. L., & Umanailo, M. C. B. (2020). Transfer of
function agricultural land. Proceedings of the International Conference on
Industrial Engineering and Operations Management, 0(March), 2568–2574.

Polanunu, A., Umasugi, S., & Umanailo, M. C. B. (2020). Growth and Distribution of
Frequency Long Fish (Decapterus sp) Catching Products In Iner And Outside
Waters Of Bara Buru District -Maluku. Solid State Technology, 63(2s).
http://solidstatetechnology.us/index.php/JSST/article/view/6477

Romlah, S. N., Pratiwi, R. D., Indah, F. P. S., & Umanailo, M. C. B. (2020).


Qualitative study factors triggering gay characteristics in gay groups in Palmerah
District West Jakarta. Proceedings of the International Conference on
Industrial Engineering and Operations Management.

Salampessy, H., Tuhelelu, A., Wahyudi, I., & Umanailo, M. C. B. (2020). Banking
servqual analysis of customer satisfaction (case study at Ambon branch BRI bank

19
in Ambon City). Proceedings of the International Conference on Industrial
Engineering and Operations Management, 0(March), 2575–2582.

Shofwan, I., Raharjo, T. J., Achmad Rifai, R. C., Fakhruddin, F., Sutarto, J.,
Utsman, U., Arbarini, M., Suminar, T., Mulyono, S. E., Kisworo, B., Malik,
A., Yusuf, A., Ilyas, I., Desmawati, L., & Umanailo, M. C. B. (2019). Non-
formal learning strategy based on tahfidz and character in the primary school.
International Journal of Scientific and Technology Research, 8(10).

Soleman, K., Latuconsina, Y. M., Marasabessy, Y., & Umanailo, M. C. B. (2020).


Investigation of factors that affect the quality of village financial statements in
Buru district. Proceedings of the International Conference on Industrial
Engineering and Operations Management, 0(March), 2554–2560.

Sumitro, S., Yuliadi, I., Kurniawansyah, E., Najamudin, N., & Umanailo, M.
C. B. (2020). Reflection the concept of power foucault’s. Proceedings of the
International Conference on Industrial Engineering and OperationsManagement.

Suprianto, E., Wisadirana, D., Kanto, S., Muadi, S., & Umanailo, M. C. B. (2020).
Phenomenon Of Botoh Winning In Mojodelik‟s Village Head Election, Gayam,
Bojonegoro. Solid State Technology, 63(2s).
http://solidstatetechnology.us/index.php/JSST/article/view/6479

Tahir, S. Z. A. Bin, & Umanailo, M. C. B. (2019). Consumption Culture of Namlea


Communities. Proceedings of the International Conference on Industrial
Engineering and Operations Management Riyadh, Saudi Arabia, 974–978.

Umanailo, M. Chairul Basrun. (2017). Ilmu Sosial Budaya Dasar.


https://doi.org/10.31219/osf.io/tha2u

Umanailo, M.C.B., Fachruddin, I., Mayasari, D., Kurniawan, R., Agustin, D.


N., Ganefwati, R., Daulay, P., Meifilina, A., Alamin, T., Fitriana, R., Sutomo,
S., Sulton, A., Noor, I. L., Rozuli, A. I., & Hallatu, T. G. R. (2019).
Cybercrime case as impact development of communication technology that
troubling society. International Journal of Scientific and Technology Research,
8(9).

20
Umanailo, M Chairul Basrun. (2015). MASYARAKAT BURU DALAM
PERSPEKTIF KONTEMPORER. In Mega Utama (Vol. 53, Issue 9).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Umanailo, M Chairul Basrun. (2019). Partnership of the Village Head, Village


Consultative Body and Customary Institutions.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.3461855

Umanailo, M Chairul Basrun, Umanailo, A. R., & Sophia, A. D. (2020). Functions of


Values, Morals, Justice, Order and Community Welfare (pp. 1–4).
https://doi.org/10.22541/au.158680346.60332439

Wahdaniah, Jamilah, Ernawati Br Surbakti, Ilham Jaya, Rahmad Nuthihar, & M


Chairul Basrun Umanailo. (2020). the Interests of Legislative Candidate Voters
Affected By Language Use in Banner Language. Journal of Critical Reviews,
7(15), 900–910. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31838/jcr.07.15.130

Wargadinata, W., Maimunah, I., Zulfiqar, S., Tahir, B., Chairul, M., & Umanailo,
B. (2020). Arabic Creative and Participative Learning: In Search of a New Way of
Language Learning by “El Jidal Reborn” Youth Community in Malang.
International Journal of Advanced Science and Technology, 29(8s), 4319.

Yusuf, S., Umanailo, M. C. B., & AR, N. (2020). RELASI KEPALA DESA
DAN BADAN PERWAKILAN DESA DALAM PEMANFAATAN
DANA DESA DI KECAMATAN NAMLEA. SOSIOGLOBAL : Jurnal
Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, 4(2).

Zuhroh, Ni’matuz, Wisadirana, D., Kanto, S., Umanailo, M. C. B., & Mardiyono, M.
(2020). SELEBRITY OF STUDENT ROLE IN CAMPUS. Advances in Social
Sciences Research Journal. https://doi.org/10.14738/assrj.71.7622

Zuhroh, Ni, Wisadirana, D., Kanto, S., Mardiyono, & Umanailo, M. C. B. (2020).
Selebrity Of Student Role In Campus. Advances in Social Sciences Research
Journal, 7(1), 399–405.

21

Anda mungkin juga menyukai