Anda di halaman 1dari 28

Pendidikan Agama Islam (PAI)

Modul ke Universitas Widyatama

13
Modul ke 13, menyajikan bahasan tentang “Kewajiban dan Hikmah
Bekerja”.
Sub tema bahasan: Hukum ketenagakerjaan; Motivasi bekerja; Kewaji-
ban bekerja; Jenis-jenis usaha dalam Islam;
Hikmah bekerja; Etos kerja Muslim dan cirinya;
Faktor penghambat etos kerja; Konsep kepemi-
Fakultas likan dalam Islam; Hak kepemilikan; Niaga yang
Semua halal dan haram.
Fakultas

Program Studi

Semua Oleh:
Program Studi Team Teaching
S.1 Pendidikan Agama Islam (PAI)
Universitas Widyatama
)٥٦( ‫ون‬ ِ ‫َو َما َخلَ ْق ُت الْ ِج َّن َواإلن ْ َس ال ِل َي ْع ُب ُد‬
‫ِإ‬
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ْ ‫ َن‬%َ‫ل‬%‫ِي َب ًة َو‬%.ِّ %‫ َيا ًة َط‬%‫ َح‬%‫َّ ُه‬%‫لَ ُن ْح ِييَن‬%%%%َ‫نف‬%ٌ‫ ْؤ ِم‬%‫ه َُو ُم‬%‫ىَث َو‬%ْ‫ َك ٍر َأ ْو ُأ ن‬%‫نَذ‬%‫ل ًحا ِ ْم‬%ِ % ‫ا‬%%‫نمَع ِ َل َص‬%‫َ ْم‬
-- ْ ‫يهَّن ُ ْم َأ ْجَرمُه‬%َ ‫ج ِز‬

)٩٧(‫ ْع َم ُل َون‬%%َ ‫ا ي‬%‫ا اَك ُنو‬%‫َأ ْح َ ِسن َم‬%%%%‫ِب‬


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--

-‫وا‬%‫ ُك ُر‬%‫ا ْذ‬%‫ ْ ِضلاهَّلل ِ َو‬%%%%‫ َنف‬%‫وا ِ ْم‬%‫ َت ُغ‬%ْ‫ضب‬ َّ ‫ت‬%َ‫ ِض ِي‬% %‫ َذا ُق‬% % َ‫ف‬
‫ا‬%‫ َو‬%%%%‫تَرِش ُ وا يِف ا ْأل ِر‬%ْ‫ان‬% % َ‫الص ُةال ف‬
َّ ‫ِإ‬
)١٠(‫ ْف ِل ُح َون‬%%%%‫ ْمُك ُت‬% %‫ َعل‬%%%‫ ِث ًريا َل‬% %‫اهَّلل َ َك‬
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
(QS. Adz-Dzariyat [51]: 56).

“Barang siapa mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”
(QS. An-Nahl [16]: 97).

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (QS. Al-Jum’ah [62]: 10).
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Hukum Ketenagakerjaan
Islam adalah agama yang sarat dengan amal (kerja).
Bekerja adalah modal dasar ajaran Islam itu sendiri. Boleh dikatakan bahwa seorang
muslim yang bekerja adalah orang yang memiliki harga diri dan kemuliaan dihadapan
Allah Swt. khususnya dan dihadapan sesama manusia pada umumnya.
13.01. Hukum Ketenagakerjaan

Sedikitnya terdapat 360 ayat al-Qur`an yang berbicara tentang bekerja.


Allah Swt. memerintahkan kita untuk melakukan pekerjaan yang baik agar
memperoleh ganjaran dan ampunan-Nya.

Pekerjaan dalam Islam harus mengacu kepada penegakan keadilan dan


menjadi kebaikan (kemaslahatan) bagi seluruh alam.

Makna kebaikan tidak hanya diartikan sempit dan parsial dengan


diidentikkan pada laba yang banyak, namun Islam memiliki sistem bekerja
yang mengacu kepada norma yang tidak saling merugikan.
13.01. Hukum Ketenagakerjaan

Bekerja, sama dengan kegiatan ibadah

Ibadah adalah segala bentuk yang dicintai serta diridhai Allah baik
ucapan, maupun perbuatan baik, yang nyata maupun yang
tersembunyi (Fathu al-Majid: 14)
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Motivasi Bekerja
Seorang Muslim akan giat dan gigih dalam bekerja, karena motivasinya bukan hanya
untuk kehiduoannya semata, tetapi motivasi dari
Yang Mahamelihat dan tak pernah tidur.
13.02. Motivasi Bekerja

Motivasi bekerja hanya semata-mata ditujukan untuk Allah Swt., wujud dari
kesadaran diri sebagai hamba-Nya. Allah telah berjandi kepada orang-orang yang
beriman dan melakukan amal saleh (pekerjaan yang baik dan benar serta
proporsional), bagi mereka ampunan dan ganjaran dari-Nya.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan


dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(Q.S. An-Nahl: 97)
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Kewajiban Bekerja
Sejatinya, tidak ada seorang Muslim yang malas bekerja,
karena baginya, bekerja adalah kewajiban.
13.03. Kewajiban Bekerja

“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan (menetapkan) bahwa kalian berusaha,


maka hendaklah kalian berusaha” (HR. Thabrani).

“.....dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) dunia....”


(QS. an-Nisa [4]: 32).

“Apabila kalian selesai melaksanakan shalat shubuh, jangan kalian tidur dan
enggan mencari rizki kalian” (HR. Thabrani).

“Dialah Allah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah
disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-
Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan” (QS. al-Mulk [67]: 15).
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Jenis-jenis Usaha dalam Islam


Selagi tidak melanggar syariat, maka menjalankan usaha apapun diperbolehkan.
13.04. Jenis-jenis Usaha dalam Islam

1. Keguruan/Mengajar
”Sesungguhnya sebaik-baik/sepatutnya perkara yang kalian ambil upah daripadanya ialah
kitabullah” (HR. Bukhari).
2. Berdagang
”Sesungguhnya Nabi Saw. Ditanya, mata pencaharian apa yang paling baik?, Nabi Saw.
Bersabda: “Seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang
bersih” (HR. Thabrani).
2. Pertanian
“Tiada seorang muslim menabur benih atau menanam tanaman, kemudian seekor
burung, seorang Manusia atau seekor binatang makan sebagian daripadanya, melainkan
dinilai sebagai sadakah baginya” (HR. Bukhari).
13.04. Jenis-jenis Usaha dalam Islam

3. Peternakan
“Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi, kecuali pernah mengembala kambing”
(HR. Bukhari).
2. Kerajinan Tangan
“Tidak ada makanan yang lebih baik bagi sesorang melebihi makanan yang berasal dari
buah tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Dawud a.s. makan dari hasil tangannya
sendiri” (HR. Bukhari).
3. Perburuhan
“Aku/Rasulullah saw. Mengembala ternak penduduk Mekah dengan memperoleh upah
beberapa qirat” (HR. Bukhari).
“Berilah kepada seorang buruh, upahnya sebelum kering keringatnya” (HR. Ibnu Majah).
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Hikmah Bekerja
Banyak hikmah yang bisa diambil dari bekerja.
13.05. Hikmah Bekerja

1. Membina ketentraman dan kebahagiaan

2. Memenuhi nafkah keluarga

3. Sebagai sarana ibadah

4. Menolak kemunkaran
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Etos Kerja Muslim dan Cirinya


Karena motivasinya Lillahita’ala dan berharap manfaat bagi sesama, maka seorang
Muslim akan memiliki etos kerja yang baik.
13.06. Etos Kerja Muslim dan Cirinya

Etos Kerja
1. Kerja adalah sebuah keharusan
2. Kerja yang shaleh
a. Memahami latar belakang pendidikan
b. Tauhid sebagai spirit
c. Sens of belonging untuk keberkahan hidup

Ciri Etos Kerja Muslim


1. Memiliki kepemimpinan 4. Kerjasama
2. Selalu berhitung 5. Optimis
3. Menghargai waktu 6. Tidak merasa puas melakukan kebaikan
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Faktor Penghambat Etos Kerja


Banyak faktor penghambat yang membuat seseorang malas untuk bekerja.
13.07. Faktor Penghambat Etos Kerja

1. Khurafat dan tahayyul


2. “Alon-alon asal kelakon”
3. Apatis
4. Fatalitas (nrimo)
5. “Mangan ora mangan asal kumpul”
6. Salah persepsi bahwa “kerja keras itu hina”
7. Percaya jimat atau maskot.
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Konsep Kepemilikan dalam Islam


Islam sangat menghargai hak setiap individu,
salah satunya jaminan atas hak kepemilikan.
13.08. Konsep Kepemilikan dalam Islam

1. Pemilik mutlak segala sesuatu adalah Allah Swt.


2. Status harta yang dimiliki manusia: Harta sebagai amanah; sebagai
perhiasan; sebagai ujian keimanan; sebagai bekal ibadah
3. Kepemilikan harta dapat dilakukan melaui usaha (a’mal) atau mata
pencaharian yang halal (ma’isyah)
4. Dilarang mencari harta yang: melupakan kematian, melupakan dzikir,
melupakan shalat dan zakat, terpusat pada kelompok orang kaya.
5. Dilarang menempuh usaha melalui: Riba, perjudian, sesuatu yang haram,
mencuri, merampok, gasab, curang, cara batil, merugikan dan suap-
menyuap.
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Hak Kepemilikan dalam Islam


Islam sangat menghargai hak setiap individu,
salah satunya jaminan atas hak kepemilikan.
13.09. Hak Kepemilikan dalam Islam

1. Ihraz al-Mubahat
(Memiliki dari tempat yang boleh dimiliki, seperti sungai, laut)
2. Al-Tawallud min al-Mamluk
(Anak dari induknya)
3. Khalafiah
(Harta waris)
4. Uqud
(Melalui jual-beli, tukar-menukar, hibah dll.)
13.09. Hak Kepemilikan dalam Islam

Hak Kepemilikan melalui jual beli

Rukun jual beli:


1. Pejual
2. Pembeli, dan
3. Barang yang dijual.

Syarat barang yang diperjualbelikan:


4. Suci dan tidak najis 6. Berwujud
5. Bermanfaat 7. Berhubungan dengan milik
6. Dapat diserahkan 8. Tidak dilarang dijual
7. Dalam kekuasaannya 9. Barang terpegang
8. Jelas dzat dan harganya
13.09. Hak Kepemilikan dalam Islam

Hak Kepemilikan melalui jual beli

Perbedaan pendapat mengenai sah dan tidaknya transaksi:


1. Tidak sah transaksi tanpa adanya ijab dan qabul dan berbentuk ucapan
perjanjian melalui (shigat), dan harus atas dasar suka sama suka
2. Transaksi sah jika dilakukan dengan perbuatan (af’al)
3. Transaksi dianggap sah tanpa harus terikat ucapan dan/atau perbuatan. Setiap
akad itu dianggap sah jika dilakukan dengan sesuatu yang menunjukkan pada
maksudnya. Intinya, ada persetujuan atau kesepahaman kedua belah pihak.
“Sesungguhnya, jual beli itu harus dilakukan dengan suka rela” (HR. Ibnu Majah).
Kewajiban dan Hikmah Bekerja

Niaga yang Halal dan Haram


Salah satu pembeda pernigaan Islam dan lainnya adalah adanya batasan hala-haram.
13.10. Niaga yang Halal dan Haram

Niaga yang Halal:


1. Syirkah
a. kerjasama, untung dibagi sesuai rasio bagi hasil dan rugi dibagi sesuai kontribusi modal
b. Kedua belah pihak sama-sama bekerja dan memberi modal
2. Mudharabah
c. Kerjasama, untung dibagi hasil sesuai rasio bagi hasil dan rugi ditanggung pemilik modal
d. Pemilik modal tidak bekerja
3. Muzara’ah (kerjasama pemilik modal dengan petani/peternak)
4. Syuf’ah
Hak yang tetap bagi syarikat/sekutu lama atas syarikat/sekutu baru. Dianjurkan menawarkan
kepada orang terdekat yang sudah menjadi syarikat/sekutu lama dari yang akan dijual.
“Tetangga rumah lebih berhak dengan rumahnya” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
13.10. Niaga yang Halal dan Haram

Niaga yang Haram:


1. Perjudian
2. Najsy (mempengaruhi pembeli dengan cara manipulatif)
Reklame palsu, memuji-muji dagangannya, kolusi dengan temannya (seolah
menawar barangnya)
3. Jual kawin (pembelian bersyarat)
“Rasul melarang dua jual beli dalam satu akad jual beli” (HR. Ahmad dan al-
Nasai)
4. Jual beli didalam masjid
Do’a tidak mendapatkan keuntungan bagi yang berjualan dalam mesjid (lihat HR.
Al-Darimi nomor 1365).
Terima kasih atas perhatiannya

DR. H. SAEFUDDAULAH MEHIR, M.M.


Anggota team teaching Pendidikan Agama Islam (PAI)
Universitas Widyatama

Anda mungkin juga menyukai