“TIPOLOGI KORUPSI“
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan rahmat
dan kasih-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “TIPOLOGI KORUPSI” ini dengan baik. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas dari Ibu Dra. Angela G. Lika, M.Si dosen mata kuliah pendidikan anti korupsi
program studi pendidikan biologi.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan yang akan datang. Kami berharap, makalah ini dapat menamba wawasan
pembaca serta berkontribusi nyata dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio atau corruptus yang kemudian dikatakan
bahwa corruptio berasal dari bahasa Latin yang lebih tua, yaitu corrumpere. Secara harfiah,
korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, dan penyimpangan dari kesucian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan
atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk
keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi merupakan tindak pidana yang dapat diancam
dengan hukuman sesuai peraturan perundang-undangan. Jika tidak ditangani, korupsi dapat
menghambat dan mengancam pembangunan suatu negara, serta meningkatkan kesenjangan
sosial. Tak hanya itu, korupsi juga dapat menghancurkan perekonomian dan keuangan
negara.
Di Indonesia, tindak korupsi diatur dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi. Berdasarkan undang-undang tersebut,
korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara dan perekonomian negara.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan
resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi
dalam praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau
berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti
penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam
hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting
untuk membedakan antara korupsi dan kejahatan. Tergantung dari negaranya atau wilayah
hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh,
pendanaan Pemilihan Umum partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga
yang tidak legal di tempat lain.
Tipologi berasal dari Tipo yang berarti pengelompokan dan Logos yang berati ilmu.
Jadi Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan atau mengelompokkan
manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik
fisik, psikis, pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, dan seterusnya.
Menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) Tipologi adalah ilmu watak tentang
bagian manusia dalam golongan-golongan menurut sifat masing-masing. Secara
konsepsional mendefinisikan tipologi sebagai sebuah konsep yang mendeskripsikan sebuah
kelompok obyek atas dasar kesamaan karakter bentuk-bentuk dasarnya. Selain itu Tipologi
juga dapat diartikan sebagai sebuah tindakan berpikir dalam rangka pengelompokan, yaitu
kelompok dari obyek yang dicirikan dari struktur formal yang sama, sehingga tipologi
dikatakan sebagai studi tentang pengelompokan objek sebagai model melalui kesaman
struktur. Dari pengertian tipologi tersebut dapat kita simpulkan bahwa tipologi korupsi
merupakan ilmu yang mempelajari mengelompokan atau jenis-jenis dari perbuatan korupsi.
Oleh karena itu pada makalah ini akan membahas mengenai tipologi korupsi secara
mendetail.
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Tipologi berasal dari Tipo yang berarti pengelompokan dan Logos yang berati ilmu.
Jadi Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan atau mengelompokkan
manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik
fisik, psikis, pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, dan seterusnya.
Menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) Tipologi adalah ilmu watak tentang
bagian manusia dalam golongan-golongan menurut sifat masing-masing. Secara
konsepsional mendefinisikan tipologi sebagai sebuah konsep yang mendeskripsikan
sebuah kelompok obyek atas dasar kesamaan karakter bentuk-bentuk dasarnya. Selain itu
Tipologi juga dapat diartikan sebagai sebuah tindakan berpikir dalam rangka
pengelompokan, yaitu kelompok dari obyek yang dicirikan dari struktur formal yang
sama, sehingga tipologi dikatakan sebagai studi tentang pengelompokan objek sebagai
model melalui kesaman struktur. Dari pengertian tipologi tersebut dapat kita simpulkan
bahwa tipologi korupsi merupakan ilmu yang mempelajari mengelompokan atau jenis-
jenis dari perbuatan korupsi.
2.2.4. Pemerasan
Pemerasan dalam UU Tipikor berbentuk tindakan: pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa
seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan
potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri; pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima
pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya,
padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang; atau pegawai negeri
atau penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan
tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya
bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
2.2.5. Kecurangan
Perbuatan curang dalam UU Tipikor dan perubahannya di antaranya
berbentuk: pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau
penjual bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan
perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau
keselamatan negara dalam keadaan perang; setiap orang yang bertugas mengawasi
pembangunan atau penyerahan bahan bangunan, sengaja membiarkan perbuatan
curang di atas; setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara
Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan
perbuatan curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan
perang; atau setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan
Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan
sengaja membiarkan perbuatan curang di atas.
A. Adminstrative Corruption
Segala sesuatu yang dijalankan adalah sesuai dengan hukum/peraturan yang
berlaku. Akan tetapi individu-individu tertentu memperkaya dirinya sendiri.
Misalnya proses rekruitmen pegawai negeri, dimana dilakukan ujian seleksi mulai
dari seleksi administratif sampai ujian pengetahuan atau kemampuan, akan tetapi
yang harus diluluskan sudah tertentu orangnya.
B. Political Corruption
Political corruption oleh Chalmers (1987) ditulis sebagai korupsi pada
pemilihan termasuk memperoleh suara dengan uang, janji-janji tentang jabatan
atau hadiah-hadiah khusus, pelaksanaan intimidasi dan campur tangan terhadap
kebebasan memilih. Korupsi dalam jabatan melibatkan penjualan suara-suara
dalam legislatif, keputusan administratif atau keputusan pengadilan, atau
penetapan yang menyangkut pemerintahan.
C. Intellectual Corruption
Intellectual corruption diterangkan sebagai seorang pengajar yang berkewajiban
memberikan pelajaran kepada murid namun ia tidak memenuhi kewajibannya
secara wajar; pegawai negeri yang selalu meninggalkan tugasnya tanpa alasan;
memanipulasi (membajak) hasil karya orang lain.
2.3.3. Jenis Korupsi berdasarkan Prof. Dr. H. Muhammad Amien Rais, M.A.
Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi,
M. Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis korupsi, yaitu
(Anwar, 2006:18):
a. Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan
pengusaha kepada penguasa.
b. Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki
kepentingan ekonomi kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat
peraturan atau Undang-undang yang menguntungkan bagi usaha
ekonominya.
c. Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan
kekeluargaan, pertemanan, dan sebagainya.
d. Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara
sewenang-wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah
keuntunganpribadi.
1) Manipulasi saham ada empat kasus dengan kerugian Rp. 16,9 triliun;
2) Mark up ada 33 kasus dengan kerugian Rp. 509 miliar;
3) Proyek Fiktif ada 26 kasus dengan kerugian Rp. 376,1 milia;
4) Penggelapan ada 47 kasus dengan kerugian Rp. 233,7 miliar;
5) Penyalahgunaan wewenang ada sembilan kasus dengan kerugian Rp. 78,6 miliar;
6) Laporan Fiktif ada 14 kasus, dengan kerugian Rp. 48,4 miliar;
7) Pungli ada 12 kasus, dengan kerugian 44,6 miliar;
8) Gratifikasi ada dua kasus, dengan kerugian Rp.19,1 miliar;
9) Pemotongan ada enam kasus, dengan kerugian Rp. 8,5 miliar;
10) Penyalahgunaan anggaran ada delapan kasus, dengan kerugian Rp. 2,6 miliar;
11) Anggaran ganda, penyalahgunaan ada satu kasus, dengan kerugian Rp. 1,5
miliar; dan
12) Suap sebanyak enam kasus dengan kerugian Rp. 1.1 miliar.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) Tipologi adalah ilmu watak tentang
bagian manusia dalam golongan-golongan menurut sifat masing-masing. Dari pengertian
tipologi tersebut dapat kita simpulkan bahwa tipologi korupsi merupakan ilmu yang
mempelajari mengelompokan atau jenis-jenis dari perbuatan korupsi.
Tindakan korupsi terdiri berbagai jenis, meliputi Adminstrative Corruption, Against The
Rule Corruption, Material Corruption, Political Corruption, Intellectual Corruption. Ada lagi
jenis korupsi ekstortif, korupsi nepotistik dan korupsi subversif. Ada juga modus-modus
korupsi yang terdiri dari modus korupsi kehutanan, modus korupsi kesehatan, modus korupsi
dana desa, dan modus korupsi dana BOS.
3.2. Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan
tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembutan makalah ini. Hal ini disebabkan karena
masih terbatasnya kemampuan kami . Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah
ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Diakses dari Tipologi dan Kerawanan Korupsi Sektor Kehutanan di Indonesia | Setiawan | Jurnal
Ilmu Kehutanan (ugm.ac.id)
Diakses dari Unsur dan Jenis Tindak Pidana Korupsi – NTC (wordpress.com)