Eni Mulyani
enz.mulyani@gmail.com
A. Pendahuluan
1
Karya sastra merupakan salah satu sarana yang bisa digunakan sebagai
suatu hiburan bagi si pembaca. Karena, dengan membaca karya sastra bisa
menikmati dan menemukan hiburan untuk memperoleh kepuasan batin. Karya
sastra juga merupakan salah satu karya imajinatif yang bahkan dipandang lebih
luas daripada karya fiksi. Novel sebagai salah satu karya sastra yang penulisnya
bisa secara bebas memaparkan imajinasi dan kemampuan-kemampuan para
penulis dalam mengolah kata. Selain itu, novel juga termasuk salah satu karya
sastra yang secara bebas membahas mengenai kehidupan manusia dalam berbagai
permasalahan dari aspek-aspek kehidupan yang terjadi di lingkungan masyarakat
dengan mengangkat berbagai norma dan peraturan sebagai salah satu latar
belakang konflik yang biasanya terjadi dalam sebuah novel.
Namun, dari sekian banyak penikmat karya sastra (novel) masih banyak
pembaca yang sulit untuk menafsirkan hal-hal yang terjadi dalam sebuah karya
sastra (novel) itu sendiri. Mungkin dikarenakan struktur novel yang kompleks,
unik, atau bahkan tidak memaparkan maknanya secara langsung sehingga
menyulitkan pembaca mengerti dan memaknai apa yang disampaikan penulis.
Oleh karena itu, untuk memahaminya memerlukan adanya analsis, yaitu dengan
menguraikan tanda-tanda kata yang terdapat di dalam novel.
1. Makna apa yang disimbolkan oleh mutiara dalam novel The Pearl karya John
Steinbeck?
2
2. Bagaimana pengarang menggambarkan pengaruh eksistensi mutiara dalam
perubahan status sosial seseorang?
Hasil analisis tentang representasi mutiara dalam novel The Pearl karya
John Steinbeck ini diharapkan bisa membantu memperdalam pemahaman tentang
novel The Pearl, khususnya pemaknaan mutiara sebagai penanda utama dalam
novel ini, serta relasi antara penanda utama dengan petanda-petanda lain, yaitu
kondisi masyarakat, kehidupan sosial seseorang, dan konflik-konflik sosial yang
ingin ditampilkan pengarang dalam novel ini. Selain itu bisa memperluas
wawasan pembaca tentang analisis sebuah karya sastra dengan pendekaan
semiotika, yang dipadu dengan pendekatan sosiologi untuk melihat pemaknaan
sebuah tanda dalam sebuah karya, sekaligus merelasikannyan dengan kondisi-
kondisi sosial yang muncul dalam karya tersebut.
B. Landasan Teori
a) Teori Semiotika
3
Apabila konsep-konsep Saussure berisi ganda, sebagai diadik, maka
konsep-konsep Peirce bersisi tiga, sebagai triadik. Diadik Saussure ditandai oleh
ciri-ciri kesatuan internal, sedangkan triadik Piercean ditandai oleh dinamisme
internal, yang meliputi sintaktis, semantic, dan pragmatic semiotika. Sintaktis
semiotika merupakan sebuah studi yang memberikan intensitas hubungan tanda
dengan tanda-tanda lain, semantik semiotika memberikan perhatian pada
hubungan tanda dengan acuannya, dan pragmatik semiotika mengarah pada
hubungan pengirim dan penerima (Ratna, 2004:100).
Ada tiga unsur yang menentukan tanda: tanda yang dapat ditangkap itu
sendiri, yang ditunjuknya, dan tanda baru dalam benak si penerima tanda. Tanda
secara mutlak mempunyai sifat representatif. Sifat representatif ini berhubungan
langsung dengan sifat interpretatif. Dan hasil dari sebuah interpretasi adalah
timbulnya tanda baru pada orang yang menginterpretasikannya (Zoes, 1993:14).
b) Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia
dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan sosial (Damono, 2002:10). Sastra
dan sosiologi bukanlah dua bidang yang berbeda garapan, malahan dapat
dikatakan saling melengkapi. Sosiologi dapat memberikan penjelasan yang
bermanfaat tentang sastra, dan bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa sosiologi
pemahaman terhadap sastra belum lengkap. Hal ini dikarenakan sastra
menampilkan gambaran kehidupan; dan kehidupan itu sendiri adalah suatu
kenyataan sosial.
4
hubungan yang bersifat dialektika; dan (3) menganalisis karya dengan tujuan
untuk memperoleh informasi tertentu, dilakukan oleh disiplin tertentu.
C. Pembahasan
a) Skema Naratif Dasar The Pearl
5
melakukan apapun yang diperlukan untuk memiliki mutiara. Pemaknaan mutiara
sebagai sebuah simbol akan lebih jelas dengan diuraikannya secara denotatif dan
secara konotatif .
And to Kino the secret melody of the maybe pearl broke clear and beautiful, rich
and warm and lovely, glowing and gloating, and triumphant. …
From now they would watch Kino and Juana very closely to see whether riches
turned their heads, as riches turned all people’s head. (26:42)
Dari kutipan diatas, pemaknaan mutiara secara denotatif menjadi
semakin jelas, yaitu merujuk pada suatu barang yang bernilai tinggi, dan apabila
dijual, bisa mendatangkan kekayaan bagi pemiliknya. Semakin tinggi nilai
mutiara, biasanya ditentukan dari ukuran dan warna, semakin tinggi juga nilai
jualnya. Dengan demikian, semakin banyak keuntungan yang bisa diperoleh oleh
pemiliknya.
He looked into his pearl to find his vision. "When we sell it at last, I will have a
rifle," he said, and he looked into the shining surface for his rifle, but he saw only
a huddled dark body on the ground with shining blood dripping from its throat.
And he said quickly, "We will be married in a great church." And in the pearl he
saw Juana with her beaten face crawling home through the night. "Our son must
learn to read," he said frantically. And there in the pearl Coyotito's face, thick
and feverish from the medicine.
And Kino thrust the pearl back into his clothing, and the music of the pearl had
become sinister in his ears, and it was interwoven with the music of evil. (6.16 –
6.17)
Hal yang berbeda bahwa representatif dalam pemaknaan mutiara secara
konotatif menyimbolkan “kejahatan” dan “dosa” seperti dalam kutipan dibawah
ini. Pemaknaan konotasi mutiara digambarkan dengan adannya perubahan yang
6
dialami Kino. Pada awalnya, mutiara adalah objek alam yang sederhana dan
indah. Namun, setelah terjerat dengan pengertian nilai material ia menjadi
destruktif dan berbahaya. Dengan kata lain bahwa mutiara adalah objek keindahan
dan kebaikan alam yang menggambarkan kejahatan yang melekat pada manusia.
Now the tension which had been growing in Juana boiled up to the
surface and her lips were thin. "This thing is evil," she cried harshly. "This pearl
is like a sin! It will destroy us," and her voice rose shrilly. "Throw it away, Kino.
Let us break it between stones. Let us bury it and forget the place. Let us throw it
back into the sea. It has brought evil. Kino, my husband, it will destroy us." And in
the firelight her lips and her eyes were alive with her fear. (3.75)
Kebahagiaan Kesedihan
Sintagmatik
1. Senapan : kekuasaan, 1. Diburu: ketakutan, dan
Kekuatan, keamanan ketidakberdayaan
2. Pakaian : Salah satu 2. Transaksi yang curang, licik
Kebutuhan manusia
3. Menikah digereja: 3. Menyembunyikan mutiara:
Pengakuan dari orang kekhawatiran
lain
4. Sekolah untuk anaknya, 4. Pembunuhan/Kematian:
intelektualitas kehilangan, kesedihan
Paradigmatik
7
Dari kerangka aksis sintagmatis dan paradigmatis diatas, terlihat adannya
oposisi biner terhadap representatif pemaknaan mutiara dalam The Pearl, yaitu
kebahagiaan dan kesedihan. Kebahagiaan diungkapkan oleh Kino dengan
harapan-harapan baru tentang perubahan kehidupan keluarganya yaitu memiliki
senapan, pakaian, meresmikan pernikahannya dan pendidikan untuk anaknya.
Sedangkan kesedihan di gambarkan dengan masalah-masalahyang dihadai Kino
dan keluarganya setelah mendapatkan mutiara.
Dalam novel The Pearl ini diceritakan adanya perubahan status sosial
yang terjadi terhadap Kino dan keluarga kecilnya, tiba-tiba Kino dan keluarganya
menjadi terkenal disoroti masyarakat setelah menemukan mutiara yang sangat
berharga. Rumahnya yang kumuh menjadi ramai dikunjungi oleh tetangganya dan
orang kota yang ingin melihat mutiara tersebut, bahkan dokter yang pernah
menolaknya berubah menjadi memberikan pelayanan yang istimewa terhadap
anaknya Kino. Semua perubahan tersebut terjadi karena Kino sudah
menggemgam kekayaan ditangannya. Kekayaannya bisa mengubah status sosial
seseorang menjadi lebih baik, namun demikian perubahan yang mendadak bisa
membuat seseorang lupa diri.
8
2. Konflik antara Kino dan Dokter
Konflik antara Kino dan Dokter diawali Pertama kali ketika bayi
Coyotito digigit oleh kalajengking , Kino dan istrinya Juana memutuskan untuk
membawanya ke dokter. Ini jarang terjadi bagi orang-orang sederhana, asli dan
Kino takut dokter tidak akan membantu mereka karena dia 'dari ras yang selama
hampir empat ratus tahun telah dipukuli, kelaparan dan merampok dan membenci
Kino's ras.' Ketika Kino meminta bantuan untuk anaknya, dia ditolak karena dia
tidak cukup uang.
Kemudian, setelah seluruh kota mengetahui dengan berita dari Kino yang
memiliki besar mutiara, dokter datang ke pondoknya untuk mengobati Coyotito
dengan sebuah kapsul khusus. Dokter kembali untuk menyelamatkan dia, untuk
alasan uang. Konflik antara dokter dan Kino melambangkan prasangka dan
rasisme.
9
D. Kesimpulan
Mutiara yang ditampilkan dalam novel ini adalah mutiara yang sangat
besar yang tak ternilai harganya sehingga disebut mutiara dunia (the pearl of the
world) mutiara menyimbolkan kekuasaan dan kekuatan karena siaapun yang
memiliki mutiara besar ini berari memiliki dunia. Selain itu, mutiarapun menjadi
sumber kebahagiaan dan sekaligus kesedihan bagi pemiliknya yaitu Kino dan
keluarganya
Daftar Pustaka
10