penggalian nilai.
Masa Penggalian
Begitu banyak peristiwa diskusi lisan dan tulisan yang membentang mulai
berdirinya Boedi Oetomo tahun 1908 hingga tahun 1945. Setidak-tidaknya
terdapat dua peristiwa monumental yang patut diingat dalam penggalian
nilai-nilai, yakni polemik kebudayaan 1935-1939 dan tulisan-tulisan Bung
Karno 1926-1941.
Polemik kebudayaan berdebat tentang nilai-nilai yang seharusnya
mendasari kebudayaan Indonesia. Bung Karno mencari nilai-nilai atau
prinsip yang seharusnya mendasari negara yang akan didirikan, jika suatu
ketika bangsa Indonesia merdeka. Kedua peristiwa ini seakan terpisah,
karena polemik kebudayaan berada dalam kawasan budaya, khususnya
kesusastraan. Pelaku polemik juga kebanyakan budayawan. Sedangkan
Bung Karno dan teman-teman pergerakannya berada di kawasan politik.
Mereka bergerak dengan kendaraan partai politik. Apakah budaya dan
politik berhubungan?
Hubungannya terletak pada nilai-nilai. Jika kita sepakat tentang
kebudayaan sebagai sistem yang terintegrasi tentang proses dan hasil
budi manusia, maka integrasi kebudayaan dicapai dengan dasar nilai
tertentu. Politik atau negara sebenarnya merupakan suatu kawasan dari
kebudayaan. Dan sastra adalah kawasan kebudayaan lainnya. Keduanya
berangkat dari dasar nilai yang sama sebagai suatu kebulatan
kebudayaan Indonesia.
Polemik kebudayaan dipicu oleh tulisan Sutan Takdir Alisjahbana (STA)
pada tahun 1935 yang berpendapat bahwa kebudayaan Indonesia baru
harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai kebudayaan Barat yang sudah
terbukti unggul (Tim Strabud, 1993/1994). Kebudayaan progresif Barat
berdasar pada nilai matrial, nilai individual, dan nilai intelektual. Kontan
saja banyak pemikir Indonesia yang protes, sebab pada waktu itu bangsa
Barat (Belanda) sedang menjajah dengan beringas terutama terhadap
bangsa-bangsa Timur.
Sanusi Pane misalnya, tidak setuju terhadap gagasan STA. Tidak ada
kebudayaan yang dapat dikembangkan dengan cara melepaskan diri dari
dasar kebudayaan yang pernah dikembangkannya. Kebudayaan Indonesia
pada masa lalu didasarkan atas nilai-nilai yang sebaliknya, yakni nilai
spiritual, nilai komunal, dan nilai emosional. Gagasan Sanusi Pane ini
ditengahi oleh Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara sebagai budayawan dan tokoh pergerakan politik
Masa Pengusulan
Pengusulan nilai-nilai yang seharusnya dijadikan dasar negara dilakukan
secara resmi pada sidang BPUPKI. Usul tidak hanya diajukan oleh
Soekarno, tetapi juga oleh anggota yang berjumlah 66 orang (Bahar, dkk.,
1995). Usul yang sistematis dan matang memang disampaikan oleh
Soekarno. Ia tampaknya menjadi bintang pada sidang tersebut. Hal itu
wajar mengingat Soekarno telah puluhan tahun memikirkannya.
BPUPKI bersidang dua kali. Sidang pertama yang berlangsung tanggal 28
Mei1 Juni 1945 secara khusus membahas dasar negara. Hari pertama
dipakai untuk acara pembukaan sidang. Hari kedua 29 Mei 1945
Muhammad Yamin berpidato. Ia mengusulkan lima prinsip yang menjadi
dasar negara, yaitu peri-kebangsaan, peri-kemanusiaan, peri-ke-Tuhanan,
peri-kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Pada esensinya usulan Yamin sama dengan usulan Soekarno pada harihari berikutnya. Pada sidang ini beberapa anggota juga berbicara tetapi
tidak terekam. Termasuk sidang tanggal 30 Mei 1945 juga tidak
terdokumentasi, sehingga usul-usul lainnya tidak dapat dinilai.
Dokumentasi berikutnya yang bisa dipelajari adalah pidato Soepomo pada
tanggal 31 Mei 1945.
Pidato Soepomo tidak secara sistematis mengemukakan nilai-nilai yang
dijadikan dasar negara. Bahkan Soepomo lebih banyak bertanya daripada
menjawab. Jawaban Soepomo tidak terlalu jauh dari usul Yamin. Pada
intinya, Soepomo mengusulkan penggunaan pengertian negara
integralistik yang cocok dengan budaya tradisional Indonesia tentang
manunggaling kawulo gusti, negara mengatasi golongan agama tetapi
mengindahkan setiap golongan agama, memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur, sistem badan permusyawaratan, dan sosialisme
negara. Hal yang menarik adalah bunyi pasal 33 UUD 1945 ternyata
berasal dari kata-kata Soepomo tentang sosialisme negara tersebut.
Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno berpidato. Tanggal ini kemudian
dikenal dengan hari lahirnya Pancasila. Soekarno memberi nama Pancasila
untuk dasar negara kita. Sebagai bangsa, kita memerlukan simbol untuk
mengingat salah satu momen penting tentang dasar negara kita, terlepas
dari siapa yang paling diuntungkan atau siapa yang paling dirugikan
dalam penggunaan simbol kelahiran Pancasila ini.
Pada pidatonya tersebut, Soekarno dengan lantang berbicara tentang lima
prinsip yang harus dijadikan dasar negara. Soekarno menyebut
kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat
atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Ia menyatakan bahwa kebangsaan Indonesia dan kemanusiaan
dapat disebut sebagai socio-nationalisme. Mufakat dan kesejahteraan
sosial disebut dengan socio-democratie. Keduanya ditambah dengan
ketuhanan menyebabkan Indonesia dapat disebut sebagai negara gotong
Masa Peresmian
Sidang BPUPKI telah usai. Bom atom dijatuhkan oleh Amerika Serikat di
Nagasaki dan Hiroshima. Indonesia memanfaatkan kekalahan Jepang pada
perang dunia kedua dengan memproklamasikan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945. Itu pertanda bahwa Indonesia tidak
dimerdekakan oleh Jepang. Dengan kecerdikannya, bangsa Indonesia
memerdekakan dirinya sendiri. Besoknya, tanggal 18 Agustus 1945 PPKI
bersidang. Dasar negara Pancasila diresmikan, bersamaan dengan
peresmian penggunaan UUD 1945.
Soekarno sebagai ketua PPKI membuka sidang dan meminta wakil ketua
PPKI, Hatta untuk memberitahukan perubahan-perubahan kata-kata yang
diusulkan dan disetujui oleh beberapa anggota, mengenau pembukaan
undang-undang dasar dan pasal-pasalnya. Hatta memberitahukan sebagai
berikut.
Tuan ketua yang termulia, sidang yang terhormat! Di antara berbagaibagai usul yang masuk...ialah....dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan
Yang Maha Esa, ....supaya dalam masa yang genting ini kita mewujudkan
persatuan yang ulat, maka pasal-pasal yang bertentangan dikeluarkan
mengikutinya.
Hal yang menggembirakan lagi adalah mereka adalah orang-orang yang
cerdas, cerdik, dan berpengatahuan luas. Literatur dunia tentang agama,
filsafat, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu hukum, dan sebagainya dikuasai
dengan baik. Mereka tidak hanya mengikuti literatur tersebut, tetapi juga
mengolahnya menjadi pendapat sendiri. Mereka adalah kumpulan orangorang yang memiliki pendirian untuk membangun negeri ini.
Belajar dari mereka, kita dapat berbesar hati, bahwa bangsa kita pernah
sukses mengantarkan kepada kemerdekaan negara Republik Indonesia di
tengah kecamuk perang dunia kedua. Jika kita sekarang menghadapi
krisis, maka kita tidak boleh kehilangan kepercayaan diri untuk dapat
keluar dari krisis ini. Kita pernah besar dan akan mengulangi kebesaran
itu setara dengan bangsa-bangsa lain. Kita harus kembali membangun
negeri ini berdasar pada Pancasila, seperti yang telah dipikirkan oleh para
perumus Pancasila.
Informasi tentang nilai-nilai Pancasila bisa kita temukan diberbagai media, baik itu dari
buku-buku sekolah maupun dari media-media sosial nan jumlahnya mencapai ribuan. Dalam
hal ini aku akan coba menjelaskan tentang nilai-nilai pancasila dalam perspektif aku sebagai
warga negara Republik Indonesia.
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dijelaskan
bahwa, "Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah negara nan berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, humanisme yg adil dan beradap, persatuan
Indonesia dan kerakyatan nan di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawatan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia."
Dalam perkembangannya sejak proklamasi 17 Agustus sampai dengan dipenghujung abad ke20 ini, Rakyat Indonesia telah mengalami berbagai macam peristiwa nan mengancam
keutuhan negara.
Untuk itulah diperlukan pemahaman nan mendalam dan komitmen nan kuat dari segenap
warga Indonesia nan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara nan telah diatur secara tegas dan terperinci dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa, Pancasila merupakan dasar masyarakat Indonesia
dalam berpikir dan bertindak, serta dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan
bangsa secara utuh.
Perlu kiranya kita semua sebagai bagian dari bangsa Indonesia buat merefresh kembali
pengayoman terhadap nilai-nilai Pancasila nan telah dikemukakan oleh para pendiri negara
ini diawal kemerdekaan.
Pengertian Pancasila
Ada beberapa aspek pengertian nan dapat kita ambil buat memaknai nilai-nilai dalam setiap
sila dari Pancasila sebagai dasar negara. Berikut ini beberapa aspek pengertian Pancasila,
yaitu:
Pengertian Pancasila dari aspek ajaran agama eksklusif (dalam hal ini ajaran agama Budha).
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dalam Agama Budha nan artinya buat
mencapai Nirwana diperlukan 5 dasar atau ajaran, yaitu:
1. Jangan mencabut nyawa makhluk hayati nan berarti kita sebagai manusia dilarang
membunuh.
2. Jangan mengambil barang orang lain nan bearti kita sebagai manusia dilarang
mencuri atau mengambil nan bukan hak kita.
3. Jangan berhubungan kelamin nan berarti menyangkut moral kita sebagai manusia nan
dilarang berjinah atau bersetubuh badan dengan nan bukan istri.
4. Jangan berkata palsu nan berarti kita sebagai manusia dilarang berbohong atau
berdusta dan diharuskan selalu berkata jujur dan amanah.
5. Jangan meminum minuman nan menghilangkan pikiran nan berarti kita sebagai
manusia dilarang meminum minuman keras nan dapat menyebabkan mabuk sehingga
terganggu akal dan juga pikiran.
Pengertian Pancasila dari aspek etimologis. Pada awalnya perkataan Pancasila bisa
ditemukan dalam kamus perpustakaan Agama Buddha yaitu tepatnya dalam Kitab Tripitaka.
Dimana dalam ajaran buddha tersebut dijelaskan bahwa agama Budha menyimpan suatu
ajaran moral buat mencapai nirwana atau surga melalui Pancasila nan isinya 5 dasar atau
ajaran seperti nan telah ditulis di atas tadi.
Pengertian Pancasila dari aspek Historis. Hal ini dapat kita lihat bahwa sebelum merdeka pun
Pancasila sudah diucapkan oleh Presiden Soekarno.Tepatnya pada tanggal 1 Juni 1945. Ir.
Soekarno pada saat itu berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara.
Hingga pada tanggal 17 Agustus 1945, saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
barulah kemudian keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk
Pembukaannya dimana didalamnya telah terdapat rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar Negara
nan diberi nama Pancasila.Maka sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa Indonesia nan
umum.
Jadi kendati pun pada alinea empat Pembukaan UUD 1945 tak termuat secara inplisit istilah
Pancasila, namun nan dimaksud dengan Dasar Negara Republik Indonesia ialah Pancasila itu
sendiri. Hal ini didadasarkan atas interprestasi atau penjabaran historis terutama dalam rangka
pembentukan rumusan dasar negara.
Pengertian Pancasila dari aspek Termitologis. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara Republik Indonesia. Untuk
melengkapi alat-alat perlengkapan negara, PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus
1945 dan sukses mengesahkan UUD 45 dimana didalam bagian Pembukaan nan terdiri dari
empat alinea tersebut didalamnya tercantum rumusan Pancasila.
Rumusan Pancasila tersebut secara klandasan konstitusional absah dan sahih sebagai dasar
negara Republik Indonesia nan disahkan oleh PPKI nan mewakili seluruh Rakyat Indonesia.
1. Disamping itu, negara juga punya tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban global nan berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial". Dalam hal ini merupakan penjabaran sila kelima dari Pancasila.
1. Pokok Ppikiran ketiga menyatakan: "bahwa Negara Indonesia berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan atas kerakyatan dalam permusyawaratan/perwakilan.Hal ini
menunjukkan bahwa Negara Indonesia ialah negara nan berazaskan paham demokrasi
dimana kedaulatan paling tinggi dalam setiap keputusan negara berada di tangan
rakyat". Dalam hal ini sebagai penjabaran sila keempat dari Pancasila.
1. Pokok pikiran keempat menyatakan: "bahwa negara Indonesia berdasarkan atas
ketuhanan nan Maha Esa menurut dasar humanisme nan adil dan beradab. Hal ini
mengandung pengertian bahwa negara Indonesia menjunjung tinggi keberadaban
semua agama beserta pengikut-pengikutnya dalam pergaulan hayati bernegara".
Dalam hal ini merupakan penjabaram sila pertama dan kedua dari Pancasila.
Nilai atau makna nan terkandung dalam sila ketiga ini adalah:
1. Nilai rasa cinta tanah air dan bangsa
2. Nilai sikap rela berkorban demi negara dan bangsa
3. Nilai keutuhan berbangsa sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
D. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusywaratan /Perwakilan.
Nilai atau makna nan terkandung dari sila keempat ini adalah:
1. Bangsa Indoensia selalu Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
2. Bangsa Indonesia tak akan pernah memaksa kehendak kepada orang lain.
3. Bangsa Indonesia akan selalu mengutamakan budaya musyawarah dalam mengambil
keputusan demi keperluan atau kepentingan bersama.
E. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai atau makna nan terkandung dalam sila kelima ini adalah:
1. Nilai menolong sesama.
2. Nilai menghargai orang lain.
3. Nilai menghormati hak-hak orang lain .
4. Nilai melakukan pekerjaan nan brguna bagi kepentingan generik dan bersama.
5. Nilai bersikap adil terhadap sesama.
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti
melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan
kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu
tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai
komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang
atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan
sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya
seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang
dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any
group of ideas concerning various political and aconomic issues and social
philosophies often applied to a systematic scheme of ideas held by groups or
classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai
bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan
bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh
kelompok atau lapisan masyarakat.
Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat
kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk
mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu
kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis radikal itu
kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang mengandung
suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan dasar, asas,
pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam rangka perumusan satu
negara Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian diberi status atau
kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi persyaratan
sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 alinea ke empat maka filsafat Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia yang diterima dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga
Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian kesatuan yang
bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah fundamental bagi peri
kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke daerahdaerah
Pancasila sebagai dasar Negara, maka mengamalkan dan mengamankan
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya
setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang
melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni
hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai
dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila
sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak
disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap
manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai
dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan
pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup
sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar
Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik
Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara.
Artinya pancasila merupakan satu ideologi yang dianut oleh Negara atau
pemerintah dan rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli
seseorang
ataupun
sesuatu
golongan
tertentu.
Sebagai filsafat atau dasar kerohanian Negara, yang meruapakn cita-cita bangsa,
Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan, yang mewujudkan kenyataan dalam
penyelenggaraan hidup kenegaraan kebangsaan dan kemasyarakatan kita.
Bila terjadi kesenjangan dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan, kita
harus kembali kepada filsafat Negara Republik Indonesia untuk mencari jalan
keluarnya atau untuk meluruskan kembali.
Pancasila
Update
I.
Sebagai
10
November
Pengertian
2011
Ideologi
Pancasila
Sebagai
dan
Fungsi
Negara
Ideologi
Negara
Ideologi
Nama ideologi berasal dari kata ideas dan logos. Idea berarti gagasan,konsep,
sedangkan logos berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan
ide, gagasan, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam
bidang
politik,
ekonomi,
sosial,
budaya
dan
keagamaan.
Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
2. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara
diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan
dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
II.
Pancasila
sebagai
Ideologi
Bangsa
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau
cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh
rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara
Indonesia.
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR
tentang P4, ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
III.
Pancasila
sebagai
Ideologi
Terbuka
Makna dari ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka.
Ciri-ciri
ideologi
terbuka
dan
ideologi
tertutup
adalah
Ideologi Terbuk
1. merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
4. Bersifat dinamis dan reformis.
Ideologi Tetutup
1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2. Bukan berupa nilai dan cita-cita.
3. Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku.
4. Terdiri atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara mutlak.
Menurut Kaelan, nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila sebagai
ideologi terbuka adalah sebagai berikut
1. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila.
2. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran serta
lembaga pelaksanaanya.
3. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu
realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat, berbangsa dan bernegara.
PERTANYAAN :
1. Mengapa Indonesia menggunakan ideologi terbuka?
2. Bagaimana cara menumbuhkan kadar dan idealism yang terkandung
Pancasila sehingga mampu memberikan harapan optimisme dan motivasi
untuk mewujudkan cita-cita?
JAWABAN :
1. Karena Indonesia adalah sebuah negara dan sebuah negara memerlukan
sebuah ideologi untuk menjalankan sistem pemerintahan yang ada pada
negara tersebut, dan masing-masing negara berhak menentukan ideologi apa
yang paling tepat untuk digunakan, dan di Indonesia yang paling tepat adalah
digunakan adalah ideologi terbuka karena di Indonesia menganut sistem
pemerintahan demokratis yang di dalamnya membebaskan setiap
masyarakat untuk berpendapat dan melaksanakan sesuatu sesuai dengan
keinginannya masing-masing. Maka dari itu, ideologi Pancasila sebagai
ideologi terbuka adalah yang paling tepat untuk digunakan oleh Indonesia.
2. Kita harus menempatkan Pancasila dalam pengertian sebagai moral, jiwa,
dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
keberadaanya/lahirnya bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia. Selain
itu,Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Artinya,
jiwa bangsa Indonesia mempunyai arti statis dan dinamis. Jiwa ini keluar
diwujudkan dalam sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa
Indonesia yang pada akhirnya mempunyai cirri khas. Sehingga akan muncul
dengan sendirinya harapan optimisme dan motivasi yang sangat berguna
dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
3. AnsorNews.com, JOMBANG Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di
Jombang, Jawa Timur, akan membahas berbagai isu terkini yang selanjutnya
akan direkomendasikan ke pemerintah.
4. Nanti bahtsul masail akan berkaitan dengan kontemporer, tematik, dan
undang-undang, kata Panitia Muktamar NU Slamet Effendi Yusuf di
Jombang, Jumat (31/7/2015).
5. Ia mengatakan dalam pembahasan di muktamar nantinya muktamirin akan
dibagi menjadi beberapa komisi. Selain bahtsul masail, ada komisi organisasi,
sampai rekomendasi.
6. Slamet juga membantah terkait dengan sejumlah isu yang menyebutkan jika
akan ada perubahan dalam lembaga, yaitu pengurus wilayah, pengurus
cabang yang diisukan akan diubah menjadi konsul.
7. Ia menegaskan, isu tersebut tidak benar. Dalam komisi nantinya juga akan
dibahas tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) dan
akan dilakukan perbaikan. Namun, ia meyakinkan jika perbaikan itu tidak
akan mengubah tentang struktur cabang ataupun wilayah.
8. Lebih lanjut, ia juga mengatakan dalam waktu 12 tahun lagi, NU akan
mencapai usia 100 tahun, sehingga dalam membahas berbagai macam
program nantinya juga akan melihat posisi NU ke depan.
9. Kegiatan Muktamar NU yang ke-33 digelar di Jombang, pada 1-5 Agustus
2015. Kegiatan itu dihadiri seluruh pengurus cabang maupun wilayah se-