LAPORAN
Disusun oleh
KELOMPOK : 9A
NAMA :1. Afiek Mauliani Utami (151411001)
2. Renaldo (151411025)
KELAS : 2A
Pada dasarnya pengendalian proses merupakan upaya untuk mempertahankan nilai PV sesuai
dengan Set Point. Dengan dikendalikan melalui MV. Di dalam pengendalian proses. Bila terjadi
gangguan, perubahan beban, atau perubahan setpoint, nilai variabel proses diharapkan segera
mencapai sepoint dengan kriteria:
Cepat (dalam waktu sesingkat-singkatnya),
Tepat (tidak ada perbedaan dengan setpoint).
Stabil (tidak ada fluktuasi)
Agar sesuai dengan harapan di atas, perlu diketahui karakteristik sistem proses dan
pengaturan parameter pengendali meliputi:
Proportional Band (PB) atau Proportional Gain (Kc).
Waktu Integral (i),
Waktu Derivatif (d).
Aliran fluida tak mampat memiliki respons seketika. Sistem ini bersifat proporsional (orde-
0), yang berarti mempunyai keluaran yang sebanding dengan masukan. Dalam mengoperasikan
peralatan proses, pertama-tama perlu mengetahui perilaku dinamika sistem proses yang
ditunjukkan oleh respons variabel proses terhadap perubahan sinyal kendali.
Dari grafik di atas diperoleh tiga paremeter proses yaitu waktu mati, konstanta waktu dan
static-gain.
2. Uji Respons Sinusoida
Dilakukan dengan memberi masukan sinusoida pada MV.
Dari grafik di atas terdapat dua parameter, yaitu beda fase p dan amplitude ratio (Ar)
yaitu perbandingan antara Ay dan Ax.
3. Pengendalian Proporsional
Semua pengendali dirancang untuk suatu proses dengan kondisi operasi tertentu. Proses
yang berbeda dan/atau kondisi operasi berbeda memerlukan penyetelan parameter yang
berbeda. Pengendali Proporsional (P) memiliki satu parameter yaitu PB atau Kc.
U = Kc e + Uo
Pada kondisi rancangan atau operasi normal, sinyal kendali Proporsional (U) sebesar nilai
bias (Uo), yaitu nilai sinyal kendali pada saat PV sama dengan SP (e = 0). Oleh sebab itu,
sebelum melakukan pengendalian, nilai bias harus dicari lebih dahulu. Ini dilakukan dengan
posisi pengendali pada Manual.
Pengendali PI memiliki dua parameter yaitu PB atau Kc dan i. Pada pengendali PI, bias
(uo) bisa ditiadakan karena bagian integral dapat secara otomatik menemukan nilai bias.
1
u K c e edt u o
i
1 de
u K c e edt d u o
i dt
BAB III
DATA PENGAMATAN
Percobaan 1
t1 = 37
t2 = 54
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (54 37) = 25,5s
Dead time, p = t2 - p= 54 - 25,5 = 28,5s
Static gain, Kp = y / u = 49,9 / 67 = 0,7448
60
PV
40
SP
20
MV
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 Beban
Waktu (menit)
a. 20%-40%
t1 = 30
t2 = 32
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (32 30) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 32 - 3 = 29s
Static gain, Kp = y / u = (84.1-57.1)/ 20 = 1.35
Grafik Data Pengamatan
100
b. 40%-60%
t1 = 26
t2 = 28
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (28 26) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 28 - 3 = 25s
Static gain, Kp = y / u = (84.1-51.9)/ 20 = 1.61
PV
50
SP
0 MV
0 3 6 10 13 16 20 23 26 30 33 36 39 43 46 49 53 56 59 63 66 69 73 Beban
Waktu (menit)
c. 60%-80%
t1 = 26
t2 = 28
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (28 26) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 28 - 3 = 25s
Static gain, Kp = y / u = (84.1-49.9) / 20 = 1.71
Grafik Data Pengamatan
100
d. 80%-100%
t1 = 28
t2 = 30
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (30 28) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 30 - 3 = 27s
Static gain, Kp = y / u = (84.1-57.1) / 20 = 1.35
80
60 PV
40 SP
20 MV
0
Beban
0 3 6 10 13 17 20 24 27 30 34 37 40 44 47 50 54
Waktu (menit)
e. 100% - 80%
t1 = 28
t2 = 30
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (30 28) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 30 - 3 = 27s
Static gain, Kp = y / u = (84.1-51.9) / 20 = 1.61
Grafik Data Pengamatan
100
f. 80% - 60%
t1 = 26
t2 = 28
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (28 26) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 28 - 3 = 25s
Static gain, Kp = y / u = (84.1-49.9) / 20 = 1.71
80
60 PV
40 SP
20
MV
0
0 3 7 10131620232630333640434650535660637477 Beban
Waktu (menit)
g. 60% - 40%
t1 = 26
t2 = 28
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (28 26) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 28 - 3 = 25s
Static gain, Kp = y / u = (84.1-51.9)/ 20 = 1.61
Grafik Data Pengamatan
100
0 MV
0 3 6 10 13 16 20 23 26 30 33 36 39 43 46 49 53 56 59 63 66 69 73 Beban
Waktu (menit)
h. 40% - 20%
t1 = 30
t2 = 32
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (32 30) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 32 - 3 = 29s
Static gain, Kp = y / u = (84.1-57.1)/ 20 = 1.35
80
60 PV
40 SP
20 MV
0
Beban
0 5 9 13 18 22 27 31 35 40 44 49 53 58 62 67 71 75
Waktu (menit)
Pertanyaan :
80
60 PV
40 SP
20 MV
0
Beban
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66
Waktu (menit)
80
60 PV
40 SP
20 MV
0 Beban
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51
Waktu (menit)
Ar = (63,8-49.9)/(87-67) = 0,695
p = (49 47) detik = 2 detik
c. Sinus 3
80
60 PV
40 SP
20
MV
0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 Beban
Waktu (menit)
Pertanyaan:
1. Bandingkan nilai kedua besaran di atas untuk masing-masing pengamatan. Hampir sama atau
jauh berbeda?
Nilai Ar dan beda fasa cenderung hampir sama.
2. Dengan melihat hasil di atas, sistem aliran berperilaku linier atau cenderung non-linier?
Sistem berperilaku linier, karena nilai kedua besaran (Ar dan beda fasa) hampir
sama, dan hanya satu variabel yang mempengaruhi sistem.
3.2. Pengendalian Proporsional (P)
Percobaan 1
60
40 PV
20 SP
0 MV
0 2 5 7 9 11 14 16 18 20 22 25 27 29 31 33 36
Waktu (menit)
Percobaan 2
80
60 PV
40 SP
20 MV
0
Beban
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64 68 72 76 80
Waktu (menit)
t1 = 49
t2 = 51
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (51 49) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 51 - 3 = 48s
Static gain, Kp = y / u = (65,9 49,9) / (77 67) = 1.6
1.2
Kc = = , = 0.039063
100%
PB = 0,039063 = 25,6%
Percobaan 3
100
80 PV
60
SP
40
20 MV
0 Beban
0 4 7 10 13 17 20 24 27 30 34 37 40 44 47 50 53 57 60 63 67 70 73 77 80
Waktu (menit)
p
Kc
K p p
Kc = 0,039
Pertanyaan :
1. Tentukan nilai PB yang terbaik!
Nilai PB terbaik adalah 7%.
2. Apa pengaruh nilai PB pada respons PV?
PB dapat mendekatkan atau menjauhkan PV dengan SP.
3. Apa pengaruh PB pada offset?
Semakin kecil PB maka akan semakin besar offset yang terbentuk.
4. Dengan hanya pengendali Proporsional, dapatkan offset dihilangkan?
Tidak
Percobaan 4
100
80
PV
60
SP
40
MV
20
0 Beban
0 4 7 101317202327303336404346505356606366697376798386
Waktu (menit)
Pertanyaan :
1. Tentukan nilai PB yang terbaik!
Nilai PB terbaik adalah 7.8125 %. Pada nilai tersebut, PV cenderung stabil dan
nilainya tidak jauh dari SP.
2. Apa pengaruh nilai PB pada respons PV?
Nilai PB dapat mendekatkan atau menjauhkan PV dengan SP.
3. Apa pengaruh PB pada offset?
Semakin kecil PB maka akan semakin besar offset yang terbentuk.
4. Dengan hanya pengendali Proporsional, dapatkah offset dihilangkan?
Tidak bisa.
3.3. Pengendalian Proporsional Integral
Percobaan 1
60
40 PV
SP
20
MV
0
0 2 5 7 9 11 14 16 18 20 22 25 27 29 31 33 36
Waktu (menit)
Percobaan 2
80
60 PV
40 SP
20 MV
0
Beban
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64 68 72 76 80
Waktu (menit)
t1 = 49
t2 = 51
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (51 49) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 51 - 3 = 48s
Static gain, Kp = y / u = (65,9 49,9) / (77 67) = 1.6
0,9 0,9
Kc = = , = 0.035156
100%
PB = 0,035156 = 28,44%
i = 3,3 x p = 3,3 x 48s = 158,4 s
Percobaan 3
Kc = 0.035156
PB = 28,44%
i = 158,4s
100
80
PV
60
40 SP
20 MV
0 Beban
123
105
114
132
141
150
159
168
178
0
9
18
26
35
44
53
61
70
79
88
96
Waktu (menit)
Pertanyaan :
100
80
PV
60
40 SP
20 MV
0 Beban
123
105
114
132
141
150
159
168
178
0
9
18
26
35
44
53
61
70
79
88
96
Waktu (menit)
Pertanyaan :
1. Tentukan nilai PB dan Ti yang terbaik!
Didapatkan nilai PB = 30%, Ti = 200 s, sehingga nilai PV menjadi cenderung konstan
dan mendekati setpoint.
2. Apa pengaruh nilai PB dan Ti pada respons PV?
Semakin kecil nilai PB maka nilai PV menjauhi setpoint dan terjadi ketidakstabilan.
Adanya integral dapat meminimalisir bahkan menghilangkan offset.
3. Adakah offset?
Ada.
4. Bagaimana kecepatan respons PV dibanding hanya dengan pengendali P?Lebih lambat atau
lebih cepat? Lebih mudah stabil atau tidak?
Lebih mudah stabil dan cepat, bahkan nilai PV sama dengan setpoint meskipun
terkadang terdapat offset.
3.4.Pengendalian PID (Proportional Integral Derivative)
Percobaan 1
60
40 PV
20 SP
0 MV
0 2 5 7 9 11 14 16 18 20 22 25 27 29 31 33 36
Waktu (menit)
Percobaan 2
80
60 PV
40 SP
20 MV
0
Beban
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64 68 72 76 80
Waktu (menit)
t1 = 49
t2 = 51
Konstanta waktu , p = 1.5 (t2 - t1) = 1.5 (51 49) = 3s
Dead time, p = t2 - p= 51 - 3 = 48s
Static gain, Kp = y / u = (65,9 49,9) / (77 67) = 1.6
1,2 0,9
Kc = = , = 0.046875
100%
PB = 0,046875 = 21,33%
i = 2 x p = 2 x 48s = 96 s
d = 0.5 x p = 0.5 x 48 s = 24 s
Percobaan 3
100
80
PV
60
40 SP
20 MV
0 Beban
125
100
113
138
150
163
175
188
201
213
226
238
251
0
50
12
25
37
63
75
88
Waktu (menit)
Kc = 0.046875
PB = 21,33 %
Ti = 2 x p = 2 x 2.5 s = 96 s
Pertanyaan:
100
80
PV
60
40 SP
20 MV
0 Beban
125
100
113
138
150
163
175
188
201
213
226
238
251
0
50
12
25
37
63
75
88 Waktu (menit)
Pertanyaan:
1. Tentukan nilai PB, Ti, dan Td yang terbaik!
Nilai PB yang baik adalah 30%.
Nilai Ti yang baik adalah 150s.
Nilai Td yang baik adalah 1s.
2. Apa pengaruh nilai Td pada respons PV?
Td mempengaruhi respons PV menjadi lebih cepat.
3. Bagaimana kecepatan respons PV dibanding hanya dengan pengendali PI? Lebih lambat atau
lebih cepat? Lebih mudah stabil atau tidak?
Respons PV lebih cepat namun masih terdapat osilasi walaupun sedikit.
BAB IV
PEMBAHASAN
Afiek Mauliani Utami (151411001)
Pengendalian proses adalah mengendalikan suatu proses agar proses tersebut
dapat berjalan dengan aman dan efisien. Pengendalian level berarti mengendalikan level
dari suatu fluida di dalam plant agar berjalan stabil dan mencapai nilai setpoint. Dalam
pengendalian level, variabel prosesnya adalah level dari fluida pada plant/tank.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parameter dengan
memvariasikan parameter yang digunakan yaitu proporsional (P),proporsional integral
(PI) dan proporsional integral derivative (PID). Simulasi aliran dilakukan untuk
mengetahui pengaruh dari nilai parameter pengendali pada respons pengendalian level.
Hal yang pertama dilakukan yaitu dengan menentukan nilai SP (set point) sebesar
50% level. Setelah menentukan SP kemudian ditentukan nilai bias untuk mengetahui nilai
MV yang tepat untuk SP(set point) yang diinginkan dengan mengatur secara manual nilai
MV agar nilai PV sama dengan nilai SP. Nilai bias adalah nilai MV saat nilai PV sama
dengan nilai SP di dapat nilai bias sebesar 67%. Setelah nilai PV konstan sama dengan
nilai SP, dilakukan uji step MV dengan memvariasikan nilai amplitudonya dari 0%
hingga 100% dengan kenaikan step setiap 20% kemudian amplitudonya diturunkan
kembali dari 100% hingga 20% dengan penurunan amplitude 20%.
Dari hasil percobaan step maka akan didapat nilai berupa konstanta waktu (p),
date time (p), dan static gain (Kp). Nilai Kp yang didapat untuk setiap penambahan
maupun penurunan step memiliki nilai static gain yang hampir sama, sedangkan untuk
nilai konstanta waktu dan date time nilai yang lebih kecil terjadi saat penurunan step.
Sistem aliran ini cendurung linier dikarenakan memilki nilai yang tidak berbeda jauh,
sama halnya pada saat percobaan sinusoida memliki nilai Ar yang hampir sama pada
setiap percobaan serta memiliki beda fasa yang sama disetiap percobaan sinusoida. Maka,
dapat disimpulkan bahwa system aliran ini bersifat linier.
Pertama, ditentukan nilai bias untuk mengetahui nilai MV yang tepat untuk SP (set point)
yang diinginkan dengan mengatur secara manual nilai MV agar nilai PV sama dengan atau
mendekati nilai SP. Dengan kata lain, nilai bias adalah nilai MV saat nilai PV sama dengan atau
mendekati nilai SP. Didapatkan nilai bias dari simulasi kali ini pada SP 50% adalah 67% dengan
nilai PV 49.9%. Kali ini nilai bias yang diperoleh dari hasil simulasi tidak dapat sama persis
dengan nilai SP yang ditentukan, hal ini disebabkan oleh PV yang sudahstabil di angka 49.9%
saat MV sebesar 67% dan jika dinaikkan menjadi 68%, maka nilai PV melebihi SP yaitu sebesar
51.5%. Setelah nilai PV konstan sama dengan nilai SP, dilakukan uji step MV untuk mengetahui
perilaku system tangki gravitasi. Uji step dilakukan dengan memvariasikan nilai amplitudonya
dari 0% hingga 100% dengan penambahan amplitudo 20%, kemudian amplitudonya diturunkan
kembali dari 100% hingga 20% dengan penurunan amplitudo 20%. Sistem tangki gravitasi
berdasarkan uji step berperilaku linier karena nilai p (dead time), p (konstantawaktu), dan Kp
(static gain) cenderung sama tiap step. Untuk menentukan perilaku system tangki gravitasi dapat
dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan melakukan uji respons sinusoida. Uji respons sinusoida
dilakukan dengan memvariasikan amplitudonya, nilai amplitudo yang digunakan pada simulasi
adalah 20%, 40%, 60%, dan 80%. Pada simulasi respons sinusoida, didapatkan nilai p
(bedafasa proses) dan Ar (Amplitude ratio) yang cenderung sama, sehingga dapat dikatakan
system tangki gravitasi berperilaku linier.
Pengendalian mode PI memiliki kelemahan, yaitu memiliki settling time yang lama
walaupun respons PV yang relative stabil dan tepat pada SP, waktu derivative digunakan untuk
menghilangkan kelemahan pengendalian PI. Sama seperti saat simulasi pengendalian P dan PI,
dilakukan penentuan nilai PB, Ti, dan Td awal untuk mengetahui acuan PB, Ti, dan Td terbaik.
Nilai PB, Ti, dan Td yang didapat dari perhitungan secara berurutan yaitu, 21.34%, 96s, dan 24s.
Kali ini sebelum memvariasikan nilai PB, nilai Td diubah menjadi 1s karena terjadi osilasi hebat.
Variasi nilai PB yang digunakan adalah 21.34%, 25%, 28%, 29.5%, dan 30% sehingga
didapatkan nilai PB terbaik adalah 30%. Sedangkan variasi Ti yang digunakan adalah 96s, 100s,
dan 150s sehingga didapatkan nilai Ti terbaik adalah 150s. Pada simulasi pengendalian dengan
mode P, PI, dan PID, system diberi beban berbentuk blok dengan amplitudo 10%. Pada saat ada
beban, PV tidak dapat mencapai SP karena nilai MV yang sudah 100% (bukaan penuh) namun
PV hanya sebesar 40%. Pada simulasi pengendalian mode PID, didapatkan nilai PV cenderung
kurang stabil, sehingga dapat dikatakan mode pengendalian terbaik untuk pengendalian level
adalah PI.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Semakin besar nilai step respon maka akan cepat stabil namun berbanding lurus dengan
offset sehingga akan semakin besar pula offset pada respon PV.
2. Dalam percobaan ini sistem aliran bersifat linier.
3. Semakin besar nilai PB maka akan semakin besar offset tetapi akan mempercepat respon
PV untuk stabil.
4. Semakin besar waktu integral maka respon akan semakin lama respon PV namun lebih
stabil serta dapat menghilangkan offset.
5. Semakin besar nilai derivative maka akan terjadi osilasi namun, membuat respon PV
cepat stabil.
6. Pengendali PI cocok digunakan dalam pengendalian level. Hal ini berdasarkan pada
simulasi yang telah dilakukan, dimana respon PV yang didapat saat pengendalian PI lebih
cepat stabil dan cenderung tidak mengalami offset maupun osilasi seperti pada
pengendali P dan PID.
DAFTAR PUSTAKA
Jumanda K. Ir. 2017 .Jobsheet Praktikum Pengendalian Proses modul pengendalian aliran.
Bandung : Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Heriyanto.1999. Diktat Kuliah Pengendalian Proses. Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung.