Dosen
: 11304001
Para ahli/Antropolog menjadikan kebudayaan manusia atau cara hidupnya dalam masyarakat sebagai objek kajiannya guna menerangkan perilaku manusia dengan mempelajari objek material, biasanya dari kebudayaan masa lampau. Hal ini dilakukan untuk menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dengan perilakunya dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keaneka ragaman manusia. Azas-azas dan ruang lingkup Antropologi
1. Fase perkembangan ilmu Antropologi a. Fase pertama (sebelum 1800)
Sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, orang Eropa Barat mulai mendatangi benua Afrika, Asia, dan Amerika. Selama kurang lebih 4 abad, di berbagai belahan bumi mulai terpengaruh oleh orang Eropa Barat. Pada fase ini, mulai terkumpul suatu himpunan besar buku kisah perjalanan, laporan, pendeta penyiar agama Nasrani, penerjemah injil, dan pegawai pemerintahan. Dalam himpunan tersebut terdapat bahan pengetahuan yang berupa deskripsi tentang adat-istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri-ciri fisik beraneka ragam suku bangsa di Afrika, Asia dan Osenia (kep.Lautan teduh) dan suku-suku bangsa Indian, penduduk pribumi Amerika. Bahan ini disebut sebagai Etnografi.
b. Fase kedua (kira-kira pertengahan abad ke-19)
Pada fase ini, sudah mulai terjadi integrasi berdasarkan cara berfikir evolusi masyarakat.
Antropologi menjadi sangat penting guna mempelajari bangsa-bangsa yang mulai berkembang di Inggris dan Amerika Serikat, sehingga antropologi menjadi satu disiplin ilmu praktis untuk mempelajari masyarakat dan kebudayaan sebuah negara. Dampak yang ditimbulkan ialah bangsa Eropa dapat memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahannya.
d. Fase ke empat (kira-kira sesudah 1930)
Fase keempat ini merupakan masa perkembangan yang sangat luas, baik dari segi penelitian maupun metode ilmiahnya, sehingga terjadi dua perubahan yang ada di dunia, yaitu ; pertama, timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah perang Dunia ke-II., kedua, cepat hilangnya bangsa primitif (baca : suku asli dan terpencil dari kebudayaan Eropa-Amerika) dan sesudah perang Dunia keII sudah tidak ada lagi bangsa primitif di muka bumi. Tujuan Antropologi pada fase ini terbagi ke dalam 2 kategori yaitu; tujuan praktis dan tujuan akademik.
2. Ruang lingkup Antropologi
Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia di pandang dari aspek ciri-ciri tubuhnya,
c. Masalah sejarah terjadinya asal usul perkembangan dan aneka bahasa yang di
B. PENGANTAR ANTROPOLOGI BUDAYA Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan tindakan, gagasan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masarakat yang dijadikan millik dari manusia dengan belajar (koetjaraningrat). Sedang Antropologi budaya adalah suatu cabang antropologi yang mengambil kebudayaaan sebagai objek studinya.
Mengenai definisi kebudayaan, para ahli memiliki definisi sendiri-sendiri, diantaranya; Pertama, Koentjaraningrat : keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Maka hampir semua tindakan manusia adalah kebudayaan kecuali tindakan refleks akibat proses fisiologis. Makan, minum, berjalan, bicara merupakan proses manusia berbudaya. Kedua, Ahli antropologi seringkali mendefinisikan kebudayaan sebagai : suatu hasil akal budi manusia, yang diperoleh melalui hasil belajar, diwariskan secara turun
temurun, biasanya dijadikan way of life manusia dan bentuknya bisa berupa ide, perilaku dan juga hasil material.
B. Perbedaan kebudayaan dan peradaban
Peradaban berasal dari kata Civilization. Peradaban lebih sering dipakai untuk menyebut bagian-bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju dan indah. Misalnya : kesenian, ilmu pengetahuan, kepandaian menulis, dll. Peradaban juga seringkali digunakan untuk merujuk pada suatu komunitas yang sudah kompleks kebudayaannya.
C. Wujud Kebudayaan Honigman membedakan wujud kebudayaan menjadi tiga macam bentuk, yaitu : 1. Wujud ide / gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya.
Wujud ide merupakan sesuatu yang paling abstrak, tidak bisa dilihat namun bisa dirasakan munculnya. Misalnya : aturan (lisan), ideologi, pola pemikiran, prinsip hidup, norma, dll. Wujud ide inilah yang mengatur pola hidup masyarakat dan menjadi way of life dari kehidupan masyarakat. Ide ini tertuang melalui bahasa, dan untuk mengetahuinya maka dengan melakukan wawancara.
2. Wujud aktivitas yang berpola dalam masyarakat
Wujud ini merupakan tindakan atau aktivitas yang bisa diamati dari masyarakat, bentuknya konkrit, bisa difoto. Misal : upacara, selametan, perilaku orang. Wujud ini berkaitan dengan wujud ide tadi karena idelah yang membentuk wujud aktivitas manusia dalam kebudayaannya. Wujud ini biasanya dapat ditangkap melalui observasi atau pengamatan.
3. Wujud material /artefak, benda-benda hasil karya manusia
Merupakan wujud kebudayaan yang paling konkrit, dapat diamati dan merupakan hasil karya manusia (dihasilkan dari ide dan aktivitas). Misal : meja, kayu,
dan benda-benda yang terdapat dalam upacara (wujud aktivitas) juga merupakan wujud material kebudayaan.
D. Sistem Nilai Budaya
Sistem nilai budaya merupakan tingkatan yang paling tinggi dan abstrak dari adat istiadat. SNB merupakan konsepsi tentang apa yang dianggap bernilai, berharga, penting dalam hidup sehingga berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dalam kehidupan.
E. Unsur-unsur kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan juga disebut dengan istilah cultural universal, yang memiliki 7 kategori, yaitu :
Bahasa Sistem pengetahuan Organisasi sosial Sitem peralatan hidup dan tekhnologi Sistem mata pencaharian hidup dan ekonomi Sistem religi dan kesenian F. Prinsip-prinsip antropologis dalam kebudayaan Holistik, artinya melihat satu bagian dari unsur kebudayaan berkaitan dengan unsur budaya yang lain. Mikro, artinya analisis ditekankan pada level mikro atau kecil (komunitas misalnya) sehingga hasilnya mendalam. Relativistik, artinya memandang semua kebudayaan dengan prinsip relativitas.
Koentjoroningrat mendefinisikan pluralitas yaitu dua macam tradisi kebudayaan atau lebih yang membagi masyarakat ke dalam golongan sosial yang berbeda. Sedangkan kebudayaan lokal ialah kebudayaan yang dimiliki masyarakat-masyarakat lokal di dalam negara Indonesia. Masyarakat lokal ialah Masyarakat yang mendiami suatu wilayah dengan batas-batas geografis ( gunung, laut, sungai, lembah, hutan, selat, dll). Indonesia merupakan sebuah negara majemuk yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, agama dan etnik/ras dengan kebudayaan masing-masing. Menurut Parsudi suparlan kebudayaan majemuk Indonesia terbagi atas 3 bagian,yaitu: kebudayaan Nasional Indonesia, kebudayaan suku bangsa, dan kebudayaan umum lokal. Masuknya budaya asing pada budaya lokal dan nasional di Indonesia melalui 3 proses, yakni : pertama, proses difusi, kedua, proses akulturasi, ketiga,asimilasi. Suatu masyarakat dihadapkan dengan pengaruh kebudayaan asing memunculkan dua sikap untuk menyikapi kebudayaan asing tersebut, yaitu, diambil secara selektif dan di tolak/tidak diambil. Proses tersebut dinamakan sebagai proses akulturasi budaya.
Unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru yang memberikan nilai lebih bagi pemakainya. Misalnya : Bajak yang ditarik sapi/kerbau diganti traktor.
2. Sinkretisme
Unsur-unsur budaya lama berpadu dengan unsur-unsur budaya yang baru sehingga melahirkan bentuk budaya baru ( biasanya di bidang agama/Kepercayaan). Contoh : Aliran Kejawen ( Di Jawa ) Aliran Mahayana ( dari agama Hindu Budha).
3. Adisi
Unsur budaya lama yang masih berfungsi ditambah dengan unsur baru sehingga memberi nilai lebih. Misalnya : Modifikasi kendaraan/mobil.
4. Dekulturasi
Unsur budaya lama hilang dan digantikan oleh unsur baru. Contoh :Delman diganti dengan ANGKOT
5. Originasi
Masuknya unsur budaya baru yang belum dikenal sehingga menimbulkan perubahan yang besar dalam kehidupan manusia. Misalnya : Program Listrik Masuk Desa, INTERNET, HP
6. Rejection
Masuknya unsur budaya yang baru sehingga menimbulkan perubahan yang cepat namun ditolak oleh masyarakat tertentu. Contoh : Munculnya BIDAN menggeser DUKUN BAYI yang merasa tersaingi. Dan juga masuknya budaya asing yang tdk sesuai ( Free Sex, Samen leven, dll). Perubahan Kebudayaan Menurut koentjoroningrat perubahan budaya adalah proses pergeseran, pengurangan, penambahan, dan perkembangan unsur-unsur dalam suatu kebudayaan. Sedangkan Samuel koening mendefinisikan perubahan budaya berasal dari modifikasi-modifikasi yang terjadi pada pola kehidupan masyarakat.
Proses Perubahan Budaya Secara Evolusi
Biasanya melalui perubahan kecil yang berkesinambungan Terjadi tanpa rencana atau kehendak tertentu Masyarakat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru Secara Revolusi
Merupakan Proses Perubahan Menuju Sesuatu Yang Baru dan berkaitan Erat Dengan Unsur-unsur Kemajuan Teknologi Dan Ekonomi. Faktor-faktor yang mempercepat inovasi, yaitu : adanya orang yang menyimpang, adanya sistem insentif atau perangsang untuk berprestasi, dan perasaan tidak puas terhadap apa yang ada.
Discovery
Merupakan sebuah Penemuan baru terhadap suatu alat atau ide-ide tertentu dalam kebudayaan.
Invention
Suatu penemuan baru yang dapat mempengaruhi berbagai kehidupan masyarakat seperti sosial, politik, pendidikan, agama dan budaya.
Faktor-faktor pendukung perubahan budaya Faktor internal Tidak puas thdp nilai-nilai yang berlaku Penyimpangan thdp sistem atau nilai yang berlaku Adanya penemuan baru yang diterima masyarakat Perubahan jumlah penduduk dan kondisi sosial Faktor eksternal Bencana Alam Peperangan Interaksi dengan masyarakat lain. terjadi dua hal : Penetration Pasifique
Masuknya sebuah kebudayaan ke dalam suatu masyarakat tertentu dengan DAMAI. AKIBATNYA muncul : Akulturasi : perpaduan dua unsur budaya yang menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli budaya yang telah ada. Asimilasi : perpaduan dua buah budaya yang menghasilkan budaya baru.Kebudayaan setempat berangsur-
angsur hilang digantikan budaya yang baru. Sintesis : perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dari dua
kebudayaan sebelumnya.
Penetration violence
Masuknya suatu kebudayaan kepada kebudayaan yang lain dengan cara paksa atau kekerasan. Contoh : Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat Kurang interaksi dengan masyarakat lain Terlalu mengagungkan Tradisi Prasangka buruk dengan kebudayaan luar
Pewarisan Budaya Adalah Proses peralihan nilai-nilai dan norma-norma yang dilakukan dan diberikan melalui pembelajaran oleh generasi tua kepada generasi muda. Pewarisan budaya terbagi dalam dua kelompok, yaitu :
Masyarakat tradisional
berlaku di masyarakat.
Disebut sebagai agen sosialisasi primer, karena tempat untuk membentuk
watak seseorang yang kemudian akan terjun di masyarakat. Prosesnya disebut dengan MIMESIS ( Meniru)
menyesuaikan dengan adat, nilai, norma, perilaku yang berlaku dalam suatu masyarakat
Menghasilkan tingkah laku yang sesuai dengan aturan yang berlaku di
masyarakat
Lembaga adat Peranan utama dipegang seorang pemimpin ( kepala suku, orang yang
dituakan, dll)
Pemimpin menyampaikan nilai dan norma kepada masyarakat dan
berwenang menindak mereka-mereka yang tidak mematuhi nilai dan norma yang berlaku
Lembaga agama Memiliki posisi yang strategis karena dianggap sebagai sumber nilai dan
norma
Memberikan legitimasi adikodrati terhadap nilai dan norma yag berlaku Bidang Pendidikan
Merupakan institusi formal yang memiliki fungsi, norma dan tujuan tertentu.
Fungsi sekolah antara lain : memperkenalkan, memelihara dan mengembangkan unsur-unsur
budaya
mengembangkan penalaran siswa (the
power of reasoning)
Memperkuat kepribadian dan budi pekerti siswa menumbuhkembangkan semangat kebangsaan pada siswa Masyarakat Modern
Media massa
Manusia bisa memperoleh informasi dan pengetahuan yang besar. Media massa dibagi 2 yaitu :
Media cetak ( buku, koran, majalah,
dll)
Proses pewarisan budaya
Merupakan sebuah proses seseorang mempelajari budayanya sendiri. menurut Haviland ialah Proses penerusan budaya suatu masyarakat dari suatu generasi ke generasi yang lain.
Sosialisasi
Proses dimana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur budaya, adat, perilaku dan sebagainya yang dimulai dari lingkungan keluarga atau kelompok yang ada di sekitar lingkungannya.
Internalisasi
Suatu proses Individu untuk menghayati suatu nilai, ajaran, norma yang diwujudkan dalam Sebuah tingkah laku
Antropologi merupakan bagian dari ilmu perilaku,dan juga masuk dalam kategori ilmuilmu sosial. Hal ini dikarenakan objek kajiannya mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku manusia. Sedangkan perilaku manusia itu sendiri sangat dipengaruhi oleh aspek aspek kejiwaan, kemasyarakatan, dan kebudayaan. Pengaruh yang berasal dari aspek kejiwaan memunculkan satu disiplin ilmu tersendiri, yang membahas perilaku manusia hanya dari aspek kejiwaan dan kepribadian individu dan kelompok. Dan dalam perkembangannya, cabang ilmu ini dikenal dengan sebutan ilmu Psikologi. Bidang cakupan dari ilmu ini adalah proses mental/emosional individu maupun kelompok. Antropologi membahas tentang perkembangan evolusi manusia yang mencakup unsur fisik, sosial dan budayanya. Yang dalam perkembangannya antropologi terbagi dalam ; antropologi fisik, sosial dan antropologi budaya, sedangkan antropologi medis dikhususkan pada pembahasan yang berkaitan dengan pengaruh unsur budaya masyarakat tentang penyakit atau masalah medis. Sedangkan ilmu perilaku yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan kelompok (mulai dari keluarga sampai dengan kelompok masyarakat yang kompleks), struktur sosial, dan proses-proses sosial serta perubahan sosial dikenal sebagai ilmu sosiologi. Sebagai contoh Antropologi sebagai ilmu perilaku yaitu : Dalam tatanan masyarakat pedesaan khususnya, sering kita mengenal istilah gotong royong, dimana masyarakat saling bahu membahu untuk menyelesaikan satu pekerjaan. Gotong royong merupakan sebuah wujud kebudayaan yang berpola dalam masyarakat, dalam bergotong
royong tidak dikenal istilah orang kaya, berpangkat, ataupun lainnya, mereka semua bersatu tanpa ada jurang pemisah antar sesama. Sebagaimana pepatah yang mengatakan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Secara sederhana dapat dikatakan, aspek-aspek kejiwaan dan kepribadian setiap masyarakat yang turut serta atau pun yang tidak merupakan fokus kajian ilmu psikologi, wujud kebudayaannya gotong royong masuk dalam ranah kajian antropologi. Sedangkan faktorfaktor yang mempengaruhi masyarakat yang turut serta dan yang tidak, perubahan sosial, prosesnya dan struktur sosial menjadi bahasan dari ilmu sosiologi.
Ilmu Antropologi merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial, masing-masing dari disiplin ilmu sosial memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lain dan saling mengisi dan melengkapi. Berikut beberapa hubungan antropologi dengan disiplin ilmu yang lainnya:
1. Ilmu Antropologi dengan Ilmu Politik
Antropologi menyumbang pengertian dan teori tentang kedudukan serta peranan-peranan dan satuan-satuan sosial budaya yang lebih kecil dan sederhana. Hasil penyelidikan antropologi yang menyangkut aspek cultural termasuk dalam gagasan dan lembaga politik yang dapat menjelaskan mengenai pertumbuhan dan perkembangan politik.
2. Ilmu Antropologi dengan Ilmu Etika
Etika memberikan dasar moral kepada antropologi mana yangtidak boleh dikerjakan. Karena untuk penelitian antropologi sering para peneliti tidak mengutamakan etika sehingga dapat kaedah-kaedah yang diatur pemerintah. Dengan adanya ilmu etika diharapkan penelitian atua praktek antropologi dapat memperhatikan dan mengindahkan peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Ilmu Antropologi dengan Sejarah
Sejarah menyumbang bahan yang berupa fakta dan data masa lampau yang dapat dijadikan sebagai pola ulang dalam menentukan proyeksi masa depan. Sejarah dan antropologi merupakan
satu kesatuan yang mana antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dengan kebudayaan. Sedangkan sejarah sudah termasuk di dalamnya.
4. Ilmu Antropologi dengan Ilmu Filsafat
Filsafat merupakan usaha untuk secara rasional dalam mencari pemecahan atau jawaban atas pertanyaan yang menyangkut mengenai kehidupan manusia. Untuk menunjang antropologi, filsafat juga dibutuhkan sebagia pandangan hidup bagi kehidupan bermasyarakat.
5. Ilmu Antropologi dengan Ilmu Psikologi
Psikologi mempelajari dan menyelidi pengalaman dan tingkah laku individu manusia yang dipengaruhi oleh situasi-situasi sosial. Sebagaimana yang diketahui antropologi mempelajari tentang manusia dan psikologi menyelidiki pengalaman dan tingkah laku manusia. Adanya hubungan yaitu dengan menggunakan analisa psikologi, maka ilmu antropologi dapat menganalisa secar amendalam apa saja yang terjadi di masa lalu.
6. Ilmu Antropologi dengan Ilmu Hukum
Hubungan antara ilmu antropologi dengan ilmu hukum terletak di dalam peranan hukum sebagai pembentuk peraturan-peraturan dalam mengkaji antropologi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
7. Ilmu Antropologi dengan Ilmu Sosiologi
Sosiologi membantu ilmu antropologi dalam mempelajari susunan kemasyarakatan, latar belakang, serta kebudayaan manusia dan pola kehidupan manusia. Sehingga dengan adanya sosiologi dapat mempermudah sarjana dalam mengkaji ilmu antropologi.
8. Ilmu Antropologi dengan Ilmu Ekonomi
Ilmu antropologi dengan ilmu ekonomi saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Kekuasaan ekonomi bersifat universal dalam membentuk wujud yang bermacam-macam, karena perubahan dalam hidup masyarakat lebih cepat dirasakan oleh manusia itu sendiri. Sedangkan antropologi yang mempelajari manusia dimana manusia itu sendiri tidak dapat lepas dari pengaruh ekonomi.