Anda di halaman 1dari 3

Nama : Abdul Yami

NIM : 1144040004
Jur/Smt/Kls : PMI/VI/A

TEORI PERUBHAN SOSIAL DALAM PERSFEKTIF FUNGSIONALISME


MENURUT WILLIAM FIELDING OGBURN
Perubahan Sosial Menurut William F. Ogburn
Perubahan sosial yaitu mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang bersifat materiil
maupun yang immaterial dengan menekankan pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan
yang materiil terhadap unsur-unsur materiil, (Malihah, 101).
Kebudayaan materiil adalah sumber utama kemajuan. Aspek kebudayaan non-materiil harus
menyesuaikan diri dengan perkembangan kebudayaan materiil, dan jurang pemisah antara
keduanya akan menjadi masalah sosial. Menurut Ogburn, teknologi adalah mekanisme yang
mendorong perubahan, manusia selamnaya berupaya memelihara dan meyesuaikan diri dengan
alam yang senantiasa diperbaharui oleh teknologi, (Lauer, 1993: 224.
W.F. Ogburn merupakan ilmuwan pertama yang melakukan penelitian terinci mengenai
proses perubahan yang sebenarnya terjadi. Beliau telah mengemukakan beberapa teori, suatu
yang terkenal mengenai perubahan dalam masyarakat yaituCultural Lag (artinya ketinggalan
kebudayaan) adalah perbedaan antara tarif kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan
dari suatu masyarakat. Ogburn berusaha untuk menunjukkan perbedaan-perbedaan antara teori
biologis dengan berbagai teori evolusi tanpa mengesampingkan konsep evolusi secara
menyeluruh. W.F. Ogburn akhirnya meninggal di Tallahassee, Florida pada tanggal 27 April
1959, (Yuliyantho, 2010).

Konsep Dasar William F. Ogburn mengenai perubahan sosial perspektif Fungsionalisme

Konsepn dasar william F. Ogburn mengenai Teori fungsional berusaha melacak


penyebab perubahan social sampai pada ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang
secara pribadi memengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang
tingkatnya moderat. Konsep kejutan budaya menurut William F. Ogburn berusaha menjelaskan
perubahan sosial dalam kerangka fungsional. Menurutnya, meskipun unsur-unsur masyarakat
saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsurnya bisa saja berubah dengan sangat cepat,
sementara unsur lainnya tidak. Ketertinggalan tersebut menjadikan kesenjangan sosial dan
budaya di antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan unsur yang berubah lambat.
Kesenjangan ini akan menyebabkan adanya kejutan sosial dan budaya pada masyarakat. Ogburn
menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat daripada perubahan budaya nonmaterial,
seperti kepercayaan, norma, nilai-nilai yang mengatur masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu,
dia berpendapat bahwa perubahan teknologi seringkali menghasilkan kejutan budaya yang pada
gilirannya akan memunculkan polapola perilaku yang baru meskipun terjadi konflik dengan
nilai-nilai tradisional. Contohnya, ketika alat-alat kontrasepsi pertama kali diluncurkan untuk
mengendalikan jumlah penduduk dalam program
keluarga berencana (KB), banyak pihak menentang program tersebut karena bertentangan
dengan nilai-nilai agama serta norma yang berlaku di masyarakat pada waktu itu. Meskipun
demikian, lambat laun masyarakat mulai menerima program KB tersebut karena dapat
bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.
Ogburn memusatkan perhatian pada perkembangan teknologi dan ia menjadi terkenal
karena mengembangkan ide mengenai ketertinggalan budaya dan penyesuaian tak terelakkan
dari faktor-faktor kebudayaan terhadap teknologi.
Teori ketertingalan kebudayaan. Bagi Ogburn kebudayaan materiil adalah sumber utama kemajuan,
penggerak perubahan sosial. Sementara aspek kebudayaan non-materiil harus menyesuaikan diri dengan
perkembangan kebudayaan materiil yang memerlukan waktu tersendiri, dan jurang pemisah antara
keduanya akan menjadi masalah sosial.
Kebudayaan material selalu berkaitan dengan penciptaan atau penemuan baru, Ogburn lebih
khususnya menyebut teknologi sebagai satu variabel berubah lebih cepat daripada variabel lain. Bila laju
perubahan material dan imaterial yang saling tergantung tidak sama, maka kita berhadapan dengan
kondisi ketertinggalan kebudayaan, dan itu membutuhkan penyesuaian yang seringnya kemudian kurang
memuaskan dengan tujuan yang dicapai mula-mula.

Ketika manusia atau kelompok masyarakat tidak mampu menyesuaikan diri pada perubahan itu
memberikan konsekuensi kualitas hidupnya. Tanda-tanda ketidakmampuan menyesuaikan diri dalam
kehidupan sosial menjadi masalah sosial, ketegangan sosial, perampasan hak, kejahatan, pelacuran, dan
berbagai masalah sosial lain

Bagi Ogburn perubahan teknologi akan lebih cepat dibanding dengan perubahan pada perubahan
budaya, pemikiran, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma yang menjadi alat untuk mengatur kehidupan
manusia. Oleh karena itu, perubahan seringkali menghasilkan kejutan sosial yang pada gilirannya akan
memunculkan pola-pola perilaku baru, terjadi konflik dengan nilai-nilai tradisional.

Kita bisa mencontohkan bagaimana teknologi memberikan pengaruh signifikan dalam


masyarakat. Mulai dari perang dunia, penemuan bom atom, menjadikan ada negara yang menang dengan
cepat, dan ada negara yang kalah telak. Contoh lain konsumsi listrik, BBM dan kendaran bermotor, yang
menyebabkan kita kekurangan sumber daya alam, minyak tanah diganti gas, polusi udara, kebisingan dan
kemacetan.

Kemudian penemuan radio, mengubah pola hidup masyarakat. Kita tentu ingat bagaimana ketika
radio menjadi idola sampai tingkat pedesaan, radio dibawa hampir setiap orang, dalam kerjanya baik di
kantor maupun di sawah, dalam kamar tidur sampai kamar mandi. Dan sekarang muncul hp yang selalu
dibawa orang, dalam ruang paling privat maupun paling publik, komunikasi dan emosi terwadahi
segengam hp. Dengan hp manusia merasa telah gaul dan maju, merasa menggenggam dunia. Hp seakan
telah menjadi teman terdekat, mengganti pola komunikasi secara langsung menjadi via hp yang katanya
lebih asyik.

William F. Ogburn menyatakan unsur utama perubahan sosial di masyarakat adalah teknologi.
Menurutnya teknologi mengubah masyarakat melalui lima proses, yaitu:

1. Penciptaan (Invensi), suatu kombinasi unsur dan bahan yang ada untuk membentuk unsur dan
bahan yang baru, seperti komputer, kapitalisme, birokrasi.
2. Penemuan (Discovery), penemuan Amerika Utara oleh Columbus, yang membawa
konsekuensi besar mengubah perjalanan sejarah manusia.
3. Difusi (Diffusion), penyebaran ide kewarganegaraan mengubah struktur politik di seluruh
dunia.
4. Akumulasi, dihasilkan dari lebih banyaknya unsur baru yang ditambahkan kepada satu
kebudayaan dibanding dengan unsur-unsur lama yang lenyap.
5. Penyesuaian, penemuan di bidang ekonomi akan mempengaruhi pemerintah terpaksa
menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapkan oleh perubahan ekonomi.

Kesimpulan

Pada kesimpulannya menurut William F. Ogburn teknologi sebagai penyebab dasar


perubahan soisal, yang melalui 5 proses yaitu penciptaan, penemuan, difusi, akumulasi dan
penyesuaian.
Adapun Istilah ketertinggalan budaya merujuk pada kebudayaan simbolis yang tertinggal di
belakang perubahan teknologi. Ketertinggalan budaya menggambarkan bagaimana beberapa
unsur kebudayaan tertinggal di belakang perubahan yang bersumber pada penciptaan, penemuan
dan difusi. Kesenjangan ini akan menyebabkan kejutan sosial pada masyarakat.
Kebudayaan materiil adalah sumber utama kemajuan. Aspek kebudayaan non-materiil harus
menyesuaikan diri dengan perkembangan kebudayaan materiil, dan jurang pemisah antara
keduanya akan menjadi masalah sosial. Menurut Ogburn, teknologi adalah mekanisme yang
mendorong perubahan
Daftar pustaka
Henslin, James. M. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Mebumi, Edisi 6. Jakarta: Erlangga

Malihah, Elly. Dinamika Sosial, Pokok Materi Sosiologi FPIPS UNILA, (diakses di
www.sosiologisosial.blog dari pada 22 September 2010).

Lauer, Robert. H. 1993. Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Rhineka Cipta

Soekanto, soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Yuliyantho. 2010. William Fielding Ogburn, (diakses di pada 22 September 2010).

Anda mungkin juga menyukai