OLEH :
RISMA.A Pbd21.063
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah mencurahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Dan Budaya Anti Korupsi dengan
judul “Kasus Korupsi Yang Ada Di Indonesia” ini dapat terselesaikan
semaksimal mungkin, walaupun mengalami berbagai kesulitan.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurnah, untuk itu kami
selaku penulis makalah ini mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan tugas saya selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................22
3.2 Saran...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
preventif ke depan yang lebih untuk memuaskan hati atau membalas dendam ke
masa lalu dan lawan-lawan politik, kurangnya keteladanan tokoh elite politik
puncak untuk terbuka diperiksa atau diteliti asal-usul kekayaannya, serta
lemahnya kerja sama di kalangan pemimpin yang menyatakan diri sebagai
reformis di dalam memberantas korupsi. Oleh karena itu, menjadi amat jelas bila
cita-cita memberantas korupsi tidak lagi dapat diletakkan hanya di pundak para
elite pemimpin Indonesia. Demikian juga hukum positif dan lembaga penegak
hukum formal tidak dapat dikatakan menjadi satu-satunya wadah untuk mengadili
koruptor.
Pemberian Pendidikan Antikorupsi kepada masyarakat, khususnya
mahasiswa tersebut merupakan salah satu usaha preventif memberantas korupsi
yang diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Partisipasi masyarakat
dalam usaha preventif ini dapat dijadikan sebagai suatu usaha prioritas mengingat
ketidakberdayaan hukum di Indonesia dalam memberantas korupsi. Selan itu,
United Nations Against Corruption (UNCAC) mengemukakan kelebihan usaha
preventif (pencegahan) dibandingkan usaha represif (penanganan) dalam
memberantas korupsi, dua di antaranya adalah dampak korupsi yang sangat luas
tidak dapat ditanggulangi melalui pendekatan represif semata dan di dalam sistem
peradilan yang masih rentan atas korupsi, tindakan represif tidak akan berfungsi
optimal (Kejaksaan Republik Indonesia, 2009).
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah definisi dan bentuk-bentuk dari korupsi itu sendiri?
b. Bagaimana bentuk-bentuk korupsi ?
c. Apa saja faktor-faktor penyebab korupsi?
d. Sebutkan contoh kasus korupsi yang ada di Indonesia ?
5
1.3 Tujuan Pembahasan
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui definisi dan bentuk-bentuk dari korupsi.
b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk korupsi
c. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab korupsi.
d. Untuk mengetahui kasus korupsi yang ada di Indonesia
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan
uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang
lain. Di samping itu, berdasarkan Undang-undang RI No. 31 Tahun 1999 Pasal 3,
hukuman tindak pidana korupsi dijatuhkan kepada “Setiap orang yang dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara”.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa korupsi
adalah perbuatan yang busuk, tidak jujur, dan amoral. Korupsi adalah suatu
perilaku yang dengan sengaja memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
kelompok dengan cara yang menyimpang dan illegal, dimana perilaku tersebut
merugikan negara atau pemerintah atau rakyat atau sebuah instansi. Korupsi
dipandang haram dalam agama Islam, dan korupsi juga merupakan hal yang
melanggar hukum, dimana para pelaku korupsi harus dikenakan hukuman pidana
sesuai peraturan dalam Undang-undang RI No. 31 Tahun 1999.
8
2.2 Bentuk-Bentuk Korupsi
9
diambil atau digelapkan oleh orang lain atau
membantu dalam melakukan perbuatan tersebut.
b. Pegawai negeri atau orang selain pegawai
negeri yang ditugaskan menjalankan suatu
jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan,
merusakkan atau membuat tidak dapat dipakai
barang, akta, surat atau daftar yang digunakan
untuk meyakinkan atau membuktikan di muka
pejabat yang berwenang, yang dikuasai karena
jabatannya.
4 Pemerasan a. Pegawai negeri atau penyelenggara negara
yang dengan maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan sesuatu,
membayar, atau menerima pembayaran dengan
potongan atau untuk mengerjakan sesuatu bagi
dirinya sendiri.
5 Perbuatan Curang a. Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu
membuat bangunan, atau penjual bahan
bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan
bangunan, melakukan perbuatan curang yang
dapat membahayakan keamanan orang atau
barang, atau keselamatan negara dalam keadaan
perang.
b. Setiap orang yang pada waktu menyerahkan
barang keperluan TNI atau Kepolisian Negara RI
melakukan perbuatan curang yang dapat
membahayakan keselamatan negara dalam
keadaan perang.
6 Gratifikasi a. Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
10
penyelenggara dianggap pemberian suap, apabila
berhubungan dengan jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban tugasnya.
Sumber: Puspito & Tim Penyusun (2011: 25-27)
11
Aspek ini ditandai dengan perilaku individu yang memiliki sifat
tamak/rakus, moral yang kurang kuat, dan gaya hidup yang konsumtif.
2. Aspek Sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris
mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan
dorongan bagi orang untuk korupsi.
Kemudian faktor eksternal yang merupakan pemicu perilaku korup yang
disebabkan oleh faktor di luar diri pelaku adalah:
1. Aspek Sikap Masyarakat Terhadap Korupsi
Sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak korupsi terjadi
karena nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi,
masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah
masyarakat sendiri, masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat
korupsi, dan Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa
dicegah dan diberantas bila masyarakat ikut aktif dalam agenda
pencegahan dan pemberantasan.
2. Aspek Ekonomi
Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan ada
kemungkinan seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi.
Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan
pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.
3. Aspek Politis
Instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan
kekuasaan sangat berpotensi menyebabkan perilaku korupsi.
4. Aspek Organisasi
Penyebab korupsi yang termasuk dalam aspek organisasi adalah kurang
adanya sikap keteladanan pimpinan, tidak adanya kultur organisasi yang
benar, kurang memadainya sistem akuntabilitas, kelemahan sistim
pengendalian manajemen, dan lemahnya pengawasan.
12
2.4 Contoh Kasus Korupsi yang Ada di Indonesia
13
4 Bupati Kutai Rita divonis 10 tahun penjara
Kartanegara dan denda Rp 600 juta
(Kukar)Rita subsider 6 bulan kurungan.
Widyasari Rita terbukti menerima uang
gratifikasi sebesar Rp
110.720.440.000 terkait
perizinan proyek pada dinas
Pemkab Kukar.
14
8 Mantan Bupati Mantan Bupati Bengkulu
Bengkulu Selatan Selatan Dirwan Mahmud
Dirwan Mahmud dalam kasus suap pekerjaan
proyek infrastruktur dari
putusan 6 tahun menjadi 4
tahun dan 6 bulan penjara.
15
12 Bupati Supian Hadi sebagai
Kotawaringin tersangka terkait
penyalahgunaan wewenang
Timur Supian
dalam penerbitan izin usaha
Hadi pertambangan (IUP)
kepada tiga perusahaan.
Ketiganya adalah PT Fajar
Mentaya Abadi, PT Billy
Indonesia, dan PT Aries
Iron Mining. Masing-
masing perizinan itu
diberikan dalam kurun
2010 hingga 2012. Izin
pertambangan yang
diberikan diduga tidak
sesuai dengan persyaratan
dan melanggar regulasi.
Akibat perbuatan Supian,
kerugian negara ditaksir
mencapai Rp 5,8 triliun dan
711.000 dollar Amerika
Serikut. Dugaan kerugian
itu dihitung dari produksi
hasil pertambangan bauksit,
kerusakan lingkungan, dan
kerugian kehutanan akibat
produksi dan kegiatan
pertambangan. Supian juga
diduga melakukan kegiatan
yang menguntungkan diri
sendiri. Sebab, ia diduga
menerima sebuah mobil
Toyota Land Cruiser
seharga Rp 710 juta,
sebuah mobil Hummer H3
seharga Rp 1,3 miliar, dan
uang senilai Rp 500 juta.
16
13 mantan Kepala Syafruddin dinyatakan
Badan Penyehatan bersalah terkait penerbitan
Surat Keterangan Lunas
Perbankan
(SKL) Bantuan Likuiditas
Nasiona Bank Indonesia (BLBI)
Syafruddin kepada Bank Dagang
Nasional Indonesia (BDNI).
Pada pengadilan tingkat
pertama, ia diganjar kurungan
13 tahun penjara dan denda
Rp 700 juta subsider tiga
bulan kurungan. Sementara
itu, pada tingkat banding, ia
dihukum 15 tahun penjara dan
denda Rp 1 miliar subsider
tiga bulan kurungan
17
16 Bupati Pakpak Remigo ditetapkan sebagai
Bharat Remigo tersangka karena diduga
menerima suap sekitar Rp 550
juta dari para kontraktor yang
mengerjakan proyek pada
Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Pakpak
Bharat.
18
18 Bupati Bekasi Neneng bersama empat
Neneng Hassanah pejabat dinas di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bekasi
Yasin
menjadi tersangka karena
diduga dijanjikan menerima
suap sekitar Rp 13 miliar dari
pengembang Lippo Group.
Uang itu diduga terkait proses
perizinan proyek
pembangunan Meikarta di
Cikarang, Kabupaten Bekasi.
19
pada 7 September 2018,
setelah Baqir menjadi
pemenang lelang proyek, ia
menyerahkan uang sekitar Rp
115 juta kepada Setiyono
melalui perantara.
21 Bupati Lampung Zainudin dan pejabat Dinas
Selatan Zainudin PUPR diduga menerima
Hasan hadiah atau janji sebesar Rp
600 juta dari pemilik CV 9
Naga, Gilang Ramadhan,
yang meminta ditunjuk
sebagai pelaksana proyek
infrastruktur di Lampung
Selatan. Dugaan penerimaan
dana itu bersumber dari
proyek-proyek Dinas PUPR
Kabupaten Lampung Selatan
sekitar Rp 57 miliar. Diduga
persentase fee proyek sekitar
15 sampai 17 persen.
22 Bupati Pangonal diduga menerima
Labuhanbatu suap terkait proyek-proyek di
Pangonal Harahap lingkungan Labuhanbatu
tahun anggaran 2018. Bukti
transaksi sebesar Rp 576 juta
diduga merupakan bagian dari
pemenuhan dari permintaan
Pangonal sekitar Rp 3 miliar
dari pengusaha bernama
Effendy Sahputra
23 Bupati Bener Ahmadi bersama Gubernur
Meriah Ahmadi Aceh Irwandi Yusuf
diamankan KPK pada Selasa
(3/7/2018) silam. Ahmadi
terindikasi memberi suap
kepada Irwandi sebesar Rp
500 juta bagian dari Rp 1,5
miliar terkait fee ijon proyek-
proyek pembangunan
infrastruktur yang bersumber
dari Dana Otonomi Khusus
Aceh Tahun 2018.
20
24 Gubernur Aceh Irwandi Yusuf bersama
Irwandi Yusuf Bupati Bener Meriah Ahmadi
diamankan KPK pada Selasa
(3/7/2018) silam. Irwandi
terindikasi menerima suap
dari Ahmadi sebesar Rp 500
juta bagian dari Rp 1,5 miliar
terkait fee ijon proyek-proyek
pembangunan infrastruktur
yang bersumber dari Dana
Otonomi Khusus Aceh Tahun
2018. Dalam pengembangan
kasusnya, Irwandi juga
terjerat dalam kasus dugaan
penerimaan gratifikasi terkait
pembangunan Dermaga
Sabang yang dibiayai oleh
APBN 2006-2011. Total
dugaan gratifikasi yang
diterima adalah sebesar Rp 32
miliar.
25 Wali Kota Blitar Samanhudi diduga menerima
Samanhudi Anwar pemberian dari kontraktor
Susilo Prabowo melalui pihak
swasta bernama Bambang
Purnomo sekitar Rp 1,5 miliar
terkait ijon proyek-proyek
pembangunan sekolah
lanjutan pertama di Blitar
dengan nilai kontrak Rp 23
miliar.
21
27 Bupati KPK menangkap Bupati
Purbalingga Tasdi Purbalingga Tasdi pada Senin
(4/6/2018). Ia menjadi
tersangka karena diduga
menerima gratifikasi Rp 100
juta dari kontraktor pemenang
proyek pembangunan
Purbalingga Islamic Center
tahap 2 tahun 2018. Adapun
nilai proyek itu sekitar Rp 22
miliar
28 Bupati Buton Dalam kasus ini ia diduga
Selatan Agus menerima gratifikasi sebesar
Feisal Hidayat Rp 409 juta dari kontraktor
terkait proyek-proyek
pekerjaan di Pemerintah
Kabupaten Buton Selatan.
22
30 Bupati Bengkulu KPK menggelar OTT di
Selatan Dirwan Bengkulu Selatan pada Selasa
Mahmud (15/5/2018) malam. Dari
operasi tersebut, KPK
menangkap empat orang.
Salah satunya adalah Bupati
Bengkulu Selatan Dirwan
Mahmud. Divonis 3,5 Tahun
Penjara Dirwan, istrinya
Hendrati dan Kepala Seksi
pada Dinas Kesehatan
Pemkab Bengkulu Selatan
Nursilawati diduga menerima
suap dari seorang kontraktor
bernama Juhari. Ketiganya
diduga menerima suap
sebesar Rp 98 juta. Uang
tersebut diduga sebagai fee
atas proyek di Pemkab
Bengkulu Selatan yang akan
dikerjakan oleh Juhari.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah perbuatan yang busuk, tidak jujur, dan amoral. Korupsi adalah
suatu perilaku yang dengan sengaja memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu kelompok dengan cara yang menyimpang dan illegal, dimana perilaku
tersebut merugikan negara atau pemerintah atau rakyat atau sebuah instansi.
Korupsi dipandang haram dalam agama Islam, dan korupsi juga merupakan hal
yang melanggar hukum, dimana para pelaku korupsi harus dikenakan hukuman
pidana sesuai peraturan dalam Undang-undang RI No. 31 Tahun 1999. Penyebab
utama korupsi adalah perilaku inidividu itu sendiri. Apabila individu tersebut
memiliki cara pandang yang menyimpang dalam melihat kekayaan, maka hal itu
dapat mendorong individu untuk melakukan korupsi. Individu yang termasuk
dalam golongan tersebut adalah mereka yang bersifat tamak, kurang iman, dan
konsumtif. Kemudian perilaku individu tersebut didukung dengan adanya
kesempatan. Kesempatan itu dapat berasal dari beberapa aspek, seperti aspek
lingkungan, politik, hukum, ekonomi, dll.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat di sampaikan dalam makalah ini adalah hendaknya
pemerintah lebih meningkatkan kontrol terhadap lembaga-lembaga yang ada dan
lebih menekankan sifat yang independen, kemudian ikut sertakan masyarakat
untuk mengontrol jalannya pemerintah, bisa diwakilkan dengan pembuatan
kelompok atau organisasi yang sifatnya independen yang anggotanya berasal dari
masyarakat, para aktifis dan mahasiswa.
24
DAFTAR PUSTAKA
25