Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 1

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


”APA HUKUMAN TERBERAT BAGI YANG MELAKUKAN KORUPSI”

DI SUSUN OLEH : KLP 1


AMIRUDDIN S (521041003)
ARMAN (521031033)
ABI SALMAN ALFARIZI ISMAIL (521041035)
KONTANTINUS S RENFAN (521041014)
ARIF RAHMAN ARDIN (5210410
NUR ISTIQAMAH (521041018)
NURANNISA (521041024)
NURHIKMAH (521041025)
ALYA ADE IRYANI (521041022)
YOVITA RISA (521041013)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR 2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “APA HUKUMAN
TERBERAT BAGI YANG MELALUKAN KORUPSI”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Kami berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam bidang Hukum dan Politik. Serta pembaca dapat mengetahui tentang
bagaimana dan apa sebenarnya arti korupsi.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyususnan makalah ini karna itu, kami sangat
mengharapkan kritakan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama
proses penyusunan makalah ini.

MAKASSAR, 09 OKTOBER 2022

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Apa pengertian korupsi?


B. Apa jenis jenis korupsi?
C. Bagaimana perkembangan korupsi dari tahun ke tahun?
D. Apa yang menjadi dasr hukum korupsi?
E. Apa Lembaga pemberantasan korupsi?
F. Bagaimana cara pencegahan dan pemberantasan korupsi?

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam
melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan
mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembngunan terutama
ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia yakni (orang orang yang terlibat sejak dari
perencanaan sampai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantra dua faktor tersebut yang paling
dominan adalah faktor manusianya. Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di asia dilihat
dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini di
bandingkan dengan negara lain di Kawasan asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya
malahan termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah
rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan
atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Korupsi di Indonesia
dewasa ini sudah merupakan patologi sosial (penyakit sosial) yang sangat berbahaya yang
mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah
mrngakibtkan kerugian mataril keuangan negara yang sangat besar.

Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalua kita ingin
maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi atau paling tidak
mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendah maka jangan harap negara ini akan mampu
mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju.
Karena korupsi membawa dampak negative yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang
kehancuran.

Sorotan masyarakat yang demikian tajam tersebut harus dipahami sebagai bentuk
kepedualian dan sebagai motivator untuk terus berjuang mengerahkan segala daya dan strategi agar
maksud dan tujuan pemberantasan dapat lebih cepat, dan selamat tercapai. Selain itu, diperlukan
dukungan yang besar dari segenap kalangan akademis untuk menbangun budaya anti korupsi
sebagai komponen masyarakat berpendidikan tinggi.
B. RUMUSAN MASALAH

A. Apa pengertian korupsi?


B. Apa jenis jenis korupsi?
C. Sejarah perkembangan tindak pidana korupsi?
D. Apa yang menjadi dasar hukum korupsi?
E. Apa Lembaga pemberantasan korupsi?
F. Bagaimana cara pencegahan dan pemberantasan korupsi?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui arti yang lebih mendalam mengenai korupsi.


2. Untuk mengetahui perkembangan tindak pidana korupsi.
3. Untuk mengetahui Lembaga apa saja yang memberantas atau menindak lanjuti korupsi
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah dan memberantas korupsi
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Korupsi atau rasua. ( Bahasa latin: corruption dari kata kerja corrumpere yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok) adalah Tindakan pejabat publik, baik
politisi maupun pegawai negri, seta pihak lain yang terlibat dalam Tindakan itu yang secara tidak
wajar dan tudak legal meyalagunakan kepercayaan publik yang di kuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak. Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah pemerintahan
rentang korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda beda dari yang paling ringan dalam
bentuk penggunaan pengaruh dan dukunan untuk memberi dan menerima dan pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang di resmikan, dan sebagainya. Titik ujung karupsi adalah kleptoprasi, yang
arti harafianya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura pura bertindak jujurpun tidak ada
sama sekali. Korupsi yang muncul di bidang polotik dan birograsi bisa berbentuk sepele atau berat,
terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan
narkotika, pencucian uang, dan kejahatan.

 Menurut undang undang

Menurut undang undang no.31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi, yang termasuk

dalam tindak pidana korupsi:

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi menyalah gunakan
wewenang maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karna jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian Negra.

B. Jenis Jenis Korupsi

 Ada 2 jenis korupsi:

a. Administrative corruption

Di mana segala sesuatu yang di jalankan adalah sesuai dengan hukum \ peraturan yang
berlaku.Akan tetapi individu individu tertentu untuk memperkaya dirinya sendiri. Misalnya proses
menrekruitmen pegawai negri, di mana di lakukan dalam negri, dimana di lakukan ujian seleksi mulai
dari seleksi administrative sampai ujian pengetahuan dan kemampuan, akan tetapi yang harus di
luluskan tertentu orangnya.

b. Against the rule corruption

Artinya korupsi yang di lakukan sepenuhnya bertentangan dengan hukum misalnya


penyuapan, penyalahgunaan jabatan, untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain.

C. Sejarah pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia


Sejarah pemberntasan korupsi yang cukup Panjang di Indonesia menujukkan bahwa
pemberantasan tindak pidana korupsi memang membutuhkan penanganan yang ekstra keras dan
membutuhkan kemauan politik yang sangat besar dan serius dari pemerintah yang berkuasa. Poltik
pemberantasan korupsi itu sendiri dari pemerintah dan peraturan perundang undangan yang di
lahirkan pada periode pemerintahan tertentu.
Berbagai upaya pemberantasan korupsi dilakukan oleh pemerintah sejak kemerdekaan, baik
dengan menggunakan peraturan perundang undangan yang ada maupun dengan membentuk
peraturan perundang undangan baru secara khusus mengatur mengenaipemberantasan tindak
pidana korupsi. Dinatara perundangan undangan yang pernah digunakan untuk memeberantas
tindak pidana korupsi adalah:
1. Delik korupsi dalam KHUP
2. Undang undang no. 24 (PRP) tahun 1960 tentang tindak pidana korupsi.
3. TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
4. Undang undang No. 28tahun 1999 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas
koru[si, kolusi, dan nepotisme.
5. Undang undang No. 7 tahun 2006 tentang pengesahan united nation convention against
corruption (UNCAC) 2003
6. Peraturan pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang peranserta masyarakat dan
pemberian penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
7. Intruksi presiden No. 5 tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi.
D. Apa yang menjadi dasar hukum korupsi

Dasar hukum tindak pidana korupsi merupakan serangkaian Tindakan atau mencegah dan
menanggulangi korupsi (melalui upaya koordinasi, supervise, monitor, penyelidikan, penutupan, dan
pemeriksaan, dan sidang pengadian). Undang undang No. 30 tahun 2002 tentang tindak pidana
korupsi menjadi pencetus lahirnya KPK di masa kepresidenaan Megawati Soekarno Putri.

Dasar hukum korupsi antara lain:

1. UU No. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.


2. UU No. 28 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN.
3. UU No. 3 tahun 1997 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
4. UU No. 31 tahun 1999 tentang pemberanasan tindak pidana korupsi.
5. Ketetapan MPR NO. X /MPR/1998 tentanag penyelenggaraan negara yang bersih dan
bebas dari KKN.
6. UU No. 15 tahun 2002 tentang tindak pidana pencucian uang.
7. UU No. 30 tahun 2002 tentang komisi pembaerantasan korupsi (KPK).
8. Intruksi presiden republik Indonesia Nomor 5 tahun 2004 tentang percepatan
pemberantasan korupsi.
9. Peraturan pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang tata cara pelaksanaan peran serta
masyarakat dan pemberian penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
E. Apa Lembaga pemberantasan korupsi?

Lembaga pemberantasan korupsi di Indonesia komisi pemberantasan korupsi atau biasa


disebut dengan singkatan KPK adalah Lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan
daya guna dan hasil terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Komisi ini didirikan
berdasarkan kepada undang undang republik Indonesia nomor 30 tahun 2002 mengenai komisi
pemberantasan korupsi.

Adapun tugasnya yaitu:

1. Koordinasi dan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
2. Melakukan pnyelidikan, penyidikan, dan penutupan terhadap tindak pidana korupsi.

Wewenang nya:

1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penutupan tindak pidana korupsi.


2. Menetapkan sistem palaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.

Adapun simulasi hukuman tindak pidana korupsi berdasarkan PERMA 1/2020 itu:

1. Penjara seumur hidup atau penjara 16 tahun hingga 20 tahun: terdakwa korupsi Rp 100
miliar lebuh, kesalahan tinggi, dampak tinggi, dan keuntungan terdakwa tinggi.
2. Penjara 13 tahun hingga 16 tahun penjara: terdakwa korupsi Rp 100 miliar lebih, kesalahan
sedang dampak dampak sedang dan keuntungan terdakwa sedang.
3. Penjara 10 tahun sampai 13 tahun penjara terdakwa korupsi Rp 50 miliar lebih, kesalahan
ringan, dampak ringan, dan keuntungan tedakwa ringan.
4. Penjara 13 tahun hingga 16 tahun penjara terdakwa korupsi Rp 25 sampai Rp 100 miliar
kesalahan tinngi, dampak tinggi, dan keuntungan terdkwa tinggi.
5. Penjara 10 tahun sampai 13 tahun penjara terdakwa korupsi 25 miliar sampai 100 miliar
kesalahan sedang, dampak sedang, dan keuntungan terdakwa sedang.

F. Bagaimana cara pencegahan dan pemberantasan korupsi

Tindak pidana korupsi masih menjadi permasalahan pelik di berbagai negara, terutama di
Indonesia. Indonesia merupakan negara yang memiliki nilai indeks persepsi korupsi yang cukup
tinggi. Peripde tahun 2014-2017, perkara korupsi yang di tangani KPK sebanyak 618 kasus.

Transparency international Indonesia mengeluarkan indeks persepsi korupsi yang


menunjukkan bahwa posisi Indonesia berada di peringkat 96 dari 180 negara pada awal tahun 2022.

Perilaku korupsi di Indonesia sangat terkait erat dengan dimensi penyuapan, pengadaan
barang atau jasa , serta penyalahgunaan anggaran yang umumnya dilakukan oleh pihak swasta dan
pegawai pemerintahan.

Oleh karena itu, upaya pencegahan korupsi sangat diperlukan. Pemberantasan korupsi tidak
cukup dilakukan hanya dengan komitmen semata. Komitmen tersebut harus di aktualisasikan dalam
bentuk strategi yang komprehensif untuk meminimalisasi tindak korupsi. Upaya pencegahan korupsi
dapat dilakukan secara preventif, detektif, dan represif.

Upaya preventif dapat dilakukan dengan:

 Memeprkuat dewan perwakilan rakyat atau DPR.


 Memperkuat mahkamah agung dan jajaran peradilan di bawahnya.
 Membangun kode etik di sektor public.
 Membangun kode etik di sektor partai.
 Meneliti lebih jauh sebab sebab perbuatan korupsi secara berkelanjutan.
 Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia atau SDM dan peningkatan
kesejahteraan pegawai negeri.
 Mewajibkan pembuatan perencnaan strategis dan laporan akuntabilitas kinerja bagi instansi
pemerintah.
 Peningkatan kualitas pelayanan kepada mayarakat.
 Kampanye untuk meciptakan nilai atau value secara nasional.

Upaya detktif:

 Perbaikan system dan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat.

Upaya detektif dapat dilakukan dengan:


 Perbaikan system dan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat.
 Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
 Pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan fungsi public.
 Partisipasi Indonesia pada Gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di kancah
internasional.
 Peningkatan kemampuan aparat pengawasan fungsional pemerintah atas APFP dalam
mendeteksi tindak pidana korupsi.

Upaya represif pencegahan korupsi dapat dilalukan dengan:

 Penguatan kapasitas badan dan komisi anti korupsi.


 Penyelidikan, penuntutan, peradilan, dan penghukuman koruptor besar dengan efek
jera.
 Penentuan jenus jenis kelompok korupsi dan dipriritaskan untuk korupsi diberantas.
 Pemberlakuan konsep pembuktian trebalik.
 Meneliti dan mengevaluasi proses penanganan perkara korupsi dalam system peradilan
pidana secara tarsus menerus.
 Permberlakuan sietem pemantauan proses penanganan tindak pidana korupsi.
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri sendiri yang secara langsung
merugikan negara. Jadi, unsur dalam perbuata korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya
diri sendiri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang nwgara untuk
kepentingannya.

Adapun penyebabnya antara lain ketidaan dan kelemahan pemimpin, kelemahan


pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya Pendidikan, kemiskinan, tidak adanya
hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber
daya manusia, serta struktur ekonomi.

Korupsi dapat di klarifikasikan menjadi dua jenis, yaitu atntar lain Administrative coruptin
dan Against the rule corruption. Serta ada hukum yang mengatur Tindakan tersebut dan ada
Lembaga tersendiri yang menangani kasus tersebut.

B. Saran

Sikap untuk menghindarikorupsi sejak dini. Dan pencegahan korupsi dapat di mulai dari hal yang
kecil. Dan seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap terpidana korupsi. Undang undang yang
dapat di pergunakan dengan sebaik baiknya. Agar korupsi tidak lagi menjadi budaya di negara ini.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/resource/work10027417 09 okt 2022


 https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/03/26/02000091-pencegahan-korupsi
 https://kompas.com

Anda mungkin juga menyukai