D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
SULISTIANI
Kelas :
IPA XII
NIS/NISN :
0062582558
Pembimbing 1 Pembimbing 2
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul “Pencemaran Dalam Lingkungan Hidup” dengan tepat
sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penulis juga berterimakasih kepada Ibu Hj.Herlina, S.Pd selaku Guru yang
telah memberikan kepercayaannya kepada penulis dalam penyusunan karya
ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya ilmiah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis mengharapkan
masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan karya ilmiah
selanjutnya.
Semoga apa yang ada di dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
teman sekalian. Akhir kata, penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang
tidak berkenan. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan dapat dirumuskan masalah, yaitu:
C. Tujuan masalah
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Para ahli mengadakan pengelompokan lingkungan ini atas beberapa macam,
secara garis besarnya lingkungan hidup manusia itu dapat digolongkan atas 3
(tiga) golongan;
3
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Degradable adalah polutan yang dapat diuraikan kembali atau diturunkan sifat
bahayanya ke tingkat yang dapat diterima oleh proses alam. Kotoran manusia,
hewan, dan limbah tumbuhan adalah contohnya.
4
Selain itu, banyak aktivitas sehari-hari yang tanpa disadari menyebabkan
kerusakan lingkungan, seperti:
Gas dan partikel dapat menjadi pencemar udara. Gas HzS, yang bersifat
racun, ditemukan di daerah gunung berapi dan juga dapat berasal dari
pembakaran batu bara dan minyak bumi.
5
belerang dan hasil dari pembakaran fosil. Gas ini jika bereaksi
dengan air akan membentuk senyawa asam. Bila senyawa ini turun
bersamaan dengan hujan, maka akan terjadilah hujan asam.
Oksigen nitrogen: NO, (NO2), N2O. Gas nitrogen ini sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup sebagai bahan untuk membangun
protein. Jika gas ini bereaksi dengan air maka akan membentuk
sebuah senyawa asam.
Komponen organik volatile: metan (CH4), benzene (C6h6),
Klorofluoro karbon (CFC), dan kelompok bromin. CFC sering kali
digunakan untuk bahan pendingin pada AC dan kulkas. Selain itu,
CFC juga digunakan untuk alat penyemprot rambut dan juga alat
penyemprot nyamuk. CFC sangat berbahaya sekali karena bisa
merusak lapisan ozon pada atmosfer. Akibatnya perlindungan bumi
dari radiasi sinar ultraviolet akan berkurang.
Suspensi partikel: debu tanah, dioksin, logam, asam sulfat, dan
lain-lain
Substansi radioaktif: radon-222, iodin-131. strontium-90,
plutonium-239, dan lain-lain
Suara: kendaraan bermotor, mesin industri, pesawat, dan lain-lain
Dampak dari pencemaran udara sendiri adalah Hujan asam, Perubahan cuaca
yang ekstrim Penipisan ozon, Peningkatan kasus kerusakan mata hingga Kanker
kulit. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengatasi pencemaran udara ini,
dimana udara merupakan kebutuhan dasar manusia. Sebagai bentuk kontribusi
karya ilmiah dalam menemukan solusi yang tepat, buku Limbah Kimia dalam
Pencemaran Udara & Air dapat kamu pelajari lebih lanjut.
2. Pencemaran Tanah
6
(secara alami sulit diuraikan). Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya
insektisida. Sumber lainnya:
Bahan logam: mangan (Mn), besi (Fe), aluminium (Al), timbal (Pb),
merkuri (Hg), seng (Zn). asenik (As), dan lain – lain
Bahan kimia organik: pestisida (insektisida, herbisida, dan fungisida),
deterjen, dan sabun
Bahan pupuk anorganik: urea, TSP, ammonium sulfat, dan KCL
Zat radioaktif
3. Pencemaran Air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut:
Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik,
misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan
CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun. Bila terjadi pencemaran di air, maka
terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar
ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar. Sumber
lainnya yaitu:
7
Dampaknya: Media penyebaran penyakit, Peningkatan alga dan eceng
gondok, Menurunkan kadar oksigen dalam air hingga mengganggu organisme
di perairan, Mengganggu pernapasan karena bau yang menyengat.
Sementara, sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang biasa
dijadikan pupuk kompos. Jenis sampah ini berlawanan dengan sampah
8
anorganik karena sangat mudah membusuk. Beberapa contoh jenis sampah
organik antara lain sisa makanan, sayuran, daun-daun, dan lain sebagainya.
9
menjaga dan melestarikan lingkungan. Dengan begitu, hal tersebut akan
membawa manfaat yang berkelanjutan.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran lingkungan hidup adalah masalah besar yang mempengaruhi
kualitas kehidupan semua makhluk hidup, termasuk manusia, menurut
kesimpulan. Kegiatan manusia dan industri yang tidak memperhatikan lingkungan
hidup dapat menyebabkan pencemaran lingkungan hidup. Ada beberapa cara
untuk mengatasi pencemaran lingkungan hidup, seperti:
B. Saran
Penulis berharap setelah membaca karya ilmiah ini, agar para pembaca
membuat keputusan-keputusan yang mengedepankan aspek lingkungan dan selalu
menggunakan aspek lingkungan sebagai acuan penetapan keputusan itu
11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Syamsul. 2012. Hukum Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
di Indonesia. Jakarta: PT. Sofmedia.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: UI Press.
Daud, Anwar. 2011. Analisis Kualitas Lingkungan. Yogyakarta: Ombak.
Dharmanty, Demes. 2014. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.
Bandung: Yrama Widya.
Kemp, David. The Environment Dictionary.
Santos, Miguel Angel. The Environmental Crisis.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
12